Anda di halaman 1dari 20

KONSEP LAUT TERITORIAL,

ZONA TAMBAHAN DAN


ZONA LINTAS DAMAI
DALAM PERSPEKTIF
HUKUM LAUT
INTERNASIONAL

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


LATAR BELAKANG
Persatuan Wilayah Laut

KEAMANAN KESEJAHTERAAN
(SECURITY) (PROSPERTY)

Pertahanan Perikanan
DARI LUAR Pelayaran
NEGERI Pariwisata
HUKUM LAUT INTERNASIONAL Pertambangan
LANDASAN TEORI
LAUT TERITORIAL

Laut yang terletak di sisi luar garis pangkal yang


tidak melebihi lebar 12 mil laut diukur dari garis
pangkal.

“Setiap Negara berhak menetapkan lebar laut


teritorialnya hingga suatu batas yang tidak melebihi 12
mil laut, di ukur dari garis pangkal yang ditentukan sesuai
dengan konvensi ini” .Pasal 3 UNCLOS

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


GARIS PANGKAL
Garis Pangkal Lurus
Garis Pangkal Biasa

Garis Pangkal Lurus Kepulauan

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


zOnA tAmBaHaN
zona yang ada di luar laut teritorial dimana
suatu negara mempunyai kekuasaan terbatas.
Lebar jalur tambahan tidak lebih dari 24 mil laut
yang diukur dari garis pantai.
Pasal 33 UNCLOS menyatakan bahwa di dalam zona yang
bersambung dengan laut territorial yang disebut sebagai
zona tambahan, Negara pantai dapat melakukan
pengawasan yang diperlukan untuk mencegah pelanggaran
terhadap peraturan doune, pajak, imigrasi, dan kesehatan
pada laut territorialnya dan menghukum pelanggar
terhadap peraturan- peraturan tersebut diatas yang
dilakukan di dalam laut territorialnya.

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


HAK LINTAS DAMAI
berlayar melalui laut territorial dengan atau
tanpa maksud memasuki perairan pedalaman
atau membuang sauh atau fasilitas pelabuhan
diluar perairan pedalaman.

DIPANDANG MENGGANGGU
PERDAMAIAN JIKA:

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


 Ancaman atas pemakaian kekuatan terhadap kedaulatan, integritas
territorial atas kemerdekaan politik dari negara pantai atau dengan cara
lain melanggar azas- azas hukum internasional seperti tercantum
dalam piagam PBB.
 Latihan atau pemakaian senjata apapun
 Perbuatan yang ditujukan mengumpulkan informasi yang merugikan
bagi pertahanan dan keamanan negara pantai.
 Tindakan propaganda yang ditujukan mengganggu pertahanan atau
keamanan negara pantai.
 Pelepasan, pendaratan pesawat terbang apapun di kapal.
 Pelepasan, pendaratan atas pengambilan alat militer apapun di kapal.
 Memuat atau menurunkan suatu barang, mata uang, atau orang- orang
yang melanggar hukum dan peraturan douane, pajak, imigrasi,
kesehatan, dan peraturan- peraturan dari negara pantai.
 Menimbulkan polusi yang serius melanggar konvensi ini.
 Melakukan penangkapan ikan.
 Melakukan kegiatan survei dan riset
 Kegiatan yang mengganggu system komunikasi atas fasilitas atas
instalasi negara pantai
 Kegiatan lainnya yang tidak menitikberatkan kepada melakukan
pelayaran lintas.
HUKUM LAUT INTERNASIONAL
LEGAL REGIMES OF THE OCEANS AND
AIRSPACE

8/9/01 42

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


PEMBAHASAN

Pasal 15 menyebutkan ”Dalam hal pantai dua negara yang


letaknya berhadapan atau berdampingan satu sama lain, tidak
satupun diantaranya berhak, kecuali ada persetujuan yang
sebaliknya antara mereka untuk menetapkan batas laut
teritorialnya melebihi garis tengah yang titik-titiknya sama
jaraknya dari titik-titik terdekat pada garis-garis pangkal dari
mana lebar laut teritorial masing-masing negara diukur. Tetapi
ketentuan diatas tidak berlaku, apabila terdapat alasan hak
historis atau keadaan khusus lain yang menyebabkan perlunya
penetapan garis batas laut teritorial antara kedua negara
menurut suatu cara yang berlainan dengan ketentuan di atas”

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


SUBJEK/ NEGARA TEMPAT/ STATUS
JUDUL PERJANJIAN PIHAK TANGGAL PEMBERLAKUAN
PENANDA
TANGANAN
PERSETUJUAN. GARIS BATAS MALAYSIA KUALA LUMPUR, RATIFIKASI. KEPPRES
LANDAS KONTINEN RI- 27 – 10 – 1969 NO. 89/ 1969 (05-11-
MALAYSIA 1969).

PERJANJIAN. GARIS BATAS MALAYSIA KUALA LUMPUR RATIFIKASI. UU NO.


LAUT WILAYAH. 17-03-1970 2 /1971
(10-03-1971)

PERSETUJUAN. GARIS BATAS CANBERRA RATIFIKASI.


DASAR LAUT TERTENTU AUSTRALIA 18-05-1971 KEPPRES NO: 42/ 1971
(LANDAS KONTINEN)
(01-07-1971)
PERSETUJUAN. BATAS THAILAND BANGKOK RATIFIKASI.
LANDAS KONTINEN 17-12-1971 KEPPRES NO: 21/ 1972
(11-03-1972)
PERSETUJUAN. BATAS TRILATERAL KUALA LUMPUR RATIFIKASI.
LANDAS KONTINEN MALAYSIA 21-12-1971 KEPPRES NO: 20 /1972
DAN (11-03-1972)
HUKUM LAUT INTERNASIONAL THAILAND
6. PERSETUJUAN. BATAS-BATAS Australia Jakarta Keppres No.66
LAUT TERTENTU (LANDAS 9-10-1972 Tahun 1972
KONTINEN) TAMBAHAN (04-12-1972)
PERSETUJUAN 1971

7. PERJANJIAN GARIS BATAS SINGAPURA JAKARTA RATIFIKASI UU.


LAUT WILAYAH 25-05-1973 NO. 7/1973 (08-12-
1973)
8. PERJANJIAN GARIS-GARIS AUSTRALIA JAKARTA RATIFIKASI UU.
BATAS TERTENTU ANTARA RI- (PROTEKTOR PNG) 12-02-1973 NO.6/1973 (08-12-
PNG 1973)
9. PERSETUJUAN GARIS BATAS INDIA JAKARTA RATIFIKASI
LANDAS KONTINEN 08-08-1974 KEPPRES NO.
51/1974 (25-09-
1974)
10. PERSETUJUAN GARIS BATAS THAILAND JAKARTA RATIFIKASI
DASAR LAUT 11-12-1975 KEPPRES NO.
1/1977 (31-01-1977)

11. PERSETUJUAN INDIA NEW DELHI RATIFIKASI


PERPANJANGAN BATAS 14-01-1977 KEPPRES NO.
LANDAS KONTINEN THN 1974 6/1973 (08-12-1973)

12. PERSETUJUAN PENETAPAN (TRILATERAL) NEW DELHI RATIFIKASI


TITIK PERTEMUAN TIGA GARIS THAILAND DAN 22-06-1978 KEPPRES NO.
BATAS & PENETAPAN GARIS INDIA 24/1978 (16-08-
BATAS LANDAS KONTINEN 1978)

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


13. PERSETUJUAN BATAS- PNG JAKARTA RATIFIKASI
BATAS MARITIM DAN 13-12-1980 KEPPRES NO.
KERJASAMA TENTANG 21/1982
MASALAH-MASALAH
YANG BERSANGKUTAN
14 PERSETUJUAN. GARIS AUSTRALIA PERTH BELUM
BATAS ZEE DAN DASAR 16-03-1997 BERLAKU
LAUT TERTENTU KARENA MASIH
BELUM DI
RATIFIKASI
15. PERSETUJUAN. GARIS VIETNAM HANOI BELUM
BATAS LANDAS 26 JUNI 2003 BERLAKU
KONTINEN KARENA MASIH
BELUM DI
RATIFIKASI

Perbatasan laut teritoroal yang masih bermasalah


Indonesia - Malaysia
Indonesia-Singapura
Indonesia-Timor Leste
HUKUM LAUT INTERNASIONAL
Penentuan lebar wilayah laut territorial antara
Indonesia dengan Papua New Guinea pada
kondisi laut yang berdampingan yang lebar
lautnya kurang dari 12 mil
 Perjanjian pada 12 Desember 1980 di Jakarta
tentang Persetujuan Batas-batas Maritim dan
Kerjasama tentang masalah-masalah yang
bersangkutan dengan hal tersebut. Perjanjian
tersebut telah diratifikasi oleh Indonesia melalui
Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 1972
 equidistant line.

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


equidistant line.

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


Penentukan lebar wilayah laut territorial antara
Indonesia dengan Malaysia pada kondisi laut
yang berhadapan yang lebar lautnya kurang
dari 12 mil

 Perjanjian garis batas laut teritorial antara


kedua belah pihak pada tanggal 17 Maret
1970 di Kuala Lumpur yang telah diratifikasi
dengan Undang-Undang Nomor. 10 Tahun
1971 yang disahkan pada 10 Maret 1971
 median line.

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


median line

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


KESIMPULAN
Indonesia-Papua New Guinea

EQUIDISTANT LINE
PERJANJIAN

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


Indonesia Malaysia

PERJANJIAN MEDIAN LINE

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


recomendasi
 Pemerintah harus berhati-hati dalam membuat
perjanjian dengan negara lain
 Ancaman konflik perbatasan di perairan
Indonesia perlu untuk segera ditangani dengan
serius khususnya mengenai perbatasan laut
teritorial
 Peta nasional sesuai dengan standar
internasional, yaitu peta yang memiliki skala
1:50.0000.
 Kebijakan yang berpihak pada kepentingan
pertahanan nasional

HUKUM LAUT INTERNASIONAL


TERIMA KASIH

Malang, 20 Maret 2006

HUKUM LAUT INTERNASIONAL

Anda mungkin juga menyukai