Anda di halaman 1dari 11

Tugas Makalah :

ETIKA PROFESI HUKUM

“ETIKA PROFESI ADVOKAT”

OLEH

RELTON ANUGRAH FICKAN


22009055
KELAS 6 A

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Etika Profesi Advokat”. Adapun salah
satu maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai
tugas Mid pada mata kuliah Etika Profesi Hukum.
Dalam menyelesaikan makalah ini tidaklah semata-mata karena
kemampuan sendiri, melainkan banyak pihak yang membantu atau berkontribusi
dalam berbagai hal kaitannya dengan makalah ini. Oleh karena itu kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada Para teman atau sahabat yang telah
memberikan dukungan kepada penulis serta gagasan atau motivasi bagi penulis
untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan makalah baik dari teknik
penulisannya maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dalam hal menambah ilmu
dan wawasan para pembacanya. Akhir kata penulis ucapkan wassalamu’alaikum
warahatullahi wabarakatuh.

Kendari, 20 Juli 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Advokat.....................................................................................6
B. Sejarah Advokat
B. Dasar Hukum Advokat6
C. Kode Etik Advokat.....................................................................................6
BAB III1
PENUTUP1
KESIMPULAN1
DAFTAR PUSTAKA 2

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap profesi memiliki tangung jawab terhadap profesinya, termasuk
didalamnya profesi advokat. Tanggung jawab tersebut melekat pada masing-
masing profesi sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Pembicaraan dan
kajian terhadap tanggung jawab profesi menjadi penting ketika banyak
seorang professional tidak bertanggungjawab terhadap profesinya.
Begitu pula dengan profesi advokat. Advokat berprofesi memberi jasa
hukum dan bertugas menyelesaikan persoalan hukum kliennya baik secara
litigasi maupun nonlitigasi, Menurut Frans Hendra Winata, tugas advokat
adalah mengabdikan dirinya pada masyarakat sehingga dia dituntut untuk
selalu turut serta dalam penegakan Hak Asasi Manusia, dan dalam
menjalankan profesinya ia bebas untuk membela siapapun, tidak terikat pada
perintah (order) klien dan tidak pandang bulu siapa lawan kliennya, apakah
dia dari golongan kuat, penguasa, pejabat bahkan rakyat miskin sekalipun.
Fungsi advokat bukan hanya berperkara di pengadilan, namun sangat
penting, mewakili kepentingan warga negara dalam hubungannya dengan
pemerintah. Justru karena profesi advokat mengerti akan bentuk, lembaga dan
aturan negara dan bertugas untuk mewakili warga negara kalau bertentangan
dengan negara atau warga negara yang lainnya.
Di dalam sistem hukum di negara kita terdapat jaminan adanya
kesamaan dihadapan hukum (equality before the law) yang secara konseptual
tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 1 yang berbunyi :
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya“. Oleh sebab itu bagi setiap
orang yang memerlukan bantuan hukum (legal aid) selain merupakan hak
asasi juga merupakan gerakan yang dijamin oleh konstitusi. Disamping itu
juga merupakan azas yang sangat penting bahwa seorang yang terkena
perkara mempunyai hak untuk mendapatkan bantuan hukum (asas legal
assistance), sehingga disinilah kedudukan profesi advokat dalam kekuasaan

4
yudikatif dalam rangka pemberian bantuan hukum kepada masyarakat
mempunyai arti yang sangat penting.
Tetapi profesi mulia dan tanggung jawab advokat tersebut terkadang
hanya sebatas slogan yang tidak dapat diimplementasikan dalam praktik-
prakktik nyata, sehingga banyak advokat yang melanggar kode etik advokat,
sering diberitakan baik di media cetak maupun di media elektronik banyak
kasus-kasus yang melibatkan advokat. Sehingga kami menganggap penting
kajian-kajian yang berhubungan dengan kode etik profesi advokat dalam
penegakan hukum di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah “Bagaimanakah
etika profesi advokat di Indonesia”?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengetahui etika profesi
advokat di Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Advokat
Menurut Undang-undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat,
advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan
ketentuan Undang-Undang.
Secara terminologis (istilah), advokat banyak didefinisikan oleh
ahli hukum. Salah satunya Yudha Pandu berpendapat bahwa advokat
adalah orang yang mewakili kliennya untuk melakukan tindakan sesuai
kuasa yang diberikan untuk berpendapat melakukan pembelaan dan
penuntutan dalam persidangan.

