Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur atas limpahan berkat dan Rahmat-Nya
dari Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan makalah mengenai “Peran
Advokat”.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman


dan menambah wawasan bagi orang yang membacanya.

Kami menyadari akibat keterbatasan waktu dan pengalaman kelompok kami ,


maka makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan
hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
terkhusus dosen mata kuliah ini demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah yang penuh kesederhanaan ini dapat


bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa atau semua pihak yang membaca makalah
ini.

Dharmasraya, November 2021


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Secara historis, Advokat termasuk salah satu profesi yang tertua. Dalam
perjalanannya, profesi ini dinamai sebagai officium nobile, jabatan yang mulia.
Penamaan itu terjadi adalah karena aspek “kepercayaan” dari (pemberi kuasa,
klien) yang dijalankannya untuk mempertahankan dan memperjuangkan hak-
haknya di forum yang telah ditentukan.
Advokat sebagai nama resmi profesi dalam sistem peradilan kita-kita pertama
ditemukan dalam ketentuan Susunan Kehakiman dan Kebijaksanaan Mengadili
(RO). Advokat itu merupakan padanan dari kata Advocaat (Belanda) yakni
seseorang yang telah resmi diangkat untuk menjalankan profesinya setelah
memperoleh gelar meester in de rechten (Mr). Lebih jauh lagi, sesungguhnya akar
kata itu berasal dari kata latin “advocare, advocator”. Oleh karena itu, tidak
mengherankan kalau hampir di setiap bahasa di dunia kata (istilah) itu dikenal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Advokat
Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003, Advokat adalah orang yang
berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang
memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini.
Sedangkan menurut Kode Etik Advokat adalah orang yang berpraktek
memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi
persyaratan berdasarkan undang-undang yang berlaku, baik sebagai Advokat,
Pengacara, Penasehat Hukum, Pengacara praktek ataupun sebagai konsultan hukum.
Pendapat lain juga berkata bahwa advokat adalah seseorang atau mereka yang
melakukan pekerjaan jasa bantuan hukum termasuk konsultan hukum yang
menjalankan pekerjaannya baik dilakukan diluar pengadilan dan atau didalam
pengadilan bagi klien sebagai mata pencariannya.

B. Tugas Wewenang Advokat


Secara garis besar peran advokat, sebagai berikut :
1. Sebagai pengawal konstitusi dan hak asasi manusia
2. Memeperjuangkan hak asasi manusia
3. Melaksanakan Kode Etik Advokat
4. Memegang teguh sumpah advokat dalam rangka menegakkan hukum,
keadilan dan kebenaran
5. Menjunjung tinggi serta mengutamakan idealisme (nilai keadilan,kebenaran
dan moralitas)
6. Melindungi dan memelihara kemandirian, kebebasan, derajat dan martabat
advokat
7. Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan advokat terhadap masyarakat
dengan cara belajar terus-menerus (continuous legal education) untuk
memperluas wawasan dan ilmu hukum
8. Menangani perkara-perkara sesuai dengan kode etik advokat, baik secara
nasional maupun secara internasional
9. Mencegah penyalahgunaan keahlian dan pengetahuan yang merugikan
masyarakat dengan cara mengawasi pelaksanaan etika profesi advokat melalui
Dewan Kehormatan Asosiasi advokat
10. Memelihara kepribadian advokat karena profesi advokat yang terhormat
(officium nobile)
11.  Menjaga hubungan baik dengan klien maupun dengan teman sejawat
12. Memelihara persatuan dan kesatuan advokat agar sesuai dengan maksud dan
tujuan organisasi advokat
13. Member pelayanan hukum (legal services), nasehat hukum (legal advice),
konsultan hukum (legal consultation), pendapat hukum (legal opinion),
informasi hukum (legal information) dan menyusun kontrak-kontrak (legal
drafting)
14. Membela kepentingan klien (litigasi) dan mewakili klien di muka pengadilan
(legal representation)
15. Memberikan bantuan hukum dengan cuma-cuma kepada masyarakat yang
lemah dan tidak mampu (melaksanakan pro bono publico).

Sedangkan pada prinsipnya advokat mempunyai peran penting karena menjadi


akses menuju keadilan dan penghubung antara masyarakat dengan Negara melalui
institusi hukumnya. 

Dalam menjalankan tugas sebagai profesi hukum, advokat mempunyai kode etik


sebagai norma yang mengarahkan atau memberi petunjuk bagaimana seharusnya
berbuat sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di masyarakat. Untuk mewujudkan
Negara hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, haruslah ada peran
serta dari pemerintah, serta semua kalangan masyarakat khususnya peran serta dari
setiap individu.
C. Undang-Undang Advokat
Berkaitan dengan UU Advokat No. 18 tahun 2003 maka disusun Kode
Etik Advokat Indonesia, hal ini bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan profesi Advokat (Pasal 26 Bab IX ayat 1);
UU tersebut juga mengatur bagaimana seorang Advokat wajib tunduk
dan mematuhi kode etik profesi Advokat dan ketentuan tentang Dewan
Kehormatan Organisasi Advokat (ayat 2); Kode etik profesi Advokat
sebagaimana dimaksud pada :
- ayat (1) tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
- ayat (3); Pengawasan atas pelaksanaan kode etik profesi Advokat
dilakukan oleh Organisasi Advokat
- (ayat 4). Kode etik juga mengatur tentang susunan, tugas, dan kewenangan
Dewan Kehormatan Organisasi Advokat.
Pada dasarnya, Kode Etik Advokat dan Undang-Undang Advokat
mengatur tentang hubungan Advokat dengan Klien dan Hubungan Advokat
dengan teman sejawat.

D. Contoh Kasus
Para Advokat Diminta Bantu Rakyat Kecil untuk Dapat Keadilan
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan para advokat untuk
mendorong pelayanan hukum yang murah, cepat dan sederhana serta tidak
melupakan rakyat kecil yang tidak bisa mengakses keadilan. Hal ini
dikarenakan, masih banyak masyarakat bawah yang terjerat kasus hukum dan
tidak bisa membela diri lantaran ketiadaan biaya.
"Selain menjadi advokat profesional, di sela waktu para advokat harus
menyediakan diri menjadi advokat pro-bono membantu masyarakat kurang
mampu. Sehingga para pencari keadilan bisa memperoleh haknya, sesuai asas
hukum dan ketentuan yang berlaku," tandas Bamsoet Dalam keterangan
tertulis, Rabu (12/2/2020).
Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri Pelantikan dan pengambilan
sumpah Putera Ketiganya Yudhistira Raditya Soesatyo oleh Kepala Pengadilan
Tinggi Jakarta Pusat sebagai advokat PERADI untuk wilayah hukum
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI dan Wakil Ketua Umum Pemuda
Pancasila ini menambahkan, menjadi advokat pro-bono merupakan amanah
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
Dalam Pasal 22 ayat 1 menyebutkan, advokat wajib memberikan
bantuan hukum secara cuma-cuma kepada pencari keadilan yang tidak mampu.
Dengan ketentuan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 83 tahun
2008.
"Sebagai orang yang mempelajari undang-undang, para advokat
semestinya sudah mengetahui dan memahami berbagai tugas dan fungsinya
sebagaimana diatur dalam UU Advokat. Tak hanya ketentuan yang
memudahkan kerja, para advokat juga tidak boleh melupakan kewajibannya
menyiapkan diri menjadi advokat pro-bono," imbuh Bamsoet.
Mantan Ketua DPR RI 2014-2019 dan Ketua Komisi III DPR RI ini
juga mengajak para advokat untuk menjadi pembela keadilan, tidak semata
menjadi pembela klien tanpa pijakan moral.
Karena di atas hukum masih ada kemanusiaan yang menjadi landasan
dalam mendistribusikan keadilan, sehingga advokat harus mampu mengajak
masyarakat menjunjung tinggi hukum.
"Sehingga hukum tak semata menjadi alat represif yang menakutkan.
Melainkan bisa menjadi budaya di masyarakat. Karenanya para advokat harus
menjadi cerminan hukum itu sendiri. Menegakkan hukum tak boleh dengan
cara melanggar hukum, dan menegakan keadilan tak boleh dengan
mengabaikan nilai kemanusiaan," pungkas Bamsoet.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Advokat merupakan Profesi Terhormat ( Officium Nobile), yang dalam
menjalankan profesinya bersifat Bebas, mandiri dan bertanggung jawab. Guna
menyelenggarakan peradilan yang jujur, adil dan memiliki kepastian hukum
bagi semua pencari keadilan.
Dalam melaksanakan profesinya seorang Advokat memiliki aturan atau
norma yang harus dipatuhi yaitu berupa Kode Etik. Kode etik
Advokatmerupakan hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang
menjamin dan melindungi namun membebankan kewajiban kepada setiap
Advokat untuk jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya
baik kepada klien, pengadilan, teman sejawat, Negara atau masyarakat, dan
terutama kepada dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai