Anda di halaman 1dari 33

Materi Kuliah:

ETIKA PROFESI HUKUM


Fakultas Hukum Universitas Jember
Materi Kuliah
m

ETIKA PROFESI HUKUM


Oleh :

I WAYAN YASA, S.H., M.H.


Untuk keperluan sendiri
Om Swastiastu, Om Avighnam Astu Namo Siddham,
Om A no bhadrah kratthavo yantu visvatah (Reg Weda I. 89. 1)
Sekedar mengingatkan :

ETIKA PROFESI HUKUM


KODE ETIK
ADVOKAT
Siapakah Advokat itu ?
• Advokat adalah orang yang berpraktek
memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun di luar pengadilan yang
memenuhi persyaratan berdasarkan
undang-undang ‘ini’, yang berlaku, baik
sebagai Advokat, Pengacara, Penasehat
Hukum, Pengacara Praktek ataupun
sebagai Konsultan Hukum.

• Kode Etik Advokat Indonesia, selanjutnya


disebut KEAI).
Menurut Muhammad Sanusi :
• Kode etik advokat sebagai ketentuan
atau norma yang mengatur sikap,
perilaku dan perbuatan yang boleh atau
tidak boleh dilakukan seorang penasehat
hukum dalam menjalankan kegiatan
profesinya, baik sewaktu beracara di
muka pengadilan maupun di luar
pengadilan.
Menurut Muhammad Sidharta :
• Kode Etik Profesi adalah
seperangkat kaedah perilaku
sebagai pedoman yang harus
dipatuhi dalam mengemban suatu
profesi.
• Advokat adalah sebuah profesi.
• Advokat wajib menjunjung tinggi
kode etik profesi advokat.
Kode Etik Advokat Indonesia adalah :
• Sebagai hukum tertinggi dalam
menjalankan profesi, yang menjamin
dan melindungi namun membebankan
kewajiban kepada setiap advokat
untuk jujur dan bertanggung jawab
dalam menjalankan profesinya baik
kepada klien, pengadilan, negara,
UUD, lawan berperkara, rekan
advokat atau masyarakat dan
terutama kepada dirinya sendiri.
Kode Etik Advokat :
• Dalam perkembangannya di Indonesia dikenal
beberapa kode etik, antara lain:
• Kode Etik Advokat Ikatan Advokat
Indonesia (IKADIN) , disahkan Munas
Advokat Indonesia I tanggal 10 November
1985;
• Kode Etik Bersama IKADIN,
• Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), dan
• Ikatan Penasihat Hukum Indonesia(IPHI),
ditetapkan di Jakarta tanggal 8 April 1996.
Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) :
Dibuat bersama oleh :
• IKADIN,
• AAI,
• IPHI,
• Himpunan Advokat & Pengacara Indonesia
(HAPI),
• Serikat Pengacara Indonesia (SPI),
• Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia
(AKHI),
• Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal
(HKHPM).
• Disahkan tanggal 23 Mei.
Kongres Advokat Indonesia I Tahun 2008 :
• Kongres Advokat Indonesia I Tahun
2008, dengan SK No. 08/KAI-
I/V/2008, menetapkan Kode Etik
Advokat, tanggal 30 Mei 2008.
• Lingkup Internasional, dikenal:
International Code of Ethics, by
International Bar Association, first
adobted 1956.
• Berpusat di London, Inggris.
Kode Etik Advokat Indonesia adalah :
• Kode Etik Advokat Indonesia adalah
sebagai hukum tertinggi dalam
menjalankan profesi, yang menjamin dan
melindungi namun membebankan
kewajiban kepada setiap Advokat untuk
jujur dan bertanggung jawab dalam
menjalankan profesinya baik kepada
klien, pengadilan, negara atau
masyarakat dan terutama kepada dirinya
sendiri, (alinea kelima pembukaan KEAI).
Menurut Martiman P, (2000) bahwa :
• Kode Etik Advokat adalah
pengaturan tentang perilaku
anggota, baik dalam interaksi
sesama anggota atau rekan anggota
organisasi advokat lainnya maupun
dalam kegiatan dimuka pengadilan,
baik beracara di dalam maupundi
luar pengadilan.
Kode Etik Advokat, dikelompokkan :
1. Kode etik dalam hubungan dengan
kepribadian advokat umumnya;
2. Kode etik dalam hubungan advokat
dengan klien;
3. Kode etik dalam hubungan dengan
teman sejawat;
4. Kode etik dalam cara bertindak
menangani perkara;
5. Kode etik dalam hubungan advokat
terhadap hukum, undang-undang,
kekuasaan dan para pejabat pengadilan.
Sistematika KEAI :
Bab I : Ketentuan Umum;
Bab II : Kepribadian Advokat;
Bab III : Hubungan dengan klien;
Bab IV, V : Hubungan dengan teman sejawat
dan sejawat asing;
Bab VI : Cara bertindak menangani perkara
Bab VII : Ketentuan-ketentuan lain tentang
kode etik;
Bab VIII, IX : Pelaksanaan kode etik dan Dewan
Kehormatan;
Bab X, XI, XII : KE dan DK, Aturan Peralihan,
Penutup.
Point-point penting dalam KEAI :
• Advokat dapat menolak untuk memberi nasihat
dan bantuan hukum kepada setiap orang yang
memerlukan jasa dan atau bantuan hukum
dengan pertimbangan oleh karena tidak sesuai
dengan kehaliannya dan bertentangan dengan
hati nuraninya;
• Advokat tidak dapat menolak dengan alasan
karena perbedaan SARA , jenis kelamin,
keyakinan politik dan kedudukan sosialnya;
• Advokat harus senantiasa menjunjung tinggi
profesi advokat sebagai profesi terhormat
(officium nobile).
Hubungan dengan klien :
• Advokat dalam perkara-perkara perdata
harus mengutamakan penyelesaian
dengan jalan damai;
• Advokat tidak dibenarkan memberikan
keterangan yang dapat menyesatkan
klien mengenai perkara yang sedang
diurusnya;
• Advokat harus menolak mengurus
perkara yang menurut keyakinannya tidak
ada dasar hukumnya.
Hubungan dengan teman sejawat :
• Advokat tidak diperkenankan menarik
atau merebut seorang klien dari teman
sejawat.
• Apabila klien hendak mengganti Advokat,
maka Adokat yang baru hanya dapat
menerima perkara itu setelah menerima
bukti pencabutan pemberian kuasa
kepada Advokat semula dan
berkewajiban mengingatkan klien untuk
memenuhi kewajibannya apabila masih
ada terhadap advokat semula.
Cara bertindak menangani perkara :
• Surat-surat kepada teman sejawat
dalam suatu perkara yang dibuat
dengan membubuhkan catatan Sans
Prejudice, tidak dapat ditunjukkan
kepada hakim;
• Advokat tidak dibenarkan mengajari
atau mempengaruhi saksi-saksi yang
diajukan pihak lawan.
Lanjutan :
• Advokat bebas mengeluarkan
pernyataan atau pendapat yang
dikemukakan dalam sidang pengadilan
dalam rangka pembelaan dalam suatu
perkara yang menjadi tanggung
jawabnya, baik dalam sidang terbuka
maupun sidang tertutup yang
dikemukakan secara proporsional dan
tidak berkelebihan dan untuk itu memiliki
immunitas hukum baik perdata maupun
pidana.
Ketentuan lain tentang KEAI :
• Dilarang memasang iklan yang
semata-mata untuk menarik
perhatian orang, termasuk
pemasangan papan nama yang
berlebihan.
• Kantor Advokat atau cabangnya
yang diadakan di suatu tempat yang
dapat merugikan kedudukan dan
martabat Advokat, tidak dibenarkan.
Lanjutan :

• Advokat dapat mengundurkan diri


dari perkara yang akan dan atau
diurusnya apabila timbul perbedaan
dan tidak dicapai kesepakatan
tentang cara penanganan perkara
dengan klien.
Fungsi Dan Peran Kode Etik Advokat :

• Sebagai alat kontrol untuk


membatasi kebebasan profesional
untuk melindungi kepentingan
hukum dan tentu kepentingan
masyarakat yang dilayani
pengemban profesi.
Menurut Subekti bahwa :
• Fungsi dan tujuan kode etik adalah
menjunjung martabat profesi dan
menjaga atau memelihara
kesejahteraan para anggotanya
dengan melarang perbuatan-
perbuatan yang akan merugikan
kesejahteraan materiil para
anggotanya.
Peranan Kode Etik, dapat digariskan :
1. Kode Etik ditujukan untuk melindungi
anggota- anggotanya dalam
menghadapi tindakan- tindakan yang
tidak jujur.
2. Kode Etik mengatur hubungan antar
anggota.
3. Kode Etik sebagai pelindung dari
campur tangan pihak luar atau
perlakuan yang tidak adil.
Lanjutan :

4. Kode Etik meningkatkan


pengembangan kualitas profesi
dalam praktek, yang sesuai dengan
cita-cita masyarakat.
5. Kode Etik mengatur hubungan
antara profesi dengan pelayanan
yang memang dibutuhkan oleh
masyarakat umum.
Maksud pembentukan kode etik :

1. Menjaga dan meningkatkan


kualitas moral.
2. Menjaga dan meningkatkan
kualitas keterampilan teknis.
3. Melindungi kesejahteraan materiil
para pengemban profesi.
Ketentuan-ketentuan yang mengatur
mengenai kode etik advokat adalah :

1. Undang-undang No.18 Tahun


2003 Tentang Adokat (UU
Advokat.
2. Kode Etik Advokat Indonesia.
Ketentuan dalam UU Advokat :
1. Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8 tentang
tindakan, jenis tindakan yang
dikenakan oleh Dewan
Kehormatan.
2. Pasal 26 dan 27 tentang
kewenangan Organisasi Advokat
dan Dewan Kehormatan.
3. Pasal 29 ayat (1) tentang ditetapkan
dan dijalankannya Kode Etik bagi
para anggotanya.
Kesimpulan :
1. Profesi Advokat adalah yang sangat
mulia karena dapat membantu para
pencari keadilan (justiabellen).
2. Memiliki integritas yang tinggi.
3. Selalu bertindak dalam ranah keadilan.
4. Selalu menjaga martabat kemanusiaan.
5. Ikut bertanggungjawab dalam
menegakkan hukum dan keadilan.
6. Dalam menjalankan kewajibannya, ia
memiliki immunitas hukum baik perdata
maupun pidana.
Matur Sakalangkong
Matur Suksma
Matur Nuwun
Terima Kasih
Thank You
Gracias
Xie Xie
Arigato
Merci
!!!!

Anda mungkin juga menyukai