Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN Indonesia sebagai Negara berdaulat memiliki hak untuk membuat ketentuan tentang perpajakan.

Fungsi dari pajak yang ditarik oleh pemerintah ini utamanya adalah untuk membiayai kegiatan pemerintahan dalam rangka menyediakan barang dan jasa publik yang diperlukan oleh seluruh rakyat Indonesia. Di samping itu, pajak juga berfungsi untuk mengatur perilaku warga Negara untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Salah satu jenis pajak yang berlaku di Indonesia dan memiliki peranan penting dalam penerimaan negara adalah Pajak Penghasilan (PPh yang pertama kali diberlakukan pada tahun !"#$ berdasarkan %ndang&undang Nomor ' (ahun !"#). Pajak Penghasilan adalah pajak subjektif di mana jenis pajak ini bisa dikenakan apabila syarat subjektif dan objektif terpenuhi bagi orang atau badan. Pada umumnya hampir semua orang atau badan di Indonesia akan memenihi syarat subjektif dan jika orang atau badan ini memperoleh penghasilan maka syarat objektif juga terpenuhi. (ransaksi pihak&pihak dalam hubungan istimewa dewasa ini mendapat perhatian yang sangat serius baik dari dalam kalangan dunia bisnis maupun dari pihak otoritas perpajakan. Pada dasarnya transaksi antar pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah suatu kesepakatan atau pengaturan bisnis yang dilakukan oleh pihak&pihak yang saling tidak bebas satu dengan lainnya untuk tujuan tertentu. %nsur kesepakatan dalam menentukan harga transaksi adalah hal yang paling menjadi perhatian, karena kesepakatan dalam penentuan harga dapat membawa dampak keuntungan maupun kerugian bagi pihak&pihak terkait (stake holder . Stake holder yang perlu mendapat informasi yang transparan dari transaksi di atas antara lain, in*estor, kreditor, pemegang saham (share holder . +ika menyangkut kewajiban perpajakan, keterbukaan juga diperlukan untuk otoritas perpajakan, dan dalam hal perusahaan adalah suatu perusahaan terbuka (go publi, , keterbukaan juga diperlukan bagi masyarakat luas. Dengan keterbukaan atas transaksi ini maka pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Stake -older akan didasarkan pada informasi yang benar. Demikian juga bagi

.apita Selekta Perpajakan !

otoritas perpajakan, adanya keterbukaan dalam pengungkapan transaksi pihak&pihak dalam pengaruh hubungan istimewa, dapat menjadi dasar penetapan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB II PAJAK A. PAJAK Pajak adalah iuran pembayaran wajib yang di bayarkan oleh wajib pajak kepada negara berdasarkan umum, undang&undang dalam rangka dengan tidak mendapat balas jasa se,ara langsung dari negara dan digunakan untuk membayar pengeluaran meningkatkan kesejahteraan umum. Lima unsur pokok dalam defenisi pajak

Iuran / pungutan Pajak dipungut berdasarkan undang&undang Pajak dapat dipaksakan (idak menerima kontra prestasi %ntuk membiayai pengeluaran umun pemerintah

FUNG I PAJAK !. Fungsi budgetair, yang disebut pula sebagai fungsi penerimaan dan sumber utama kas negara. Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran& pengeluaran pemerintah. 0ontoh 1 Dimasukkannya pajak dalam 2P3N sebagai penerimaan dalam negeri. 4. Fungsi reguler, yang disebut pula sebagai fungsi mengatur / alat pengatur kegiatan ekonomi. Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang so,ial dan ekonomi. Sebagai ,ontoh yaitu dikenakannya pajak yang tinggi terhadap minuman keras, sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan, demikian pula terhadap barang mewah. ). Fungsi alokasi, yang disebut pula sebagai sumber pembiayaan pembangunan. .as negara yang telah terisi dan bersumber dari pajak yang telah terhimpun, harus dialokasikan untuk pembiayaan pembangunan dalam segala bidang.

.apita Selekta Perpajakan 4

$. Fungsi distribusi, yang disebut pula sebagai alat pemerataan pendapatan. 5ajib pajak harus membayar pajak, pajak tersebut digunakan sebagai biaya pembangunan dalam segala bidang. Pemakaian pajak untuk biaya pembangunan tersebut, harus merata ke seluruh pelosok JENI PAJAK tanah air agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmatinya bersama. +enis pajak menurut sifatnya 1 a. Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan. 0ontoh 1 Pajak penghasilan. b. Pajak tak langsung adalah Jenis dan fungsi pajak Pembagian pajak menurut sifatnya dimaksudkan pembedaan dan pembagiannya berdasarkan ,iri&,iri prinsip 1 ,. pajak subyektif adalah pajak yang berdasarkan pada subyeknya yang selanjutnya di,ari syarat obyektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. 0ontoh 1 PPh. d. Pajak obyektif adalah pajak yang berdasarkan pada obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. 0ontoh 1 PPN dan PPn36. is!em Pene!apan "arif Pajak. 3esar pajak yang bdipungut dari wajib pajak tergantung dari sistem tarif yang dianut oleh suatu negara. tarif pajak ada yang berupa presentase tertentu / jumlah tertentu. 6a,am&ma,am tarif pajak yaitu 1 a. (arif Progresif Sistem tarif progresif adalah ,ara penetapan besarnya tarif pajak yang semakin meningkat berdasarkan peningkatan pendapatan, semakin tinggi pendapatan semakin tinggi juga pajak yang terutang. 0ontohnya, pada pajak penghasilan yang mengenakan ketentuan tarif seperti di bawah ini/ pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain. 0ontoh 1 Pajak pertambahan nilai.

.apita Selekta Perpajakan )

(! %ntuk penghasilan kena pajak (P.P sampai dengan 47 juta pertahun dikenakan tarif pajak sebesar 7 8. (4 P.P sebesar 47 juta sampai dengan 79 juta dikenakan tarif !98. () P.P sebesar 79 juta sampai dengan !99 juta dikenakan tarif !78. ($ P.P sebesar !99 juta sampai dengan 499 juta dikenakan tarif 478 (7 P.P diatas 499 juta dikenakan tarif )78. b. (arif (etap (arif (etap 2rtinya besarnya tarif pajak ditetapkan dalam nilai rupiah tertentu dan tidak berubah&ubah berapapun besarnya pendapatan. 0ontohnya, bea materai untuk dokumen&dokumen yang mengandung nilai berapa pun yang lebih tinggi dari :p. !.999.999,99 dikenakan biaya materai sebesar :p. ;.999,99. ,. (arif Proporsional (arif Proporsional artinya tarif pajak yang dikenakan kepada wajib pajak menurut presentase tetap dari semua penghasilan semakin besar pendapatan, semakin besar pula pajaknya. (arif proporsional di terapkan pada PPN (Pajak Pertambahan Nilai yang mengenakan tarif !98 dari berapa pun nilai pembelian yang kita lakukan. d. (arif Degresif (arif Degresif artinya penetapan tarif pajak dengan presentase pajak yang semakin rendah apabila obyek yang dikenakan pajak semakin besar nilainya. B. PAJAK PENGHA ILAN #PP$% Pajak Penghasilan (PPh adalah pajak yang dikenakan terhadap atas subjek pajak (orang pribadi, badan, 3entuk %saha (etap (3%( Pen&$asilan Kena Pajak Penghasilan .ena Pajak adalah selisih yang didapat dari penghasilan yang merupakan objek pajak penghasilan dikurangi dengan

penghasilan yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak.

.apita Selekta Perpajakan $

biaya yang diperkenankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak dan ditambah dengan penghasilan lainnya yang merupakan objek pajak. u'(ek pajak 6enurut %ndang&%ndang Nomor ); (ahun 499#, subyek pajak penghasilan adalah sebagai berikut1 !. Subyek pajak pribadi yaitu orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari !#) (seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu !4 (dua belas bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. 4. Subyek pajak harta warisan belum dibagi yaitu warisan dari seseorang ). Subyek yang sudah meninggal yang dan belum dibagi tetapi menghasilkan pendapatan, maka pendapatan itu dikenakan pajak. pajak di badan badan didirikan unit atau bertempat dari badan kedudukan Indonesia, ke,uali tertentu ketentuan

pemerintah yang memenuhi kriteria1 pembentukannya berdasarkan peraturan perundang&undangan< pembiayaannya bersumber dari 2nggaran Pendapatan dan 3elanja Negara atau 2nggaran Pendapatan dan 3elanja Daerah< penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah< dan pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara< dan $. 3entuk usaha tetap yaitu bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di indonesia tidak lebih dari !#) hari dalam jangka waktu dua belas bulan, atau badan yang tidak didirikan dan berkedudukan di Indonesia, yang melakukan kegiatan di Indonesia. Bukan su'(ek pajak %ndang&%ndang Nomor !' (ahun 499 menjelaskan tentang apa yang tidak termasuk obyek pajak sebagai berikut1 !. 3adan perwakilan negara asing.

