Disampaikan Pada :
Pelatihan Hukum & Seminar Hukum Nasional
DPC PERMAHI Medan
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi Jasa Hukum baik dalam
maupun diluar Pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan
Undang-Undang Advokat.
Pasal 1 (2), Jasa hukum ad. jasa berupa : konsultasi hukum, bantuan hukum,
menjalankan kuasa, mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum
lain Untuk kepentingan hukum klien.
Sumpah (Pasal 4)
Sebelum menjalankan profesi, Advokat wajib bersumpah menurut agamanya
atau berjanji.
Status (Pasal 5)
Advokat berstatus Penegak Hukum, bebas dan mandiri yang dijamin hukum &
peraturan perundang-undangan.
1
Pasal 2 UU NO. 18 TAHUN 2003
(1) Yang dapat diangkat sebagai advokat adalah sarjana berlatar belakang Pendidikan Hukum
dan setelah mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat yang dilaksanakan oleh
Organisasi Advokat.
(2) Pengangkatan dilakukan oleh Organisasi Advokat.
(3) Salinan Surat Keputusan Pengangkatan Advokat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada Mahkamah Agung dan Menteri.
(1) Untuk dapat diangkat menjadi Advokat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Warga Negara Republik Indonesia.
b. Bertempat tinggal di Indonesia.
c. Tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri atau Pejabat Negara.
d. Berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun.
e. Berijasah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1)
f. Lulus ujian yang diadakan oleh organisasi advokat.
g. Magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor Advokat.
h. Tidak pernah dipenjara karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
tindak pidana penjara 5 tahun atau lebih.
i. Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas tinggi.
(2) Advokat yang telah diangkat Berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat menjalankan prakteknya dengan mengkhususkan diri pada bidang tertentu sesuai denga
persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undang.
10
Advokat adalah salah satu profesi yang tertua.
Dalam perjalanannya profesi ini dinamai
sebagai officum nobile, jabatan yang mulia.
Penamaan ini adalah karena aspek
“kepercayaan” dari pemberi kuasa yang
dijalankan untuk mempertahankan dan
memperjuangkan hak-hak nya di forum yang
telah ditentukan.
Dalam lingkup kerja Advokat modern memperlihatkan
adanya fungsi Advokat dalam dua aspek, yaitu untuk:
Fungsi mewakili klien di muka Pengadilan merupakan hal yang klasik, yang
keberadaannya sudah ada sejak lahirnya profesi tersebut dalam wilayah
kekuasaan Pengadilan untuk mewakili dan atau membela kliennya
PERAN
Sistem
Sosial
Peradilan Advokat Masyarakat Keseimbangan
Kontrol
di Indonesia
Jaksa/
Tertib
Kepolisian Pemerintah
/KPK hukum
Penjelasan Pasal 5 (1) UU 18/2003 : Advokat sebagai Penegak Hukum adalah sebagai salah
satu perangkat dalam proses peradilan yang mempunyai kedudukan setara dengan Penegak
Hukum lainnya dalam menegakan hukum dan keadilan
4
Ilmu/universal
Bebas/Mandiri Undang-undang
PERAN
Kode Etika
Status Penegak
Hukum
Sosial Control
3
PERAN ORGANISASI ADVOKAT MEMBENTUK PROFESI ANTI KORUPSI
Requirement
Proses
Advokat
Hukum dan
Undang-undang
UU Advokat
5
Requirement
Komisi Pendidikan (KP2AI)
1. Pendidikan
2. Kurikulum Masyarakat
3. Magang
4. Pendidikan berkelanjutan
5. Pengawasan
PERAN
Organisasi
1. Otoritas
Profesional mengangkat/menghentikan
Organisasi Masyarakat
Profesi Pemerintah
Hukum anggota Yang di
2. Mengatur magang hukum cita-citakan
3. Melaksanakan peran dan fungsi
Kode Etika
Dewan Kehormatan
Komisi Negara
1. Anggota Senior
2. Akademisi
3. Masyarakat
6
1. INTERNAL
Wadah yang Meningkatkan
Pasal 28 Organisasi advokat Bebas dan Kualitas
mandiri advokat
Menetapkan dan menjalankan
Kode etik bagi para anggota
Buku Daftar Anggota
Menetapkan kantor advokat melakukan
magang, wajib membimbing dan melatih
serta memberi kesempatan praktek
2. EXTERNAL
Sebagai penegak hukum
Organisasi profesi hukum dapat memastikan berjalannya
fungsi-fungsi tegaknya hukum
7
TINGKAH LAKU ADVOKAT
Sebagai Penegak Hukum, Advokat dapat dikenakan tindakan
beruapa sanksi-sanksi (Pasal 6 UU No.18/2003)
Disinilah fungsi dan tujuan dari Etika Profesi itu diciptakan, selain
membentuk pribadi Advokat yang baik sebagai suatu profesi terhormat juga
diharapkan mampu memberikan perlindungan hukum pada para anggota
profesi tersebut.
Hubungan Advokat dengan Klien
Hubungan Advokat dengan Klien ini diatur di dalam Pasal 4. Sebelum diuraikan
mengenai hubungan Advokat dengan Klien ini terlebih dahulu kita harus mengerti
terlebih dahulu siapa yang dapat dikategorikan dalam sebutan Advokat dan siapa
Klien itu sendiri.
Di dalam ketentuan umum Kode Etik Advokat telah dijelaskan mengenai maksud dari
pengertian Advokat dan maksud daripada pengertian Klien. Yang dimaksud dengan
“Advokat adalah orang yang berpraktik memberi jasa hukum, baik di dalam maupun
diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-undang yang
berlaku, baik sebagai Advokat, Pengacara, Penasihat Hukum, Pengacara Praktik
ataupun sebagai Konsultan Hukum” (Pasal 1 huruf a Kode Etik Advokat). Sedangkan
yang dimaksud dengan “Klien adalah orang, badan hukum atau lembaga lain yang
menerima jasa dan atau bantuan hukum dari Advokat”(Pasal 1 huruf b Kode Etik
Advokat).
Setelah kita mengetahui pengertian Advokat dan pengertian Klien maka kita dapat
mengetahui seperti apa hubungan antara Advokat dengan Klien yang datang
kepadanya untuk meminta bantuan menyelesaikan perkara yang sedang dihadapkan
klien kepada Advokat yang telah dipilih dan ditunjuknya dan bagaimana sikap
seorang Advokat itu sendiri dalam menjalin hubungan dengan Klien yang telah
menunjuk dan memilihnya sebagai kuasa untuk mengurus dan menyelesaikan
perkara.
Pasal 4 Kode Etik Advokat telah memberikan uraikan tentang
hubungan Advokat dengan Klien yaitu: