Etika profesi sebagai salah satu sarana kontrol masyarakat terhadap profesi, yang dalam hal tertentu
masih dapat dinilai melalui parameter etika umum yang ada di dalam masyarakat.
etika profesi adalah norma-norma, syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi
oleh sekelompok orang yang disebut kalangan profesional. Lalu siapakah yang disebut
profesional itu? Orang yang menyandang suatu profesi tertentu disebut seorang profesional
Kata moral lebih mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia, menuntun manusia
bagaimana seharusnya ia hidup atau apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Sedangkan
etika adalah ilmu, yakni pemikiran rasional, kritis dan sistematis tentang ajaran-ajaran moral.
Seperti tersebut dalam konsiderans menimbang huruf C UUJN, yaitu bahwa notaris merupakan
jabatan tertentu yang menjalankan profesi dalam pelayanan hukum kepada masyarakat
Undang-undang nomor 30 tahun 2004 dan nomor 2 tahun 2014 disebut undang-undang jabatan
notaris, bukan undang-undang profesi notaris atau profesi jabatan notaris. Dalam hal ini telah
terjadi inkonsistensi dalam penyebutan notaris sebagai suatu jabatan dan notaris sebagai suatu
profesi. Seharusnya cukup notaris disebut sebagai jabatan.
Jabatan notaris sengaja diciptakan negara sebagai implementasi dari negara dalam
memberikan pelayanan kepada rakyat, khususnya dalam pembuatan alat bukti yang otentik
yang diakui oleh negara.
Menurut Izenic Bentuk Atau Corak Notaris Dapat Dibagi Menjadi 2 (Dua) Kelompok Utama,
Yaitu :
Bahwa notaris di indonesia (sebelumnya) diatur oleh peraturan jabatan notaris (reglement op
het notarisambt), stb, 1860-3. Dalam teks asli disebutkan bahwa “ambt” adalah “jabatan”, dan
dalam undang-undang nomor 30 tahun 2004 disebut undang-undang jabatan notaris, yang
berarti mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pelasanaan jabatan notaris. Jadi bagaimana
mungkin “ambt” yang berarti “jabatan” harus berubah menjadi “profesi”. Sebaliknya jika
notaris di indonesia ingin disebut atau dikelompokkan sebagai suatu profesi, maka terlebih
dahulu kita harus membuat undang-undang profesi notaris dan akibatnya notaris di indonesia
termasuk dalam kelompok notaris profesioneel.
Notaris sebagai suatu jabatan yang menjalankan sebagian tugas negara dalam bidang hukum
keperdataan dengan kewenangan untuk membuat akta-akta otentik yang diminta oleh para
pihak yang menghadap notaris.
3. Kode Etik Advokad
Kepolisian
Kejaksaan
Pengadilan
Lembaga Pemasyarakatan
Memberikan pelayanan hukum (legal services), nasehat hukum (legal advice), konsultasi
hukum (legal consultation), pendapat hukum (legal opinion), informasi hukum (legal
information) dan menyusun kontrak-kontrak (legal drafting);
Membela kepentingan klien (litigasi) dan mewakili klien di muka pengadilan (legal
representation);
Memberikan bantuan hukum dengan cuma-cuma kepada masyarakat yang lemah dan
tidak mampu (melaksanakan pro bono publico). Pembelaan bagi orang tidak mampu,
baik di dalam maupun di luar pengadilan merupakan bagian dari fungsi dan peranan
advokat di dalam memperjuangkan hak asasi manusia.
Sumpah Jaksa (Pasal 10 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan
Republik Indonesia)
Tugas & Wewenang Jaksa (Psl 30 Ayat 1-3 UU 16/2004)
Tugas dan wewenang Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan adalah melaksanakan tugas dan
wewenang kejaksaan di bidang pengawasan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian pelaksanaan pengawasan atas kinerja dan keuangan intern Kejaksaan, serta
pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Jaksa Agung sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembebasan dari tugas jaksa (3 bulan-12 bulan) dan selama masa menjalani tindakan
administrasi tersebut tidak diterbitkan Surat Keterangan Kepegawaian.
Pengalihtugasan pada satuan kerja yang lain.
Kode Etik Hakim adalah seperngkat norma etik bagi Hakim dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan perkara.
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah alat Negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
Keamanan dalam negeri.
Kewajiban : Segala sesuatu yang harus kita lakukan dengan penuh tanggung jawab.
Larangan : Aturan yang melarang terhadap suatu tindakan.
Sanksi : hukuman atas pelanggaran disiplin kerja dan/kode etik.
Prinsip – Prinsip :
Kepastian Hukum;
Sederhana;
Kesamaan Hak;
Aplikatif;
Akuntabel.
Ruang Lingkup :
Etika Kenegaraan, sikap moral anggota Polri terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan
kebhinekaan tunggal ika.
1. Setia Kepada Negara
2. Menjaga Kemaanan Negara
3. Menjaga Penegakan Hukum
4. Mengutamakan Bangsa dan Negara
5. Memelihara dan Menajaga Kehormatan Bendera, Bahasa, Lambang Negara, Lagu
Kebangsaan dan Peraturan Perundang-Undangan.
6. Bersikap Netral terhadap kehidupan Politik.
Etika Kelembagaan, sikap moral anggota Polri terhadap institusi yang menjadi wadah
pengabdian dan patut dijunjung tinggi sebagai ikatan lahir batin dari semua insan Bhayangkara
dengan segala martabat dan kehormatannya sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Tribrata dan Catur Prasetya.
1. Menjalankan tugas secara professional
2. Menjalankan perintah dinas dalam pembinaan karier dan peningkatan kemampuan
profesionalisme Kepolisian
3. Mematuhi hierarki dalam pelaksanaan tugas
4. Menyelesaikan tugas dengan seksama dan penuh rasa tanggung jawab
5. Mengutamakan kesetaraan dan keadilan gender dalam melaksanakan tugas
Etika Kemasyarakatan, sikap moral anggota Polri yang senantiasa memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta melindungi, mengayomi, dan melayani
masyarakat dengan mengindahkan kearifan lokal dalam budaya Indonesia.
1. Menghormati harkat dan martabat manusia berdasarkan prinsip dasar hak asasi manusia;
2. Menjunjung tinggi prinsip kesetaraan bagi setiap warga negara di hadapan hukum;
3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cepat, tepat, mudah, nyaman,
transparan, dan akuntabel berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
4. Melakukan tindakan pertama Kepolisian sebagaimana yang diwajikan dalam tugas
Kepolisian, baik sedang bertugas maupun di luar tugas;
5. Memberikan pelayanan informasi publik kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan;
6. Menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, keadilan, dan menjaga kehormatan dalam
berhubungan dengan masyarakat.
Etika Kepribadian, sikap perilaku perseorangan anggota Polri dalam kehidupan beragama,
kepatuhan, ketaatan, dan sopan santun dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Bersikap jujur, terpercaya, bertanggung jawab, disiplin, bekerja sama, adil, peduli, responsif,
tegas, dan humanis;
3. Menaati dan menghormati norma kesusilaan, norma agama, nilai-nilai kearifan lokal, dan
norma hukum;
4. Menjaga dan memelihara kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara santun dan;
5. Melaksanakan tugas kenegaraan, kelembagaan, dan kemasyarakatan dengan niat tulus atau
ikhlas dan benar, sebagai wujud nyata amal ibadahnya.
Anggota Polri yang dinyatakan sebagai Pelanggar dikenakan sanksi Pelanggaran Komisi Kode
Etik Profesi Polri berupa :
1. Penjatuhan sanksi Komisi Kode Etik Profesi Polri terhadap pelanggar dapat
digugurkan atau dibatalkan atas pertimbangan sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri
karena:
Pelanggar meninggal dunia atau;
Pelanggar dinyatakan sakit jiwa oleh panitia penguji kesehatan personel
Polri.
2. Pertimbangan berupa penilaian bahwa perbuatan pelanggar:
Benar-benar dilakukan untuk kepentingan tugas kepolisian;
Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut
dilakukan;
Patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;
Layak berdasarkan keadaan yang memaksa dan atau;
Menghormati hak asasi manusia
UU No 7/2013 tentang Nilai-nilai dasar pribadi, Kode etik, dan pedoman perilaku KPK
5 Nilai Dasar Pribadi KPK yang harus dimiliki setiap Insan KPK : Religiusitas, Integritas, Keadilan,
Profesionalisme, dan Kepemimpinan.
Kode Etik Pimpinan KPK adalah Norma yang harus dilaksanakan oleh Pimpinan KPK dalam
menjalani kehidupan pribadinya dan dalam mengelola organisasi KPK. (Pasal 2)
Penjatuhan Sanksi bagi pimpinan yang melanggar (Pasal 7) di tentukan oleh komite etik
(gabungan pimpinan, penasehat, Narasumber dari luar KPK.
Menurut Pasal 16 ayat 1 huruf a Undang-Undang Jabatan Notaris, seorang notaris dilarang untuk
merangkap jabatan sebagai pejabat negara atau swasta, kecuali jabatan tersebut diatur dalam
undang-undang dan tidak bertentangan dengan kode etik profesi notaris. Oleh karena itu, seorang
advokat/pengacara tidak dapat menjadi notaris secara bersamaan karena kedua profesi tersebut
memiliki tanggung jawab dan tugas yang berbeda serta memiliki kode etik yang berbeda
pula. Notaris sebagai profesi yang bersifat mandiri, independent, tidak memihak salah satu pihak,
berbanding terbalik dengan profesi Advokat yang memihak kepada kliennya. Sehingga,
apabila Notaris merangkap sebagai pejabat negara maka akan menimbulkan benturan kepentingan
(conflict interest) dan melanggar etika profesi.