B. Sejarah Advokat
Sejarah organisasi advokat di Indonesia ini kemudian tidak dapat
lepas dari Kongres Nasional Pertama para advokat Indonesia di Solo pada
tanggal 30 Agustus 1964, yang kemudian secara aklamasi dibentuklah
suatu organisasi advokat yang dinamakan PERADIN sebagai organisasi
atau wadah persatuan para advokat di Indonesia. Adapun nama lain dari
advokat yaitu Pengacara, advokat atau kuasa hukum adalah kata benda,
subjek. Dalam praktik dikenal juga dengan istilah Konsultan Hukum.

C. Dasar Hukum Advokat


Mengenai Advokat Telah Diatur dalam UndangUndang Nomor
18 Tahun 2003 Tentang Advokat.

D. Kode Etik Advokat

Etika merupakan refleksi jiwa, ungkapan perasaan terhadap perilaku


atau tindakan orang lain atau diri kita berdasarkan nilai-nilai yang
disepakati karena etika berasal dari kata etos yang berarti kebiasaan,
karakter, atau watak.

6
Etika advokat merujuk pada kumpulan aturan, standar, dan nilai-
nilai moral yang didukung oleh komunitas advokat untuk memastikan
praktik hukum yang adil, konsisten, dan bermartabat.

Etika advokat mencakup prinsip-prinsip yang sangat penting untuk diikuti


oleh semua advokat, seperti integritas, kejujuran, kerahasiaan, dan
independensi. Seorang advokat harus menjaga integritasnya, bekerja
dengan jujur, dan menjaga kepercayaan klien. Advokat juga tidak boleh
mengungkapkan informasi rahasia yang disampaikan oleh klien, dan harus
menjaga kemandirian dan independensinya dalam melaksanakan tugas-
tugasnya.

Hal ini mengarah pada perlunya merujuk ke etika advokat dalam


segala aktivitas dalam praktik hukum, mulai dari tindakan konsultasi
hingga melakukan proses hukum atau berinteraksi dengan klien dan
rekannya. Semua advokat bertanggung jawab untuk mematuhi aturan ini
dan untuk melindungi integritas dan kredibilitas profesi mereka.

Berikut ini beberapa contoh penting dari prinsip-prinsip etika


advokat:

1) Kehormatan dan Integritas: Advokat harus menghormati aturan


hukum dan etika, serta menjaga integritasnya.
2) Kerahasiaan: Advokat harus menjaga kerahasiaan informasi yang
diberikan oleh klien, kecuali ada persetujuan untuk
mengungkapkannya atau ketika undang-undang mewajibkan untuk
melakukan pengungkapan.
3) Independensi: Advokat harus bebas dari intervensi dan pengaruh
eksternal dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai advokat.
4) Pengetahuan Hukum: Advokat harus memiliki pengetahuan yang
memadai tentang hukum dan harus terus meningkatkan

7
pengetahuannya agar dapat memberikan layanan yang terbaik
kepada klien.
5) Kepentingan Klien: Advokat harus memberikan perhatian penuh
terhadap kepentingan klien dan berupaya dengan sebaik-baiknya
membela hak-hak hukum klien.
6) Kerjasama Profesi: Advokat harus berperilaku baik dan santun
terhadap rekan kerja seprofesi.
7) Menghindari Konflik Kepentingan: Advokat tidak boleh mewakili
klien yang memiliki kepentingan bertentangan dengan klien lain
yang menjadi klien advokat itu juga.

Ketentuan-Ketentuan Lain Tentang Kode Etik Advokat


Pasal 8
1) Profesi Advokat adalah profesi yang mulia dan terhormat (officium
nobile), dan karenanya dalam menjalankan profesi selaku penegak
hukum di pengadilan sejajar dengan Jaksa dan Hakim, yang dalam
melaksanakan profesinya berada dibawah perlindungan hukum,
undang-undang dan Kode Etik ini.
2) Pemasangan iklan semata-mata untuk menarik perhatian orang
adalah dilarang termasuk pemasangan papan nama dengan ukuran
dan! atau bentuk yang berlebih-lebihan.
3) Kantor Advokat atau cabangnya tidak dibenarkan diadakan di
suatu tempat yang dapat merugikan kedudukan dan martabat
Advokat.
4) Advokat tidak dibenarkan mengizinkan orang yang bukan Advokat
mencantumkan namanya sebagai Advokat di papan nama kantor
Advokat atau mengizinkan orang yang bukan Advokat tersebut
untuk memperkenalkan dirinya sebagai Advokat.
5) Advokat tidak dibenarkan mengizinkan karyawan-karyawannya
yang tidak berkualifikasi untuk mengurus perkara atau memberi
nasehat hukum kepada klien dengan lisan atau dengan tulisan.

8
6) Advokat tidak dibenarkan melalui media massa mencari publitas
bagi dirinya dan atau untuk menarik perhatian masyarakat
mengenai tindakan- tindakannya sebagai Advokat mengenai
perkara yang sedang atau telah ditanganinya, kecuali apabila
keterangan keterangan yang ia berikan itu bertujuan untuk
menegakkan prinsip-prinsip hukum yang wajib diperjuangkan oleh
setiap Advokat
7) Advokat dapat mengundurkan diri dari perkara yang akan dan atau
diurusnya apabila timbul perbedaan dan tidak dicapai kesepakatan
tentang cara penanganan perkara dengan kliennya.
8) Advokat yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Hakim atau
Panitera dari suatu lembaga peradilan, tidak dibenarkan untuk
memegang atau menangani perkara yang diperiksa pengadilan
tempatnya terakhir bekerja selama 3 (tiga) tahun semenjak ia
berhenti dari pengadilan tersebut.

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di
dalam maupun di luar pengadilan dengan syarat-syarat yang telah diatur
dalam Pasal 3 UU Advokat. Advokat memiliki peranan dalam penegakan
hukum, sebagai pengawas penegakan hukum, sebagai penjaga Kekuasaan
Kehakiman dan sebagai pekerja sosial. Selain memiliki peranan, Advokat
juga memiliki Hak dan Kewajiban serta Larangan. Kesemua itu diatur dalam
Undang-undang Nomor 18 tahun 2003 Tentang Advokat, yang termuat dalam
pasal 14 sampai pasal 21 Undang-undang tersebut.
Sebagai sebuah profesi yang terhormat dan menjadi bagian terpenting
dari penegakan hukum, Advokat memiliki tanggung jawab dalam
mengemban amanat untuk turut serta dalam mewujudkan supremasi hukum.
Tanggung jawab tersebut tidak semata-mata sebuah keharusan yang
diwajibkan secara yuridis melainkan kewajiban yang muncul dari tuntutan
hati nurani.
Kewajiban-kewajiban seorang advokat tercermin dalam kemampuan
bertanggung jawab terhadap Tuhan, Kode etik Profesi, aturan perundang-
undangan dan masyarakat.
a) Tanggung jawab kepada Tuhan merupakan tanggung jawab mutlak
advokat sebagai makhluk yang memiliki nuansa religiusitas.
b) Tanggung jawab terhadap kode etik profesi adalah sebagai manifestasi
tanggung jawab advokat sebagai bagian dari seorang profesionalisme
yang diikat oleh etika. Selain itu,
c) Tanggung jawab terhadap aturan perundang-undangan menjadi
konsekwensi logis seorang advokat dalam setiap sikap dan
tindakannya. Pada akhirnya seorang advokat dituntut pula untuk
mampu mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya kepada
masyarakat sebagai implementasi rasa tanggung jawabnya kepada
Tuhan, kode etik dan peraturan perundang-undangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.hukumonline.com/klinik/a/10-prinsip-kode-etik-hakim-yuk-cari-
tahu-di-sini-lt630335ad22e26/

https://www.gramedia.com/pendidikan/profesihakim/#:~:text=Hakim%20sebagai
%20posisi%20netral%20yang%20memiliki%20wewenang%20untuk,kasus
%20berdasarkan%20pada%20hukum%20pemerintah%20atau%20petunjuk
%20Undang-Undang.

11

Anda mungkin juga menyukai