Anda di halaman 1dari 8

1

MAKALAH

PENGERTIAN, TUGAS, DAN ETIKA ADVOKAT

DISUSUN OLEH:

NUNUNG MELATI 182219477

RISMA SAFITR 182219484

ADE AFRIAN 182219456

DOSEN PENGAMPU:

MUHAMMAD AJI PURWANTO, MH

PRODI HUKUM TATANEGARA

JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS

TAHUN AJARAN 2022/2023


2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Advokat adalah setiap orang yang berprofesi memberi jasa hukum dan bertugas
menyelesaikan persoalan hukum kliennya baik secara litigasi maupun nonlitigasi. Sejak dulu
keberadaan advokat selalu ada semacam perbedaan pandangan. Menurut Frans Hendra Winata,
tugas advokat adalah mengabdikan dirinya pada masyarakat, sehingga dia dituntut untuk selalu
turut serta dalam penegakan Hak Asasi Manusia, dan dalam menjalankan profesinya ia bebas
untuk membela siapapun, tidak terikat pada perintah klien dan tidak pandang bulu siapa lawan
kliennya, apakah dia dari golongan kuat, penguasa, pejabat bahkan rakyat miskin sekalipun.

Salah satu hal lain yang menarik perhatian adalah peran advokat bukan hanya sebagai
penyelesaian pertentangan antara warga, tetapi juga sebagai spesialisasi dalam hubungan antara
warga negara dan lembagalembaga pemerintahan, yaitu antara masyarakat dan negara. Dalam
negara modern, tanpa ada orang ya ng mengisi fungsi itu secara profesional, masyarakat akan
lebih mudah ditindas dan dipermainkan oleh penguasa.

Fungsi advokat bukan hanya berperkara di Pengadilan, namun sangat penting, mewakili
kepentingan warga negara dalam hubungannya dengan pemerintah. Justru karena profesi advokat
mengerti akan bentuk, lembaga dan aturan negara dan bertugas untuk mewakili warga negara
kalau bertentangan dengan negara atau warga negara yang lainnya.

Dalam kondisi yang demikian banyak advokat dengan sendirinya muncul dalam politik,
urusan sosial, pendidikan, perjuangan perubahan politik atau ekonomi, dan sering masuk menjadi
pimpinan gerakan reformasi. Bukan hanya advokat tentunya, tetapi profesi itu menonjol dalam
sejarah negara modern sebagai sumber ide dan perjuangan modernisasi, keadilan, hak asasi
manusia, konstitusionalisme dan sejenisnya.

Profesi advokat sejak 2000 tahun yang lalu dikenal sebagai profesi mulia (Officium
Nobile) dan sekarang seakan sedang booming di Indonesia. Hampir setiap orang yang
menghadapi suatu masalah di bidang hukum di era reformasi ini cenderung untuk menggunakan
jasa profesi advokat, mulai dari perkara-perkara besar yang melibatkan orang-orang kaya dan
terkenal, seperti kasus KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), kasus perbankan, kasusnya para
artis sampai kasus yang melibatkan rakyat kecil atau orang miskin, seperti pencurian ayam,
penggusuran rumah dan lain sebagainya juga menggunakan jasa advokat.
3

BAB II

PEMBAHASAN

1. pengertian advokad

Advokat secara historis termasuk salah satu profesi yang tertua,dalam perjalanannya
profesi advokat dinamai sebagi officum Nobile,jabatan mulia. Penamaan itu terjadi karena aspek
“kepercayaan” dari pemberi kuasa klien.1 Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat,pengertian advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum,baik di
dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi syarat berdasarkan ketentuan Undang-Undang
yang berlaku.2

Advokat/penasehat Hukum adalah warga negara Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur dalam mempertahankan keadilan dan kebenaran dilandasi
moral yang tinggi,luhur dan mulia demi tegaknya hukum, setia kepada falsafah pancasila dan
Undang-Undang dasar 1945. Advokat juga berperan penting dalam menciptakan stabilitas
hukum di masyarakat, karena hukum merupakan salah satu norma sosial yang ada pada
masyarakat selain norma agama kesopanan, dan norma kesusilaan. Norma hukum digunakan
sebagai Ultimum Remidium atau sebagai alat penegak norma yang paling akhir digunakan jika
norma yang ada dalam masyarakat sudah tidak mampu menanganinya. Melihat pada
kenyataanya tersebut stabilitas norma hukum yang ada dalam kehidupan masyarakat dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat juga sangat tergantung pada
kinerja aparatur penegak hukum itu sendiri.

Salah satu aparatur penegak hukum itu sendiri adalah advokat sebagai orang yang lebih
mengerti tentang hukum dan segala peraturan hukum yang berlaku,hendaknya seorang penegak
hukum agar menerapkan hukum tersebut sesuai dengan aturan yang ada dalam hukum itu sendiri.
Agar hukum yang ada di tengah-tengah masyarakat dapat berkembang dengan baik dan bisa
menjamin ketertiban dan kenyamanan bagi masyarakat, pemerintah, dan penegak hukum itu
sendiri.

Untuk menjadi seorang advokat, seseorang harus memenuhi beberapa persyaratan sesuai
dengan ketentuan pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat ;

a. warga negara Republik Indonesia;

b. bertempat tinggal di Indonesia;

c. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau penjabat negara;

d. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;


1
Luhut M.P.Pangaribuan , 1996 Advokat dan Contemp of Court,Satu Profesi di Dewan Kehormatan
Profesi, Djambatan, Jakarta : hlm.1
2
2Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
4

e. pendidikan tinggi hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1);

f. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;

g. magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus-menerus dikantor Advokat;

h. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

Kewajiban advokat dan organisasi advokat kepada masyarakat adalah menjaga agar
mereka yang menjadi anggota profesi advokat selalu harus mempunyai integritas pribadi dan
bersedia menyingkirkan mereka yang terbukti tidak memenuhi syarat-syarat sebagai advokat dan
tidak layak lagi menjalankan profesi terhormat ini.

2. tugas advokat

Seorang advokat/penasehat hukum dapat menjalankan tugasnya dengan baik, jujur,


adil,memegang amanat dari negara maupun masyarakat tidak cukup hanya diatur, dilindungi
oleh undang-undang saja tetapi juga perlu adanya etika profesi yang mengatur dan mengawasi.
Profesi advokat merupakan salah satu tugas mulia yang wajib ikut serta menegakkan keadilan
bagi setiap orang yang membutuhkan tanpa melihat asal usul atau tidak memandang bulu.3

Kekonsistenan dan etika profesi wajib dimiliki bagi setiap penegak hukum di Negara
Indonesia khusus para advokat. Dalam kamus bahasa Indonesia etika adalah ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Dalam kamus
bahasa Indonesia “moral” memiliki tiga arti yaitu yang pertama ajaran tentang baik buruk yang
diterima umum,pengertian yang kedua yaitu kondisi mental yang membuat orang tetap
berani,bersemangat,bergairah,disiplin,dan sebagainya,isi hati atau keadaan perasaan
sebagaimana terungkap dalam perasaan,ketiga yaitu ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari
suatu cerita.

Pengacara mewakili kepentingan hukum klien dan mencoba menyelesaikan perselisihan


seefektif mungkin. Mereka juga memiliki peran penasehat dan tetap berhubungan dengan
rekanan. Selama prosedur, mereka menyiapkan dokumen prosedural, mengajukan kasus ke
pengadilan dan berkorespondensi dengan otoritas kehakiman. Lebih lanjut, tugas umum berikut
dapat didefinisikan dimana pengacara bertanggung jawab:

 Menganalisis dan menguraikan masalah hukum


 Menjelaskan aturan dalam hukum
 Penataan hukum yang sistematis (menganalisis dan mengidentifikasi masalah
sistematis)

3
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,2002 , Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi Ketiga,
Balai Pustaka, Jakarta ,hlm. 309.
5

 Menafsirkan dan / atau menegakkan hukum dan peraturan saat ini atau menyusun
aturan baru untuk situasi di mana belum ada undang-undang dan peraturan yang
dibuat
 Mendefinisikan, membuat dan menggunakan konsep hukum
 Elaborasi dan penggunaan penghargaan, penilaian, klasifikasi dan teori
 Turunkan prinsip-prinsip dalam hukum peradilan
 Untuk memutuskan atau menyelesaikan perselisihan antara pihak yang
berlawanan
 Memberikan informasi tentang sistem hukum atau masalah hukum lainnya
melalui media dan / atau pidato public
 Menganalisis, mempelajari dan mendeskripsikan fakta dan peristiwa
 Mendebat atau menentang resolusi, interpretasi, bukti (dapat diterima), dll.
 Mencerminkan nilai-nilai hukum, fakta dan bukti (meneruskan putusan /
pendapat, menasihati pengacara dan hakim, dll.)
 Memprediksi apa yang bisa dilakukan juri
 Mengautentikasi atau mengkritik sistem politik
 Belajar, mentransfer dan menyebarkan pengetahuan

3. Etika advokat

Etika profesi adalah norma-norma,syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus


dipengaruhi oleh sekelompok orang yang disebut kalangan profesional atau orang yang
menyandang suatu profesi tertentu disebut seorang professional. Kode etik penting, sebagai
sarana kontrol sosial. Kode etik memberikan semacam kriteria bagi para calon anggota
kelompok profesi(demikian juga terhadap para anggota baru) dan membantu mempertahankan
pandangan anggota lama terhadap prinsip profesional yang telah digariskan.

Kode etik profesi mencegah pengawasan ataupun campur tangan yang dilakukan oleh
pemerintah atau oleh masyarakat melalui beberapa agen atau pelaksananya. Kode etik adalah
penting untuk pengembangan patokan kehendak yang lebih tinggi. Kode etik ini dasarnya adalah
sesuatu perilaku yang sudah dianggap benar serta berdasarkan metode prosedur yang benar pula
Kode etik dapat berlaku efektif bagi seluruh penegak hukum apabila dijiwai, disemangati,
ditanamkan dalam pribadi hidup dan diterapkan setiap menjalankan tugasnya sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku,nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945 dan nilai-nilai yang ada dalam lingkungan profesi hukum
khususnya advokat. Dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan-penyimpangan yang
dilakukan oleh aparatur penegak hukum khususnya advokat dalam menegakkan keadilan atau
menerapkan hukum.

Sering pula terjadi penanganan suatu kasus perkara baik perdata maupun pidana
menyalahi aturan yang sudah ada dalam undang-undang Advokat maupun Kode Etik Advokat.
6

Hal ini disebabkan karena advokat tersebut mengutamakan kepentingan pribadiyang lebih
mengutamakan membela orang y ang berani membayar mahal jasa advokat tersebut dibanding
orang yang kurang mampu bahkan tidak mampu untuk membayar atas jasa seorang
advokat,sering juga kita jumpai advokat yang menentukan tarif tinggi dalam berpraktek. Dalam
ketentuan umum pasal 1 butir 9 ditentukan bahwa seorang advokat dapat memberikan bantuan
hukum secara cuma-cuma kepada klien yang tidak mampu.

Kode etik profesi adalah sebuah aturan mengikat yang harus dijalankan dan dipatuhi oleh
profesi tersebut baik diantaranya memiliki sanksi hukum maupun administratif. Namun tidak
semua orang bisa memegang teguh kode etik profesi, maka orang tersebut dapat kita sebut
sebagai amatir atau oknum. Harus kita pahami bahwa kode etik ini adalah wajah dari nama baik
dari sebuah profesi dan apabila tidak dipatuhi maka akan mencoreng nama baik profesi. Setiap
orang dalam menjalani profesinya tentu paham bahaya, konsekuensi dan kewajiban dari
profesinya.4

Pengacara, dalam menjalankan profesinya mempunyai kode etik yang dibuat oleh
Komite Kerja Advokat Indonesia, pembuatan kode etik ini didasari oleh UU Nomor 18 tahun
2003 Pasal 26 ayat 1, “ Untuk menjaga martabat dan kehormatan profesi Advokat, disusun kode
etik profesi Advokat oleh Organisasi Advokat.” Dan semua Advokat wajib dalam memenuhi
kode etik tersebut sebagaimana pada pasal 25 ayat 2, “Advokat wajib tunduk dan mematuhi kode
etik profesi Advokat dan ketentuan tentang Dewan Kehormatan Organisasi Advokat.”

Dan untuk pengawasannya diberikan kepada Organisasi yang berwenang, sanksi yang
diberikan dapat dikenai teguran, pemberhentian sementara, dan pemberhentian permanen,
adapun unsur pidana didalamnya akan tetap dijalankan tanpa harus menunggu keputusan Dewan
Advokat. Dalam kode etiknya Advokat mempunyai kode etik bagi dirinya, klien, rekan sejawat,
dan proses pelaksanaan profesi. Kode etik Advokat bagi dirinya, kurang lebih berbicara
mengenai tanggung jawab secara moral dalam mengambil pekerjaan, menangani klien dan
sebagainya.

Advokat dalam perkara-perkara perdata harus mengutamakan penyelesaian dengan jalan


damai. Advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan menyesatkan klien mengenai perkara
yang sedang diurusnya. Sedangkan dalam menangani klien berdasarkan Kode etik Advokat
Indonesia tanggal 23 Mei 2002 pasal 4 adalah;

a. Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang ditanganinya
akan menang.
b. dalam menentukan besarnya honorarium Advokat wajib mempertimbangkan
kemampuan klien.
c. Advokat tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu.

4
E.Sumaryono,1995,Etika Profesi Hukum , Kanisius Yogyakarta , hlm. 35-36
7

d. Advokat dalam mengurus perkara cuma-cuma harus memberikan perhatian yang sama
seperti terhadap perkara untuk mana ia menerima uang jasa.
e. Advokat harus menolak mengurus perkara yang menurut keyakinannya tidak ada dasar
hukumnya.
f. Advokat wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh klien
secara kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya hubungan
antara Advokat dan klien itu.
g. Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat
tidak menguntungkan posisi klien atau pada saat tugas itu akan dapat menimbulkan
kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi bagi klien yang bersangkutan, dengan tidak
h. mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a.
8

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Advokat/penasehat Hukum adalah warga negara Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur dalam mempertahankan keadilan dan kebenaran dilandasi
moral yang tinggi,luhur dan mulia demi tegaknya hukum, setia kepada falsafah pancasila dan
Undang-Undang dasar 1945. Advokat juga berperan penting dalam menciptakan stabilitas
hukum di masyarakat, karena hukum merupakan salah satu norma sosial yang ada pada
masyarakat selain norma agama kesopanan, dan norma kesusilaan. Norma hukum digunakan
sebagai Ultimum Remidium atau sebagai alat penegak norma yang paling akhir digunakan jika
norma yang ada dalam masyarakat sudah tidak mampu menanganinya. Melihat pada
kenyataanya tersebut stabilitas norma hukum yang ada dalam kehidupan masyarakat dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat juga sangat tergantung pada
kinerja aparatur penegak hukum itu sendiri.

Seorang advokat/penasehat hukum dapat menjalankan tugasnya dengan baik, jujur,


adil,memegang amanat dari negara maupun masyarakat tidak cukup hanya diatur, dilindungi
oleh undang-undang saja tetapi juga perlu adanya etika profesi yang mengatur dan mengawasi.
Profesi advokat merupakan salah satu tugas mulia yang wajib ikut serta menegakkan keadilan
bagi setiap orang yang membutuhkan tanpa melihat asal usul atau tidak memandang bulu
Pengacara, dalam menjalankan profesinya mempunyai kode etik yang dibuat oleh Komite Kerja
Advokat Indonesia, pembuatan kode etik ini didasari oleh UU Nomor 18 tahun 2003 Pasal 26
ayat 1, “ Untuk menjaga martabat dan kehormatan profesi Advokat, disusun kode etik profesi
Advokat oleh Organisasi Advokat.” Dan semua Advokat wajib dalam memenuhi kode etik
tersebut sebagaimana pada pasal 25 ayat 2, “Advokat wajib tunduk dan mematuhi kode etik
profesi Advokat dan ketentuan tentang Dewan Kehormatan Organisasi Advokat.”

Dan untuk pengawasannya diberikan kepada Organisasi yang berwenang, sanksi yang
diberikan dapat dikenai teguran, pemberhentian sementara, dan pemberhentian permanen,
adapun unsur pidana didalamnya akan tetap dijalankan tanpa harus menunggu keputusan Dewan
Advokat. Dalam kode etiknya Advokat mempunyai kode etik bagi dirinya, klien, rekan sejawat,
dan proses pelaksanaan profesi. Kode etik Advokat bagi dirinya, kurang lebih berbicara
mengenai tanggung jawab secara moral dalam mengambil pekerjaan, menangani klien dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai