KD 3.2.6
DISUSUN OLEH:
“KELOMPOK 5”
MOHAMMAD IRGI
FAHRULLAH
RIZKY BASKARA
APRILIAN
SALVA TASYA KAMILA
NURUL HIKAYAH
Puja puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
memberikan limpahan karunia dan rahmatnya kepada kita semua, sehingga
pada hari ini penulis telah menyelesaikan tugas makalah dengan judul “
Advokat” dengan tepat waktu.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Advokat ..................................................................................... 3
B. Pengertian Advokat ................................................................................ 4
C. Fungsi dan Peranan ................................................................................. 5
D. Tugas dan Kewajiban serta Wewenang Advokat ................................... 8
A. Latar Belakang
Bantun hukum dapat diberikan oleh sesorang yang memahami hukum, atau
yang disebut penasehat hukum, seperti pengecara dan Alvokat. Dalam perkara
Pidana Pemberi Bantuan hukum disebut pembela, yang dileksanakan oleh
penasehat hukum yang disebut Advokat. Seoranf Alvokat adalah penasehat hukum
yang tidak saja dapat bertindak sebagai pengecara dalam perkara perdata tapi juga
dapat dalam bertindak sebagai perkara pidana. Menurut pasal 186 RO lama
Advokat itu diangkat Menteri Kehakiman dan disaratkan berkelar Sarjana Hukum.
Didalam perkara pidana tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan
hukum dari seorang atau lebih penasehat hukum selam dalam waktu dan pada
setiap tingkat pemeriksaan perkara. Untuk mendapatkan penasehat hukum
tersaangka atau terdakwa berhak memilih sendiri penasehat hukumnya (pasal 54-
55 KUHAP). Bagi tersangka dan terdakwa yang disangka atau didakwa melakukan
tindak pidana yang diancam dengan mati, yang tidak mampu dan tidak mempunyai
penasehat hukum sendiri, maka pejabat bersangkutan wajib menunjuk penasehat
hukum bagi mereka yang memberikan bantuan hukumnya dengan Cuma-Cuma
(pasal 56 KUHAP).
Dalam meleksanakan tugasnya memberikan bantuan hukum penasehat
hukum berhak menghubungi tersangka sejak saat ia ditangkap atau ditahan pada
semua tingkat pemeriksaan. Bahkan untuk kepentingan pembelaan setiap waktu
penasehat hukum dapat menghubungi dan berbicara dengan tersangka (pasal 69-70
KUHAP). Dengan berhubungan dengan tersangka penasehat penasehat hukum
diawasi oleh penyidik (polisi), penuntut umum (jaksa) atau petugas lembaga
permasyarakatan (petugas penjara) tanpa mendengar isi pembicaraannya, kecuali
dalam hal kejahatan keamanan Negara (pasal 71 KUHAP).
Untuk kepentingan pembelaan penasehat hukum dapat meminta turunan
berita acara pemeriksaan kepada pejabat bersangkutan (pasal 72 KUHAP). Untuk
keperluan pembelaan tersebut penasehat hukum tidak boleh dikurangi
kebebasannya berhubungan dengan tersangka (pasal 74 KUHAP).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Advokat di Indonesia?
2. Apa pengertian Advokat?
3. Apa Fungsi dan Peranan Advokat?
4. Bagaimana Tugas dan Kewajiban serta Wewenang Advokat?
C. Tujuan Penulisan
Dari materi yang kami sajikan dalam makalah ini mengenai Kedudukan
Bantuan Hukum dalam System Peradilan Agama mudah-mudahan dapat
dijadikan suatu rujukan pada pembelajaran Advokasiini. Kemudian juga dengan
materi ini ilmu kita akan semakin bertambah dan semakin mantap mengenai
topik tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik
didalam maupun diluar pengadilan,yang memenuhi persyaratan bedasarkan
ketentuan undang-undang, jasa hukum adalah jasa yang diberikan advokat
berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa,
mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan hukum klien. Klien adalah orang, badan hukum, atau kembaga lain
menerima jasa hukum dari advokat. Bantuan hukum adalah jasa hujum yang
diberikan advokat secara Cuma-Cuma kepada klien yang tidak mampu.
Kata advokat itu sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu “ADVOCARE”
yang berarti to deffend, to call one said, to vouch or to warrant.Sedangkan
dalam bahasa Inggris disebut “ADVOCATE” yang berarti to speakin favorof or
defend by argument, to support, indicate or recommand publicly. Dalam bahasa
Belandajuga disebutkan bahwa advokat berasal dari kata “ADVOCAAT” yakni
seorang yang telah resmi dianggakat dalam profesinya sebagai Meester in de
Rechten (Mr).
Di Indonesia sendiri, muncul penamaan-penamaan yang berkaitan dengan
profesi advokat ini diantaranya lawyer, pengacara, barrister, penasehat hukum,
dan konsultan hukum. Variasi dari penamaan-penamaan tersebut dikarenakan
dalam undang-undang memakai istilah
yang berbeda-beda, misalkan dalam undang-undang no.1 tahun 1981 tentang
kitab undang- undang hukum acara pidana (KUHAP) mengunakan istilah
penasehat hukum, sedangkan dengan disahkannya undang-undang no.18 tahun
2003 tentng advokat, maka seluruh penamaan yang berhubungan dengan
dengan konteks pembelaan baik didalam ataupun diluar persidangan telah
disatukan menjadi “advokat”, sehingga semua penamaan yang lain sudh tidak
dipakai lagi.
Sedangkan menurut Kode Etik Advokat ( disahkan tahun 23 mei tahun
2002 ), advokat adalah orang yang berpraktek memberi jasa hukum, baik
didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan bedasarkan
undan-undang yang berlaku, baik sebagai advokat, pengacara,penasehat hukum,
pengacara praktek, ataupun sebgai konsultan hukum.
Dalam hal ini seorang advokat selain memberikan bantuan hukum diluar
pengadilan, berupa konsultasi hukum, negosiasi,maupundalamhal pembuatan
perjanjian kontrak-kontrak dagang ataupun melakukan tindakan hukum lainnya
untuk kepentingan hukum dari klien baik orang maupun lembaga atau badan
hukum yang menerima jasa hukum dari advokat.
A. Kesimpulan
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam
maupun diluar pengadilan,yang memenuhi persyaratan bedasarkan ketentuan
undang-undang ,adapun peran dan fungsi advokat tidak akan lepas dari yang
namanya penegakan hukum karena advokat merupakan satu dari empat catur
wangsa penegakan hukum selain dari hakim, jaksa dan polisi.
Pemahaman masyarakat terhadap advokat itu sendiri sangatlah penting,
karena dapat membantu masyarakat yang awam terhadap hukum, membantu
untuk nyelesaikan perkara dan karena kebutuhan masyarakat sesuai dengan
kebutuhan hukumnya hampir sama dengan proses memilih jasa profesi lainnya
seperti membutuhkan jsa dokter, guru, arsitek, konsultan, notaris dan lain-lain.
Profesi advokat sudah diatur dalam undang-undang telah diatur dalam
undang-undang nomer 18 tahun 2003 dan pengaturan tentang kode etik advokat
yang disahkan pada tanggal 23 mei tahun 2002 didalamnya mengatur jug
mengenai pelanggaran dan sanksi yang di berikan kepada advokat yang
melanggar tersebut seperti sanksi-sanksi hukuman sebagaimana tertuang dalam
pasal 16 kode etik advokat berupa peringatan biasa, peringatan keras,
pemberhentian sementara untuk waktu tertentu dan pemecatan dari keanggotaan
organisasi profesi.
Dalam organisasi advokat yang diakui oleh undang-undang terdapat
dewan kehormatan. Dewan kehormatan inilah yang berperan untuk memberikan
sanksi kepada seorang advokat yang melanggar kode etik. Sejauh ini, peranan
Dewan Kehormatan dipandang cukup efektif. Kode etik advokat merupakan
hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang menjamin dan melindungi,
tetapi membebankan kewajiban kepada setiap advokat untuk jujur dan
bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya, baik pada klien, pengadilan,
teman sejawat, negara atau masyarakat, dan terutama kepada dirinya sendiri.
Jadi dalam hal ini hubungan antara undang-undang yang mengatur tentang
advokat berkesinambungan dengan kode etik advokat yang mengatur tata cara
bagaimana advokat itu bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam
kode etik tersebut agar apa yang dialkukan tidak melenceng jauh dari apa yang
telah diatur dan ditetapkan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini sudah barang tentu akan terdapat kesalahan,
baik kesalahan dalam pengetikan maupun kesalahan dalam memasukkan data-
data yang berkenaan dengan penulisan makalah ini. Karena fitrah kami sebagai
manusia memungkinkan kesalahan dan kekhilafan atas diri kami. Karena tidak
ada gading yang tak retak seperti itu juga kami. Oleh karena itu kepada
pembaca dan khusus kepada guru pembimbing Mata pelajaran Advokasi ini
kami meminta saran dan kritikan untuk perbaikan makalah kami di waktu
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA