Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KD 3.2.6

“MENGURAIKAN PERAN ADVOKAT DALAM


MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN

DISUSUN OLEH:

“KELOMPOK 5”

MOHAMMAD IRGI
FAHRULLAH
RIZKY BASKARA
APRILIAN
SALVA TASYA KAMILA
NURUL HIKAYAH
Puja puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
memberikan limpahan karunia dan rahmatnya kepada kita semua, sehingga
pada hari ini penulis telah menyelesaikan tugas makalah dengan judul “
Advokat” dengan tepat waktu.

Adapun kendala dan masalah ketika penulisan makalah ini dikarenakan


kami sebagai penulis masih banyak kurangnya wawasan dan miskin ilmu yang
kami miliki , apabila kami tidak dibantu oleh pihak-pihak yang terkait, mungkin
kami akan mengalami kesulitan dalam penyusunan makalah, maka kiranya
dengan ini izinkan kami mengucapkan rasa terima kasih kami kepada seluruh
pihak-pihak yang telah membantu kami menyelesaikan tugas makalah ini.
Cukup itu kiranya kata pengantar dari kami apabila ada kesalahan atau
kekurangan dalam penulisan silahkan memberikan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan penulisan makalah ini, jika ada benarnya itu
semua datangnya dari Allah swt Yang Maha Benar. Terimakasih semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman.
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar isi ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Advokat ..................................................................................... 3
B. Pengertian Advokat ................................................................................ 4
C. Fungsi dan Peranan ................................................................................. 5
D. Tugas dan Kewajiban serta Wewenang Advokat ................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................ 11
B. Saran ...................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12


BAB I
PENDAHUAN

A. Latar Belakang
Bantun hukum dapat diberikan oleh sesorang yang memahami hukum, atau
yang disebut penasehat hukum, seperti pengecara dan Alvokat. Dalam perkara
Pidana Pemberi Bantuan hukum disebut pembela, yang dileksanakan oleh
penasehat hukum yang disebut Advokat. Seoranf Alvokat adalah penasehat hukum
yang tidak saja dapat bertindak sebagai pengecara dalam perkara perdata tapi juga
dapat dalam bertindak sebagai perkara pidana. Menurut pasal 186 RO lama
Advokat itu diangkat Menteri Kehakiman dan disaratkan berkelar Sarjana Hukum.
Didalam perkara pidana tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan
hukum dari seorang atau lebih penasehat hukum selam dalam waktu dan pada
setiap tingkat pemeriksaan perkara. Untuk mendapatkan penasehat hukum
tersaangka atau terdakwa berhak memilih sendiri penasehat hukumnya (pasal 54-
55 KUHAP). Bagi tersangka dan terdakwa yang disangka atau didakwa melakukan
tindak pidana yang diancam dengan mati, yang tidak mampu dan tidak mempunyai
penasehat hukum sendiri, maka pejabat bersangkutan wajib menunjuk penasehat
hukum bagi mereka yang memberikan bantuan hukumnya dengan Cuma-Cuma
(pasal 56 KUHAP).
Dalam meleksanakan tugasnya memberikan bantuan hukum penasehat
hukum berhak menghubungi tersangka sejak saat ia ditangkap atau ditahan pada
semua tingkat pemeriksaan. Bahkan untuk kepentingan pembelaan setiap waktu
penasehat hukum dapat menghubungi dan berbicara dengan tersangka (pasal 69-70
KUHAP). Dengan berhubungan dengan tersangka penasehat penasehat hukum
diawasi oleh penyidik (polisi), penuntut umum (jaksa) atau petugas lembaga
permasyarakatan (petugas penjara) tanpa mendengar isi pembicaraannya, kecuali
dalam hal kejahatan keamanan Negara (pasal 71 KUHAP).
Untuk kepentingan pembelaan penasehat hukum dapat meminta turunan
berita acara pemeriksaan kepada pejabat bersangkutan (pasal 72 KUHAP). Untuk
keperluan pembelaan tersebut penasehat hukum tidak boleh dikurangi
kebebasannya berhubungan dengan tersangka (pasal 74 KUHAP).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Advokat di Indonesia?
2. Apa pengertian Advokat?
3. Apa Fungsi dan Peranan Advokat?
4. Bagaimana Tugas dan Kewajiban serta Wewenang Advokat?

C. Tujuan Penulisan
Dari materi yang kami sajikan dalam makalah ini mengenai Kedudukan
Bantuan Hukum dalam System Peradilan Agama mudah-mudahan dapat
dijadikan suatu rujukan pada pembelajaran Advokasiini. Kemudian juga dengan
materi ini ilmu kita akan semakin bertambah dan semakin mantap mengenai
topik tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Advokat di Indonesia


Istilah advokat sesungguhnya telah dikenal semenjak zaman Romawi
yang jabatannya disebut officium nobile (profesi yang mulia) karena
mengabdikan dirinya pada kepentingan masyarakat, serta kewajibannya untuk
menegakkan hak-hak asasi manusia, bergerak dalam bidang moral dalam
menolong orang-orang tanpa mengharap honorarium. Terjemahan lain
menyatakan bahwa advocate bermakna sebagai nasihat. Advokat bisa
dikatakan penasihat hukum karena pekerjaannya dalam Pengadilan
sebagai penasihat. Istilah penasihat hukum/bantuan hukum dan
advokat/pengacara merupakan istilah yang tepat dengan fungsinya
sebagai pendamping tersangka/terdakwa atau penggugat/ tergugat,bila
dibandingkan dengan istilah pembela.Karena istilah pembela dapat diartikan
sebagai seseorang yang membantu hakim dalam usaha menemukan kebenaran
materiil walaupun itu bertolak dari sudut pandang subjektif yaitu berpihak pada
kepentingan tersangka / terdakwa. Menurut Undang-undang No. 18 tahun
2003 pasal 1 butir (1), menyatakan bahwasanya advokat ialah orang yang
berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan
yang memenuhi syarat berdasarkan ketentuan Undang-undang tersebut.
Syarat- syarat tersebut yaitu tertuang dalam pasal 2 ayat (1) yang berbunyi:
“Yang dapat diangkat sebagai advokat adalah sjana yang berlatarbelakang
pendidikan tinggi hukum dan setelah mengikuti pendidikan khusus profesi
advokat yang dilaksanakan oleh Organisasi Advokat”
Dalam pasal 3 ayat (1) juga disebutkan bahwa untuk syarat menjadi
advokat adalah:
(a) warga Negara RI; (b) bertempat tinggal di Indonesia; (c) tidak berstatus
sebagai pejabat Negara atau pegawai negeri; (d) berusia minimal 25 tahun; (e)
berijasah sarjana yang berlatar belakang hukum sebagaimana pasal 2 ayat 1; (f)
lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat; (g) sekurang-kurangnya
magang 2 tahun terus menerus pada kantor Advokat; (h) tidak pernah
melakukan tindak pidana dan dipidana penjra 5 tahun atau lebih; (i) berperilaku
baik, jujur, bertangungjawab, adil, dan berintegritas tinggi.
Dari segi pengertian, Advokat ini dapat dibedakan dengan pengacara dan
konsultan hukum. Pengacara yaitu seseorang yang membantu penggugat
maupun tergugat dan diangkat oleh Pengadilan Tinggi tertentu dan batas
wilayah tugasnya hanya diperbolehkan dalam wilayah hukum Pengadilan
Tinggi tersebut. Sedangkan konsultan hukum yaitu seseorang yang tidak harus
memiliki ijin praktek sebagai advokat atau pengacara, tetapi ia harus
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang penyelesaian sengketa di bidang
hukum. Namun pada dasarnya fungsi, peran, dan tanggungjawab dari advokat,
pengacara, penasehat hukum adalah sama, perbedaannya hanya jika dilihat dari
segi kompetensinya saja.
Secara historis peran advokat atau penasehat hukum ada seiring
perkembangan hukum dan masyarakat, hukum akan selalu ada selagi ada
masyarakat dan masyarakat memerlukan hukum sekaligus menghendaki
penegakan hukum. Kemudian negara sebagai wujud kekuasaan formal, bersama
perangkat dan sistem hukumnya dipercayakan untuk melengkapi hukum yang
masih berupa kesadaran dan norma moral. Sehingga menjadi aturan atau norma
hukum yang dapat ditegakkan (enforceable). Seiring dengan perkembangan
hukum, masyarakat sebagai subjek hukum membutuhkan seseorang yang dapat
membantunya dalam menegakkan keadilan baginya, memecahkan permasalahan
yang dihadapinya serta membantu dalam perkaranya. Oleh karena latar
belakang demikian, dibutuhkanlah advokat atau pengacara sebagai penegak
keadilan baginya. Sasaran menghadirkan pengacara selain itu juga adalah
memberikan bantuan hukum bagi terdakwa serta membantu hakim dalam
menemukan kebenaran. Sehingga advokat dianggap sebagai penegak hukum.