.apita Selekta Perpajakan 7

4. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat & pejabat lain dari negara asing dan orang & orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka dengan syarat bukan warga negara indonesia dan negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik. ). =rganisasi internasional yang ditetapkan oleh keputusan menteri keuangan dengan syarat Indonesia ikut dalam organisasi tersebut dan organisasi tersebut tidak melakukan kegiatan usaha di Indonesia. 0ontoh1 5(=, F2=, %NI0>F. $. Pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh keputusan menteri keuangan dengan syarat bukan warga negara indonesia dan tidak memperoleh penghasilan dari Indonesia. )'(ek pajak =bjek pajak penghasilan yaitu se!iap !am'a$an kemampuan ekonomis (an& di!erima a!au diperole$ *aji' pajak+ 'aik (an& 'erasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia+ (an& dapa! dipakai un!uk konsumsi a!au un!uk menam'a$ keka(aan *aji' pajak (an& 'ersan&ku!an+ den&an nama dan dalam 'en!uk apapun. %ndang&undang Pajak Penghasilan Indonesia menganut prinsip pemajakan atas penghasilan dalam pengertian yang luas, yaitu bahwa pajak dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak darimanapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak tersebut. Pengertian penghasilan dalam %ndang&undang PPh tidak memperhatikan adanya penghasilan dari sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan ekonomis. (ambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh 5ajib Pajak merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan 5ajib Pajak tersebut untuk ikut bersama& sama memikul biaya yang diperlukan pemerintah untuk kegiatan rutin dan pembangunan. Dilihat dari penggunaannya, penghasilan dapat dipakai untuk konsumsi dan dapat pula ditabung untuk menambah kekayaan 5ajib Pajak. .arena %ndang&undang PPh menganut pengertian penghasilan yang luas maka semua jenis penghasilan yang diterima atau diperoleh

.apita Selekta Perpajakan ;

dalam suatu tahun pajak digabungkan untuk mendapatkan dasar pengenaan pajak. Dengan demikian, apabila dalam satu (ahun Pajak suatu usaha atau kegiatan menderita kerugian, maka kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan lainnya (.ompensasi -orisontal , ke,uali kerugian yang diderita di luar negeri. Namun demikian, apabila suatu jenis penghasilan dikenakan pajak dengan tarif yang bersifat final atau dike,ualikan dari =bjek Pajak, maka penghasilan tersebut tidak boleh digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenakan tarif umum.

BAB III PE,LAKUAN PAJAK "E,KAI" PA AL -. a(a! #/%+ #/a%+ #/'%+ #/0%+ UU PPH #HUBUNGAN I "I1E2A% A. Pasal -. Undan& 3 Undan& PP$ A(a! #/% Direktur +enderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan .ena Pajak bagi 5ajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan 5ajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kela?iman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa. A(a! #/a% Direktur +enderal Pajak berwenang melakukan perjanjian dengan 5ajib Pajak dan bekerja sama dengan pihak otoritas pajak negara lain untuk menentukan harga transaksi antar pihak&pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat ($ , yang berlaku selama suatu periode tertentu dan mengawasi pelaksanaannya serta melakukan renegosiasi setelah periode tertentu tersebut berakhir. A(a! #/'% 5ajib Pajak yang melakukan pembelian saham atau akti*a perusahaan melalui pihak lain atau badan yang dibentuk untuk maksud

.apita Selekta Perpajakan '

demikian (Spe,ial Purpose 0ompany , dapat ditetapkan sebagai pihak yang sebenarnya melakukan pembelian tersebut sepanjang 5ajib Pajak yang bersangkutan mempunyai hubungan istimewa dengan pihak lain atau badan tersebut dan terdapat ketidakwajaran penetapan harga. A(a! #/0% Penjualan atau pengalihan saham perusahaan antara (,onduit ,ompany atau Spe,ial Purpose 0ompany yang didirikan atau bertempat kedudukan di negara yang memberikan perlindungan pajak ((a@ -a*en 0ountry yang mempunyai hubungan istimewa dengan badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau bentuk usaha tetap di Indonesia dapat ditetapkan sebagai penjualan atau pengalihan saham badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau bentuk usaha tetap di Indonesia. B. HUBUNGAN I "I1E2A Pada dasarnya, nilai transaksi ditentukan berdasarkan proses tawar menawar dan negosiasi antara masing&masing pihak untuk men,apai keuntungan maksimal. -arga yang terjadi adalah harga pasar yang wajar Namun dapat juga terjadi nilai transaksi menjadi tidak wajar jika di antara pihak&pihak yang bertransaksi terdapat hubungan istimewa . Salah satu motif terjadinya harga tidak wajar ini adalah untuk meminimalkan jumlah yang harus dibayar. -al ini biasa dilakukan dengan ,ara mematok harga di atas atau di bawah harga wajar. %ntuk mengantisipasi hal ini, %% Perpajakan memberikan wewenang kepada Direktur +enderal Pajak untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan .ena Pajak bagi wajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan wajib pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kela?iman usaha yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa sesuai pasal !# ayat () %% PPh Hu'un&an Kepemilikan 4 -ubungan istimewa karena kepemilikan terjadi apabila wajib pajak mempunyai penyertaan langsung sebesar 478 atau lebih pada wajib

.apita Selekta Perpajakan #

pajak lain, atau hubungan antara wajib pajak dengan wajib pajak dengan penyertaan 478 atau lebih pada dua wajib pajak atau lebih, demikian pula hubungan antara dua wajib pajak atau lebih yang disebut terakhir sesuai psl !# ayat ($ a. %% PPh 0ontoh 1 P(. 2 mempunyai 798 kepemilikan saham P(. 3< dan P( 3 memunyai kepemilikan 79 8 saham P( 0< P( 2 juga memilki 79 8 saham P( D< 2ntara P( 2 dan P( 3 terdapat hubungan istimewa, begitu pula P( 3 dan P( 0. P( 2 dan P( 0 mempunyai hubungan istimewa ,karena P( 2 memiliki P( 0 se,ara tidak langsung . .emudian antara P( D dengan P( 2, P( 3 dan P( 0 juga terdapat hubungan istimewa. Hu'un&an Pen&uasaan 4 -ubungan istimewa karena penguasaan terjadi jika wajib pajak menguasai wajib pajak lainnya atau dua/lebih wajib pajak berada dibawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung, sesuai pasal !# ayat ($ huruf b %% PPh 3iasanya terjadi karena hubungan manajemen atau teknologi. Hu'un&an Keluar&a 4 -ubungan istimewa karena keluarga terjadi apabila terdapat hubungan keluarga,sesuai pasal !# ayat ($ huruf , ,yaitu 1 !. keluarga sedarah garis keturunan lurus satu derajat< 4. keluarga sedarah garis keturunan kesamping satu derajat< ). keluarga semenda garis keturunnan lurus satu derajat< $. keluarga semenda garis keturunan kesamping satu derajat< Hu'un&an Is!ime*a menuru! ke!en!uan pera!uran perundan&3 undan&an pajak dia!ur dalam 4 !. Pasal !# ayat ($ %% Nomor ' tahun !"#) tentang Pajak Penghasilan sebagai telah diubah terakhir dengan %ndang&undang nomor 4# (ahun 499' sebagai berikut1 -ubungan istimewa dianggap ada apabila1

5ajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 478 (dua puluh lima persen pada 5ajib Pajak lain< hubungan antara 5ajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 478 (dua puluh lima persen pada dua 5ajib Pajak atau

.apita Selekta Perpajakan "

lebih< atau hubungan di antara dua 5ajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir<

5ajib Pajak menguasai 5ajib Pajak lainnya atau dua atau lebih 5ajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung< atau

terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajat.

4. Pasal 4 ayat (4 %% Nomor # tahun !"#$ tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas 3arang 6ewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan %ndang&undang Nomor $4 (ahun 49!9, sebagai berikut1 -ubungan istimewa dianggap ada apabila1

Pengusaha mempunyai penyertaan langsung atau tidak langsung sebesar 478 (dua puluh lima persen atau lebih pada Pengusaha lain, atau hubungan antara Pengusaha dengan penyertaan 478 (dua puluh lima persen atau lebih pada dua pengusaha atau lebih, demikian pula hubungan antara dua Pengusaha atau lebih yang disebut terakhir

Pengusaha menguasai Pengusaha lainnya atau dua atau lebih Pengusaha berada di bawah penguasaan. Penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung< atau

(erdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat dan/atau ke samping satu derajat

). Pasal " ayat (! Persetujuan Penghindaran Pajak 3erganda Indonesia dengan mitra perjanjian, antara lain sebagai berikut1 Perusahaan&perusahaan yang memiliki hubungan istimewa, apabila1 (a Suatu perusahaan dari suatu Negara Pihak pada Persetujuan turut berpartisipasi se,ara langsung maupun tidak langsung dalam manajemen, pengawasan atau modal suatu perusahaan dari Negara Pihak lainnya pada Persetujuan, atau (b (erdapat orang/badan yang sama yang turut berpartisipasi se,ara langsung maupun tidak langsung dalam manajemen, pengawasan, atau modal suatu perusahaan dari Negara Pihak pada Persetujuan dan suatu perusahaan dari Negara Pihak lainnya pada Persetujuan,

.apita Selekta Perpajakan !9

dan dalam tiap kasus di atas, terdapat kondisi&kondisi yang dibuat atau diberlakukan diantara kedua perusahaan dimaksud dalam hubungan dagang atau hubungan keuangannya yang berbeda dengan kondisi&kondisi yang dibuat oleh perusahaan&perusahaan yang mempunyai kedudukan bebas, maka atas laba yang karena kondisi& kondisi tadi, tidak diakui, dapat ditambahkan pada laba perusahaan tersebut dan dikenakan pajak.

BAB I5 ",AN FE, P,I6ING Pen&er!ian "ransfer Pri0in& (ransfer pri,ing adalah harga transfer dari barang/jasa atau akti*a tak berwujud (intangible property yang ditransfer antar perusahaan afiliasi dalam satu grup perusahaan atau antar di*isi dalam satu perusahaan. Semula transfer pri,ing digunakan untuk kepentingan penilaian tingkat kemampu&labaan masing&masing di*isi atau masing& masing perusahaan afiliasi yang terlibat dalam transaksi afiliasi. (etapi sejalan dengan makin besarnya perusahaan multinasional, perbedaan tarif pajak antar negara dan peren,anaan pajak yang makin komprehensif, maka transfer pri,ing digunakan sebagai alat untuk menggeser penghasilan kena pajak dari suatu negara ke negara yang tarif pajaknya lebih rendah, atau dari perusahaan yang berada daalam posisi laba ke perusahaan afiliasi yang masih mengalami kerugian. Pengaruh dengan adanya praktek transfer pricing ini adalah akan dapat merugikan penerimaan Negara Negara. .erugian Negara ini dalam bentuk penerimaan yang berkurang dari yang seharusnya diterima oleh

.apita Selekta Perpajakan !!

Negara melalui setoran pajak. .erugian dari penghindaran pajak ini jumlahnya ,ukup besar. -al ini mengingat perdagangan ekspor dan impor antar Negara juga besar *olumenya. 2danya transfer pricing antar Negara memang dimaksudkan untuk mengurangi adanya pajak yang tinggi di suatu Negara, sehingga keuntungan perusahaan yang merupakan grup atau memiliki hubungan istimewa ,ukup besar. (ransfer pri,ing akan berhubungan dengan pemerintahan dan dari sudut pandang bisnis bagi perusahaan. Transfer pricing mengurangi atau bahkan membebaskan pajak terhadap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan yang biasanya satu grup. 6engingat besarnya potensi kerugian Negara yang diakibatkan oleh adanya transfer pricing ini, Negara akan dirugikan se,ara terus menerus apabila tidak ada upaya untuk men,egah dan menangani praktek dari transfer pricing. (ransaksi dapat terjadi dalam satu Negara ataupun anatar Negara berupa ekspor dan impor. (ransfer Pri,ing dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu 1

in!ra 3 0ompan( !ransfer pri0in& Intra ,ompany transfer pri,ing merupakan transfer pri,ing antar di*isi dalam satu perusahaan

in!er 3 0ompan( !ransfer pri0in& Inter ,ompany transfer pri,ing merupakan transfer pri,ing antara dua perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa. .edua perusahaan tersebut dapat berada dalam satu Negara ( domesti, transfer pri,ing dan dapat juga berada di Negara yang berada (international transfer pri,ing

6enurut hasil riset dari Her Majesty Revenue Center (HMRC) , Inggris dan Internal Revenues Service (IRS), %S2, beberapa indikator dari manipulasi transfer pri,ing adalah sebagai berikut. !. SP( (ahunan PPh 3adan melaporkan rugi dalam beberapa tahun berturut&turut. 4. Peredaran usaha tinggi tapi laba yang diperoleh ke,il

.apita Selekta Perpajakan !4

). (ransaksi hubungan istimewa atau transaksi antar afiliasi yang ,ukup besar $. (ingkat kemampu&labaan buruk dibandingkan dengan perusahaan sejenis 7. :ugi yang tidak dapat dijelaskan ;. 6emiliki perusahaan afiliasi di Negara (a@ ha*en In!erna!ional Perusahaan&perusahaan "ransfer yang Pri0in&+ dapat menimbulkan berbeda dapat

permasalahan apabila digunakan untuk kepentingan penghindaran pajak. berada pada Negara mengatur harga transfer sedemikian rupa sehingga perusahaan di negara yang tarif pajaknya rendah untuk mendapatkan keuntungan yang setingginya, Sedangkan perusahaan di negara yang tarif pajak lebih tinggi mendapat keuntungan yang serendah&rendahnya. "ransfer Pri0in& ,ules %ntuk men,egah penghindaran pajak melalui transfer pri,ing ini, =>0D merekomendasikan agar negara&negara mengadopsi transfer rules1 yaitu memberikan kewenangan kepada Negara untuk mendistribusikan, membagikan atau mengalokasikan gross in,ome, pengurang penghasilan, ,redits atau allowan,es atau item lain yang mempengaruh Penghasilan .ena Pajak di antara 5P yang mempunyai hubungan istimewa untuk menentukan Penghasilan .ena Pajak yang sebenarnya dari tiap wajib pajak tersebut. "ujuan !ransfer pri0in& ,ules 2dalah untuk menempatkan 5P&5P yang mempunyai hubungan istemewa menjadi 5P yang independent sehingga harga&harga yang digunakan diantara 5P&5P tersebut dapat dipastikan kewajarannya (armAs length "ransfer Pri0in& ,ules di Indonesia 6elalui %% PPh, Indonesia telah mengadopsi transfer pi,ing rules pada pasal -.#/% UU PP$ s''4 BDirektur +enderal Pajak berwenang menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan .ena Pajak bagi 5P yang

.apita Selekta Perpajakan !)

mempunyai hubungan istimewa dengan 5P lainya sesuai kewajaran dan kela?iman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewaC. Sebagai berikut 1 Konsep "ransfer Pri0in& Se,ara uni*ersal transaksi antar 5P yang mempunyai hubungan istimewa dikenal istilah transfer pri,ing . -ubungan istimewa dimaksud dapat mengakibatkan kekurangwajaran harga. 3iaya atau imbalan lain yang direalisaikan dalam sautu transaksi usaha . (ransfer Pri,ing dapat mengakibatkan terjadinya pengalihan penghasilan atau dasar pengenaan pajak dan/atau biaya dari satu 5P ke 5P lainya, yang dapat direkayasa untuk menekan keseluruhan jumlah pajak terutang atas wajib pajak& wajib pajak yang mempunyai hubungan istemewa tersebut.. .ekurangwajaran sebagaimana tersebut diatas dapat terjadi pada 1 ! -arga penjualan 4 -arga pembelian ) 2lokasi biaya administrasi dan umum (o*erhead ,ost $ Pembebanan bunga atas pemberian pinjaman oleh pemegang saham (shareholder loan 7 Pembayaran komisi ,lisensi,frans,hise,sewa,royalti,imbalan atas jasa manajemen,imbalan atas jasa teknik dan imbalan atas jasa lainnya. ; Pembelian harta perusahaan oleh pemegang saham (pemilik atau pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang lebih rendah dari harga pasar ' Penjualan kepada pihak luar negeri melalui pihak ketiga yang kurang /tidak mempunyai substansi usaha ( misalnya dummy,ompany letter bo@ ,ompany atau rein*oi,ing ,enter . Ilus!rasi 'eriku! ini adala$ prak!ik transfer pricing. aturan pelaksanaannya, diterbitkan S>&9$/P+.'/!"")

tentang petunjuk penanganan kasus&kasus transfer pri,ing sebagai

Sebuah perusahaan otomotif P(.D memproduksi mobil dengan biaya


:p.'99 dan menjualnya ke P(.E (perusahaan afiliasi di luar negeri seharga :p.'47. P(E ini hanya du y yang berada di negara

.apita Selekta Perpajakan !$

berpajak rendah (ta! "aven country . Dari P(.E, mobil dijual ke P(.F (non&afiliasi kepada P(.F. dengan harga :p.!.999. .arena P(.E tidak memiliki usaha riil, sebenarnya yang terjadi adalah penjualan mobil dari P(.D

