KATA PENGANTAR
i
Bismillahirrahmannirrahim
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga saja
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis,
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I..............................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................6
C. Tujuan Penulisan.................................................................................6
BAB II............................................................................................................7
PEMBAHASAN.............................................................................................7
A. Pengertian Advokat.............................................................................7
B. Kedudukan Advokat............................................................................8
C. Fungsi Advokat..................................................................................10
BAB III.........................................................................................................11
PENUTUP....................................................................................................11
A. Kesimpulan........................................................................................11
B. Kritik dan Saran.................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Satjipto Rahardjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan, Alumni, Bandung,
1976, hlm.7
4
Hakim di mana ketiga profesi hukum tersebut keberadaannya telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan tersendiri. Memasuki masa reformasi,
Indonesia telah mengalami 4 (empat) tahap perubahan UUD 1945.
Perubahan secara signifikan adalah dianutnya secara tegas prinsip negara
berdasar atas hukum. Dalam usaha mewujudkan prinsip negara hukum,
peran serta fungsi Advokat merupakan hal yang sangat penting dalam
memberikan jasa hukum kepada masyarakat serta turut serta menciptakan
lembaga peradilan yang bebas dari campur tangan pihak lain. Sejalan
dengan usaha mewujudkan prinsip negara hukum, maka telah disahkan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat (UU Advokat),
yang memberikan legitimasi bagi advokat dalam menjalankan profesinya
sekaligus menjadikan profesi advokat sejajar dengan penegak hukum lain.
Advokat mempunyai fungsi memberikan jasa hukum di bidang litigasi dan
non litigasi. Di bidang litigasi khususnya dalam perkara pidana, Advokat
dapat mewakili klien sebagai kuasa di Pengadilan untuk memberikan
keterangan dan kejelasan hukum dalam persidangan dari tahap pemeriksaan
kepolisian, kejaksaan, sampai adanya putusan di pengadilan. Kemudian
dalam perkara perdata advokat dapat mewakili pihak yang berperkara, tetapi
hal yang sangat penting adalah advokat dapat mendamaikan pihak yang
berperkara sebelum perkara dibawa ke pengadilan. Di bidang non litigasi,
advokat dapat memberikan konsultasi kepada perseorangan atau badan
hukum swasta, BUMN, negara, dan lain sebagainya. Dengan diberlakukan
UU Advokat, menjadikan peran negara atau pemerintah bersifat statis,
karena seluruh penyelenggaraan kepentingan advokat dilakukan oleh
Organisasi Advokat tanpa adanya campur tangan dari pemerintah.
Profesi advokat sangat berfungsi demi tegaknya keadilan berdasarkan
hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk usaha
memperdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamental mereka
di depan hukum. Advokat sebagai salah satu unsur sistem peradilan
merupakan salah satu pilar dalam menegakkan supremasi hukum dan hak
asasi manusia. Selain dalam proses peradilan, peran advokat juga terlihat di
luar pengadilan. Kebutuhan jasa hukum advokat di luar proses peradilan
5
pada saat sekarang semakin meningkat, sejalan dengan semakin
berkembangnya kebutuhan hukum masyarakat terutama dalam memasuki
kehidupan yang semakin terbuka dalam pergaulan antar bangsa melalui
pemberian jasa konsultasi, negosiasi, maupun dalam pembuatan kontak-
kontrak dagang. Profesi advokat ikut memberi sumbangan berarti bagi
pemberdayaan 4 masyarakat serta pembaharuan hukum nasional khususnya
di bidang ekonomi dan perdagangan, termasuk dalam penyelesaian di luar
pengadilan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Advokat
7
diharapkan dapat mencegah perlakuan tidak adil dan tidak manusiawi
atas tersangka atau terdakwa yang dinamakan due process of law atau
proses hukum yang adil. Tersangka atau terdakwa dilindungi haknya
sebagai orang yang menghadapi tuntutan hukum dan terdesak karena
lingkup kegiatan bantuan hukum meliputi pembelaan, perwakilan, baik
di luar maupun di dalam pengadilan, pendidikan, penelitian dan
penyebaran gagasan.3
B. Kedudukan Advokat
3
Penilaian Profesionalisme Advokat Dalam Penegakan Hukum Melalui
Pengukuran Indikator Kinerja Etisnya https://media.neliti.com/media/publications/112915-
ID-penilaian-profesionalisme-advokat-dalam.pdf diakses pada 17 Februari 2023, pukul
20.30 WITA
8
undang advokat, yaitu organisasi advokat merupakan satu-satunya
wadah profesi advokat yang bebas dan mandiri yang dibentuk sesuai
dengan ketentuan undang-undang ini dengan maksud dan tujuan untuk
meningkatkan kualitas profesi advokat. Oleh karena itu, organisasi
advokat, yaitu PERADI, pada dasarnya adalah organ negara dalam arti
luas yang bersifat mandiri (independent state organ) yang juga
melaksanakan fungsi negara.4
9
diselenggarakan oleh masyarakat seperti advokat, notaris, mediasi,
arbitrase, dan berbagai lembaga yang ada diberi wewenang
menyelesaikan sengketa yang bersifat perdamaian.6Jadi setelah
keberadan pasal 5 undang-undang nomer 18 tahun 2003 tentang
advokat, maka kedudukan advokat sama seperti lembaga penegak
hukum lainya seperti hakim, jaksa dan polisi. advokat adalah lembaga
penegak hukum yang bebas dan independen karena tidak digaji oleh
negara. Hal ini di tegaskan juga dalam pasal 14 undang-undang advokat.
C. Fungsi Advokat
10
seorang advokat. Dalam Undang-Undang nomor 18 tahun 2003 tentang
advokat pasal 1 ayat 1 menjelaskan peran dan fungsi advokat yang
berbunyi sebagai berikut:
Harapan dan usaha untuk mengadakan suatu kongres atau musyawarah para
advokat Indonesia waktu itu mulai dikumandangkan dalam Kongres II
Perhimpunan Sarjana Hukum (PERSAHI) di Surabaya yang berlangsung
pada tanggal 15-19 Juli 1963. PERSAHI waktu itu boleh dikata adalah Law
Society di Indonesia yang mencita-citakan organisasi advokat bisa didirikan.
Hasil Kongres II PERSAHI ini mengharapkan agar kongres para advokat
dapat diselenggarakan pada bulan Agustus 1964 di Solo.
7
V. Harlen Sinaga, Dasar-Dasar.
11
Sejarah organisasi advokat di Indonesia ini kemudian tidak dapat lepas dari
Kongres Nasional Pertama para advokat Indonesia di Solo pada tanggal 30
Agustus 1964, yang kemudian secara aklamasi dibentuklah suatu organisasi
advokat yang dinamakan PERADIN sebagai organisasi atau wadah
persatuan para advokat di Indonesia. Sejak tanggal 30 Agustus 1964 nama
PERADIN menggantikan PAI sebagai singkatan dari Persatuan Advokat
Indonesia. Dalam musyawarah tersebut Meester in de Rechten Iskaq
Tjokrohadisuryo (mantan Menteri Perekonomian dalam kabinet Ali
Sastroamidjojo I) terpilih sebagai Ketua Umum PERADIN merangkap Tim
Formatur DPP PERADIN, yang kemudian dilanjutkan oleh para penerusnya
seperti Sukardjo Adidjojo, Lukman Wiriadinata, Suardi Tasrif dan Harjono
Tjitrosubono.
12
Karena itu perjuangan untuk “due process of law” diutamakan untuk
memperoleh keadilan, diperlukan pengadilan yang jujur, terbuka dan tidak
memihak. Pembelaan yang dilakukan dengan mengabaikan SARA adalah
penting karena profesi advokat harus bebas dari keberpihakan, medeka, dan
independen. Inilah yang kemudian diperjuangkan PERADIN dalam negara
hukum (Rechtsstaat).
BAB III
PENUTUP
8
https://www.hukumonline.com/berita/a/sejarah-advokat-indonesia
13
A. Kesimpulan
Demikian makalah yang dapat kami susun. Semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua. Kami sebagai pengetik makalah ini meminta maaf sebesar-
14
besarnya apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan pada makalah
yang kami buat ini. Akhir kata kami menyadari bahwa makalah ini bukanlah
proses akhir, tapi merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan
perbaikan karena itu kami sangat mengharapkan tanggapan, saran dan kritik
yang membangun, demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.hukumonline.com/berita/a/sejarah-advokat-indonesia
15