Anda di halaman 1dari 17

TUGAS ARTIKEL PAJAK

PPH PASAL 22

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perpajakan


Dosen Pengampu : Achmad Fauzi, SPd, M.Ak

Disusun oleh:

Kelompok 6
1. Anggita R.K (1701620003)
2. Annisa Chandra R. (1701620104)
3. Nurul Faradifa (1701620129)
4. Putri Suwandari (1701620011)
5. Suci Ramadhan (1701620022)

Prodi Pendidikan Ekonomi-Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta

i
Abstrak

Abstrak : Sumber pendapatan negara yang besar salah satunya adalah pajak, diantara
sumber pendapatan lainnya. Pajak ialah sumber pendapatan yang utama APBN dan APBD
serta di pergunakan untuk mendanai pengeluaran pemerintah. APBN tahun 2018, total target
penerimaan sebesar Rp 1.618,1 triliun, diikuti dengan nilai nominal dari sektor penerimaan
negara bebas pajak (PNBP) sebesar Rp 275,4 triliun dan subsidi Rp 1,2 triliun. Berdasarkan
Ordonansi Departemen Perbendaharaan SE05/PB/2007, tentang untuk pelaksanaan
Penerimaan Negara (IMP). Penerimaan pajak perdagangan ada 2 yaitu domestik dan
internasional. Pajak Penghasilan (PPh) 22 membayar kiriman dan penjualan barang
sehubungan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan niaga lainnya oleh pegawai
perbendaharaan pemerintah pusat atau daerah, instansi atau instansi pemerintah, dan badan
publik lain yang dipungut oleh Badan Wajib Pajak, sebuah perusahaan yang menjual barang
tergolong sangat mahal atau sangat mewah. Jika proses pemungutan pajak PPh22 atas barang
impor didasarkan pada penggunaan angka pengenal impor (API) 2,5% atau tanpa nilai angka
pengenal impor (non-api) 7,5%.

Kata Kunci : Penerimaan Pajak, Pemungutan PPh 22, Pajak Penghasilan

Abstract : One of the major sources of state revenue is taxes, among other sources of income.
Taxes are the main source of income in the APBN and APBD and are used to fund government
spending. In the 2018 APBN, the total revenue target is IDR 1,618.1 trillion, followed by the
nominal value of the tax-free state revenue (PNBP) sector of IDR 275.4 trillion and subsidies
of IDR 1.2 trillion. Based on the Ministry of Treasury Ordinance SE05/PB/2007, regarding
the implementation of State Revenue (IMP). There are 2 trade tax revenues, namely domestic
and international. Income Tax (PPh) 22 pays for shipments and sales of goods in connection
with activities in the import sector or other commercial activities by treasury employees of the
central or regional government, government agencies or agencies, and other public bodies
collected by the Taxpayer Agency, a company that sells goods classified as very expensive or
very luxurious. If the PPh22 tax collection process on imported goods is based on the use of
an import identification number (API) 2.5% or without an import identification number value
(non-fire) 7.5%

Keywords: Tax Revenue, Collection of PPh 22, Income Tax

1
Pendahuluan

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah satu dari sekian banyak negara
yang masuk dalam kategori negara yang masih berkembang. Sebagai negara yang berkembang,
negara Indonesia terus melaksanakan pembangunan dalam berbagai aspek yang berlangsung
secara berkelanjutan dan berkesinambungan yang dinamakan dengan pembangunan nasional.
Tujuan dari pembangunan nasional yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
negara dari segala bidang seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Sehingga, untuk
merealisasikan tujuan dari pembangunan nasional tersebut, maka negara diharuskan menggali
sumber-sumber dana dalam negeri dan hibah. Karena dalam melaksanakan program
pembangunan nasional, tentu saja pemerintah sangat membutuhkan sumber pendapatan.
Sumber pendapatan atau penerimaan dari dalam negeri dapat terdiri atas pendapatan dari pajak
dan juga penerimaan/pendapatan bukan pajak. Pajak adalah sumber penerimaan/pendapatan
negara yang terbesar diantara sumber penerimaan/pendapatan lainnya. Pajak negara yang
dibebankan pada rakyat adalah sumber penerimaan yang utama dalam APBN serta APBD dan
kemudian akan digunakan dalam mendanai seluruh pengeluaran. Baik untuk pengeluaran rutin
negara maupun pengeluaran dalam rangka pembangunan negara.

Menurut (Simanjuntak & Siahaan, 2020) pada APBN Tahun Anggaran 2018, jumlah
target penerimaan/pendapatan negara diharapkan dapat bersumber dari sektor pajak dengan
nominal Rp 1.618,1 triliun, kemudian disusul oleh PNBP dengan nominal Rp 275,4 triliun dan
selanjutnya dari dana Hibah dengan nominal 1,2 triliun rupiah1. Menurut data tersebut,
pendapatan negara yang berasal dari sektor pajak memiliki komposisi tertinggi daripada
sumber penerimaan/pendapatan lainnya, yaitu sebesar 85,4 persen dari total penerimaan
pemerintah. Tentu saja, penerimaan/pendapatan dari sektor perpajakkan akan digunakan
pemerintah untuk menyelenggarakan pemerintahan, melaksanakan berbagai program
pembangunan di tingkat nasional dan mengamankan perekonomian negara dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kesejahteraan nasional dititikberatkan pada Peraturan Menteri Perbendaharaan No.


SE05/PB/2007 tentang Pelaksanaan/Implementasi Penerimaan Negara (IMP) tahun 2007 yang
menyebutkan bahwa penerimaan pajak ada dua jenis, yaitu penerimaan pajak dari dalam negeri
serta penerimaan dari perdagangan internasional2. Dari komposisinya, pendapatan/penerimaan

1
(Simanjuntak & Siahaan)
2
Ibid.,2

2
dari pajak Indonesia didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri yang nilainya jauh
melebihi, misalnya jenis penerimaan pajak luar negeri dari kegiatan perdagangan internasional.
Pajak yang dipungut oleh pemerintah Indonesia terdapat beberapa jenis yang salah satu
diantaranya PPh atau pajak penghasilan3. Pajak penghasilan berdasarkan Pasal 1 UU Pajak
Penghasilan didefinisikan sebagai pajak yang dipungut oleh wajib pajak atas dasar penghasilan
yang telah diterima selama masa pajak, sehingga pajak penghasilan atau PPh dikaitkan dengan
subjeknya (Wae, Sabijono, & Lambey, 2019)4. Pajak penghasilan (PPh) yang dikenakan oleh
pemerintah terdiri atas beberapa jenis, termasuk PPh Pasal 22. Pajak penghasilan Pasal 22 atau
lebih dikenal dengan PPh Pasal 22 adalah jenis pajak yang pembukuannya dipungut oleh pihak
ketiga dalam tahun berjalan, sehingga pihak ketiga wajib melakukan pemungutan,
menyetorkan, dan juga melaporkan jumlah pembayaran pajak bulanan dalam tahun pajak
berjalan selama masa perpajakan5.

PPh Pasal 22 dipungut dengan tarif pajak yang berbeda-beda berkaitan dengan
pembayaran atas penyerahan barang oleh instansi pemerintah, lembaga negara atau otoritas
lainnya, baik dalam bidang impor maupun dalam kegiatan pada bidang usaha lain. Pajak yang
dipungut langsung dikenakan pajak sesuai dengan Pasal 22 Nomor 7 Undang-Undang PPh
Tahun 1983, dan mengalami beberapa kali diubah yaitu dengan UU Nomor 36 Tahun 2008,
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 dan terakhir yaitu Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 107/PMK.010/2015 (Azis & Budiarso, 2016)6. Dengan disahkannya PPh
Pasal 22, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan penerimaan yang
bersumber dari pajak bagi Negara sehingga dapat mempercepat pembangunan nasional, dan
terwujudnya tujuan nasional yaitu kesejahteraan masyarakat Indonesia. Setiap perhitungan
serta penyetoran PPh Pasal 22 diharuskan membuat laporan agar dapat dengan mudah
diketahui berapa besarnya penerimaan pajak pada setiap masa pajak dan mengurangi terjadinya
kesalahan7.

3
Ibid.,5
4
(Wae, Sabijono & Lambey)
5
Ibid.,81-82
6
(Azis & Budiarso)
7
Ibid.,754

3
Tinjauan Pustaka
A. Konsep PPh Pasal 22

Mengikuti Soemitro, khususnya dalam bukunya tentang undang-undang fiskal, retribusi sama
dengan sumbangan dari warga negara terhadap dana negara menurut konstitusi (yang bisa
disyaratkan), yang dapat ditampilkan secara langsung tanpa ada akibat dari segi pelayanan
kepada konsumen dan digunakan untuk koleksi umum.8 Berpacu pada teori yang dijabarkan
dalam buku “Pungutan”, muncul dua peran pajak, ialah:
- Kewajiban anggaran penerbangan Pajak merupakan akar bantuan yang memungkinkan
pejabat negara untuk bertugas memenuhi semua beban atau pengeluaran.
- Administrasi perpajakan berguna menjadi instrumen guna menghitung maupun memenuhi
prosedur negara di aspek perdagangan beserta aspek kemasyarakatan.9
Mengikuti yang disampaikan oleh Subadriyah (2017: 99), retribusi pendapatan 22 yakni
retribusi penghasilan dengan pemerintah inti ataupun kawasan daerah, badan negara, dan badan
publik asing lain yang bergabungan beserta kegiatan di bidang transmisi barang ke luar daerah
jangkauan nasional. Sehubungan dengan pembayaran kiriman atau kegiatan komersial lainnya
mengenai pembayaran pajak dari perusahaan yang menjual barang-barang rahasia berkualitas
dengan nilai yang sangat tinggi atau mewah. 10

B. Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22

Resmi (2011: 271) Pasal 22 (1) UU No. 36 Tahun 2008 yang disusun oleh Menteri Keuangan.
PPh 22 Siapa pun yang dapat memotong pajak dapat menyesuaikannya,dapat terlihat siapa saja
yang bisa memotong pph 22, sebagai berikut:
- Akuntan pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan pajak yang terkait
dengan pembayaran untuk transmisi barang.
- Sebuah organisasi khusus yang memotong bea oleh pihak pembayar pajak yang bekerja
pada sektor harta atau melakukan bisnis pada sektor lain.
- Wajib Pajak badan terpilih untuk memotong cukai pelanggan berlandaskan perdagangan
harta yang termuat sebagai produk berlebih-lebihan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 107/PMK.010/2015 mengenai peralihan ke-4 atas PMK
Nomor 154/PMK.03/2010, 22 Pemotong retribusi pendapatan ialah:

8
(Sondakh)
9
Ibid.,402
10
(Khasanah Sahara)

4
• Bank Valas dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
• Departemen Peralatan Rumah Tangga (KPA) sebagai akuntan negara dan
pemotong bea negara, kewenangan inti, penguasa wilayah, lembaga atau instansi
negara serta instansi pemerintah berbeda sehubungan terkait pelunasan dan
pembelian barang.
• Akuntansi Beban demi memproses pemenuhan untuk pembelian
barang sebagai berikut: Mekanisme mata uang (NAIK)
• Instruksi pemenuhan yang didelegasikan oleh Otoritas Pengguna Anggaran (KPA)
atau Badan Perhitungan sehubungan untuk penuntasan untuk pembayaran produk
faksi ketiga guna peneytoran langsung.
• Unit bisnis khusus adalah:
A. Badan Usaha Milik Negara dan para pelaku ekonomi yang segenap ataupun
separuh dananya dikuasai.
B. Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk kembali oleh negara selepas
berjalannya Peraturan Menteri, serta reorganisasi tercantum dijalankan dengan
cara mengalihkan kontribusi negeri terhadap Lembaga Upaya Kepemilikan
Negara berbeda. 11
C. Sasaran Pemotongan Retribusi Pendapatan 22
Menurut Mardiasmo (2011: 247), hal-hal yang mana dikenakan bea penghasilan yakni :
1. Pelunasan perolehan produk dari Akuntan Publik pada Direktorat Utama I jenjang Pusat
dan wilayah.
2. Penuntasan bagi BUMN dan/atau BUMD yang menghimpun dana dari biaya negara
dan/atau distrik.12
D. Subjek PPh 22
Berdasar teori yang sebagaimana diungkapkan dari Mardiasmo (2016:163), retribusi
pendapatan disebabkan dari imbalan yang didapat atau diperjuangkan untuk satu periode
cukai. Adapun pajak yang dibebankan sebagai berikut:Perorangan
1. Warisan yang tidak dapat dibagi menggantikan satu warisan yang membenarkan.
2. Koperasi yang terbagi atas perseroan terbatas, dan perseroan terbatas lainnya, dalam
seluruh nama dan bentuk sebagai BUMN/BUMD, perusahaan, usaha patungan,
koperasi, anggaran pensiun, persekutuan, yayasan, himpunan warga negara umum,

11
(Chindy Vindy)
12
Ibid.,550

5
perkumpulan kemanusiaan, Perwakilan dari perusahaan terorganisir, organisasi
kebijakan ataupun badan serta wujud berbeda, tercantum skema pendanaan bersama.
3. Badan Usaha Tetap (BUT)13
E. Prosedur Kaidah Perkiraan PPh 22 berlandaskan Perolehan Harta yang
Dianggarkan Bersama APBN/APBD
PMK No. 154/PMK.03/Kepmenkeu mengenai Perubahan ke-4 Tahun 2010 No.
107/PMK.010/berdasarkan tahun 2015. Mardiasmo (2011: 251) menentukan pelunasan
persediaan yang anggarannya diperoleh. Ini akan dikumpulkan di bawah pajak penghasilan
22 dengan tarif satu koma lima persen dari tarif pembayaran bagi yang sudah memperoleh
NPWP dari biaya pemerintah atau biaya lokal. Adapun Pasal 22 Penghitungan Pajak
Penghasilan, ialah:
• Rumus memecahkan DPP (Dasar Pengenaaan Pajak) adalah 𝟏𝟎𝟎 𝟏𝟏𝟎 𝒙 nilai objek
• Rumus Mencari Pajak Penghasilan 22 Dasar Pengenaan Pajak x 1,5%14

Konsep Pph Pasal 22

PAJAK

• Memahami pajak
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara orang pribadi atau perusahaan dan diwajibkan
oleh undang-undang, untuk diterima tanpa kompensasi langsung dan digunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran negara.”
Menurut Waluyo (2012:2), “Pajak adalah untuk kepentingan pemerintah dan harus, tanpa
mempertimbangkan secara eksplisit norma-norma umum yang berkaitan dengan: Menutupi
biaya individu pemerintah. Kam. Kam. "dibayar dan ditegakkan.
• Fungsi control
1) Fungsi pendapatan: Sebagai sumber uang untuk menutupi pengeluaran pemerintah.
Contoh: Memasukkan pajak ke dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri
2) Fungsi regulasi: Sebagai sarana untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang
sosial dan ekonomi. Contoh: Pajak roh yang lebih tinggi dapat dikecualikan. Hal yang
sama berlaku untuk barang-barang mewah.

13
Ibid.,447
14
Ibid.,551

6
• Sistem pemungutan pajak
1) Sistem Penilaian Publik: Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak dimana
pemerintah (Kementerian Keuangan) memiliki kekuasaan untuk menentukan besarnya
pajak yang belum dibayar.
2) Self-Assessment System: Sistem ini memiliki kekuatan, kepercayaan dan tanggung
jawab untuk menghitung, menghitung, membayar dan mengungkapkan jumlah
pembayaran pajak Wajib Pajak.
PPH PASAL 22
• SPT PPh Bab 22
Pasal 22 Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penyerahan barang.
• Konstitusi hukum
1) UU No. 36 Tahun 2008, Perubahan ke-4 atas UU No. 7 tahun 1983 tentang pajak
penghasilan.
2) UU No. 16 tahun 2015 mengubah perubahan ke-4 atas UU No. 6 Tahun 1983 Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.
3) Keputusan Menteri Keuangan No. 154/PMK.03/2010 untuk pemungutan pajak
penghasilan pribadi 22 atas gaji/Permenkeu No. 107/PMK.010/2015 penyediaan
barang dan kegiatan di zona impor atau kegiatan komersial di zona impor.
• Kreditur pajak penghasilan pribadi
1) Wajib Pajak yang terkait dengan pembayaran penyerahan barang
2) Wajib Pajak yang melakukan pekerjaan/usaha impor di daerah lain
3) Wajib Pajak membeli melalui penjualan iklan baris yang mahal
• Bab dari Bab 22 PPh
1) Impor
2) Pembayaran pembelian produk oleh DJA, bendahara pemerintah pusat/daerah
3) Pembayaran penjualan barang melalui BUMN/D. Pendapatan berasal dari belanja
negara/daerah.
4) Menjual produk Pertamina dan Pertamina, Peltamax Super dan kegiatan terkait
perminyakan lainnya.
5) Pembelian semua jenis kendaraan
6) Pembelian dari koleksi bahan untuk konsumen dan pabrik atau usaha komersial yang
bergerak di bidang kehutanan, perkebunan, empat kelengkapan dan perikanan.
7) Lainnya adalah peraturan

7
• Tidak tercakup dalam pasal 22 PPh
1) Pemasukan barang dan/atau penyerahan barang karena Undang-undang Pendapatan
Dalam Negeri tidak dibayar PPh. Surat Izin Khusus (SKB) berdasarkan Pasal 22 PPh
2) Impor barang tanpa bea masuk
3) Impor penjualan kembali permanen
4) Standar maksimal Rp 1.000.000,- tanpa biaya pemasangan (tanpa SKB)
5) Pembelian minyak tanah, listrik, gas, air minum/PDAM, buku (tanpa SKB)
6) Pembelian minyak tanah, listrik, gas, air minum/PDAM, buku (tanpa SKB)
7) Pembayaran melalui Jaringan Jaminan Sosial (JPS) di KPN
8) Impor kembali barang untuk perbaikan, pekerjaan dan sampel
9) Pembayaran pembelian gandum dan/atau beras oleh BULOG
10) Imbalan yang diterima atas penyerahan barang yang berkaitan dengan pekerjaan yang
berkaitan dengan kinerja bantuan/pinjaman luar negeri yang didanai negara 22 EStG
• Tata cara pemungutan dan penyetoran
Direktorat Jenderal Pajak (2011: 49) menetapkan bahwa:
1) PPh Pasal 22 dipungut atas pembelian barang sebesar 1,5ri dari harga beli untuk setiap
pembayaran langsung oleh KPPN atau wajib pajak (pemegang saham) dalam akuntansi
penyerahan barang.
2) Pajak Penghasilan Pasal 22 dipungut oleh Sekretaris Perbendaharaan Pemerintah,
Direktorat Jenderal Anggaran, baik di pusat maupun di daerah, dan membayar
pembelian barang. , Badan Usaha Milik Negara dan Daerah membeli barang dengan
dana dari Belanja Pemerintah (APBN) dan/atau Belanja Daerah (APBD).
3) Pembayaran akan dilakukan di bank kustodian atau kantor pos dan kantor pos atau
dipungut langsung oleh KPPN dan SSP akan diisi oleh rekanan dan ditandatangani
oleh kolektor. D. Jika rekanan tidak memiliki NPWP, kolom NPWP pada Surat Wajib
Pajak (SSP) akan terlihat seperti ini: Jika pasangan Anda adalah orang biasa, masukkan
angka 04 dalam dua digit pertama, dan jika pasangan Anda, masukkan 01. Mitra adalah
wajib pajak badan. 7 digit berikutnya dimasukkan sebagai angka 0 (nol).
4) 3 digit berikutnya akan dimasukkan dalam kode KPP tempat tempat tinggal wajib
pajak / mitra dimasukkan. 4) 3 digit terakhir diisi dengan angka 0 (nol).
• Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 22
Tata cara pelaporan pajak penghasilan atas pembelian barang yang dibiayai oleh
APBN/APBD Pasal 22 PMK No. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

8
107/PMK.010/2015 tentang Perubahan ke-4 atas 154/PMK.03/2010, Biro Umum
Perpajakan akan memberikan:
1) Pemungutan PPh Pasal 22 harus disampaikan kepada Surat Pemberitahuan Pajak
Penghasilan Tetap Pasal 22 Belanja Negara dalam jangka waktu 14 hari sejak hari
terakhir bulan takwim. Jika hari ke-14 adalah hari libur, maka akan kami laporkan pada
hari kerja berikutnya.
2) SPT Reguler akan disampaikan kepada KPP atau KP2KP dan kolektor yang
bersangkutan akan didaftarkan dalam daftar Pasal 22 SSP PPh pada lembar kedua SSP
terlampir sebagai bukti penagihan dan penyetoran.

Temuan Praktik Pph Pasal 22

Pemeriksaan sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti untuk menganalisis


pemungutan, pengajuan, dan pelaporan PPh Pasal 22 Pengadaan Barang antara lain:15

Nama Tahun
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
1. Clifvan 2014 Pasal 22 Hasilnya, diketahui bahwa
Thomas Penghitungan dan penghitungan PPh Pasal 22 dihitung
Sorongan Pelaporan Pajak sebesar 1,5n dengan menggunakan
Penghasilan atas SSP yang disetorkan pada bank yang
Pengadaan Barang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
Pada Kantor Pasal 22 Pemungutan pajak
Perbendaharaan penghasilan atas barang-barang yang
Kota Bitung diperoleh di KPPN Kota Bitung
dinaikkan dari tahun 2012 menjadi
2013. Pasal 22 Pajak tidak
dilaporkan selama masa pelaporan,
tetapi dilaporkan dalam SPT
Tahunan. Perhitungan biasanya
didasarkan pada undang-undang
perpajakan, tetapi tidak untuk tujuan

15
Restiana, A halaman 32

9
pelaporan. Pembukuan KPPN
Bitung wajib melaporkan periode
pelaporan SPT tahunan. Perolehan
item 22 di atas tunduk pada undang-
undang perpajakan dan tidak ada
sanksi bagi otoritas pajak.
2. Muh. Ervan 2015 Pasal 22 Dari pemeriksaan tersebut diketahui
R Penghitungan dan bahwa penghitungan PPh Pasal 22
Pelaporan Pajak dikenakan tarif pajak sebesar 1,5N
Penghasilan Badan yang disetorkan oleh SSP pada Bank
Perencanaan Kustodian yang ditunjuk oleh
Pembangunan Menteri Keuangan. Pasal 22 PPh
Investasi tahun 2014 tidak dihitung menurut
Pengadaan Barang PMK No.154/PMK.03/2010,
dan Statistik melainkan Bappeda PMSKab.
Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow adalah PMK
Bolaang No. Tetap. Saya menggunakan
Mongondow 210/PMK.03/2008. Itu tidak sesuai
dengan undang-undang perpajakan
yang berlaku. Secara keseluruhan,
perhitungan tidak sesuai dengan tarif
pajak yang ditetapkan oleh undang-
undang dan laporan dilaporkan tetapi
tidak dengan undang-undang
perpajakan yang berlaku. Bapak
PMSKab. Akuntansi dan akuntansi
di wilayah Boraan Mongondou harus
mematuhi perubahan undang-
undang perpajakan Menteri
Keuangan dan Biro Perpajakan
Umum untuk menghindari sanksi
dari otoritas pajak.

10
3. Agil 2016 Pasal 22 Berdasarkan hasil pemeriksaan, tata
Rifandi Pemungutan Pajak cara pemungutan dan pelaporan PPh
Abd Azis Penghasilan dan Pasal 22 pada saat pemasukan barang
Analisis Laporan di Bea Cukai Manado sesuai dengan
Impor Barang Peraturan Menteri Keuangan. Tata
kepada Bea Cukai cara pemungutan dan pelaporan PPh
dan Regulator Pasal 22 tentang Impor Barang di
Kota Manado Biro Bea dan Cukai Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
175/PMK.011/2013 akan
dilaksanakan sebagai hasil dari
pemeriksaan tersebut. Jika tata cara
pemungutan berdasarkan Pasal 22
PPh barang impor didasarkan pada
penggunaan angka pengenal impor
(API) 2,5% atau kekurangan angka
pengenal impor (non-API) 7,5%.
Sementara itu, proses pelaporan akan
disajikan dalam bentuk laporan
untuk bulan tersebut dan akan
dilaporkan pada tanggal 14 bulan
berikutnya. Keakuratan pengecekan
dokumen pada saat kegiatan impor
sangat penting untuk menghindari
kesalahan penilaian dan pelanggaran
aturan dalam proses impor.
4. Mattheus 2013 Perhitungan pajak Berdasarkan temuan Pemeriksa Bea
Reza PPh22 atas barang dan Cukai Manad, tata cara
Sondakh impor dan evaluasi penghitungan dan pelaporan ke Bea
laporan dan Cukai sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
154/PMK.03/2010 Bab 2. Apakah
ada cara untuk menghitung PPh

11
Pasal 22 atas barang impor
berdasarkan penggunaan angka
pengenal impor? (API) 2.5? 7.5
Angka Pengenal Impor (NonAPI)
yang Tidak Digunakan n Penetapan
Kepabeanan dan Kepabeanan
Indonesia berdasarkan jenis barang
berdasarkan Buku Pabean (BTBMI).
Proses pelaporan akan disajikan
dalam bentuk laporan bulan ini dan
akan dilaporkan 14 bulan
sebelumnya.
5. Arifatul 2018 Analisis Penerapan Berdasarkan survei, penghitungan
Mufarokhah PPN dan PPh Pasal PPN menerapkan tarif pajak 10%
22 Pengadaan untuk pajak berdasarkan Pasal 22
Barang pada dan tarif pajak 1,5n jika disimpan di
Kantor Pemeriksa Bank BNI dengan menggunakan
Keuangan kode pembayaran. .. Perhitungan
Perwakilan Sulut PPN dan PPh Pasal 22 tahun 2017
oleh Pemeriksa Pembangunan
Keuangan Sulawesi Utara telah
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, namun
terdapat beberapa ketidakakuratan
akuntansi. Jika akuntan tidak muncul
sebelumnya, akuntan harus
menyiapkan SPT sesuai aturan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan
dan Direktorat Jenderal Pajak agar
tidak dikenakan sanksi oleh fiskus.

12
DISKUSI KASUS

1. Pada tanggal 10 Januari 2021, KPP pajak PPh pasal 22 telah menunjuk PT Natura Bahari
eksportir ikan hias yang memiliki NPWP 02.445.465.7.665.000, membeli ikan hias dari
PT Aquatic dengan NPWP 02.445.578.6.888.000 seharga Rp 350.000.000, diketahui PT
Aquatic merupakan perusahaan budi daya ikan hias. Apa kewajiban transaksi perpajakan
tersebut?
Penyelesaian:
PT Aquatic merupakan perusahaan budi daya ikan hias. Karena PT Natura Bahari membeli
ikan hias tidak ke pengumpul, dalam hal tersebut dapat dikatakan bahwa PT ABC tidak
memungut PPh Pasal 22 atau tidak memotong PPh Pasal 22.

2. Pada tanggal 7 Januari 2021 PT Balco perusahaan produsen rokok oleh KPP telah ditunjuk
sebagai pemungut PPh pasal 22 yang memiliki NPWP 02.446.748.6.999.000
melaksanakan transaksi pembelian tembakau ke Joko yang memiliki NPWP
08.445.546.8.666.000 sebesar Rp 700.000.000, Joko adalah seorang pedagang yang tidak
memiliki ladang tembakau atau sawah. Apa kewajiban transaksi perpajakan tersebut?
Penyelesaian:
PPh Pasal 22 = 0,25% x Rp 700.000.000 = Rp 1.750.000,-

3. Penyalur resmi dari Bahan Bakar Minyak (BBM) non SPBU Pertamina yaitu PT Pertamini
menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas, menjalankan proses jual beli sebagai
berikut:
● Membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) seharga Rp 230.000.000 pada tanggal 1 Juli
2021 dan terjual kepada CV Tetap seharga Rp 250.000.000 tanggal 5 Juli 2021.
● 6 Juli 2021 melakukan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) seharga Rp 50.000.000 dan
pada 7 Juli menjualnya kepada PT Semesta yang merupakan perusahaan pelayaran Rp
70.000.000, Apa kewajiban transaksi perpajakan tersebut?
Penyelesaian:
● Transaksi tanggal 1 Juli
PT Pertamini melakukan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Pertamina.
Dikenai PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Pertamina sebesar : PPh Pasal 22 = 0,3% x
Rp 230.000.000,- = Rp 690.000,- Karena PT Pertamini merupakan penyalur resmi dari
BBM non SPBU Pertamina, maka PPh Pasal 22 yang dipungut bersifat final.
● Transaksi tanggal 5 Juli
Untuk transaksi penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada CV Tetap, PT
Pertamini tidak memungut PPh Pasal 22 karena PT Pertamini bukan produsen atau
importir Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dijual.

13
● Transaksi tanggal 7 Juli
PT Semesta membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) dari PT Pertamini yang merupakan
pengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM). PT Semesta dikenai PPh Pasal 22 yang
dipungut oleh PT Pertamini sebesar : PPh Pasal 22 BBM = 0,3% x Rp 70.000.000,- =
Rp 210.000,-
4. PT Beton Jakarta adalah perusahaan industri semen, pada tanggal 10 Juni 2021 melakukan
melakukan transaksi penjualan produk semen sebesar Rp 1.000.000.000,- kepada
distributor semen PT Semen Malang. Pada tanggal 1 Agustus 2021, PT Beton Jakarta
terjadi retur atas transaksi pembelian semen senilai Rp 400.000.000,- kepada PT Semen
Malang. Apa kewajiban transaksi perpajakan tersebut?
Penyelesaian:
Harga jual semen = Rp 1.000.000.000,-
Retur = Rp 400.000.000,-
Harga jual akhir = Rp 600.000.000,-
100
DPP PPN = 110 × Rp 600.000.000,- = Rp 545.454.545,-

PPh Pasal 22 Semen = 0,25% x Rp 545.454.545,- = Rp 1.363.636,-

5. Hyundai Motor Company merupakan pabrik salah satu perusahaan atau pabrik yang
menjual hasil dari proses produksinya yang berupa Hyundai Satria ke PT Batu Loncatan
seharga 1.200.000.000,- (harga belum termasuk PPN)
Penyelesaian:
PPh Pasal 22 = 0,45% x Rp 1.200.000.000 = Rp 5.400.000
Jurnal Hyundai Motor Company
Kas/ Bank Rp 1.325.400.000,-
PPN Keluaran Rp 120.000.000,-
Utang PPh 22 Rp 5.400.000,-
Penjualan Rp 1.200.000.000,-
Jurnal PT Batu Loncatan
Persediaan Mobil Rp 1.200.000.000,-
PPN Masukan Rp 120.000.000,-
PPh 22 dibayar dimuka Rp 5.400.000,-
Kas Rp 1.325.400.000,-

14
Daftar Pustaka
Azis, A. R., & Budiarso, N. (2016, Maret). ANALISIS PEMUNGUTAN DAN PELAPORAN
PAJAK PPH PASAL 22 ATAS KEGIATAN IMPOR BARANG PADA KANTOR
PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA DAN CUKAI KOTA MANADO. Jurnal EMBA,
Volume 4(Nomor 1), 753-762.

Chindy Vindy, L. K. (n.d.). PERHITUNGAN, PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN


PAJAK PENGHASILAN (PPh). Indonesia Accounting Journal, Vol.4 No.1 Maret 2016(ISSN
2303-1174), 550. doi:https://doi.org/10.32400/iaj.26664 DusaSumartaya, D. M. (2020, Maret
01). MEKANISME PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS IMPOR
DENGAN TARIF TERTENTU PADA PT MPT. Business Preneur : Jurnal Ilmu Administrasi
Bisnis, 2(1), 13. Retrieved Desember 05, 2021, from
https://journal.unpas.ac.id/index.php/businesspreneur/article/view/1931/1183

Khasanah Sahara, D. R. (n.d.). PENGARUH PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN


PASAL 22 DAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
PERPAJAKAN GUNA MENENTUKAN PAJAK TERUTANG. Jurnal Cendekia Akuntansi,
Volume 2, Nomor 1, 39. doi:DOI: https://doi.org/10.32503/akuntansi.v2i1.2016

Muh. Ervan R. Tarigan, J. M. (2015). PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK


PENGHASILAN PASAL 22 ATAS PENGADAAN BARANG PADA KANTOR BADAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENANAMAN MODAL DAN STATISTIK
DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW. JURNAL BERKALA ILMIAH
EFISIENSI, 15(3), 157. Retrieved Desember 05, 2021, from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/9357/8936

Restiani, A. (2019). ANALISIS PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN


PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS PENGADAAN BARANG PADA KANTOR
KPU KABUPATEN BREBES. 32. Retrieved Desember 03, 2021, from
https://perpustakaan.poltektegal.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=21568&bid=4207980

Sari, K. M. (2018). PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL


22 ATAS PENGADAAN BARANG PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI
SUMATERA UTARA. 8. Retrieved Desembber 03, 2021, from
http://repository.umsu.ac.id/bitstream/123456789/7773/1/SKRIPSI.pdf

Simanjuntak, T. P., & Siahaan, R. (2020, Maret). EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK


PENGHASILAN PASAL 22 IMPOR DAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI IMPOR
SERTA KONTRIBUSINYA MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK PADA KPP
PRATAMA MEDAN KOTA. JURNAL NERACA AGUNG, 10(no 1), 1-14.

Sondakh, M. R. (n.d.). EVALUASI PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PPH 22


ATAS IMPORT BARANG. JURNAL EMBA: JURNAL RISET EKONOMI, MANAJEMEN,
BISNIS DAN AKUNTANSI, Vol.1 No.3 Juni 2013(ISSN 2303-1174), 420. doi:DOI:
https://doi.org/10.35794/emba.1.3.2013.1841

15
Wae, D., Sabijono, H., & Lambey, R. (2019, Desember). Analisis perhitungan dan pemotongan
PPh pasal 22 atas pengadaan barang pada Kantor Perwakilan Pemda Kabupaten Kepulauan
Talaud di Manado. INDONESIA ACCOUNTING JOURNAL, Vol.1(No.2), 81-89

16

Anda mungkin juga menyukai