Disusun Oleh :
Dwina Nur Dinda
64220976
3. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban negara dan peran wajib
pajak untuk secara langsung dan Bersama-sama melaksankan kewajiban perpajakan
untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Dalam kurun waktu 20 tahun
terakhir, hanya 2 kali target penerimaan target tercapai. Apabila target pajak selalu
meleset. Puncaknya terjadi pada tahun 2015, Ketika hanya 81,5 persen dari target
penerimaan pajak. Segala upaya dikerahkan untuk mencapai target perpajakan. Salah
satu upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan perpajakn yaitu: pemerintah
menacangkan program-program pengampunan pajak pada tahun 2016. Berbeda dengan
tahun 2021, semua target berhasil dilakukan, namun kita juga membutuhkan
pengampunan pajak dan komponen UU harmonisasi peraturan perpajakan.
Disusun Oleh:
Dwina Nur Dinda
NIM.64220976
Dosen Pengajar:
Andi Sanmasri Bangun,MM
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah yuridis pengaturan NIK sebagai NPWP dalam sistem perpajakan di
Indonesia ?
2. Bagaimanakah implikasi hukum dari adanya pengintegrasian NIK sebagai NPWP dalam
sistem perpajakan di Indonesia ?
3. Bagaimanakah konsep ideal pengintegrasian NIK sebagai NPWP dalam sistem perpajakan
di Indonesia ?
B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah berikut :
1. Mengetahui yuridis terkait pengaturan NIK sebagai NPWP dalam sistem perpajakan di
Indonesia.
2. Mengetahui implikasi hukum terkait dengan adanya pengintegrasian NIK sebagai NPWP
dalam sistem perpajakan di Indonesia.
3. Mengetahui konsep ideal terkait dengan pengintegrasian NIK sebagai NPWP dalam sistem
perpajakan di Indonesia
BAB III
KESIMPULAN
Disusun oleh
Dwina Nur Dinda
64220976
2. Data Realisasi Penerimaan Pajak
Pada Bulan Januari 2023, penerimaan pajak mencapai Rp162,23 triliun,
tumbuh 48,6% (yoy) dan 9,44% dari target APBN 2023 sebesar Rp.1.718
triliun. Kinerja penerimaan pajak yang sangat baik ini dipengaruhi oleh
aktivitas ekonomi yang meningkat pada Bulan Desember sejalan dengan
libur Natal dan Tahun Baru, juga dampak implementasi Undang-Undang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, capaian itu
merupakan indikasi ekonomi Indonesia terus bertumbuh. Pasalnya,
menurut dia, penerimaan pajak pada Januari 2022 hanya sebesar Rp109,2
triliun atau bertumbuh 59,5% (yoy) dibanding Januari 2021 sebesar
Rp68,5 triliun. realisasi pajak penghasilan (PPh) nonmigas merupakan
penyumbang terbesar yakni Rp78,29 triliun, dengan capaian 8,96% dari
target sektor sektor keseluruhan tahun. Menurut Sri Mulyani, penerimaan
PPh nonmigas bertumbuh 28,03% secara tahunan (yoy).
Realisasi pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang
mewah (PPnBM) mencapai Rp74,64 triliun atau 10,04% dari target pajak
keseluruhan tahun. Per Januari 2023, realisasi PPN dan PPnBM bertumbuh
93,86% dari Januari 2022, Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
mencapai Rp1,29 triliun pada Januari 2023 atau 3,21% dari target pajak
keseluruhan tahun. Realisasi PBB pada periode tersebut melonjak
118,72% secara tahunan (yoy). Realisasi Pajak Penghasilan (PPh) migas
sebesar Rp8,03 triliun atau 13,07% dari target pajak keseluruhan tahun.
Meski demikian, realisasi PPh migas mengalami kontraksi 10,09% dari
tahun sebelumnya (yoy).“PPh migas menurun, sebagaimana terlihat pada
penurunan harga komoditas,”
3. Data Total OP Usahawan Dan Perusahaan Yang Bayar Pajak
Terbaru
Bedasarkan data Ditjen Pajaapai 15,9 k (DJP), per 31 Desember
2021tercatat SPT Tahunan 2020 mencapai 15,97 Juta. Jumlah wajib pajak
wajib SPT sendiri mencapai 19 Juta, total SPT Tahunan wajib
pajak badan yang masuk mencapai 1,01 Juta SPT. Adapun SPT tahunan
wajib pajak orang pribadi yang masuk mencapai 14,77 atas SPT Tahunan
2021 yang disampaikan pada 2022, DJP menargetkan kepatuhan wajib
pajak sebesar 80%, masih sama dengan target pada tahun tahun
sebelumnya. Tahun lalu rasio kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan menyentuh angka 84%. Data milik
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengatakan, per 31 Desember 2021, SPT
Tahunan 2020 tercatat mencapai 15,97 juta dari 19 juta wajib pajak yang
wajib melaporkan SPT.
1. PT Adaro Indonesia
2. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk
3. PT Astra Daihatsu Motor
4. PT Bio Farma
5. PT Bukit Asam Tbk
6. PT Bank Mandiri Tbk
7. PT Bukit Asam Tbk
8. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk