ZONA TAMBAHAN
Disusun Oleh
Dosen pengampu
Bapak Eno Prasetyawan S.H.M.H
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ...............................................................................................................1
KATA PENGANTAR ........................................................................................2
DAFTAR ISI .......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................4
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................5
1.3 Tujuan .........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................6
2.1 Pengertian Zona Tambahan ........................................................................6
2.2 Konsepsi perkembangan Zona Tambahan ..................................................7
2.3 Status Hukum Negara Kepulauan ...............................................................8
2.4 Hak-hak Negara pantai di Zona Tambahan……………………………….........9
2.5 Hak kapal asing di Zona
Tambahan……………………………………...............10
2.6 Konflik yang pernah terjadi di Zona Tambahan………………………….......11
BAB III PENUTUP ............................................................................................12
3.1 Kesimpulan .................................................................................................12
3.2 Saran ..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan
Zona Tambahan merupakan suatu zona spesial yang sangat penting bagi kehidupan
negara-negara terutama bagi negara pantai. Meskipun telah terjadi banyak pertentangan
maupun ketidaksepakatan sebelumnya, pertama kali zona tambahan diatur secara
internasional didalam Geneva Convention on Territorial sea and Contiguous Zone 1958.
Tetapi akhirnya zona tambahan pun disepakati oleh negara-negara melalui United Nations
Convention on law the Sea 1982. Dengan melaui pergantian pengertian didalamnya,
sebelumnya yang hanya seluas 12 mil maksimalnya, setelah UNCLOS 1982 menjadi 24 mil
lebar maksimalnya. Secara yuridis zona tambahan ini diatur di dalam Pasal 33 UNCLOS
1982. Meskipun bukan merupakan wilayah kedaulatan dari negara pantai yang mana bukan
kekuasaan tertinggi seperti ada laut teritorial (territorial sea) Namun negara pantai memiliki
hak-hak yuridksi serta kewenangan terhadap zona tambahan tersebut. Ini menjadi penting
dalam hal negara pantai mempertahankan kedaulatannya supaya dapat dicegah sebelum
permasalahan-permasalahan masuk kedalam wilayah kedaulatannya.
Negara-negara pantai memiliki kewenangan terhadap zona tambahan (contiguous
zone), antara lain: (1) Penegakan hukum dalam hal terjadi pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan nasional (2) Negara pantai juga akan sangat berkepentingan untuk
melakukan upaya pencegahan terhadap penyebaran hama dan penyakit menular serta
organisme penganggu (3) Berkepentingan terhadap kegiatan pengangkatan benda-benda
berharga muatan kapal tenggelam (BMKT), (4) Hak negara pantai untuk melakukan hot
persuit (pengejaran seketika) terhadap pelanggaran yang terjadi di laut wilayahnya.
Indonesia secara spesifik belum mengatur mengenai zona tambahan. Namun,
pemberlakuan zona tambahan di Indonesia masih mengacu kepada UNCLOS 1982.
berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations
Convention On Law of the sea. Pengaturan spesifik mengenai zona tambahan masih berwujud
Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tentang Zona Tambahan.
3.2 Saran
Mengingat bahwa pentingnya zona tambahan bagi kepentingan negara pantai. Indonesia
merupakan negara pantai maka sudah sepatutnya Pengaturan yang lebih spesifik mengenai
zona tambahan seharusnya diatur. Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tidak akan
menjadi apa-apa apabila belum mendaptkan Pengesahan dari pemerintahan Indonesia sendiri.
Demi terwujudnya kesejahteraan di bidang maritim khususnya, saran kami pemerintahan
Indonesian secepatnya untuk melakukan Pengesahan terhadap Naskah Akademik Rancangan
Undang-Undang tentang Zona Tambahan Agar Indonesia memiliki kepastian hukum serta
landasan yuridis dalam zona tambahannya.
DAFTAR PUSTAKA