Anda di halaman 1dari 61

KODE ETIK Heru Susetyo, SH. LL.M. M.Si. Ph.

Dosen Tetap FH-UI & Advokat

ADVOKAT Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA)

Universitas Jayabaya & FHP Law School

INDONESIA
Dewan Pengacara Nasional Indonesia

JAKARTA 2021
Konsideran pada UU Advokat No. 18/ 2003

• bahwa kekuasaan kehakiman yang bebas dari segala campur


tangan dan pengaruh dari luar, memerlukan profesi Advokat yang
bebas, mandiri, dan bertanggung jawab, untuk terselenggaranya
suatu peradilan yang jujur, adil, dan memiliki kepastian hukum bagi
semua pencari keadilan dalam menegakkan hukum, kebenaran,
keadilan, dan hak asasi manusia;
• bahwa Advokat sebagai profesi yang bebas, mandiri, dan
bertanggung jawab dalam menegakkan hukum, perlu dijamin dan
dilindungi oleh undang-undang demi terselenggaranya upaya
penegakan supremasi hukum
APA ITU ETIK

Derived from “ethos” (Greek: way of thinking, customs, habit, feeling,


character, character of decency
KBI:
– System of value (Sistem Nilai)
– Values or norms, applied as directive for ones or group to act;
– Set of principles or values related to moral and character.
– Knowledge about ‘good’ or ‘bad’ recognized by society (pengetahuan
tentang ‘benar’ dan ‘salah
KARAKTERISTIK ETIK

Produk terapan

Dapat berubah dan berkembang

Top Down & Bottom Up

Self regulation, tak ada external forces

Dimaksudkan untuk mencegah perilaku tidak etis


APA ITU PROFESI

Profesi adalah sesuatu yang lebih dari sekedar


pekerjaan, itu adalah karir seseorang yang ingin
menjadi bagian dari masyarakat, yang menjadi
kompeten di sektor pilihan mereka melalui
pelatihan; mempertahankan keterampilan mereka
melalui pengembangan profesional berkelanjutan
(CPD); dan berkomitmen untuk berperilaku etis,
untuk melindungi kepentingan publik.
Persyaratan suatu Profesi

Intellectual foundation

Standards of qualification

Community Engagement

Aprreciation from the community

Professional association
ADVOKAT

Advokat adalah orang yang berprofesi


memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun di luar pengadilan yang
memenuhi persyaratan berdasarkan
ketentuan Undang-Undang
ADVOKAT ADALAH PROFESI
TERHORMAT

Sedikitnya tiga kali frasa “Officium Nobile” disebut dalam KEAI 2002

Salah satunya, Pasal 8 huruf a yang berbunyi

“Profesi Advokat adalah profesi yang mulia dan


terhormat (officium nobile), dan karenanya dalam
menjalankan profesi selaku penegak hukum di
pengadilan sejajar dengan Jaksa dan Hakim, yang dalam
melaksanakan profesinya berada dibawah perlindungan
hukum, undang-undang dan Kode Etik ini”.
PRINSIP DASAR PROFESI

SERVICE ORI- HIGHEST VALUES PRIORITIZE PEO- PEOPLE ORIENTED HEALTHY COMPE- GUARANTEED
ENTED ORIENTED PLE’S INTERESTS TITION QUALITY OF SER-
VICE
TANGGUNGJAWAB
TRUST

MANDATE

RESPECTFULNESS
Type of Responsibility
Moral

Technical profession

Legal
TANGGUNG JAWAB PROFESI

Professional demand
Professional standard
Professional responsibility >
unprofessional conduct/ misconduct
Code of Conduct

A code of conduct is intended to be a central guide


and reference for users in support of day-to-day deci-
sion
making. It is meant to clarify an organization's mission,
values and principles, linking them with standards of
professional conduct. As a reference, it can be used to
locate relevant documents, services and other resources
related to ethics within the organization.
http://www.ethics.org/resource/why-have-code-conduct
CODE OF CONDUCT

Code of Conduct
Can refer to a listing of required behaviors,
the violation of which would result in
disciplinary action. In practice, used
interchangeably with Code of Ethics.
Lord Macmilan on Advocate
Responsibility
“In the discharge of his office the advocate has
a duty to his client, a duty to his opponent,
a duty to the court, a duty to himself and
a duty to the state (the art of the advocate by
Richard du Cann)”

(taken from Todung Mulya Lubis Presentation)


Sumpah advokat di USA

I will not wittingly promote or sue any false groundless


of unlawful suit nor give aid and I consent to the
sameI will delay no man for lucre or malice, but I will
conduct myself in the office of an attorney within the
court according to the best of my knowledge and
discretion, and with all good fidelity as well to the
courts as my client. So help me God
Saya tidak akan dengan sengaja mempromosikan atau menuntut tuntutan palsu yang tidak
berdasar atau memberikan bantuan, dan saya setuju untuk hal yang sama tidak akan menunda
siapa pun karena kejahatan atau kejahatan, tetapi saya akan melakukannya bawa saya ke
kantor pengacara di pengadilan menurut pengetahuan terbaik saya dan kebijaksanaan, dan
dengan semua kesetiaan yang baik juga untuk pengadilan untuk klien saya. Jadi bantu aku
Tuhan
SUMBER KODE ETIK

Customary
Practice Religion/Belief
laws

Agreements/
State Laws
Convention
Kekuatan Hukum Kode Etik

Seberapa kuat?
Soft Law or Hard Law?
Sanksi administrasi/ sanksi etik atau
sanksi pidana?
PENGERTIAN ADVOKAT

PELAYANAN HUKUM

KEAHLIAN KHUSUS

SUMPAH

KODE ETIK

PENEGAK HUKUM
CIRI PROFESIONALISME

Ada kantor / memenuhi syarat.

Berperkara.

Taat hukum dan melaksanakan Kode Etik.

Kewajiban-kewajiban lainnya.
Kode Etik Advokat Indonesia

Kode Etik Advokat pada Asosiasi Advokat

1. Kode Etik IKADIN

2. Kode Etik AAI

3. Kode Etik IPHI

4. dst

Kode Etik Advokat Indonesia tanggal 23 Mei 2002 dilahirkan oleh 7 Organisasi Advokat/

Penasehat Hukum; Aturan Peralihan pada pasal 22 membentuk Dewan Kehormatan Bersama
Kode Etik profesi Advokat Indonesia disusun oleh Organisasi Advokat yang disahkan pada
tanggal 23 Mei 2002 & berlaku sejak tanggal tersebut berdasarkan Perubahan I tanggal 1
Oktober 2002, semula diberlakukan bersamaan berlakunya UU Advokat.

 Dalam melakukan penindakan atas pelanggaran Kode Etikprofesi Advokat dilakukan melalui
pemeriksaan dan mengadili oleh Dewan Kehormatan Organisasi Advokat.

 Dewan Kehormatan Organisasi Advokat tingkat Daerah mengadili pada tingkat pertama
dan Dewan Kehormatan tingkat Pusat mengadili tingkat banding dan terakhir.
ISI KODE ETIK ADVOKAT
INDONESIA 2002

1. Ketentuan Umum 9. Dewan Kehormatan


2. Kepribadian Advokat
• A. Ketentuan Umum
3. Hubungan dengan Klien
4. Hubungan dengan teman sejawat • B. Pengaduan
5. Tentang sejawat Asing • C. Tata cara pengaduan
6. Cara bertindak menangani perkara 10.Kode Etik
7. Ketentuan lain tentang Kode Etik
8. Pelaksanaan Kode Etik
11.Aturan Peralihan
12.Penutup
Pasal 2 UU NO. 18 TAHUN 2003

(1) Yang dapat diangkat sebagai advokat adalah sarjana


berlatar belakang Pendidikan Hukum dan setelah mengikuti
Pendidikan Khusus Profesi Advokat yang dilaksanakan oleh
Organisasi Advokat.
(2) Pengangkatan dilakukan oleh Organisasi Advokat.
Hasibuan, 2013
(3) Salinan Surat Keputusan Pengangkatan Advokat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada
Mahkamah Agung dan Menteri.
Pasal 3 UU NO. 18 TAHUN 2003

(1) Untuk dapat diangkat menjadi Advokat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Warga Negara Republik Indonesia.
b. Bertempat tinggal di Indonesia.
c. Tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri atau Pejabat Negara.
d. Berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun.
e. Berijasah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1)
f. Lulus ujian yang diadakan oleh organisasi advokat.
g. Magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor Advokat.
h. Tidak pernah dipenjara krn melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan tindak pidana penjara 5 tahun atau
lebih
i. Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas tinggi.

