Dengan memanjatkan Puji dan Syukur atas limpahan berkat dan Rahmat-Nya
dari Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan makalah mengenai “Peran
Advokat”.
A. Pengertian Advokat
Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003, Advokat adalah orang yang
berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang
memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini.
Sedangkan menurut Kode Etik Advokat adalah orang yang berpraktek
memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi
persyaratan berdasarkan undang-undang yang berlaku, baik sebagai Advokat,
Pengacara, Penasehat Hukum, Pengacara praktek ataupun sebagai konsultan hukum.
Pendapat lain juga berkata bahwa advokat adalah seseorang atau mereka yang
melakukan pekerjaan jasa bantuan hukum termasuk konsultan hukum yang
menjalankan pekerjaannya baik dilakukan diluar pengadilan dan atau didalam
pengadilan bagi klien sebagai mata pencariannya.
D. Contoh Kasus
Para Advokat Diminta Bantu Rakyat Kecil untuk Dapat Keadilan
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan para advokat untuk
mendorong pelayanan hukum yang murah, cepat dan sederhana serta tidak
melupakan rakyat kecil yang tidak bisa mengakses keadilan. Hal ini
dikarenakan, masih banyak masyarakat bawah yang terjerat kasus hukum dan
tidak bisa membela diri lantaran ketiadaan biaya.
"Selain menjadi advokat profesional, di sela waktu para advokat harus
menyediakan diri menjadi advokat pro-bono membantu masyarakat kurang
mampu. Sehingga para pencari keadilan bisa memperoleh haknya, sesuai asas
hukum dan ketentuan yang berlaku," tandas Bamsoet Dalam keterangan
tertulis, Rabu (12/2/2020).
Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri Pelantikan dan pengambilan
sumpah Putera Ketiganya Yudhistira Raditya Soesatyo oleh Kepala Pengadilan
Tinggi Jakarta Pusat sebagai advokat PERADI untuk wilayah hukum
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI dan Wakil Ketua Umum Pemuda
Pancasila ini menambahkan, menjadi advokat pro-bono merupakan amanah
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
Dalam Pasal 22 ayat 1 menyebutkan, advokat wajib memberikan
bantuan hukum secara cuma-cuma kepada pencari keadilan yang tidak mampu.
Dengan ketentuan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 83 tahun
2008.
"Sebagai orang yang mempelajari undang-undang, para advokat
semestinya sudah mengetahui dan memahami berbagai tugas dan fungsinya
sebagaimana diatur dalam UU Advokat. Tak hanya ketentuan yang
memudahkan kerja, para advokat juga tidak boleh melupakan kewajibannya
menyiapkan diri menjadi advokat pro-bono," imbuh Bamsoet.
Mantan Ketua DPR RI 2014-2019 dan Ketua Komisi III DPR RI ini
juga mengajak para advokat untuk menjadi pembela keadilan, tidak semata
menjadi pembela klien tanpa pijakan moral.
Karena di atas hukum masih ada kemanusiaan yang menjadi landasan
dalam mendistribusikan keadilan, sehingga advokat harus mampu mengajak
masyarakat menjunjung tinggi hukum.
"Sehingga hukum tak semata menjadi alat represif yang menakutkan.
Melainkan bisa menjadi budaya di masyarakat. Karenanya para advokat harus
menjadi cerminan hukum itu sendiri. Menegakkan hukum tak boleh dengan
cara melanggar hukum, dan menegakan keadilan tak boleh dengan
mengabaikan nilai kemanusiaan," pungkas Bamsoet.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Advokat merupakan Profesi Terhormat ( Officium Nobile), yang dalam
menjalankan profesinya bersifat Bebas, mandiri dan bertanggung jawab. Guna
menyelenggarakan peradilan yang jujur, adil dan memiliki kepastian hukum
bagi semua pencari keadilan.
Dalam melaksanakan profesinya seorang Advokat memiliki aturan atau
norma yang harus dipatuhi yaitu berupa Kode Etik. Kode etik
Advokatmerupakan hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang
menjamin dan melindungi namun membebankan kewajiban kepada setiap
Advokat untuk jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya
baik kepada klien, pengadilan, teman sejawat, Negara atau masyarakat, dan
terutama kepada dirinya sendiri.