NIM: 042787074
1. Etika merupakan konsepsi tentang baik atau buruknya perangai atau perilaku
seseorang. Sedangkan moral adalah perilaku yang baik atau buruknya
seseorang. Etika merupakan ide – ide, cita – cita tentang dambaan kebaikan
perbuatan atau perilaku manusia. Bagi profesional hukum dalam menjalankan
fungsi keprofesionalannya diperlengkapi dengan rambu – rambu dalam arti
luas, yaitu rambu – rambu hukum (hukum perundangan) dalam arti luas, dan
rambu – rambu etik dan moral profesi (kode etik profesi), sehingga tanggung
jawab profesi dalam pelaksanaan profesi meliputi tanggung jawab hukum dan
tanggung jawab moral.
Berlandaskan pada pengertian dan urgensi etika, maka dapat diperoleh suatu
deskripsi umum, bahwa ada titik temu antara etika dan dengan hukum.
Keduanya memiliki kesamaan substansial dan orientasi terhadap kepentingan
dan tata kehidupan manusia. Dalam hal ini etika menekankan
pembicaraannya pada konstitusi soal baik buruknya perilaku manusia.
Perbuatan manusia dapat disebut baik, arif dan bijak bilamana ada ketentuan
secara normatif yang merumuskan bahwa hal itu bertentangan dengan
pesan-pesan etika.
Pasal 3
4. Bersikap mandiri, bebas dari pengaruh, tekanan atau ancaman opini publik
secara langsung atau tidak langsung. Seorang jaksa harus berpendirian
terhadap dirinya sendiri tanpa gangguan dari orang lain dan tidak boleh takut
dengan ancaman seseorang
5. Bertindak secara objektif dan tidak memihak. Jaksa tidak boleh berpihak
kepada salah satu tersangkat karena tersangkat masih ada hubungan dengan
jaksa
11. Menghormati dan melindungi hak asasi manusia dan hak-hak kebebasan
sebagaimana yang tertera dalam peraturan perundang-undangan dan
instrumen hak asasi manusia yang diterima secara universal.
Selain frasa “penegak hukum” seperti dalam UU Advokat, terdapat pula istilah
lain yang masih memiliki hubungan dengan istilah “penegak hukum”
yang dapat ditemui dalam peraturan yang terpisah antara lain:
a. Pasal 2 UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia :
“Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di
bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat.”
b. Pasal 101 ayat (6) UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan
penjelasannya: Dalam rangka pelaksanaan kewenangan penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Bapepam (Badan Pengawas
Pasar Modal) dapat meminta bantuan aparat penegak hukum lain.
c. Pasal 49 ayat (2) huruf i UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan dan penjelasannya: Penyidik Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Otoritas Jasa Keuangan berwenang meminta bantuan aparat
penegak hukum lain. Dalam penjelasannya: Yang dimaksud dengan
"penegak hukum lain" antara lain kejaksaan, kepolisian, dan pengadilan.
e. Pasal 1 angka 8 PP No. 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong
Praja:
“Satuan Polisi Pamong Praja, yang selanjutnya disingkat Satpol PP,
adalah bagian perangkat daerah dalam penegakan Perda dan
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.”