Anda di halaman 1dari 17

ETIKA & TANGGUNGJAWAB

PROFESI HUKUM
Seputar Profesi Hukum (KEJAKSAAN)

Herman B, SH., MH.


Nidn. 0902028603
Tahukah Kamu !!!
Profesi Jaksa sudah dikenal sejak lama, bahkan jauh sebelum
indonesia merdeka. Pada jaman kerajaan majapahit misalnya’
Jaksa dikenal dengan istilah Dhyaksa, Adhyaksa dan Dharma
Dhyaksa. Dhyaksa dikatakan sebagai pejabat negara yang
dibebani tugas untuk menangani masalah-masalah peradilan
di bawah pengawasan mahapatih gajah mada selaku pejabat
adhyaksa sedangkan dharmadhyaksa berperan sebagai
pengawas tertinggi dari kekayaan suci dalam urusan
kepercyaan dan menjabat sebagai ketua pengadilan dan
kemudian kata dhyaksa berubah menjadi Jaksa.
Tahukah Kamu !!!
Setelah era kemerdekaan, lembaga kejaksaan tetap dipertahankan yakni
denganmengambil alih peraturan yang pernah berlaku pada jaman Jepang
(Osamu Serei No. 3 Tahun1942, No 2 Tahun 1944, dan No. 49 Tahun 1944)
ketentuan ini lalu diperkuat denganPeraturan Pemrintah No. 2 Tahun 1945,
Undang-Undang No 1 Tahun 1944, Undang-Undang No. 7 Tahun 1947, dan
Undang-Undang No. 19 Tahun 1984
Tahukah Kamu !!!
Dalam struktur pemerintahan RI pertama kali berdiri,
kejaksaan menyatu dalam wadah departemen kehakiman.
Di sini terlihat betapa eratnya hubungan antara
jaksa serta hakim. Baru pada tanggal 22 Juli 1960, setelah
hampir 15 tahun merdeka, dirasakan penggabungan antara
Jaksa dan Hakim  dalam satu jajaran departemen itu terasa
kurang menguntungkan bagi penegakan hukum
Pemisahan kedua lembaga diatas cukup beralasan.
Dalam menjalankan tugas, pandangan Jaksa memang tidak
harus selalu sejalan dengan hakim. Apabila keduanya
dikoordinasi oleh satu instansi, dikhawatirkan indepedensi
masing-masing pihak tidak lagidipercaya oleh pencari keadilan.
KEJAKSAAN & KODE ETIK KEJAKSAAN
Dalam penjelasan umum UU No. 16 Tahun 2004 Tentang
Kejaksaan RI Bahwa : “UUD NKRI Tahun 1945 menentukan
secara tegas bahwa NKRI adalah Negara Hukum”. Sejalan
dengan ketentuan tersebut maka salah satu prinsip penting
negara hukum adalah adanya jaminan kesederajatan bagi
setiap orang dihadapan hukum (EQUALITY BEFORE THE LAW).
Dalam usaha memperkuat prinsip di atas maka salah satu
substansi penting perubahan UUD NKRI Tahun 1945 telah
membawa perubahan mendasar dalam kehidupan
Ketatanegaraan, khususnya dalam pelaksanaan Kekuasaan
Kehakiman yang dipertegas dalam UU No. 4 Tahun 2004
Tentang Kekuasaan Kehakiman yang menyatakan bahwa
badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan
Kekuasaan Kehakiman salah satunya adalah Kejaksaan RI
KEJAKSAAN & KODE ETIK KEJAKSAAN
Kejaksaan RI sebagai lembaga pemerintahan yang
melaksanakan kekuasaan Negara dibidang melakukan
PENUNTUTAN ditegaskan HARUS DILAKSANAKAN secara
merdeka, mandiri, (Independent) oleh karena itu, Kejaksaan
dalam melaksanakan Tugas, Fungsi & Kewenangannya
Terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan
lainnya.
Sebagaiman telah diatur dalam Pasal 1 ayat (1) UU No. 16
Tahun 2004 Tentang Kejaksaan RI dinyatakan bahwa :
“Jaksa Adalah Pejabat Fungsional Yang Diberi Wewenang
Oleh Undang-undang Untuk Bertindak Sebagai Penuntut
Umum Dan Pelaksana Putusan Pengadilan Yang Telah
Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap Serta Wewenang Lain
Berdasarkan Undang-undang”
SYARAT DIANGKAT UNTUK MENJADI JAKSA

Kejaksaan dalam tugas Penegakan & Supremasi Hukum memerlukan


tenaga yang Profesional & memiliki Budi Pekerti yang Baik, sebab di
Pundak seorang Jaksa terdapat Beban yang begitu BERAT sebagai
salah satu pilar utama Law Enforcemant di Indonesia.
Oleh Karena itu, Sangat diperlukan Korelasi yang signifikan dalam
perihal penetapan persyaratan yang harus dipenuhi bagi seorang
Jaksa.
SYARAT DIANGKAT UNTUK MENJADI JAKSA
Ketentuan Dalam UU No. 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan
Pasal 9 ayat :
1) Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi jaksa adalah :

Huruf a. warga negara Indonesia;


b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. setia kepada Pancasila dan UU NKRI Tahun 1945;
d. berijazah paling rendah sarjana hukum;
e. berumur paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun dan
paling tinggi 35 (tiga puluh lima) tahun;
f. sehat jasmani dan rohani;
g. berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela; dan
h. pegawai negeri sipil.
SYARAT DIANGKAT UNTUK MENJADI JAKSA

Ketentuan Dalam UU No. 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan


Pasal 9 ayat :
2) Selain syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk dapat diangkat menjadi jaksa, harus lulus
pendidikan dan pelatihan pembentukan jaksa.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara, syarat, atau
petunjuk pelaksanaan untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan pembentukan jaksa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan oleh Jaksa Agung.
SUMPAH & JANJI JAKSA
Seorang Jaksa sebelum memangku jabatannya harus
Mengikrarkan dirinya Bersumpah/Berjanji
sebagai pertanggungjawaban dirinya Kepada
Negara Bangsa & Lembaganya.

Pasal 10
Ayat (1) “Sebelum memangku jabatannya, jaksa wajib
mengucapkan sumpah atau janji menurut agamanya di
hadapan Jaksa Agung.”
JA K S A
W E WE NANG
GAS &

Dalam menjalankan tugasnya seorang Jaksa Tunduk & Patuh


pada Tugas & Wewenangnya, hal tersebut telah ditentukan
oleh UU No. 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Pasal 30 ayat :
1). DI BIDANG PIDANA, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang :
Huruf : a. melakukan penuntutan;
b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana
bersyarat, pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
d. melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu
berdasarkan undang-undang;
e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat
melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan
ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan
dengan penyidik.
JA K S A
W E WE NANG
GAS &

Dalam menjalankan tugasnya seorang Jaksa Tunduk & Patuh


pada Tugas & Wewenangnya, hal tersebut telah ditentukan
oleh UU No. 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Pasal 30 ayat :
2). DI BIDANG PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA, kejaksaan
dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun
di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
3) Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum, kejaksaan turut
menyelenggarakan kegiatan :
Huruf : a. peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
b. pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c. pengawasan peredaran barang cetakan;
d. pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan
masyarakat dan negara;
e. pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
f. penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.
JA K S A
W E WE NANG
GAS &

Lebih Lanjut Diatur Dalam


UU No. 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Terkait
Tugas & Wewenang Jaksa Yaitu :
Pasal 32
Di samping tugas dan wewenang tersebut dalam Undang-
Undang ini, kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang
lain berdasarkan undang-undang.

Pasal 33
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, kejaksaan
membina hubungan kerja sama dengan badan penegak hukum
dan keadilan serta badan negara atau instansi lainnya.
ode Etik dan Standar Profesi Jaksa
Selama ini, secara teoritis setiap jaksa terikat pada kode etik
Tri Krama Adhyaksa : Satya, Adhi, Wicaksana.
Satya
Berarti kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur.
Adhi
Berarti kesempurnaan dalam bertugas dan memiliki
rasa tanggung jawab.
Wicaksana
Berarti bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku,
khususnya saat menjalankan tugas dan wewenang.
ode Etik dan Standar Profesi Jaksa
Sehubungan dengan penegakan kode etik prilaku dan
standar profesi jaksa, Jaksa Agung sudah pernah
mengeluarkan Perintah Harian pada 22 Juli 2004. Dalam
Perintah Harian itu Jaksa Agung meminta agar aparat
kejaksaan meningkatkan kinerja yang dilandasi idealisme,
integritas dan disiplin. Para jaksa diminta untuk tidak
memperdagangkan perkara karena hal itu akan semakin
memperburuk citra kejaksaan.
Dalam dunia Kejaksaan Di Indonesia, terdapat 5 norma kode etik profesi
jaksa,yaitu sebagai berikut :
1. Bersedia menerima kebenaran dari siapapun, menjaga diri, berani,
bertanggung jawab,dan dapat menjadi teladan di lingkungannya.
2.  Mengamalkan dan melaksanakan Pancasila serta secara aktif dan
kreatif dalam pembangunan hukum untuk mewujudkan masyarakat adil.
3.  Bersikap adil dalam memberikan pelayanan kepada para pencari
keadilan.
4.  Berbudi luhur serta berwatak mulia, setia, jujur, arif dan bijaksana
dalam diri, berkata dan bertingkah laku.
5.  Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan
pribadi ataugolongan
Sampai Jumpa
Di Semester BerikutNya

Anda mungkin juga menyukai