Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : JEFRI SETIONO

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044971362

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4103/FILSAFAT HUKUM DAN ETIKA PROFESI

Kode/Nama UPBJJ : 15/Pangkalpinang

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Dari uraian diatas maka dapat dijelaskan mengenai urgensi pentingnya etika bagi profesi hukum.
Secara etimologi etika adalah ajaran tentang baik-buruk, yang diterima umum tentang sikap,
perbuatan, kewajiban, dan sebagainya. Etika bisa disamakan artinya dengan moral (mores dalam
bahasa Latin), akhlak atau kesusilaan, berkaitan masalah nilai, etika pada pokoknnya membicarakan
masalah-masalah predikat nilai susila atau tindak susila baik dan buruk. Dalam hal ini, etika termasuk
dalam kawasan nilai, sedangkan nilai etika itu sendiri berkaitan dengan baik-buruk perbuatan
manusia. Etika adalah ilmu yang berkenaan tentang baik-buruk, hak, serta kewajiban moral. Etika
profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalani kehidupan sebagai
pengemban profesi. Hanya pengemban profesi yang bersangkutan sendiri yang dapat atau yang paling
mengetahui tentang apakah perilakunya dalam mengemban profesi memenuhi tuntutan etika
profesinya atau tidak. Karena tidak memiliki kompetensi teknikal, maka orang awam tidak dapat
menilai hal itu. Ini berarti, kepatuhan pada etika profesi akan sangat tergantung pada akhlak
pengemban profesi yang bersangkutan. Hubungan etika dengan profesi hukum, bahwa etika profesi
adalah sebagai sikap hidup, berupa kesediaan untuk memberikan pelayanan profesional di bidang
hukum terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap mayarakat yang membutuhkan pelayanan hukum
dengan disertai refleksi seksama. Dan oleh karena itulah dalam melaksanakan profesi terdapat kaidah‐
kaidah pokok berupa etika profesi yaitu sebagai berikut :
a. Profesi harus dipandang sebagai pelayanan dan oleh karena itu sifat “tanpa pamrih” menjadi
ciri khas dalam mengembangkan profesi.
b. Pelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan pencari keadilan mengacu pada
nilai‐nilai luhur.
c. Pengembangan profesi harus selalu berorientasi pada masyarakat sebagai keseluruhan.
d. Persaingan dalam pelayanan berlangsung secara sehat sehingga dapat menjamin mutu dan
peningkatan mutu pengemban profesi.

Sumber referensi : Siti Marwiyah, Penegakan Kode Etik Profesi di Era Malapraktik Profesi
Hukum, Bangkalan Madura, UTM Press, 2015 ; https://jurnal.um-palembang.ac.id ;
http://repository.ubharajaya.ac.id

2. Lahirnya kode etik advokat adalah dalam rangka menjaga martabat dan kehormatan profesi advokat.
Untuk itu, advokat wajib tunduk dan mematuhi kode etik profesi advokat dan ketentuan tentang
Dewan Kehormatan Organisasi Advokat. Pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik profesi advokat
dilakukan oleh organisasi advokat. Kode etik profesi advokat juga ditetapkan oleh organisasi advokat
bagi para anggotanya.
Apabila terjadi pelanggaran kode etik, Dewan Kehormatan Organisasi Advokat memeriksa dan
mengadilinya. Namun perlu diperhatikan, Keputusan Dewan Kehormatan Organisasi Advokat ini
tidak menghilangkan tanggung jawab pidana. Hingga saat ini, kode etik profesi advokat diatur
dalam Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) yang disahkan pada tanggal 23 Mei 2002. Apabila
merujuk pada KEAI, advokat dalam menjalankan profesinya adalah bebas dan mandiri serta tidak
dipengaruhi oleh siapapun dan wajib memperjuangkan hak-hak asasi manusia dalam Negara Hukum
Indonesia. Selain itu, advokat dalam melakukan tugasnya tidak bertujuan semata-mata untuk
memperoleh imbalan materi tetapi lebih mengutamakan tegaknya hukum, kebenaran keadilan,
dan harus senantiasa menjungjung tinggi profesi advokat sebagai profesi terhormat (officium nobile).
Selain itu sehubungan dengan pertanyaan Anda tentang tindak pidana suap, berikut 3 ketentuan dalam
kode etik advokat yang berpotensi dilanggar dalam perkara suap:

1) Dalam perkara perdata yang sedang berjalan, advokat hanya dapat menghubungi
hakim apabila bersama-sama dengan advokat pihak lawan, dan apabila ia menyampaikan
surat, termasuk surat yang bersifat "ad informandum" maka hendaknya seketika itu tembusan
dari surat tersebut wajib diserahkan atau dikirimkan pula kepada advokat pihak lawan;
2) Dalam perkara pidana yang sedang berjalan, advokat hanya dapat menghubungi hakim apabila
bersama-sama dengan jaksa penuntut umum; Advokat tidak dibenarkan mengajari dan atau
mempengaruhi saksi-saksi yang diajukan oleh pihak lawan dalam perkara perdata atau oleh
jaksa penuntut umum dalam perkara pidana.

tindakan tersebut bisa diadukan pula sebagai pelanggaran KEAI. Pengaduan dapat diajukan oleh
pihak yang berkepentingan dan merasa dirugikan, yaitu:

a. Klien;
b. Teman sejawat advokat;
c. Pejabat pemerintah;
d. Anggota masyarakat;
e. Dewan pimpinan pusat/cabang/daerah dari organisasi profesi di mana teradu menjadi anggota.

Adapun hukuman yang diberikan dapat berupa:

a. Peringatan biasa bilamana sifat pelanggarannya tidak berat.


b. Peringatan keras bilamana sifat pelanggarannya berat atau karena mengulangi kembali
melanggar kode etik dan atau tidak mengindahkan sanksi peringatan yang pernah
diberikan.
c. Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu bilamana sifat pelanggarannya berat,
tidak mengindahkan dan tidak menghormati ketentuan kode etik atau bilamana setelah
mendapat sanksi berupa peringatan keras masih mengulangi melakukan pelanggaran
kode etik.
d. Pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi bilamana dilakukan pelanggaran kode
etik dengan maksud dan tujuan merusak citra serta martabat kehormatan profesi
advokat yang wajib dijunjung tinggi sebagai profesi yang mulia dan terhormat.

Untuk pemberian sanksi pemberhentian sementara untuk waktu tertentu harus diikuti larangan
menjalankan profesi advokat di luar maupun di muka pengadilan. Sementara itu, terhadap mereka
yang dijatuhi sanksi pemberhentian sementara untuk waktu tertentu dan/atau pemecatan dari
keanggotaan organisasi profesi disampaikan kepada Mahkamah Agung untuk diketahui dan dicatat
dalam daftar advokat. Di sisi lain merujuk kepada UU Advokat, seorang advokat yang berbuat
bertentangan dengan kewajiban, kehormatan, atau harkat dan martabat profesinya, melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dan/atau perbuatan tercela, atau melanggar
sumpah/janji advokat dan/atau kode etik profesi advokat, bisa dikenakan tindakan berupa:

a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. pemberhentian sementara dari profesinya selama 3 sampai 12 bulan;
d. pemberhentian tetap dari profesinya.

Tindakan di atas diatur lebih lanjut dengan Keputuan Dewan Kehormatan Organisasi
Advokat sebagaimana telah kami terangkan sebelumnya. Selain itu, karena pelanggaran kode etik
tidak menghapuskan tanggung jawab pidana, advokat yang dijatuhi pidana yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam hukuman 4 tahun atau
lebih dapat diberhentikan dari profesinya secara tetap. Atas penjatuhan pidana yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap itu, panitera pengadilan negeri menyampaikan putusan kepada organisasi
advokat.
Jadi menjawab pertanyaan Anda, bisa saja advokat diberhentikan secara tetap dari profesinya apabila
dijatuhi pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam hukuman 4 tahun/lebih atau melanggar KEAI dalam hal dilakukan pelanggaran kode etik
dengan maksud dan tujuan merusak citra serta martabat kehormatan profesi advokat yang wajib
dijunjung tinggi sebagai profesi yang mulia dan terhormat.
Sumber : Kode Etik Advokat Indonesia ; Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat ; https://www.hukumonline.com/

3. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang advokat dalam menjalankan tugas dan fungsinya
berdasarkan kode etik advokat ialah

- Menjunjung Kode Etik Profesi Salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh advokat
sesuai UU RI Nomor 18 Tahun 2003 adalah menjunjung kode etik profesinya. Kode etik
dianggap sebagai hukum tertinggi dalam menjalankan profesinya.
Kode etik advokat Indonesia adalah menjamin, melindungi, dan membebankan kewajiban
kepada setiap advokat untuk jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya.
Tanggung jawab ditujukan kepada klien, pengadilan, negara, atau masyarakat, serta kepada
dirinya sendiri.
- Menegakkan Supremasi Hukum Kewajiban lain seorang advokat adalah menegakkan hukum
termasuk supremasi hukum dan hak asasi manusia. Dalam menjalankan kewajibannya
menegakkan hukum, advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan
tugas dan martabat profesinya. Advokat dilarang memangku tanggung jawab lain yang dapat
mengurangi kemerdekaannya dalam menjalankan tugas.
- Menegakkan Hak Asasi Manusia dalam Menjalankan Profesinya Dijelaskan dalam Undang-
undang bahwa advokat sebagai salah satu unsur sistem peradilan merupakan salah satu pilar
dalam menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia. Oleh karena itu, advokat dalam
menjalankan tugasnya dilarang membedakan perlakuan terhadap klien berdasarkan jenis
kelamin, agama, politik, keturunan, ras, atau latar belakang sosial dan budayanya.
- Bersungguh-sungguh Melindungi dan Membela Kepentingan Klien Setiap advokat
berkewajiban melindungi dan membela kepentingan kliennya dengan sungguh-sungguh.
Kepentingan klien yang dimaksud adalah kepentingan klien yang sebelumnya telah
didiskusikan dan dituangkan dalam bentuk perjanjian. Di mana jasa hukum yang diberikan
akan disesuaikan dengan hal tersebut. Dalam rangka melindungi kepentingan klien, advokat
wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui dan diperolehnya dari klien karena
hubungan profesional yang dibangun.

Sumber : https://nasional.kompas.com/ ; Sinaga, Harlen. 2011. Dasar-dasar Profesi Advokat.


Jakarta: Penerbit Erlangga ; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat

Anda mungkin juga menyukai