Anda di halaman 1dari 10

1. Berdasarkan Undang-Undang, penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara.

Sedangkan Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambahan
nilai kekayaan bersih.
Pendapatan negara di Indonesia dirancang dan dikelola dalam rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN).
APBN inilah yang berfungsi untuk mengalokasikan penerimaan negara yang merupakan
pendapatan negara dan digunakan untuk menjalankan program dan kegiatan yang berhubungan
dengan negara.
Menurut Pasal 11 Ayat (3) UU No.17 Tahun 2003, sumber pendapatan negara terdiri dari pajak,
Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan hibah.

1. Pajak sebagai Sumber Penerimaan Utama Negara


Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling umum diketahui oleh
masyarakat secara luas.
Pajak adalah suatu pungutan yang dikenakan pada suatu objek entah itu barang, jasa, atau aset
tertentu yang memiliki nilai manfaat dan menjadi kontribusi wajib bagi warga negara yang telah
memenuhi kriteria sebagai Wajib Pajak.
Pungutan pajak bersifat memaksa. Artinya jika seorang Wajib Pajak tidak membayar pajak maka
orang tersebut akan terkena sanksi.
Pajak bersifat memaksa karena pajak merupakan sumber penerimaan utama negara. Selain itu
pajak juga bersifat berkeadilan yang artinya pungutan pajak didasari kondisi dan situasi Wajib
Pajak.
Di Indonesia, terdapat dua pihak yang berwenang untuk melakukan pungutan pajak yaitu pajak
pusat dan pajak daerah..
Pajak pusat adalah jenis pajak yang dipungut dan dikelola oleh pemerintah pusat melalui
Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Sementara pajak daerah adalah pungutan atau pengelolaan pajak yang dilakukan oleh pemerintah
daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah atau institusi terkait.
Adapun pajak pusat terdiri dari jenis-jenis pajak sebagai berikut:
Jenis Pajak Pusat Keterangan

Diatur dalam UU No.36 Tahun 2008 yang merupakan pajak yang


Pajak Penghasilan (PPh) dibebankan kepada orang pribadi maupun badan atas penghasilan yang
diterima dalam satu tahun pajak.

Diatur dalam UU No.42 Tahun 2009 sebagai pajak yang dibebankan


Pajak Pertambahan Nilai
pada barang atau jasa kena pajak yang diberlakukan bagi Pengusaha
(PPN)
Kena Pajak di suatu daerah pabean.

Pajak Penjualan atas Diatur dalam UU No.42 Tahun 2009 sebagai pajak yang diberlakukan
Barang Mewah (PPnBM) atas barang konsumsi tertentu selain kebutuhan pokok.

Pajak yang berlaku atas keberadaan suatu dokumen yang bersifat


Bea Materai
perdata

Pajak Bumi dan Pajak yang berlaku atas kepemilikan atau pemanfaatan suatu tanah
Bangunan (PBB) dan/atau bangunan.

Pajak Perdagangan Pajak yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berupa bea
Internasional masuk/keluar dan cukai untuk barang-barang tertentu.

Dan untuk pajak daerah diatur dalam Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.
Pajak daerah sendiri terbagi lagi ke dalam dua jenis yaitu pajak daerah tingkat provinsi dan pajak
daerah tingkat kabupaten/kota.
Pajak daerah tingkat provinsi terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Balik Nama
Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak
Rokok.
Sedangkan pada tingkat kabupaten/kota terdiri dari pajak reklame, hotel, restoran, hiburan,
penerangan jalan, mineral bukan logam, parkir, air tanah, sarang burung walet, PBB perdesaan
dan kota, dan Pajak atas Hak Guna Bangunan.

Sebelum Pandemi, penerimaan perpajakan periode 2017–2019 tumbuh rata-rata sebesar 7,3
persen per tahun yang dipengaruhi terutama aktivitas ekonomi domestik dan kinerja perdagangan
internasional. Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 yang menyebabkan
kontraksi baik di sisi perekonomian global maupun domestik berpengaruh pada menurunnya
penerimaan perpajakan, khususnya penerimaan yang berkaitan dengan dunia usaha dan aktivitas
perdagangan internasional. Di samping itu, pemerintah juga memberikan insentif kepada dunia
usaha dalam merespon dampak Covid-19 dan akselerasi pemulihan sosial ekonomi. Pada tahun
2021, kerja keras pemerintah berdampak pada kinerja ekonomi yang berangsur pulih yang juga
tecermin pada tren peningkatan perpajakan. Tren peningkatan perpajakan tersebut diharapkan
akan berlanjut pada tahun 2022 sehingga penerimaan perpajakan tahun 2022 ditargetkan sebesar
Rp1.510.001,2 miliar. Target perpajakan tersebut terdiri dari (a) penerimaan pajak
Rp1.265.000,0 miliar dipengaruhi terutama oleh pulihnya dunia usaha dan reformasi perpajakan;
(b) penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp245.001,2 miliar yang dipengaruhi antara lain
penyesuaian tarif cukai serta potensi perluasan basis cukai.

