Anda di halaman 1dari 18

RIWAYAT HIDUP

Nama : Dr. H. Hermansyah Dulaimi, S.H., M.H.


Tempat/ Tanggal lahir : Metro, 06 Oktober 1956
Agama : Islam
Alamat : Jl. Anggrek A6 No.17 Pamulang Indah – Tangerang Selatan
HP : 0811 811 204
Whatsaap : 0816 211 204
Email : notonegorolaw@yahoo.com
Pekerjaan : Advokat Sejak 1986 (NIA 86.10020)
Pendidikan : S1 Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
S2 Magister Ilmu Hukum Universitas Trisakti, Jakarta
S3 Program Doktor Ilmu Hukum Univ. Krisnadwipayana, Jakarta

Jabatan dalam organisasi saat ini :


- Sekretaris Jendral DPN PERADI 2020 - 2025
- Wakil Ketua Umum DPP IKADIN 2015 – 2020

Pengalaman Organisasi Profesi :


- Sekretaris Jendral Ikatan Alumni UII 2014 – 2019
- Ketua DPC PERADI Jakarta Barat 2015 – 2020

Keluarga :
• Istri Ir. Hj. Rina Farida MT
• Anak : • Cucu
1. HW Notonegoro, S.H., M.H. 1. Alvaro Maja Notonegoro
Andhini Pramudita 2. Ayna Mazaya Notonegoro
2. dr. Arina Fatharani Adiningrat 3. Sultanadzan Adhikara Khalif
Willy Wize Ananda Zen 4. Aruna Madina Notonegoro
3. Afina Qintharaningrat, BA, S.Psi, M. Psi 5. Kinara Sameeha Muharly 1
Ardhi WIbowo
SEJARAH,PERAN & FUNGSI
ORGANISASI ADVOKAT

2
Republik Indonesia

Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 – Negara Hukum

Yudikatif : Kekuasaan lembaga peradilan yang merdeka dalam


menjalankan tugasnya.
UU NO. 4 Tahun 2004 tentang Pokok Kekuasaan Kehakiman

3
NEGARA HUKUM INDONESIA
DEMOKRASI KONSTITUSIONAL

Individu Individu Individu Individu

K
PERJANJIAN O
N
S
T
NEGARA
I
&
T
KEKUASAANNYA
U
S
I
LEGISLATIF EKSEKUTIF YUDIKATIF AUDITING

DPR DPD PRESIDEN & MA MK KY BPK


WAPRES

4
KEKUASAAN YUDIKATIF INDONESIA

UUD 1945

KOMISI YUDISIAL MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH KONSTITUSI

Penegakan Kode Fungsi Peradilan Penegakan Konstitusi


Etik Hakim

Peradilan Umum Peradilan Agama Peradilan Militer Peradilan


Tata Usaha Negara
Pengadilan Tinggi Pengadilan Militer
Pengadilan Tinggi Agama Tinggi Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara

Pengadilan Negeri Pengadilan Agama Pengadilan Militer Pengadilan


Tata Usaha Negara
5
SISTEM PERADILAN DI INDONESIA
I. Sistem Peradilan Pidana

HAKIM

KEBENARAN
KEPOLISIAN KEJAKSAAN ADVOKAT MATERIIL

TERDAKWA

II. Sistem Peradilan Perdata

HAKIM
KEBENARAN
ADVOKAT ADVOKAT FORMIL

PIHAK YANG
BERSENGKETA
6
ADVOKAT INDONESIA

ORGANISASI
NEGARA
PROFESI HUKUM

UU ADVOKAT Kode Etik Advokat

ATURAN & BATASAN

ADVOKAT

JASA HUKUM

DI DALAM PENGADILAN DILUAR PENGADILAN


KLIEN
7
PENGERTIAN ADVOKAT

Menurut UU 18/2003
Ketentuan Umum (Pasal 1)

Advokat adalah orang yang berprofesi memberi Jasa Hukum Baik dalam
maupun diluar Pengadilan yang memenuhi persyaratan Berdasarkan Ciri Umum :
ketentuan Undang-Undang.
1. Pelayanan Hukum.
2. Keahlian / Khusus.
Syarat-Syarat (Pasal 3) 3. Sumpah.
4. Kode Etik.
Sumpah (Pasal 4 ayat 1) : Sebelum menjalankan Profesinya, advokat
5. Penegak Hukum.
wajib bersumpah menurut agamanya atau berjanji dengan sungguh-
sungguh di sidang terbuka Pengadilan Tinggi di wilayah domisili 6. Mempunyai Organisasi Adv.
hukumnya.

Status (Pasal 5) : Penegak Hukum Ciri Profesionalisme :


Bebas dan Mandiri
Kode Etik Dan Dewan Kehormatan Advokat 1. Ada kantor / memenuhi syarat.
2. Berperkara.
Pasal 26 : Kode Etik dan Dewan Kehormatan Advokat
3. Taat hukum dan melaksanakan
Pasal 28 (Organisasi Advokat) : Organisasi advokat merupakan Kode Etik.
satu satunya wadah profesi advokat yang bebas dan mandiri yang 4. Kewajiban-kewajiban lainnya.
dibentuk sesuai dengan ketentuan undang- undang ini dengan maksud
dan tujuan untuk meningkatkan kualitas profesi advokat.
8
PERATURAN TENTANG ADVOKAT

Sebelum adanya Undang-Undang Advokat (Undang-Undang No.18 Tahun 2003), tentang


Advokat diatur dalam Stb Tahun 1847 No. 23 Jo. Stb 1848 No. 57, Stb Tahun 1848 No. 8,
Stb 1910 No. 446 Jo. Stb 1922 No. 523.

• Advokat : Pendidikan S1 Ilmu Hukum (SH) diangkat oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan wilayah kerja meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia.
• Pengacara Praktek : Tidak harus memiiliki Ijazah S1 Ilmu Hukum, diangkat oleh Ketua
Pengadilan Tinggi dengan wilayah kerja meliputi wilayah Pengadilan Tinggi yang
mengangkatnya.

9
ORGANISASI PROFESI ADVOKAT

UU Advokat
Diundangkan tanggal 05 April 2003
UU No 18/2003

ORGANISASI TUJUAN
ADVOKAT
Pasal 28 Peningkatan Kualitas Advokat

KODE ETIK DEWAN PENGAWASAN


PROFESI KEHORMATAN Pasal 12 & 13
Ayat 1 : Organisasi Pasal 26 Pasal 27
Advokat merupakan satu-
satunya wadah Profesi
Advokat yang bebas dan Organisasi Advokat : Memeriksa dan
mandiri yang dibentuk
sesuai dengan ketentuan - Menetapkan Mengadili Melakukan pengawasan
Undang-Undangini dengan
- Menjalankan Pelanggaran terhadap Advokat
aksud dan tujuan untuk
meningkatkan kualitas - Mengawasi Kode Etik Advokat
Advokat.
Kode Etik Advokat
SINGLE BAR
10
MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 18 TAHUN 2003,
KEWENANGAN ORGANISASI ADVOKAT :
1. Melaksanakan Pendidikan Khusus Profesi Advokat; (Pasal 2 ayat 1 yang telah
diperbaki berdasarkan Putusan MK No. 95/PUU-XIV/2016 ada penambahan
frasa : dengan keharusan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi yang
Fakutas Hukumnya minimall ter-Akreditasi B)
2. Melaksanakan Pengujian Calon Advokat; (Pasal 3 ayat 1 huruf f)
3. Melaksanakan Pengangkatan Advokat; (Pasal 2 ayat 2)
4. Membuat Kode Etik; (Pasal 26 ayat 1)
5. Membentuk Dewan Kehormatan; (Pasal 27 ayat 1)
6. Membentuk Komisi Pengawas; (Pasal 13 ayat 1)
7. Melakukan Pengawasan; (Pasal 12 ayat 1)
8. Memberhentikan Advokat. (Pasal 9 ayat 1)

11
PENGANGKATAN, STATUS, PENINDAKAN DAN PEMBERHENTIAN
ADVOKAT

• Pasal 2 ayat 1 : PKPA dilaksanakan oleh organisasi Advokat

• Pasal 2 ayat 2 : Pengangkatan Advokat dilakukan oleh organisasi Advokat

• Pasal 5 ayat 1 : Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri

• Pasal 5 ayat 2 : Wilayah kerja Advokat meliputi seluruh wilayah Negara Republik
Indonesia

• Pasal 7 & Pasal 8 : Organisasi berhak untuk menindak Advokat yang telah
melakukan pelanggaran didalam menjalankan tugas profesinya

• Pasal 9 : Organisasi Advokat berhak untuk memberhentikan Advokat, baik


untuk jangka waktu sementara ataupun pemberhentian tetap.

12
STATUS ADVOKAT

Pasal 5 ayat 1 : Advokat berstatus sebaagai Penegak Hukum, bebas, dan mandiri yang
dijamin oleh Hukum dan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 5 ayat 2 : Wilayah kerja Advokat meliputi seluruh wilayah Negara Republik
Indonesia.

HONORARIUM

Pasal 21 ayat 1 : Advokat berhak menerima honorarium atas jasa hukum yang
diberikan kepada kliennya.

Pasal 21 ayat 2 : Besarnya honorarium atas jasa Hukum sebagaimana ayat 1


ditetapkan secara wajar berdasarkan persetujuan kedua belah pihak.

BANTUAN HUKUM CUMA-CUMA

Pasal 22 ayat 1 : Advokat wajib memberikan bantuan Hukum secara Cuma-Cuma


kepada pencari keadilan yang tidak mampu.

