Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FEBRI OKTAVIAN PURWADI

NIM : 04791772
PRODI : S1 ILMU HUKUM
UPBJJ : PONTIANAK

1. Profesi hukum merupakan profesi yang melekat dan dilaksanakan oleh aparatur hukum
dalam suatu pemrintahan di suatu Negara (C.S.T. Kansil, 2003:8). Pengemban profesi
hukum ini harus bekerja secara professional, teliti, kehati-hatian, ketekunan dan tanggung
jawab besar baik kepada diri sendiri maup Tuhan Yang Maha Esa. Pengemban hukum
harus bekerja berdasarkan kode etik yang sudah berlaku, apabila terjadi sebuah
pelanggaran maka harus siap dalam mempertanggung jawabkan sesuai tuntutan kode
etik.
Setiap profesi memiliki ciri-ciri tersendiri, begitu pula profesi hukum karena sebab
akibatnya sangat melekat dengan kehidupan sosial bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang sama-sama mencari keadilan. Sebagaimana pada umumnya manusia
memiliki hak dasar untuk dilindungi yang tercakup dalam hak-hak sebagai berikut:
a. Hak asasi pribadi (Personal Rights) yang mencakup kebebasan berpendapat,
memeluk agama, beraktivitas dan sebagainya.
b. Hak asasi ekonomi (Property Rights) yang mencakup hak memiliki dan
memperlihatkan sesuatu, baik menjual ataupun membeli serta hanya
memanfaatkannya saja.
c. Hak asasi dan kebudayaan (Social And Culturs Rights) mencakup hak memilih
pendidikan, mengembangkan kebudayaan dan lain sebagainya.
d. Hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
(Procedural Rights)

Kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang yang menyandang "profesi hukum"
termasuk pendidikan yang memadai, pemahaman yang baik tentang hukum, kemampuan
analisis, keterampilan komunikasi, kesadaran akan tanggung jawab dan etika, serta
kemampuan untuk mempertahankan kepentingan klien dengan integritas dan objektivitas
agar dapat menciptakan hukum yang adil bagi semua khalayak
2. Dalam profesi hukum, hubungan antar sejawat sangat penting untuk menjaga integritas
dan standar etika profesi sebagaimana tertuang dalam Pasal 5 Kode Etik Advokat
terhadap kekuatan Etik Hubungan dengan Teman Sejawat antara lain:
 Hubungan antara teman sejawat harus dilandasi sikap saling menghormati, saling
menghargai dan saling percaya
 Jika advokat membicarakan teman sejawat atau berhadap satu dengan lainnya
dalam sidang pengadilan, maka sebaiknya menggunakan kata-kata yang sopan
baik secara lisan maupun tertulis.
 Kekerabatan terhadap teman sejawat yang dianggap bertentangan dengan kode
etik advokat juga harus diajukan kepada dewan kehormatan untuk diperiksa dan
tidak dibenarkan untuk dapat disiarkan melalui media.
 Advota tidak boleh menarik atau merebut klien dari teman sejawat.
 Apabila klien ingin mengganti advokat maka advokat harus bertanya apakah
tindakan tersebut dapat diterima kepada advokat semula. Karena pemberian
kuasa kepada advokat semula masih memiliki kewajiban untuk mengingatkan
klien dalam memenuhi kewajiban yang masih ada pada advokat semula.
 Apabila ada perkara yang diserahkan klien kepada advokat yang bary, maka
advokat semula wajib memberikan semua surat dan keterangan yang memiliki
makna oenting dalam perkara tersebut.

Dalam kasus pelanggaran kode etik antara Hotma Sitompul dan Hotman Paris,
seharusnya hubungan antarsejawat didasarkan pada sikap saling menghormati,
kerjasama, dan kepercayaan. Advokat harus saling mendukung dan bekerja sama
dalam menjunjung tinggi kode etik profesi, serta menjaga kehormatan dan reputasi
profesi hukum. Selain itu Dewan Kehormatan memiliki peran penting dalam
penegakan kode etik advokat. Fungsi Dewan Kehormatan adalah:

 Menerima dan memproses pengaduan terkait pelanggaran kode etik advokat.


 Melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap pengaduan yang diterima.
 Mengadakan sidang etik untuk mendengarkan argumen dan bukti terkait
pelanggaran yang dilaporkan.
 Membuat keputusan dan memberikan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang
terbukti.
 Menjaga integritas dan standar etika profesi advokat.
 Dewan Kehormatan berperan sebagai lembaga yang independen untuk
menegakkan kode etik advokat dan menjaga kehormatan profesi hukum. Melalui
proses penyelidikan dan sidang etik, Dewan Kehormatan dapat menentukan
apakah pelanggaran kode etik terjadi dan memberikan sanksi yang sesuai, seperti
teguran, larangan praktik, atau pencabutan izin praktik advokat, untuk menjaga
integritas dan profesionalisme dalam profesi hukum.
Dalam menjalankan profesinya, advokat harus mendasarkan pada UU Nomor 18
Tahun 2003 tentang Advokat dan Kode Etik Advokat. Pelaksanaan kode etik ini juga
memerlukan pengawasan oleh pemberi wewenang dalam memeriksa dan mengadili
pelanggaran kode etik yang ada.

Referensi:
https://pustaka.ut.ac.id/reader/index.php?subfolder=HKUM4103/&doc=M8.pdf
https://kumparan.com/annisa-wahyu-nur-alfiyah/implementasi-kode-etik-profesi-advokat-
terhadap-teman-sejawat-1uqckmDV/full

Anda mungkin juga menyukai