Berdasarkan Informasi dari Pendapatan Negara tahun 2022 di buku Informasi APBN 2022
Pajak yang diterima oleh Negara Indonesia adalah :
Pajak penghasilan sebesar Rp. 680,9 T
PPnBM/PPN sebesar Rp. 554,4 T
Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp. 12,4 T
Dan Pajak lainnya sebesar Rp. 11,4 T

2. Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)


Seperti namanya, pendapatan ini merupakan pendapatan yang berasal dari pendapatan non pajak.
Jenis-jenis Pendapatan Negara Bukan Pajak disebutkan dalam UU No.9 Tahun 2018 tentang
Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Menurut Undang-Undang, Pendapatan penerimaan negara bukan pajak terdiri dari :
 Pemanfaatan Sumber Daya Alam seperti pemanfaatan bumi, air, udara, ruang angkasa,
dan kekayaan alam yang terkandung dan dikuasai oleh negara. Contoh minyak dan gas.
 Pelayanan, yaitu segala bentuk penyediaan barang, jasa, atau pelayanan administratif
yang menjadi tanggung jawab pemerintah baik untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan. Contoh Kereta Api, pendidikan,
kesehatan, dan hak cipta.
 Pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan, yaitu pengelolaan atas kekayaan negara yang
berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang dijadikan penyertaan modal
negara atau perolehan lainnya yang sah. Misal, dividen BUMN atau obligasi.
 Pengelolaan Barang Milik Negara, yaitu kegiatan penggunaan, pemanfaatan, dan
pemindahtanganan semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran
pendapatan dan belanja negara atau berasal dari perolehan lain yang sah.
 Pengelolaan Dana, merupakan pengelolaan atas dana pemerintah yang berasal dari
anggaran pendapatan dan belanja negara atau perolehan lain yang sah untuk tujuan
tertentu. Misal sisa anggaran pembangunan.
 Hak Negara lainnya, yaitu hak negara selain sumber penerimaan negara yang disebutkan
sebelumnya yang diatur dalam perundang-undangan. Misalnya barang sitaan yang
dilelang atau denda dari pelanggaran masyarakat.
PNBP mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dengan rata-rata sebesar 16,7 persen pada
periode 2017-2019. Pertumbuhan ini sejalan dengan fluktuasi harga komoditas dan optimalisasi
penyelenggaraan layanan K/L, serta pendapatan yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan. Pandemi Covid-19 pada tahun 2020 menyebabkan perlambatan aktivitas sosial dan
ekonomi yang berdampak pada menurunnya pertumbuhan PNBP sebesar 15,9 persen. Pada
tahun 2021, kinerja PNBP mengalami perbaikan seiring dengan membaiknya kondisi
perekonomian global dan domestik. PNBP tahun 2021 mengalami pertumbuhan positif antara
lain didukung oleh peningkatan tren harga komoditas terutama harga minyak bumi, batu bara dan
kelapa sawit, serta peningkatan dari PNBP lainnya berupa penerimaan yang bersifat insidentil.
Kinerja positif perekonomian tersebut diharapkan akan terus berlanjut di tahun 2022, sehingga
pada tahun 2022 PNBP ditargetkan mencapai Rp335.555,6 miliar didukung oleh upaya
optimalisasi penerimaan SDA, perbaikan kinerja BUMN, serta peningkatan layanan K/L dan
BLU.
Berdasarkan Informasi dari Pendapatan Negara tahun 2022 di buku Informasi APBN 2022
Penerimaan Negara bukan pajak yang di terima oleh Negara Indonesia adalah :
Pendapatan KND sebesar Rp. 37,0 T
Pendapatan SDA Migas sebesar Rp, 85,9 T
Pendapatan SDA Nonmigas sebesar Rp. 36,0 T
Pendapatan BLU sebesar Rp. 78,8 T
Dan Pendapatan PNBP lainnya sebesar Rp. 97,8 T

3. Hibah
Dalam Undang-Undang PNBP, hibah dianggap sebagai penerimaan di luar PNBP. Sehingga
meski merupakan penghasilan non pajak, hibah memiliki klasifikasi dan aturan sendiri.
Hibah sendiri diatur dalam PP No.10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar
Negeri dan Penerimaan Hibah.
Hibah atau Hibah pemerintah adalah setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang
dirupiahkan, rupiah, barang, jasa, dan/atau surat berharga yang diperoleh dari Pemberi Hibah
yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Jenis-jenis hibah yaitu.
 Hibah Terencana, yaitu mekanisme hibah melalui Daftar Rencana Kegiatan Hibah
(DRKH).
 Hibah langsung, yaitu mekanisme hibah tanpa melalui perencanaan.
 Hibah melalui KPPN, yaitu hibah yang penarikannya dilakukan di Bendahara Umum
Negara atau Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
 Hibah dalam negeri, yaitu hibah yang berasal dari lembaga keuangan maupun non-
keuangan dalam negeri, perusahaan atau orang asing yang melakukan kegiatan atau
berdomisili di Indonesia.
 Hibah luar negeri, yaitu hibah yang berasal dari negara asing, lembaga internasional,
lembaga keuangan asing, atau lembaga lainnya serta perusahaan atau orang Indonesia
yang berdomisili dan melakukan kegiatan di luar negeri.
 Hibah daerah, yaitu hibah yang merupakan pengalihan atau pelimpahan hak atas sesuatu
dari pemerintah atau pihak lain kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya yang secara
spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan dilakukan melalui perjanjian.
Salah satu bentuk penerimaan hibah adalah adanya Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri hingga
banyaknya jumlah pariwisata di Indonesia. Hibah biasanya bertujuan untuk mendukung program
pembangunan nasional atau lebih spesifik lagi apabila suatu keadaan negara dalam keadaan
genting atau membutuhkan misalnya bencana atau pandemi.
Berdasarkan Informasi dari Pendapatan Negara tahun 2022 di buku Informasi APBN 2022
Jumlah Pendapatan yang di terima Negara Indonesia adalah :
PNBP sebesar Rp. 335,6 T.
Pajak sebesar Rp. 1.256,0 T.
Kepabeaan dan cukai sebesar Rp. 245,0 T.
Hibah sebesar Rp. 0,5 T

2. Belanja Pemerintah Pusat dalam tahun 2020-2021 meningkat dalam rangka penanganan pandemi
Covid-19. Namun pada tahun 2022, dilakukan langkah efisiensi dalam rangka mendukung
konsolidasi fiskal dengan tetap antisipatif dalam menghadapi ketidakpastian dan mendukung
berbagai agenda reformasi. Alokasi Tahun 2022 termasuk dukungan antisipasi lanjutan
penanganan dampak pandemi Covid-19.
Sebagai salah satu gambaran pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan serta dukungan
Pemerintah dalam prioritas pembangunan, anggaran belanja pemerintah pusat juga
diklasifikasikan menurut fungsi. Fungsi-fungsi tersebut terdiri atas:
 fungsi kesehatan
 fungsi perlindungan sosial.
 fungsi pelayanan umum
 fungsi ketertiban dan keamanan
 fungsi pendidikan
 fungsi perumahan dan fasilitas umum
 fungsi pertahanan
 fungsi ekonomi
 fungsi lingkungan hidup
 fungsi pariwisata dan ekonomi kreatif
 fungsi agama

1) Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Pemerintah secara konsisten mengalokasikan anggaran
kesehatan sekurang-kurangnya 5 persen dari APBN dalam rangka menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan kualitas SDM. Sejak tahun 2017-2020, alokasi anggaran kesehatan tumbuh rata-rata
23,2 persen per tahun, yang tentunya juga diiringi oleh perbaikan output di bidang
kesehatan. Peningkatan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh pelaksanaan kebijakan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam rangka mewujudkan cakupan kesehatan semesta.
Anggaran Kesehatan dalam APBN tahun 2022 utamanya dialokasikan melalui Belanja
Pemerintah Pusat (Kementerian Kesehatan, BPOM, BKKBN, Kemenhan, dan Polri, serta
Belanja Non K/L) dan melalui TKDD
2) Program perlindungan sosial bertujuan untuk menciptakan efek pendapatan yang
memungkinkan kelompok berpenghasilan rendah untuk dapat meningkatkan konsumsi dan
kesejahteraan mereka. Pada masa pandemi, alokasi anggaran perlindungan sosial diberikan
dalam rangka membantu kelompok masyarakat berpendapatan menengah ke bawah yang
terdampak pandemi. Di tahun 2020, melalui program pemulihan ekonomi nasional,
Pemerintah mengambil kebijakan countercyclical melalui strategi pemberian stimulus fiskal
bidang perlindungan sosial yang menjadi bantalan kepada rumah tangga dan individu yang
terdampak agar tidak jatuh miskin atau semakin masuk ke dalam kemiskinan. Pada tahun
2022, Pemerintah akan terus melanjutkan reformasi program perlindungan sosial secara
bertahap dan terukur. Hal ini akan ditempuh melalui upaya sinergi, integrasi, transformasi,
dan perluasan program perlinsos yang sudah ada, serta pengembangan program perlinsos
lainnya. Disamping itu, untuk mendukung upaya tersebut Pemerintah akan terus
melanjutkan penyempurnaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
3) Reformasi pendidikan untuk mewujudkan SDM Indonesia yang unggul juga masih akan
terus diupayakan melalui pendekatan yang bersifat holistik dan tidak hanya berfokus pada
kemampuan literasi dan numerasi, tetapi juga pada pendidikan karakter, langkah ini secara
riil telah dilaksanakan pada tahun 2021. Langkah tersebut sebagai upaya dalam mengatasi
beberapa tantangan yang dihadapi pada bidang Pendidikan, yaitu antara lain: (i) belum
optimalnya indikator Human Capital Index (HCI); (ii) rendahnya rata-rata lama sekolah; (iii)
masih belum meningkatnya skor PISA secara signifikan; (iv) ketimpangan akses Pendidikan
terutama Pendidikan menengah ke atas; (v) belum meratanya ketersediaan sarpras; (vi)
tingkat partisipasi PAUD yang masih harus ditingkatkan; dan (vii) mismatch Pendidikan
vokasi dengan kebutuhan industri. Berbagai upaya yang akan dilanjutkan pada tahun 2022
antara lain meliputi peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru, pemerataan kualitas
sarana dan prasarana pendidikan, serta penguatan pendidikan karakter bangsa yang
berlandaskan pada Pancasila. Anggaran Pendidikan dialokasikan melalui Belanja
Pemerintah Pusat, TKDD, dan Pembiayaan Anggaran.
4) Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu kunci untuk menggerakkan kembali
aktivitas ekonomi yang lesu akibat dampak pandemi Covid-19. Dalam jangka pendek,
pembangunan infrastruktur menjadi motor penggerak ekonomi dari sisi permintaan melalui
penciptaan lapangan kerja dan peningkatan konsumsi. Dalam jangka panjang, pembangunan
infrastruktur berkontribusi di sisi penawaran melalui peningkatan kapasitas produksi,
perbaikan arus barang dan jasa sehingga tercipta efisiensi ekonomi. Dalam beberapa tahun
terakhir Pemerintah giat mendorong pendanaan infrastruktur dengan memberdayakan peran
swasta dan BUMN melalui creative financing dengan beberapa skema KPBU. Kebijakan
pembangunan infrastruktur di tahun 2022 diarahkan untuk mendukung pengembangan
ekonomi dan pelayanan dasar kepada masyarakat. Arah kebijakan tersebut dilakukan
melalui penyediaan kebutuhan dasar manusia secara layak, peningkatan produktivitas
masyarakat dan dunia usaha melalui peningkatan konektivitas dan mobilitas, serta
pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi antara lain Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), energi, pangan, dan konektivitas.
5) Pembangunan di bidang ketahanan pangan diarahkan untuk peningkatan keterjangkauan dan
ketercukupan pangan, peningkatan produktivitas dan pendapatan petani serta nelayan, dan
peningkatan diversifikasi pangan dan kualitas gizi. Salah satu program strategisnya, yakni
Program Kawasan Sentra Produksi Pangan dengan menggunakan pendekatan pasar dan
rantai nilai, serta pelibatan berbagai stakeholder terkait. Ketahanan pangan merupakan salah
