Anda di halaman 1dari 2

Tolak Kenaikan PPN

Kenaikan tarif PPN yang tidak sesuai dengan kondisi ini, akan berimbas kepada kegiatan jual
beli di masyarakat, pendapatan masyarakat, dan lain-lain. Di lain sisi, pemerintah menerapkan
kenaikkan PPN 11% ini dengan tujuan untuk mendukung percepatan pemulihan perekonomian.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah perlu menerapkan upaya pemulihan ekonomi
selain dalam sektor pajak, yaitu dengan memfokuskan enam sektor yakni industri, pengadaan
air, jasa keuangan, pertanian, perdagangan listrik dan gas, serta real estat karena keenam sektor
tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang positif. Namun, masih banyak alternatif
lain yang dapat diterapkan oleh pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi tahun 2022.

Pajak merupakan iuran yang wajib dibayar rakyat kepada negara secara langsung maupun tidak
langsung dan akan digunakan untuk kepentingan negara, baik masyarakat maupun pemerintah.
Salah satu jenis pajak yang wajib dibayar rakyat ialah PPN (Pajak Pertambahan Nilai). PPN
merupakan pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai barang atau jasa dalam
peredarannya dari produsen ke konsumen. Saat ini, Indonesia menganut sistem tarif tunggal
untuk PPN, yaitu sebesar 10 persen. (Kementerian Keuangan RI, 2021). Namun, nampaknya
pemerintah berencana untuk menaikkan tarif PPN tersebut pada April 2022 mendatang menjadi
11 persen. Hal ini menimbulkan berbagai pro kontra dari berbagai pihak karena terjadinya
perbedaan kepentingan antara pihak-pihak tersebut terutama dalam rangka pemulihan
perekonomian Indonesia pasca pandemi.

Pemerintah berencana menaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada 2022 dengan tujuan
untuk mendorong realisasi target penerimaan pajak dan sebagai upaya dalam pemulihan
ekonomi di tahun 2022. Dalam menyusun target penerimaan pajak tahun 2022 tersebut,
pemerintah terus mengedepankan kecermatan dan kerasionalitasan yang sejalan dengan proyeksi
perekonomian ke depan. Penerimaan pajak yang tercatat dalam APBN Tahun 2021 mencapai
sebesar Rp38,9 triliun sedangkan untuk target penerimaan pajak yang telah disepakati bersama
Badan Anggaran dan Kemenkeu menjadi sebesar Rp1.229,6 triliun.

Kenaikan nilai PPN adalah salah satu imbas dari proyek Ibu Kota Negara karena banyaknya
pengeluaran pemerintah dan anjloknya sumber pendapatan Negara dan pemotongan PPh Badan
yang mengakibatkan pemerintan melakukan berbagai hal untuk menormalkan pemasukan
Negara. Dampak yang ditimbulkan dari kenaikan pajak pertambahan nilai tersebut sangat diluar
ekspektasi dan harapan awal pemerintah karena justru menimbulkan polemik bagi masyarakat
yang penghasilan ekonominya menengah kebawah terlebih lagi kondisi Negara Indonesia sampai
saat ini masih dalam keadaan terpuruk akibat dampak covid-19 yang menghambat beberapa
sumber penghasilan utama beberapa golongan masyarakat. Jadi, bisa dikatakan bahwa kenaikan
PPN dilandai dengan hasil observasi yang keliru dilakukan oleh pemerintah karena pertimbangan
seperti kemampuan masyarakat kecil saja seolah-olah dihiraukan.

Anda mungkin juga menyukai