Profit P(.D yang dilaporkan dalam SP( adalah :p.'47&'99 atau :p.47
per mobil. Seharusnya profit P(.D adalah :p.!999&'99G:p.)99. Selisih harga jual ini merupakan bentuk (P berupa ark do#n. Negara rugi karena seharusnya pajak dikenakan atas profit sebesar :p.)99 per mobil. Di sisi lain, pemegang saham minoritas juga rugi karena penjualan perusahaan menjadi lebih rendah sehingga profit lebih ke,il. 6odel transfer pricing lainnya dengan membayar royalti ke induk usaha. 0ontoh P(.2 di Indonesia, selaku anak usaha PH: Iimited, mendapat lisensi untuk menjualan produk PH: Iimited. Selain itu PH: Iimited juga memberi lisensi ke perusahaan non afiliasi di Indonesia, yaitu P(.3. 2tas omset tahunan, P(.2 membayar royalti ke PH: Itd sebesar :p.!9 milyar. Dengan jumlah omset yang hampir sama, P(.3 hanya membayar royalti ke PH: Itd sebesar :p.4,7 milyar. 2tas perbedaan tarif royalti, perlu ada penelitian lanjut, kemungkinan pembayaran royalti P(.2 adalah pembayaran di*iden terselubung dari P(.2 ke PH: Iimited selaku pemegang saham. "ransfer Pri0in&+ "a7 A8oidan0e a!au "a7 E8asion 9 2da dua istilah penting terkait penyikapan wajib pajak terhadap ketentuan perpajakan, yaitu (a@ 2*oidan,e (penghindaran pajak dan (a@ >*asion (penggelapan/penyelundupan pajak . Penyelundupan pajak Diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh wajib pajak&apakah berhasil atau tidak&untuk mengurangi atau sama sekali menghapus utang pajak yang berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelanggaran terhadap perundang&undangan perpajakan. penghindaran pajak

.apita Selekta Perpajakan !7

6erupakan usaha yang sama, yang tidak melanggar ketentuan peraturan perundang&undangan perpajakan. Penyelundupan pajak dapat pula diartikan sebagai usaha yang tidak dapat dibenarkan berkenaan dengan kegiatan wajib pajak untuk lari atau menghindarkan diri dari pengenaan pajak, sedang penghindaran pajak berkenaan dengan pengaturan sesuatu peristiwa sedemikian rupa untuk meminimkan ada atau atau menghilangkan tidaknya beban pajak pajak dengan yang memperhatikan ditimbulkannya. Perbedaan mendasar di antara keduanya adalah bahwasannya penghindaran pajak tidak merupakan pelanggaran atas perundang& undangan perpajakan atau se,ara etik tidak dianggap salah dalam rangka usaha waiib paiak untuk mengurangi, menghindari, meminimkan atau meringankan beban pajak dengan ,ara&,ara yang dimungkinkan oleh undang&undang pajak (legal . 3erlaku sebaliknya untuk penggelapan pajak (illegal , terdapat unsur kriminal di dalamnya. Namun keduanya memiliki kesamaan sasaran yaitu untuk mengurangi beban pajak. Faktor yang mendorong wajib pajak melakukan penghindaran pajak di antaranya adalah !. 3elum sempurnanya kebijakan dan administrasi perpajakan di suatu negara dan 4. Pelaksanaan penegakan hukum (law enfor,ement tidak sama terhadap wajib pajak. ). 2danya kesempatan menyebabkan wajib pajak mempunyai keberanian untuk melakukan penghindaran pajak, ke,il perbuatannya terungkap (le*el of dete,tions , $. Sanksi pajak yang tidak berat (le*el of penalty dan 7. (erbukanya ruang negosiasi . Dari beberapa definisi di atas maka (ransfer Pri,ing akan dikategorikan sebagai (a@ 2*oidan,e jika transaksi tersebut masih mengikuti aturan perpajakan yang berlaku di suatu Negara. Namun jika korporasi multinasional tersebut melakukan praktek (ransfer Pri,ing dengan melanggar ketentuan perpajakan di suatu Negara maka termasuk sebagai (a@ >*asion atau (a@ Fraud. Di banyak negara penghindaran pajak dibedakan atas penghindaran yang akibat&akibat

.apita Selekta Perpajakan !;

pajak yang diperbolehkan (a,,eptable ta@ a*oidan,e/ta@ planning/ta@ mitigation dan yang tidak diperbolehkan (una,,eptable ta@ a*oidan,e . Penghindaran pajak dapat saja illegal apabila transaksi yang dilakukan semata&mata untuk tujuan penghindaran pajak atau tidak mempunyai tujuan bisnis yang baik (bonafide business purpose , semata&mata untuk menghindari pajak dan adanya transaksi yang direkayasa sehingga mun,ul biaya atau kerugian. -al sebaliknya berlaku untuk a,,eptable ta@ a*oidan,e. Ad8an0e Pri0in& A&reemen! Instrumen Pen,egahan (ransfer Pri,ing =>0D (ransfer Pri,ing Juidelines merin,i instrumen penyelesaian sengketa pajak internasional, yaitu !. 2d*an,e Pri,ing 2greement (2P2 , 4. ,orresponding Pro,edures (62P ). 2rbitration. 2P2 merupakan instrumen pen,egah sebelum mun,ulnya sengketa pajak internasional, sementara 62P dan 2rbitration merupakan sarana setelah terjadi sengketa Penjelasan pasal !# ayat )a %% PPh menyebutkan bahwa 2P2 adalah kesepakatan antara 5ajib Pajak dengan D+P mengenai harga jual wajar produk yang dihasilkannya kepada pihak&pihak yang mempunyai hubungan istimewa (related parties dengannya. (ujuan diadakannya 2P2 adalah untuk mengurangi terjadinya praktik penyalahgunaan (ransfer Pri,ing oleh perusahaan multi nasional. 2P2 dapat bersifat unilateral yaitu merupakan kesepakatan antara D+P dengan 5P atau bisa pula bersifat bilateral, yaitu kesepakatan antara D+P dengan otoritas perpajakan negara lain yang menyangkut 5ajib Pajak yang berada di wilayah yurisdiksinya. 2P2 memungkinkan 5ajib Pajak untuk bernegosiasi dan terlibat dalam penyusunan perjanjian yang mengikat para pihak yaitu 5ajib Pajak dan Direktorat +enderal Pajak. .arena sifatnya yang mengikat maka pihak D+P tidak akan melakukan koreksi pajak atas transaksi (ransfer Pri,ing yang sudah termaktub dalam perjanjian tersebut (3aker . 2P2 merupakan adjusment melalui 6utual 2greement

.apita Selekta Perpajakan !'

salah

satu

upaya

penanganan

rekayasa

(ransfer

Pri,ing

melalui

penyelarasan sistem perpajakan suatu negara dengan perkembangan perpajakan internasional. 2P2 juga merupakan sarana untuk mengatasi kebuntuan karena akses data ekstenal yang terbatas dan proses pertukaran informasi antar negara yang tidak efektif dalam rangka pemeriksaan. 3eberapa kekurangan 2P2 yaitu !. lamanya proses negosiasi, 4. kisaran waktu implementasi yang pendek, ). ketidakmampuan mengatasi isu pajak berganda atas transaksi lintas negara, $. sulitnya ,ompetent authorities mendapatkan perusahaan pembanding untuk transaksi yang memenuhi kriteria armAs length prin,iple serta 7. keterbatasan pengadministrasian

.apita Selekta Perpajakan !#

BAB 5 KE I1PULAN Praktik (ransfer Pri,ing sebagai salah satu ,ara untuk menghindari beban pajak tinggi Namun se,ara ( ta@ burden , dapat dipandang sebagai bentuk praktik (ransfer Pri,ing tetap saja peren,anaan pajak dalam rangka meminimalisasi kewajiban pajak. ekonomis, mengakibatkan berkurangnya penerimaaan negara dari sektor pajak, meskipun dilakukan dengan tidak melanggar peraturan perpajakan. %paya Pemerintah untuk men,egah praktik penghindaran pajak melalui (ransfer Pri,ing ini, masih mengandalkan peraturan perpajakan yang ada terkait transaksi karena adanya hubungan istimewa antar perusahaan dalam grup perusahaan (Pasal !# ayat ()a %% PPh dan Surat >daran Direktur +enderal Pajak Nomor S>&9$/P+.'/!"") (entang Petunjuk Penanganan .asus&kasus (ransfer Pri,ing, .etentuan anti penghindaran pajak dalam %% PPh (Pasal !# ayat () se,ara detail, baik mengenai subyek dan belum terumuskan pelaku, modus obyek

penghindaran pajak, model solusi dan penerapan pada berbagai situasi.

.apita Selekta Perpajakan !"

Anda mungkin juga menyukai