satu sektor pembangunan yang menjadi perhatian Pemerintah setiap tahunnya, termasuk
melalui dukungan anggaran dalam APBN. Anggaran ketahanan pangan dimanfaatkan untuk
peningkatan produktivitas komoditas pangan utama, baik pertanian maupun perikanan, serta
melalui dukungan penyediaan bantuan sarpras, benih, pupuk, pengairan/irigasi,
pendampingan, dan stabilisasi harga. Arah kebijakan pembangunan bidang ketahanan
pangan tahun 2022 meliputi antara lain: 1) peningkatan keterjangkauan dan kecukupan
pangan yang beragam, berkualitas, bergizi, dan aman; 2) peningkatan produktivitas dan
pendapatan petani dan nelayan melalui penguatan kapasitas petani dan nelayan, penguatan
akses terhadap input produksi, penyediaan sarpras pertanian dan perikanan, serta mendorong
mekanisasi dan penggunaan teknologi; 3) peningkatan diversifikasi pangan dan kualitas gizi;
4) perbaikan iklim usaha dan daya saing; 5) penguatan sistem pangan berkelanjutan.
6) Sektor pariwisata ditargetkan dapat memberikan kontribusi dan peran strategis melalui
transformasi pembangunan ekonomi nasional dalam kurun waktu lima tahun sebagaimana
tercantum dalam RPJMN 2020-2024. Transformasi pembangunan ekonomi tersebut
difokuskan pada peningkatan nilai devisa pariwisata dan nilai tambah ekonomi kreatif
nasional. Namun demikian, pada awal tahun 2020 sektor pariwisata mengalami hantaman
yang sangat keras akibat pandemi Covid-19. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan laju
penyebaran virus Covid-19 termasuk pembatasan aktivitas masyarakat. Untuk menghadapi
kondisi tersebut, Pemerintah berupaya untuk merumuskan strategi serta terobosan dalam
menangani dampak pandemi Covid-19 pada sektor pariwisata melalui berbagai program,
antara lain reaktivasi industri perhotelan dan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and
Environment Sustainability (CHSE) usaha dan destinasi pariwisata. Pemulihan dan
pembangunan sektor pariwisata pada tahun 2022 akan dilaksanakan antara lain melalui: (1)
pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif; (2) percepatan pembangunan lima Destinasi
Pariwisata Super Prioritas (DPSP); (3) peningkatan kualitas SDM Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif; dan (4) pemulihan pasar pariwisata dan Rebranding Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
menuju pasar pariwisata yang tangguh (resilient) dan berkelanjutan (sustainable).
7) Tuntutan percepatan pencapaian target pembangunan nasional, khususnya pada bidang-
bidang prioritas dan strategis sudah menjadi keharusan agar tujuan pembangunan nasional
yaitu Indonesia maju, serta terlepas dari middle income trap di tengah ketidakpastian
perekonomian global dapat tercapai. Untuk mencapai hal tersebut, dengan merujuk pada UU
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Perpres Nomor 39 Tahun 2019 tentang
Satu Data Indonesia, Pemerintah perlu mengintegrasikan perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan pengendalian pembangunan dari seluruh K/L dan Pemerintah Daerah. Hal ini
perlu didukung dengan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan,
mudah diakses, dan dibagipakaikan. Data tersebut perlu dikelola secara saksama,
terintegrasi, dan berkelanjutan, dalam bentuk satu data Indonesia, yang didahului dengan
optimalisasi pemanfataan dan dukungan pengembangan TIK. Optimalisasi TIK perlu
dukungan dari sisi kebijakan infrastruktur dan transformasi digital yang ditempuh dengan
berbagai strategi, antara lain dengan membangun dan mengembangkan infrastruktur TIK
untuk pemerataan akses dan konektivitas broadband di seluruh wilayah Indonesia,
mendorong transformasi digital pada sektor ekonomi dan pemerintahan, serta membangun
Pusat Data Nasional dan implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Jenis belanja berdasarkan klasifikasi organisasi


PEMBIAYAAN INVESTASI KEPADA ORGANISASI/LKI/BADAN USAHA INTERNASIONAL, 2021-2022
(miliar Rupiah)
Outlook RAPBN
Uraian 2021 2022
1. Islamic development bank 79,7 82,8
2. International Fund for Agricultural Development 57,8 43,1
3. International Development Association 169,0 208,7
4. International Bank for Reconstruction and Development 239,0 237,3
5. Credit Guarantee and Investment Facility 43,4 43,1
6. International Finance Corporation 329,2 327,0
Jumlah 918,0 942,0

Sumber referensi :
BMP ADPU4333 Administrasi Keuangan
https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/uu-apbn-dan-nota-keuangan/uu-apbn-dan-nota-
keuangan-2022/
https://www.rusdionoconsulting.com/sumber-penerimaan-negara/
https://www.kemenkeu.go.id/media/18313/buku-ii-nota-keuangan-beserta-rapbn-ta-2022.pdf
https://www.kemenkeu.go.id/media/18902/informasi-apbn-2022.pdf

Anda mungkin juga menyukai