Pasal 22 ayat 2 : Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian bantuan
Hukum Cuma-Cuma diatur dengan Peraturan Pemerintah. 13
KEWAJIBAN ADVOKAT MENJADI ANGGOTA ORGANISASI ADVOKAT

Pasal 30 ayat 2 : Setiap Advokat yang diangkat berdasarkan Undang-Undang ini wajib
menjadi anggota Organisasi Advokat.

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 32 ayat 3 : Untuk sementara tugas dan wewenang Organsasi Advokat


sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini dijalankan bersama oleh:
1. Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN);
2. Asosiasi Advokat Indonesia (AAI);
3. Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI);
4. Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI);
5. Serikat Pengacara Indonesia (SPI);
6. Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI);
7. Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM); dan
8. Asosiasi Pengacara Syari’ah Indonesia (APSI).

Pasal 32 ayat 4 : Dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun setelah berlakunya Undang-
Undang ini Oraganisasi Advokat telah terbentuk.

14
PERADI : PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA

• Menurut ketentuan Pasal 32 ayat 4 Undang-Undang No 8 Tahun 2003 : Organisasi


Advokat harus terbentuk dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak 05 April
2003.
• Pada tanggal 21 Desember 2004, Advokat Indonesia yang tergabung dalam

1. Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) diwakili oleh Otto Hasibuan


2. Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) diwakili oleh Denny Kailimang
3. Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI) diwakili oleh Indra Sahnun Lubis
4. Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI) diwakili oleh Jimmy Budi Haryanto
5. Serikat Pengacara Indonesia (SPI) diwakili oleh Trimedya Panjaitan
6. Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI) diwakili oleh Frederik BG Tumbuan
7. Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) diwakili oleh Soemarjo Soemarsono
8. Asosiasi Pengacara Syari’ah Indonesia (APSI) diwakili oleh Taufik CH

Sepakat untuk membentuk wadah tunggal Organisasi Advokat bernama PERADI


(Perhimpunan Advokat Indonesia).

15
PENGURUS DEWAN PIMPINAN NASIONAL PERADI

Kedelapan Organisasi Pendiri sepakat memilih Pengurus PERADI Periode Pertama

2005 – 2010 : Ketua Umum : Otto Hasibuan, S.H., M.M.


Sekretaris Jendral : Harry Ponto, S.H., LLM.

Musyawarah Nasional pertama PERADI pada tahun 2010 di Pontianak

2010 – 2015 : Ketua Umum : Dr. Otto Hasibuan, S.H., M.M.


Sekretaris Jendral : Hasanuddin Nasution, S.H.

Musyawarah Nasional Kedua PERADI pada tahun 2015 di Pekanbaru

2015 – 2020 : Ketua Umum : Dr. H. Fauzie Yusuf Hasibuan, S.H., M.H.
Sekretaris Jendral : Thomas E Tampubolon, S.H., M.H.

Musyawarah Nasional Ketiga PERADI pada tahun 2020 di Bogor

2020 – 2025 : Ketua Umum : Prof. Dr. Otto Hasibuan, S.H., M.M.
Sekretaris Jendral : Dr. H. Hermansyah Dulaimi, S.H., M.H.

16
PERADI SEBAGAI WADAH TUNGGAL ORGANISASI ADVOKAT

Organisasi sebagai wadah Profesi Advokat telah beberapa kali dilakukan Uji Materiil
terhadap Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 (Yudisial Review) di Mahkamah
Konstitusi khususnya terkait dengan Konstitusionalitas Frasa Organisasi Advokat,
berdasarkan Putusan MK, antara lain :

1. Putusan Nomor 014/PUU-IV/2006;


2. Putusan Nomor 101/PUU-VII/2009;
3. Putusan Nomor 66/PUU-VIII/2010;
4. Putusan Nomor 112/PUU-XII/2014;
5. Putusan Nomor 36/PUU-XIII/2015, dan
6. Putusan Nomor 35/PUU-XVII/2018.

17
EKSISTENSI PERADI SEBAGAI ORGANISASI ADVOKAT PELAKSANA
UNDANG-UNDANG:

1. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 014/PUU-IV/2006 : PERADI yang


merupakan akronim dari Perhimpunan Advokat Indonesia sebagai organisasi
Advokat yang merupakan satu-satunya wadah Profesi Advokat menurut Undang-
Undang Advokat.
2. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 66/PUU-VIII/2010 : Sebagai Organisasi
tunggal Advokat menurut Undang-Undang Advokat memiliki wewenang :
1. Melaksanakan Pendidikan Khusus Profesi Advokat;
2. Melaksanakan Pengujian Calon Advokat;
3. Melaksanakan Pengangkatan Advokat;
4. Membuat Kode Etik;
5. Membentuk Dewan Kehormatan;
6. Membentuk Komisi Pengawas;
7. Melakukan Pengawasan; Dan
8. Memberhentikan Advokat.

18

Anda mungkin juga menyukai