B. Pengertian
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik
didalam maupun diluar pengadilan,yang memenuhi persyaratan bedasarkan
ketentuan undang-undang, jasa hukum adalah jasa yang diberikan advokat
berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa,
mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan hukum klien. Klien adalah orang, badan hukum, atau kembaga lain
menerima jasa hukum dari advokat. Bantuan hukum adalah jasa hujum yang
diberikan advokat secara Cuma-Cuma kepada klien yang tidak mampu.
Kata advokat itu sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu “ADVOCARE”
yang berarti to deffend, to call one said, to vouch or to warrant.Sedangkan
dalam bahasa Inggris disebut “ADVOCATE” yang berarti to speakin favorof or
defend by argument, to support, indicate or recommand publicly. Dalam bahasa
Belandajuga disebutkan bahwa advokat berasal dari kata “ADVOCAAT” yakni
seorang yang telah resmi dianggakat dalam profesinya sebagai Meester in de
Rechten (Mr).
Di Indonesia sendiri, muncul penamaan-penamaan yang berkaitan dengan
profesi advokat ini diantaranya lawyer, pengacara, barrister, penasehat hukum,
dan konsultan hukum. Variasi dari penamaan-penamaan tersebut dikarenakan
dalam undang-undang memakai istilah
yang berbeda-beda, misalkan dalam undang-undang no.1 tahun 1981 tentang
kitab undang- undang hukum acara pidana (KUHAP) mengunakan istilah
penasehat hukum, sedangkan dengan disahkannya undang-undang no.18 tahun
2003 tentng advokat, maka seluruh penamaan yang berhubungan dengan
dengan konteks pembelaan baik didalam ataupun diluar persidangan telah
disatukan menjadi “advokat”, sehingga semua penamaan yang lain sudh tidak
dipakai lagi.
Sedangkan menurut Kode Etik Advokat ( disahkan tahun 23 mei tahun
2002 ), advokat adalah orang yang berpraktek memberi jasa hukum, baik
didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan bedasarkan
undan-undang yang berlaku, baik sebagai advokat, pengacara,penasehat hukum,
pengacara praktek, ataupun sebgai konsultan hukum.
Dalam hal ini seorang advokat selain memberikan bantuan hukum diluar
pengadilan, berupa konsultasi hukum, negosiasi,maupundalamhal pembuatan
perjanjian kontrak-kontrak dagang ataupun melakukan tindakan hukum lainnya
untuk kepentingan hukum dari klien baik orang maupun lembaga atau badan
hukum yang menerima jasa hukum dari advokat.

C. Fungsi dan peranan advokat dalam proses penegakan hukum


Peran dan fungsi advokat tidak akan lepas dari yang namanya penegakan
hukum, khususnya di Indonesia. Pola penegakan hukum dipengaruhi oleh
tingkat perkembangan masyarakat, tempat hukum itu berlaku atau diberlakukan
(locus tempus). Dalam masyarakat yang sederhana,pola penegakan hukumnya
dilaksanakan berdasarkan mekanisme dan prosedur yang sedehana pula, namun
dalam perkembangan masyarakat yang modern atau bisa dikatakan sedikit lebih
maju perkembangannya yang memiliki tingkat rasionalitas dan tingkat
spesialisasi dan differensiasi yang begitu tinggi,pengognisasian penegakan
hukum menjadi lebih kompleks dan birokratis dalam proses penegakan
hukumnya.
Sebagai akibatnya, penegakan hukum bukan lagi berbicara tentang orang
yang menjadi apaarat penegak hukum tersebut,tapi juga organisasi yang
mengatur dan mengoprasionalisasikan proses penegakan hukum tersebut.
Secara sosiologis, ada suatu jenis hukum yang mempunyai daya laku bisa lebih
kuat dibanding hukum yang lain. Banyak didapati hukum yang ada sebagai
produk dari sebuah kekuasaan tidak sesuai dengan kenyataanya dengan hukum
yang nyata di masyarakat. Maka berdasarkan pada fenomena tersebut, fungsi
dan peranan advokat dalam upaya penegakan hukum menurut ketentuan pasal 5
ayat (1) undang-undang no.18 tahun 2003 tentang advokat dan lainnya adalah
secara garis besar sebagai berikut:
1. Advokat berstatus sebagai penegak hukum bebas dan mandiri yang
dijaminoleh hukum dan peraturn perundang-undangan. Artinya profesi
advokat bisa disamakan dengan kedudukan penegak hukum lainnya
dalammenegakan hukum dan keadilan.
2. Memberikan bantuan hukum kepada setiap orang yang membutuhkan
dengan tidak boleh membedakan antara ras, suku, dan agama dalam
melakukan praktek penegakan hukum tersebut.
3. Menjunjung tinggi nilai keadilan dan morlitas serta kebenaran.
4. Sebagai pengawal konstitusi dan hak asasi manusia.
5. Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan advokat terhadap masyarakat
dengan cara belajar terus menerus (continues legal education) untuk
memperluas wawasn keilmuannya.
6. Membela kepentingan klien (litigsi) diluar pengadilan dan mewakili klien di
muka pengadilan (legal representation).
7. Memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat yang
lemah dan tidak mampu (pro bono publico).
8. Memberikan pelayanan hukum (legal service), konsultasi hukum (legal
consultation),nasehat hukum (legal advice), pendapat hukum (legal opinion),
informasi hukum (legal information), dan dan menyusun kontrak-kontrak
atau perjanjian (legal drafting).
9. Memegang teguh sumpah advokat dalam rangka menegakan hukum,
keadilan, dan kebenaran.
10. Melindungi dan memelihara kemandirian, kebebasan, derajat, dan martabat
advokat.
11. Menjaga hubungan baik dengan klien maupun dengan teman sejawat.
12. Memelihara persatuan dan kesatuan advokat agar sesuai dengan maksud dan
tujuan organisasi advokat.
13. Menangani perkara-perkara sesuai dengan kode etik advokat, baik secara
nasional mauoun internasional.
14. Mencegah penyalahgunaan keahlian dan pengetahuan yang merugikan
masyarakat dengan cara mengawasi pelaksanaan etika profesi advokat
melalui Dewan Kehormatan Asosiasi Advokat.

D. Tugas dan Kewajiban serta Wewenang Advokat


Pelaksanaan hukum didalam masyarakat sangatlah bergantung pada kesadaran
hukum suatu masyarakat dikarenakan ia menjadi subjek hukum. Namun selain
tergantung pada kesadaran
hukum masyarakat juga tergantung dan sangat ditentukan oleh pelaksanaan
penegakan hukum oleh para petugas penegak hukum. Oleh karenanya banyak
peraturan hukum yang tidak dapat terlaksana dengan baik dikarenakan oknum
penegak hukum kurang paham dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya.
Adapun tugas dan tanggungjawab yang diemban advokat dan harus
diperhatikan dalam menangani suatu perkara adalah sebagai berikut:
• Menjunjung tinggi kode etik profesinya;
• Membimbing dan melindungi kliennya dari petaka duniawi dan ukhrawi
agar dapat menemukan kebenaran dan keadilan yang memuaskan semua
pihak, sesuai dengan nilai-nilai hukum, moral dan agama;
• Membantu terciptanya proses peradilan yang sederhana, cepat dan biaya
ringan, serta tercapainya penyelesaian perkara secara final;
• Menghormati lembaga peradilan dan proses peradilan sesuai dengan
norma hukum, agama, dan moral;
• Melindungi kliennya dari kedzaliman pihak lain dan melindunginya pula
dari berbuat dzalim kepada pihak lain;
• Memegang teguh amanah yang diberikan kliennya dengan penuh
tanggungjawab baik terhadap kliennya, diri sendiri, hukum dan moral,
maupun terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
• Memberikan laporan dan penjelasan secara periodik kepada kliennya
mengenai tugas yang dipercayakan padanya;
• Menghindarkan diri dari berbagai bentuk pemerasan terselubung terhadap
kliennya;
• Bersikap simpatik dan turut merasakan apa yang diderita oleh kliennya
bahkan mengutamakan kepentingan kliennya daripada kepentingan
pribadinya;
• Antara kuasa hukum atau advokat dengan kliennya haruslah terjalin
hubungan saling percaya dan dapat dipercaya sehingga tidak saling
merugikan dan dirugikan.
• Melaksanakan tugas profesi sebagai pemberi jasa hukum bertindak jujur,
adil, dan bertanggung jawab berdasarkan hukum dan keadilan;
• Advokat juga berkewajiban memberikan bantuan hukum secara cuma-
cuma bagi klien yang tidak mampu, hal ini sesuai dengan keputusan
Mahkamah Agung No. 5/KMA/1972 tentang golongan yang wajib
memberikan bantuan hukum.
Dalam kode etik profesi advokat, selain ada kode etik kepribadian advokat juga
terdapat kode etik terkait hubungannya dengan klien (pasal 4 kode etik advokat)
yaitu:
1. advokat harus mengutamakan penyelesaian dengan jalan damai;
2. tidak dibenarkan memberikan keterangan yang menyesatkan klien
dan tidak dibenarkan pula untuk menjamin bahwa ia akan memenangkan
perkara;
3. dalam menentukan honorarium advokat harus mendasarkan pada
kemampuan klien dan tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya
yang tidak perlu;
4. wajib menjaga rahasia klien bahkan sampai berakhirnya hubungan antara
advokat dan klien tersebut;
5. mementingkan kepentingan klien diatas kepentingan pribadinya;
Adapun kode etik yang berhubungan dengan cara kerja advokat khususnya
dalam menangani perkara seorang advokat harus memegang rahasia yang
berkaitan dengan rahasia jabatan yang melekat pada dirinya. Advokat dalam
membela kliennya harus memegang teguh prinsip Equality before the Law
yakni jaminan kesederajatan dihadapan hukum dan prinsip Presumption of
innocence (Praduga tak bersalah) yakni menganggap kliennya benar
berdasarkan data dan informasi yang diberikan padanya. Prinsip tersebut
dilaksanakan agar didalam pembelaannya, seorang Advokat berani menjalankan
profesi dan fungsinya dengan efektif.

E. Hubungan Kode Etik Dan Undang –Undang Advokat


Dalam organisasi advokat yang diakui oleh undang-undang terdapat
dewan kehormatan. Dewan kehormatan inilah yang berperan untuk memberikan
sanksi kepada seorang advokat yang melanggar kode etik. Sejauh ini, peranan
Dewan Kehormatan dipandang cukup efektif.
Sering terjadi pandangan buruk di masyarakat terhadap seorang advokat
yang membela seorang klien yang dimata masyarakat telah dinyatakan bersalah
atas suatu kasus. Tidak jarang masyarakat mencemooh advokat yang menjadi
kuasa hukum terdakwa. Dari sudut UU No. 18 Tahun 2003, hal ini dapat
dimungkinkan. Sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 15 UU No. 18 tahun
2003. Disebutkan pula dalam pasal 18 ayat 2 bahwa advokat tidak dapat
diidentikan dengan klien yang sedang dibelanya.
Seorang advokat tidak dapat membela seorang klien yang telah nyata-
nyata bersalah agar dibebaskan dari semua tuntutan, tetapi semata-mata enjadi
penasihat atau pendamping tersangka di muka Pengadilan. Di sini, advokat
bertugas untuk mendampingi agar hak-hak yang dimiliki tersangka tidak
dilanggar. Hal ini karena tidak jarang seorang tersangka di perlakukan semena-
mena oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Akan tetapi, seorang advokat
berhak untuk menolak pendampingan hukum kepada seorang klien dengan
alasan bertentangan dengan hati nurani advokat, tetapi tidak diperkenankan
karena alasan perbedaan
agama, suku, kepercayaan, keturunan, dan sebagainya, sebagaimana disebutkan
dalam pasal 3 pion (a) Kode Etik Advokat Indonesia. Pendampingan hukum
yang dilakukan oleh seorang advokat sesuai dengan UU No. 18 tahun 2003 dan
kode etik advokat indonesia, bebas kepada siapapun tanpa membedakan agama,
kepercayaan, dan sebagainya.
Dalam melaksanakan profsinya, seorang advokat memiliki aturan atau
norma yang harus dipatuhi, yaitu berupa kode etik. Kode etik advokat
merupakan hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang menjamin dan
melindungi, tetapi membebankan kewajiban kepada setiap advokat untuk jujur
dan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya, baik pada klien,
pengadilan, teman sejawat, negara atau masyarakat, dan terutama kepada
dirinya sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam
maupun diluar pengadilan,yang memenuhi persyaratan bedasarkan ketentuan
undang-undang ,adapun peran dan fungsi advokat tidak akan lepas dari yang
namanya penegakan hukum karena advokat merupakan satu dari empat catur
wangsa penegakan hukum selain dari hakim, jaksa dan polisi.
Pemahaman masyarakat terhadap advokat itu sendiri sangatlah penting,
karena dapat membantu masyarakat yang awam terhadap hukum, membantu
untuk nyelesaikan perkara dan karena kebutuhan masyarakat sesuai dengan
kebutuhan hukumnya hampir sama dengan proses memilih jasa profesi lainnya
seperti membutuhkan jsa dokter, guru, arsitek, konsultan, notaris dan lain-lain.
Profesi advokat sudah diatur dalam undang-undang telah diatur dalam
undang-undang nomer 18 tahun 2003 dan pengaturan tentang kode etik advokat
yang disahkan pada tanggal 23 mei tahun 2002 didalamnya mengatur jug
mengenai pelanggaran dan sanksi yang di berikan kepada advokat yang
melanggar tersebut seperti sanksi-sanksi hukuman sebagaimana tertuang dalam
pasal 16 kode etik advokat berupa peringatan biasa, peringatan keras,
pemberhentian sementara untuk waktu tertentu dan pemecatan dari keanggotaan
organisasi profesi.
Dalam organisasi advokat yang diakui oleh undang-undang terdapat
dewan kehormatan. Dewan kehormatan inilah yang berperan untuk memberikan
sanksi kepada seorang advokat yang melanggar kode etik. Sejauh ini, peranan
Dewan Kehormatan dipandang cukup efektif. Kode etik advokat merupakan
hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang menjamin dan melindungi,
tetapi membebankan kewajiban kepada setiap advokat untuk jujur dan
bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya, baik pada klien, pengadilan,
teman sejawat, negara atau masyarakat, dan terutama kepada dirinya sendiri.
Jadi dalam hal ini hubungan antara undang-undang yang mengatur tentang
advokat berkesinambungan dengan kode etik advokat yang mengatur tata cara
bagaimana advokat itu bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam
kode etik tersebut agar apa yang dialkukan tidak melenceng jauh dari apa yang
telah diatur dan ditetapkan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini sudah barang tentu akan terdapat kesalahan,
baik kesalahan dalam pengetikan maupun kesalahan dalam memasukkan data-
data yang berkenaan dengan penulisan makalah ini. Karena fitrah kami sebagai
manusia memungkinkan kesalahan dan kekhilafan atas diri kami. Karena tidak
ada gading yang tak retak seperti itu juga kami. Oleh karena itu kepada
pembaca dan khusus kepada guru pembimbing Mata pelajaran Advokasi ini
kami meminta saran dan kritikan untuk perbaikan makalah kami di waktu
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat


Luhut M.P Pangaribuan. Advokat dalam Contempt of Court Satu Proses di Dewan
Kehormatan Profesi. Dalam Amir Syamsuddin. Tanggung jawab Profesi danEtika Advokat.
Di : http//:Click-gtg.blogspot.com/2017/03
Sidarta. Moralitas Profesi Hukum: Suatu Tawaran Kerangka Berfikir. Bandung ;Refika
Aditama. 2006
Nuh, Muhammad. Etika Profesi Hukum.Bandung; CV Pustaka Setia. 2011.
Nasution, M.Irsan. Buku Daras Etika Profesi Hukum. Bandung. 2017
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta; Erlangga.2009

Anda mungkin juga menyukai