(2)Advokat yang telah diangkat Berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjalankan prakteknya
dengan mengkhususkan diri pada bidang tertentu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan.
HAK DAN KEWAJIBAN ADVOKAT
• Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela
perkara yang menjadi tanggungjawabnya di dalam sidang pengadilan
dengan tetap berpegang pada kode etik dan peraturan
perundang-undangan.

• Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam
menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan
pembelaan klien dalam sidang pengadilan.

• Advokat berhak memperoleh informasi, data, dokumen lainnya baik dari


instansi Pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan
kepentingan kliennya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan

tidak boleh bersikap deskriminasi tapi tidak dapat diidentikkan dengan


kliennya dalam membela klien oleh pihak yang berwenang dan/atau
masyarakat.
 KEA wajib dijalankan oleh para Advokat serta memberikan perlindungan hukum
dalam menjalankan profesi Advokat.

 KEA menjaga Advokat sebagai profesi terhormat officium


nobile maka dalam menjalankan profesi berpegang teguh
pada kemandirian, kejujuran, kerahasiaan & keterbukaan
oleh karenanya harus saling menjaga sesama teman sejawat
maupun terhadap para penegak hukum lainnya serta terhadap masyarakat (klien)
juga terutama pada diri sendiri.

 Advokat senantiasa menjunjung tinggi KEA dalam menjalankan profesi sebagai suatu hukum tertinggi” tanpa melihat
dari organisasi mana dia berasal dan menjadi
anggota.
KETENTUAN UMUM
• Advokat boleh menolak klien bila tidak sesuai dengan kemampuan dan
keahliannya atau bertentangan dengan hati nuraninya tapi tidak dapat
menolak karena alasan diskriminasi.

• Advokat dalam menjalankan tugas tidak semata-mata bertujuan


memperoleh imbalan materi tapi lebih demi tegaknya hukum dan
keadilan.

• Wajib menjaga solidaritas teman sejawat dan memberikan bantuan


hukum dan pembelaan hukum bila teman sejawat diduga atau
di dakwa dalam suatu perkara pidana.

• Dalam berhubungan dengan klien dan teman sejawat diatur sebagaimana


dapat dilihat dalam KEA yang ada.
Kepribadian advokat

 Tidak boleh menolak pemberian bantuan hukum dengan alasan karena perbedaan agama,
Kepercayaan, suku, keturunan, jenis kelamin, keyakinan politik dan kedudukan sosialnya.

Dalam menjalankan tugasnya, Advokat tidak semata-mata bertujuan untuk mendapatkan


imbalan materi, tetapi mengutamakan Tegaknya Hukum, Kebenaran dan Keadilan.

Advokat dalam menjalankan Profesinya Bebas dan Mandiri serta tidak dipengaruhi oleh
siapapun dan wajib memperjuangkan HAM dalam Negara Hukum Indonesia.

 Advokat wajib memelihara rasa solidaritas antar teman sejawat termasuk wajib memberikan
Bantuan dan Pembelaan Hukum baik diminta atau atas penunjukkan organisasi profesi.
Kepribadian Advokat

Advokat tidak dibenarkan melakukan pekerjaan lain yang dapat merugikan

kebebasan, derajat dan martabat advokat.


• Advokat harus menjunjung tinggi profesi advokat sebagai profesi terhormat (officium nobile).
• Advokat harus bersikap sopan, tetapi wajib mempertahankan hak dan martabat

Tidak boleh jabatan rangkap dengan jabatan Negara, Advokat yang diangkat

menduduki Jabatan Negara (Eksekutif, Legislatif, Yudikatif) harus berhenti

berpraktek sementara dan namanya tidak boleh dicantumkan/digunakan oleh

siapapun atau oleh kantor manapun dalam suatu perkara yang sedang

di proses/berjalan.
 Advokat tidak dibenarkan melakukan pekerjaan lain yang dapat
merugikan kebebasan, derajat dan martabat advokat.

 Advokat harus menjungjung tinggi profesi advokat sebagai


profesi terhormat (officium nobile).

 Advokat harus bersikap sopan, tetapi wajib mempertahankan hak dan


martabat Advokat .

 Tidak boleh jabatan rangkap dengan jabatan Negara, Advokat yang


diangkat menduduki Jabatan Negara (Eksekutif, Legislatif, Yudikatif)
harus berhenti berpraktek sementara dan namanya tidak boleh
dicantumkan/digunakan oleh siapapun atau oleh kanto manapun dalam
suatU perkara yang sedang di proses/berjalan.
 
Kepribadian Advokat

Advokat tidak
Advokat sebagai Advokat bebas
boleh menolak
penegak hukum dan mandiri
perkara

Advokat wajib Advokat wajib Advokat dilarang


memelihara soli- membela teman mengerjakan
daritas sejawat pekerjaan lain
Kepribadian Advokat

Advokat profesi terhormat (Officium Nobile)

Advokat harus sopan

Advokat dilarang jabatan rangkap


Hubungan Advokat dengan Klien

Advokat mengutamakan perdamaian

Advokat dilarang memberikan keterangan menyesatkan

Advokat dilarang menjamin

Advokat berhak menerima honorarium

Advokat dilarang membebani klien

Advokat harus serius

Advokat harus menolak perkara yang tidak mempunyai dasar hukum


Hubungan Advokat dengan Klien

Advokat wajib memegang rahasia

Advokat dilarang melepaskan tugas

Advokat memiliki hak Retensi

Advokat mengurus kepentingan bersama


Hubungan Advokat dengan Teman Sejawat

Tidak menggunakan Pelanggaran kode


Saling hormat
kata-kata yang tidak etik diperiksa Dewan
menghormati
sopan Kehormatan

Advokat baru wajib


Advokat dilarang
Mengganti Advokat mendapatkan
merebut klien
dokumen
Cara Bertindak Menangani
Perkara
Menghubungi
Korespondensi
Sans Prejudice Hakim (Pidana &
bukan bukti
Perdata)

Pernyataan Ad- Bantuan hukum Pemberitahuan


vokat cuma-cuma putusan
Officium Nobile

Iklan

Ketentuan
• Kantor cabang Advokat

Kode Etik Pencantuman nama

& Kualifikasi advokat

Pelaksanaannya Publisitas

Mantan hakim
Dalam hal berhubungan dengan client

 Dalam perkara perdata mengutamakan penyelesaian


dengan jalan damai ;
 Tidak boleh memberikan keterangan yang menyesatkan;
 Tidak boleh menjamin perkaranya menang ;
 Besarnya honorarium dikaitkan dengan kemampuan
klien ;
 Tidak membebankan biaya-biaya yang tidak perlu ;
 Tidak membedakan cara penanganan perkara yang
 Cuma-Cuma dengan yang menerima uang jasa ;
• Harus menolak perkara yang tidak ada
dasar hukumnya.
• Wajib memegang rahasia jabatan ;
• Tidak dibenarkan melepaskan tugas
yang dibebankan kepada saat tidak
menguntungkan posisi klien atau
melakukan hal-hal yang dapat
BERHUBUNGAN •
merugikan kepentingan klien ;
Dalam mengurus kepentingan dari dua
DENGAN KLIEN pihak atau lebih, harus mengundurkan
diri apabila dikemudian hari timbul
pertentangan kepentingan antara pihak-
pihak yang bersangkutan ;
• Hak retensi advokat.
HUBUNGAN DENGAN TEMAN
SEJAWAT

• Hubungan antara teman sejawat Advokat harus saling


menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai ;
• Jika membicarakan teman sejawat atau jika berhadapan satu
sama lain dalam sidang pengadilan, hendaknya tidak
menggunakan kata-kata yang tidak sopan baik lisan
maupun tertulis ;
• Keberatan terhadap teman sejawat yang dianggap
bertentangan dengan Kode Etik harus diajukan kepada
Dewan Kehormatan untuk diperiksa dan tidak dibenarkan
untuk disiarkan melalui mass media atau cara lain.
Hubungan dengan teman sejawat

 Advokat tidak dibenarkan menarik atau merebut klien


dari teman sejawat ;
 Mengatur tata cara menerima perkara yang sudah atau
tadinya ditangani oleh teman sejawat ;
 Advokat wajib menyerahkan semua surat dan keteran-
gan yang penting untuk mengurus perkara kepada
klien apabila ada penggantian advokat.
Tentang Cara Menangani Perkara

 Mengatur tentang hal-hal apa yang dilarang?,


 cara berkomunikasi dengan Teman Sejawat dalam suatu
perkara,
 bagaimana cara berkomunikasi dengan hakim,
 larangan mempengaruhi saksi,
 kebebasan mengeluarkan pendapat,
 kewajiban bantuan hukum Cuma-Cuma,
 termasuk kewajiban kepada klien
DALAM PENANGANAN PERKARA

 Tatacara mempergunakan surat-surat yang dikirim oleh advokat


kepada temannya kecuali surat-surat yang dibubuhi catatan
“sans prejudice”.
 Isi Pembicaraan dan koresponden dalam rangka perdamaian
tidak diperkenankan dipergunakan sebagai bukti dimuka
Pengadilan ;
 Dalam perkara perdata yang berjalan, advokat hanya dapat
menghubungi hakim apabila bersama-sama dengan Advokat
pihak lawan ;
 Dalam perkara pidana yang berjalan, advokat hanya dapat
menghubungi hakim apabila bersama-sama dengan Jaksa
Penuntut Umum ;
Cara Bertindak Menangani Perkara

Advokat tidak dibenarkan mengajari dan atau mempengaruhi saksi-saksi


yang diajukan oleh pihak lawan dalam perkara perdata atau oleh jaksa
penuntut umum dalam perkara pidana ;
Menghubungi seseorang yang diketahui sudah menunjuk advokat dalam
perkara tersebut hanya bisa dilakukan melalui advokat tersebut ;
Memiliki kebebasan mengeluarkan pendapat dan memiliki hak immunitas
dalam perkara perdata atau pidana.
Advokat wajib memberikan bantuan prodeo bagi orang yang tidak mampu ;
Advokat wajib menyerahkan pemberitahuan tentang putusan pengadilan atas
perkara yang ditanganinya kepada kliennya pada waktunya.
Ketentuan-Ketentuan Lain
Tentang Kode Etik

 Profesi Advokat sebagai profesi yang mulia dan terhormat (offIcium nobile)
dan karenanya sebagai penegak hukum di Pengadilan sejajar dengan
Jaksa dan Hakim, yang dalam menjalankan profesinya berada di bawah

perlindungan hukum, Undang-Undang dan Kode Etik ini ;


 Dilarang pemasangan iklan untuk menarik perhatian dan pemasangan
papan nama dengan ukuran dan atau bentuk yang berlebihan ;
 Kantor Advokat atau Cabangnya tidak dibenarkan diadakan di suatu
tempat yang dapat merugikan kedudukan dan martabat advokat ;
 Advokat tidak dibenarkan untuk mengijinkan orang yang bukan
advokat mencantumkan namanya sebagai advokat di papan nama kantor
advokat atau mengijinkan orang yang bukan advokat memperkenalkan
dirinya sebagai advokat ;
Lanjutan
Ketentuan Lain Tentang Kode Etik

Profesi Advokat sebagai profesi yang mulia dan terhormat (officium nobile)
dan karenanya sebagai penegak hukum di Pengadilan sejajar dengan
Jaksa dan Hakim, yang dalam menjalankan profesinya berada
di bawah perlindungan hukum, Undang-Undang dan Kode Etik ini ;
Dilarang pemasangan iklan untuk menarik perhatian dan pemasangan
papan nama dengan ukuran dan atau bentuk yang berlebihan ;
Kantor Advokat atau Cabangnya tidak dibenarkan diadakan di suatu
tempat yang dapat merugikan kedudukan dan martabat advokat ;
Advokat tidak dibenarkan untuk mengijinkan orang yang bukan advokat
mencantumkan namanya sebagai advokat di papan nama kantor advokat
atau mengijinkan orang yang bukan advokat memperkenalkan dirinya
sebagai advokat ;
•Pasal 31 UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT

•KETENTUAN PIDANA
•Setiap orang yang dengan sengaja menjalankan pekerjaan profesi
Advokat dan bertindak seolah-olah sebagai Advokat, tetapi bukan
Advokat sebagaimana Diatur dalam Undang-Undang ini, dipidana dalam
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp
50.000.000,- (lima puluh juta) rupiah.
UU ADVOKAT TANPA SANKSI
(Nur Ismanto)

• UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT SEMULA MENCANTUMKAN


SATU PASAL TENTANG KETENTUAN PIDANA (vide: Pasal 3I), NAMUN MELALUI
UJI MATERI DI MAHKAMAH KONSTITUSI No. 006/PUU-II/2004 DENGAN
KEPUTUSAN TANGGAL 9 DESEMBER 2004 DINYATAKAN TIDAK MEMPUNYAI
KEKUATAN HUKUM MENGIKAT.
• DENGAN KEPUTUSAN DIATAS UU ADVOKAT DAPAT DIKATAKAN
TANPA SANKSI.
• MELALUI UU ADVOKAT DISAMPING SECARA PROFESI ADVOKAT
MENEGASKAN ATAS ADANYA SANKSI KODE ETIK PROFESI, MEMUAT KODE
ETIK YG WAJIB TUNDUK UNTUK DIPATUHI.
PENGAWASAN & PENINDAKAN
PELANGGAR KODE ETIK
Pengawasan Advokat dilakukan oleh organisasi Advokat yang
secara sehari-hari dilakukan oleh Komisi Pengawas yang meliputi
advokat senior-pakar/tenaga ahli-akademisi & tokoh masyarakat
(vide: Pasal 22 ayat 1, 2), agar advokat dalam menjalankan profesi
selalu menjunjung tinggi kode etik profesi Advokat & peraturan
perundang-undangan.

Penindakan pelanggaran Kode Etik advokat dilakukan oleh Dewan


Kehormatan dengan membentuk suatu Majelis (3 orang anggota Dewan
Kehormatan, 1 orang pakar/ahli bidang hukum, 1 orang tokoh masyarakat)
guna memeriksa dan mengadili atas dugaan laporan yang ada.
Setiap advokat wajib
tunduk dan mematuhi
Pengawasan atas
pelaksanaan kode etik Pelaksanaan
oleh Dewan Kehor-
kode etik Advokat ini
matan Kode Etik
Dewan Kehormatan

Pemeriksaan perkara

Pemeriksaan dalam dua tingkat

* Tingkat Cabang

Biaya * Tingkat Pusat


* Pengadu/Teradu
• Klien
• Teman sejawat

Pengaduan •

Pejabat pemerintah
Anggota masyarakat
• DPN/Cabang
• DPN/Cabang sebagai pengadu
• Pengaduan atas pelanggaran
• kode etik
• Tertulis
• DK Cabang/DK Pusat
Tata Cara • Pengaduan melalui DK
Pengaduan cabang
• Pengaduan melalui DK
pusat
• Pemberitahuan dalam 14 hari

Pemeriksaan
• Jawaban teradu
• Pemberitahuan oleh DK
• Teradu tidak menjawab
• Penetapan hari sidang

Tingkat •

Panggilan
Pengadu & Teradu :

* Hadir secara pribadi

Pertama * Saksi dan bukti

(Hasanudin, 2013)
• Sidang Pertama :

Pemeriksaan
* Penjelasan DK
* Perdamaian
* Alasan-alasan
• Sidang Pertama, salah satu pihak tidak hadir :

Tingkat •
* Sidang ditunda
* Tidak hadirnya pengadu
* Tidak hadirnya teradu
Putusan

Pertama • (Hasanudin, 2013)


Sidang Dewan Kehormatan
• Majelis terdiri dari tiga orang
• Majelis kehormatan Ad Hoc
• Pemilihan majelis
• Berita acara persidangan
• Sidang tertutup

• (Hasanudin, 2013)
Keputusan dapat berupa :

• * Tidak dapat diterima


• * Dapat diterima
• * Menolak

Pengambilan Pertimbangan-pertimbangan

Keputusan
Voting

Dissenting Opinion

Keputusan harus ditandatan-


gani
Sanksi

• Sanksi dapat berupa :


* Peringatan biasa
* Peringatan keras
* Pemberhentian sementara
* Pemecatan
Putusan disampaikan :
Penyampaian * Teradu
* Pengadu
Salinan * DPC
* DPN

Keputusan * DKP
*Instansi
SALAM ADVOKAT INDONESIA !
hsusetyo@ui.ac.id/ heru@herususetyo.com/ TW @herususetyo IG herususetyo2611

Anda mungkin juga menyukai