Anda di halaman 1dari 2

1.

Pemerintah mencatat penerimaan dari pajak tumbuh lesu sebesar


2,68% atau Rp 705,59 triliun hingga akhir Juli 2019. Realisasi ini baru
memenuhi 44,73% dari target APBN yang sebesar Rp 1.577,6 triliun
hingga akhir tahun. Menurut Pakar Pajak DDTC Darussalam, tentu
diperlukan stimulus untuk meningkatkan penerimaan pajak. Untuk
meningkatkannya, Darussalam mengungkapkan ada beberapa cara.

Pertama adalah dengan memperluas basis pajak. Perluasan ini bisa


dilakukan dengan meningkatkan jumlah wajib pajak (WP). Peningkatan
jumlah WP ini bisa dilakukan dengan melakukan penyisiran. Selain
meningkatkan jumlah WP, Pemerintah juga dinilai bisa memperluas
obyek pajak serta melakukan usaha untuk mencegah penggerusan
basis pajak.

Kedua, upaya peningkatan penerimaan pajak bisa juga dilakukan dengan


mengoptimalkan kontribusi sektor-sektor yang selama ini menjadi penyumbang
penerimaan, seperti sektor manufaktur maupun sektor perdagangan besar. Atau
bahkan bisa juga dilakukan dengan menggenjot penerimaan dari sektor-sektor
yang selama ini tercatat masih rendah kontribusi pajaknya walau pertumbuhan
PBD nya besar. Darussalam mengambil contoh sektor konstruksi.

Ketiga, penerimaan pajak juga bisa dinaikkan dengan melakukan penegakan


hukum pajak. Hal ini bisa dilakukan dengan mengembangkan pengolahan data
dan informasi perpajakan. Selain itu, pelayanan pajak juga dipandang sebagai hal
yang krusial dalam menggenjot kepatuhan pembayaran pajak, karena biasanya
WP lebih suka sesuatu yang mudah. Oleh karena itu, bisa dilakukan dengan
digitalisasi administrasi pajak.

Keempat, pemerintah harus bisa untuk mulai mengurangi belanja


perpajakan yang tidak efektif dengan lebih selektif dan terukur dalam
memberikan fasilitas pajak.

Mengenai apakah pajak berperan penting dalam penerimaan Negara?


Menurut saya, iya. Pajak masih mempunyai peran penting bagi Negara
dimana pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
Negara. Pajak juga digunakan untuk menjalankan tugas-tugas rutin
neara dan melaksanakan pembangunan. Contoh fungsi pajak ini adalah
menyediakan fasilitas kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan
pelayanan public.

2. Tax amnesty atau yang biasa disebut sebagai pengampunan pajak merupakan suatu sistem
pengampunan pajak yang seharusnya dibayar oleh wajib pajak melalui pengungkapan harta
yang dimiliki oleh wajib pajak yang kemudian melakukan pembayaran uang tebusan
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang No.11 tahun 2016 tentang
Pengampunan Pajak yang membahas mengenai wajib pajak hanya diperlukan untuk
mengungkapkan harta yang dimiliki dan kemudian membayar tebusan pajak sebagai
metode pajak pengampunan atas harta wajib pajak yang tidak pernah dilaporkan selama ini.
Jadi dengan kata lain Tax amnesty atau pengampunan pajak ini menjadi sarana untuk
pemerintaha guna untuk meningkatkan pendapatan pajak dan kepatuhan perpajakan wajib
pajak. 

Program pengungkapan sukarela (PPS) atau tax amnesty jilid II resmi berakhir pada 30 Juni
20222. Berdasarkan data kementerian Keuangan (Kemenkeu), total harta bersih yang
dilaporkan hingga akhir pelaksanaan tax amnesty jilid II sebesar RP 594,83 triliun dari
247.918 waji pajak.

Menurut Kemenkeu, terdapat 11 wajib pajak yang melaporkan hartanya Rp 1 triliun ke atas.
Lalu, terdapat 705 wajib pajak yang melaporkan harta Rp 100 miliar hingga Rp 1 Triliun.

Meski demikian, nilai tersebut berbanding jauh dari tax amnesty jilid I pada 2016 dengan
harta berih yang dilaporkan mencapai Rp 4.854,63 triliun. Jumlah itu berasal dari 956.793
wajib pajak.

Deklarasi dalam negeri yang dilaporkan saat tax amnesty jilid II sebesar Rp 498,88 triliun.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan deklarsi dalam negeri tax amnesyu jilid I yang
sebesar Rp 3.676 triliun.

Selain itu, deklarasi luar negeri hanya sebesar Rp 59,91 triliun ketika tax amnesty jilid II.
Sedangkan deklarasi luar negeri ketika tax amnesty jilid I mencapai Rp 1.032 triliun.

Repatriasi pajak tax amnesty jilid II diketahui sebesar Rp 16,06 triliun. Sementara, repatriasi
tax amnesty jilid I sebesar Rp 147 triliun.

Adapun, investasi yang berhasil didapatkan dari PPS 2022 sebesar Rp 19,98 triliun.

Sumber: https://bakeuda.agamkab.go.id/Home/view/22#:~:text=Sebagai%20sumber%20pendapatan
%20negara%2C%20pajak,infrastruktur%20dan%20pelayanan%20publik%20lainnya.

https://www.online-pajak.com/seputar-pph-final/tax-amnesty-jilid-2#:~:text=Tax%20amnesty
%20(pengampunan%20pajak)%20adalah,selama%20ini%20tidak%20pernah%20dilaporkan.

https://dataindonesia.id/bursa-keuangan/detail/timpang-realisasi-pps-2022-dan-tax-amnesty-2016

Anda mungkin juga menyukai