INDONESIA
Mata kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh :
Rahma Fitriani Ramli
NIM. M011221155
Dosen Pengampu :
Abd. Rasyid Rahman M.Ag
FAKULTAS KEHUTANAN
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
Definisi lembaga penegak hukum tidak dapat kami temui dalam peraturan perundang-
undangan yang ada. Merujuk kepada KBBI, lembaga berarti badan (organisasi) yang tujuannya
melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. Lembaga juga berarti
pola perilaku manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial berstruktur dl suatu kerangka
nilai yang relevan. Sedangkan penegak hukum diartikan sebagai petugas yang berhubungan
dengan masalah peradilan.
Berdasarkan arti tersebut, dapat diartikan lembaga penegak hukum di Indonesia adalah
organisasi dari petugas-petugas yang berhubungan dengan masalah peradilan.
Meski definisi lembaga penegak hukum tidak diatur dalam peraturan perundang-
undangan, istilah penegak hukum dapat ditemukan dalam UU Advokat.
Pasal 5 ayat (1) UU Advokat menerangkan bahwa advokat berstatus sebagai penegak
hukum, bebas dan mandiri yang dijamin oleh hukum dan peraturan perundang-
undangan. Untuk memperjelas, yang dimaksud dengan “advokat berstatus sebagai
penegak hukum” adalah advokat sebagai salah satu perangkat dalam proses peradilan
yang mempunyai kedudukan setara dengan penegak hukum lainnya dalam menegakkan
hukum dan keadilan.
Kedua, Pasal 101 ayat (6) UU Pasar Modal yang menerangkan bahwa dalam
penyidikan, Badan Pengawas Pasar Modal dapat meminta aparat penegak hukum lain,
yakni Kepolisian Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Imigrasi, Departemen
Kehakiman, dan Kejaksaan Agung.
Ketiga, Pasal 49 ayat (2) huruf i UU OJK yang menerangkan bahwa penyidik OJK
berwenang meminta bantuan aparat penegak hukum lain, yakni kejaksaan, kepolisian
dan pengadilan.
Kelima, Pasal 1 angka 2 PP 16/2018 yang menerangkan bahwa Polisi Pamong Praja
atau Pol PP diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang dalam penegakan peraturan
daerah dan Peraturan Kepala Daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketentraman serta perlindungan masyarakat.
Oleh sebab itu agar hukum dapat berfungsi secara baik, diperlukan keserasian
hubungan antara 4 (empat) faktor yakni: