PROFESI JAKSA
A. Jaksa
B. Dasar Hukum Jabatan Jaksa
C. Syarat-syarat menjadi jaksa
D. Tugas dan wewenang
E. Larangan Bagi jaksa
F. Kode Prilaku Jaksa
A. JAKSA
Menurut KUHAP, Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang untuk
bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Jadi jaksa sebagai penuntut
umum berwenang untuk melakukan penunutan dan melsanakan
penetapan hakim.
Merujuk pada Undang-Undang No.16 tahun 2004 yang mengganti
Undang-Undang No.5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan RI. Kejaksaan sebagai
salah satu lembaga penegak hukum dituntut lebih berperan dalam
pengakan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum,penegakan
hak asasi maunisa serta pemberantasn Korupsi, Kolosi dan Nepotesme
(KKN)
Dalam Pasal 1 ayat (1) UU No.5 Tahun 1991. Yang telah diubah dengaan UU No.16
Tahun 2004 Didefinisikan : Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang
oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta
wewenang lain berdasarkan undang-undang.
1
B.DASAR HUKUM JABATAN JAKSA
Keberadaan Jaksa menurut Undang-Undang tidak saja ditur dalam Undang-
Undang No.16 Tahun 2004 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kejaksaan RI,
tetapi disebutkan di berbagai Undang-Undang terutama yang berkaitan dengan
tugas dan wewenangnya. Beberapa perundangan yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Undang-Undang No.15 Tahun 1961, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kejaksaan RI,
2. Undang-Undang No.5 Tahun 1991,tentang perubahan Undang-Undang
No.15 Tahun 1961;
3. Undang-Undang No.16 Tahun 2004, tentang Kejaksaan
4. Undang-Undang No.11 Tahun 2021 Perubahan UU 16 Tahun 2004
5. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
6. Undang-Undang No.48 Tahun 2009, tentang Kekuasanan Kehakiman;
a. warganegara Indonesia;
b. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
d. bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk
organisasi massanya atau bukan seseorang yang terlibat langsung atau tidak
langsung dalam "Gerakan Kontra Revolusi G. 30. S/PKI" atau organisasi
teriarang lainnya;
e. pegawai negeri;
f. sarjana hukum;
g. berumur serendah-rendahnya 25 (dua puluh lima) tahun;
h. berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela;
2
i. lulus pendidikan dan latihan pembentukan jaksa .
➢ BIDANG PIDANA
Dalam bidang pidana kejaksaan mempunyai wewenang tugas dan
weweang:
a. Melakukan penunutan;
b. Melaksanakan penetapam hakim dan putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap;
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusn pidana bersyarat,
putusan pidana pengawasan dan keputusan lepas bersyarat;
d. Melakukan penyelidikan terhadap tindak pidana tetentu berdasarkan undang-
undang;
e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pmeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan kepengadilan yang dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dngan penyidik
3
➢ BIDANG PERDATA DAN TATA USAHA NEGAA
Di bidang prdata dan Tata Usaha Negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapaat
bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dn atas nama negara atau
pemerintah
Terkait dengan kewajiban jakasa, pada garis besarnya ada 2 (dua),
Kewajiban Jaksa kepada profei jaksa dan kewajiban Jaksa kepada masyarakat;
1.Kewajiban Jaksa kepada profei Jaksa:
2.Kewajiban Jaksa kepada masyarakat
4
h. memberikan bantuan hukum, pertimbangan hukum, pelayanan hukum,
penegakan hukum atau tindakan hukum lain secara profesional, adil, efektif,
efisien, konsisten, transparan dan menghindari terjadinya benturan
kepentingan dengan tugas bidang lain.
Jaksa adalah sebuah profesi hukum dan sekaligus penegak hukum. Karena
Jaksa merupakan sebuah profesi hukum, maka tentulah memiliki kode etik
profesi atau kode perilaku. Dalam pengertian formal disebutkan, bahwa Jaksa
adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
bertindak sebagai penuntut umum dalam pelaksana putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan
undang-undang.
5
kode etik profesi yang dalam institusi kejaksaan dikenal dengan istilah Kode
Perilaku Jaksa disamping adanya Standar Minimum Profesi Jaksa.
Dalam Kode Etik Profesi Jaksa itu atau dalam istilah lainnya Kode Perilaku
Jaksa itu dimuat apa yang menjadi kewajiban dan larangan bagi seorang Jaksa
dalam menjalankan fungsinya. Berdasarkan Peraturan Jaksa Agung Republik
Indonesia Nomor: PER-067/A/JA/07/2007, kewajiban dan larangan bagi seorang
Jaksa adalah sebagai berikut:
6
2. menghormati kebebasan dan perbedaan pendapat sepanjang tidak
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. menghormati dan melindungi Hak Asasi Manusia dan hak-hak kebebasan
sebagaimana yang tertera dalam peraturan perundang-undangan dan
instrumen Hak Asasi Manusia yang diterima secara universal;
4. menanggapi kritik dengan arif dan bijaksana;
5. bertanggung jawab secara internal dan berjenjang, sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan;
6. bertanggung jawab secara eksternal kepada publik sesuai kebijakan
pemerintah dan aspirasi masyarakat tentang keadilan dan kebenaran.
7
Dalam peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-067/A/JA/07/2007itu juga
diatur mengenai penegakan kode perilaku jaksa dan tindakan admnistratif
terhadap Jaksa yang tidak melaksanakan kewajiban dan atau melanggar
larangan, demikian juga tata caranya sudah diatur dalam Peraturan Jaksa
Agung tersebut (Dh-1)
Pertama, Integritas
8
Jaksa, adalah unsur penegak hukum yang memiliki tanggung jawab
menegakkan wibawa hukum, menegakkan keadilan. Merekalah yang harus
berepran sebagai panutan masyarakat.. Suburnya mafia peradilan berpangkal
rendahnya integritas penegak hukum. Integriatas yang hancur tampak pada
penegak hukum yamg melakukan pemerasan. Penegak hukum yang terlibat
kasus suap. Inilah wajah peradilan sekarang. Padahal penegak hukum sejak
awal mempunyai semboyan universal integrity is not negoitable, integritas tidak
menganal kompromi. Pola ketegasan seperti inilah yang harus dijunjung tinggi
oleh penegak hukum dalam konteks ini Jaksa yang berintegritas.
Dalam kaitannya dengan intergritas, telah dirumuskan dalam Bab II Bagian
Kedua Integritas, melalui Pasal 7 Peraturan Jaksa Agung RI, No PER-
014/A/JA/11/2012 tentang Kode Etik Jaksa, secara tekstual berbunyi
(1) Dalam melaksanakan tugas Profesi Jaksa dilarang:
a. memberikan atau menjanjikan sesuatu yang dapat memberikan
keuntungan pribadi secara langsung maupun tidak langsung bagi diri
sendiri maupun orang lain dengan menggunakan nama atau cara
apapun;
9
h. menggunakan barang bukti dan alat bukti yang patut diduga telah
direkayasa atau diubah atau dipercaya telah didapatkan melalui
cara-cara yang melanggar hukum;
Kedua, Kemandirian;
Dalam Peraturan Jaksa Agung RI, No PER-014/A/JA/11/2012 tentang Kode
Etik Jaksa disebutkan bahwa Jaksa melaksanakan tugas, fungsi dan
kewenangannya seperti dicantumkan dalam Pasal 8 ayat (1):
a. secara mandiri terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah maupun
pengaruh kekuasaan lainnya; dan
b. tidak terpengaruh oleh kepentingan individu maupun kepentingan kelompok
serta tekanan publik maupun media.
Norma ini menunjukkan ketegasan bahwa dalam menjalankan profesinya,
Jaksa ajib mandiri atau independen, tidak dapat ditekan oleh siapa pun dan
dalam keadaan apa pun. Seorang Jaksa hanya tunduk pada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berrlaku;
Independensi oleh kejaksaan sangat dibutuhkan dalam upayapenegakan
hukum yang berintegritas dan mengembalikan kepercayaan publik tehadap
buruknya sistem penegakan hukum di Indoensia saat ini. Independensi sendiri
mengandung arti kebebasan, kemandirian, kemerdekaan atau tidak berada di
bawah kendali dari lembaga lain. Kejaksaan sebagai aparat penegak hukum
yang masuk kepada kekuuasaan kehakiman harus merdeka dan mandiri dalam
melaksanakan setiap proses penegakan hukum di kekusaan kehakiman.
Kekuasaan kehakiman sendiri harus diperluas bukan hanya menyangkut di
badan peradilan namun disetiap elemen dari proses penegakan hukum mulai
dari penidikan, penuntutan, pengadilan dan pelaksanaan pidana. Oleh karena
itu dalam menjalankannya kekuuasaan kehakiman harusn bersifat independen
dan integral.
Kejaksaan sebagai institusi dan Jaksa sebagai profesi pengak hukum
senantiasa dituntut untuk mandiri dan netral.
Ketiga Ketidakberpihakan
10
Ketidak berpihakan yang dimaksud adalah bahwa dalam melaksanakan
tugas profesi Jaksa dilarang :
a. bertindak diskriminatif berdasarkan suku, agama, ras, jender, golongan
sosial dan politik dalam pelaksanaan tugas profesinya;
11
dan pengalaman, serta diputuskan sesuai dengan prosedur yang adil dan
tidak memihak;
DISKUSI EPH 4 A
1. Apa itu jaksa ?
Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-
undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain
berdasarkan undang-undang.
2. Kapan putusan pidana telah memperoleh kekuatan hukum tetap
Jika setelah 7 hari dari dibacakan ptusan terdkwa tidak banding, atua stelah 7
hari sejk dibritahukan putusan disaat tedakwa tidak hadir di persidangan
3. Apa dsar hukum jabatan jaksa
1.Undang-Undang No.15 Tahun 1961, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kejaksaan RI,
2.Undang-Undang No.5 Tahun 1991,tentang perubahan Undang-Undang
No.15 Tahun 1961;
3.Undang-Undang No.16 Tahun 2004, tentang Kejaksaan
4.Undang-Undang No.11 Tahun 2021 Perubahan UU 16 Tahun 2004
5. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
6. Undang-Undang No.48 Tahun 2009, tentang Kekuasanan Kehakiman;
12
c. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
d. bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk
organisasi massanya atau bukan seseorang yang terlibat langsung atau tidak
langsung dalam "Gerakan Kontra Revolusi G. 30. S/PKI" atau organisasi teriarang
lainnya;
e. pegawai negeri;
f. sarjana hukum;
g. berumur serendah-rendahnya 25 (dua puluh lima) tahun;
h. berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela;
i. lulus pendidikan dan latihan pembentukan jaksa .
13
Terkait dengan kewajiban jakasa, pada garis besarnya ada 2 (dua),
Kewajiban Jaksa kepada profei jaksa dan kewajiban Jaksa kepada masyarakat;
1.Kewajiban Jaksa kepada profei Jaksa:
2.Kewajiban Jaksa kepada masyarakat
14
6.Apa larangan bagi jaksa
Pengertian dalam konteks ini maksudnya adalah sesuatu hal yang tidak boleh
dilakukan oleh Jaksa sebagai pejabat fungsional dalm melksanakan tugas profesinya
baik ng dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja, dan apabila dilanggar dikenakan
tindakan administratif.Pengaturan larangan seperi ini termaktub dalam Pasal 1 angka
6 Peraturan Jaksa Agung RI, No PER-014/A/JA/11/2012, tentang Kode Prilaku
Jaksa.
Dalam Undang-Undang Kejaksaan, Jaksa dilarang merangkap menjadi :
c. Pengusaha, pengurus atau karyawan badan usaha milik negara/daerah, atau
badan usaha daerah;
d. Advokat;
15
f. menyimpan dan memegang rahasia profesi, terutama terhadap
tersangka/terdakwa yang masih anak-anak dan korban tindak pidana
kesusilaan kecuali penyampaian informasi kepada media,
tersangka/keluarga, korban/keluarga, dan penasihat hukum sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
16
h. menggunakan barang bukti dan alat bukti yang patut diduga telah
direkayasa atau diubah atau dipercaya telah didapatkan melalui
cara-cara yang melanggar hukum;
17