FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, inayah dan hidayahnya,
kami sebagai penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “TEKNIK
PERANCANGAN KONTRAK PERIKATAN ISLAM” dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.
Pada kesempatan kali ini izinkan kami sebagai penulis untuk menyampaikan rasa terima
kasih kepada bapak Dr. Muhammad Kholid,S.H.,M.H. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Hukum Perikatan Islam dan semua pihak yang membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Harapan kami dengan adanya makalah ini bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua.
Khususnya para mahasiswa/mahasiswi “hukum perikatan islam” dan semua pihak pada
umumnya.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan terbuka kami menerima kritik
dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan makalah kami.
Kelompok 7
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seiring dengan pembentukan perbankan Syariah sejak tahun 1992 hingga saat ini
dan dinamika investasi di Indonesia, pembiayaan syariah mulai menjadi alternatif bagi para
pelaku usaha di berbagai sektor di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan
pembiayaan Ekonomi Syariah selalu di atas pertumbuhan pembiayaan nasional. Di tahun
2007 pembiayaan syariah mengalami pertumbuhan 5-10 persen lebih tinggi dari
pertumbuhan pembiayaan nasional. Selain itu pangsa pasar pembiayaan syariah di Indonesia
juga kian meningkat seiring dengan semakin tingginya tingkat preferensi pelaku usaha
terhadap pembiayaan syariah.
B. Rumusan masalah
1.Apa pengertian hokum kontrak Syariah?
2.Bagaimana cara penyusunan kontrak Syariah?
3.Bagaimana struktur dalam penyusunan kontrak Syariah?
C. Tujuan penulisan
1,Untuk memahami tentang kerangka peraturan perundang-undangan dalam pembiayaan
syariah
2.untuk memahami tentang Pemahaman tentang kontrak-kotrak dalam pembiayaan syariah
3. Memiliki kemampuan untuk mendraft kontrak-kontrak berbasis pembiayaan Syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum kontrak syariah adalah hukum yang mengatur perjanjian atau perikatan sengaja di
buat secara tertulis berdasarkan prinsip prinsip syariah sebagai alat bukti bagi yang berkepentingan,
sumber lain yang menyatakan istilah hukum kontrak syari'ah di sini adalah keseluruhan dari kaidah
kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum di bidang mu'amalah khususnya perikatan dalam
menjalankan ekonomi antara dua pihak atau lebih berdasarkan kesepakatan untuk menimbulkan
akibat hukum secara tertulis berdasarkan hukum islam.
di tinjau dari maksud dan tujuan yang akan di capai akad di bedakan menjadi benerapa macam :
a. Akad Al-bai merupakan menukarkan sesuatu dengan yang lain yang di wujudkan dalam
jual beli
b. Akad Al-tamlikiya merupakan akad yang bertujuan untuk kepemilikan, objek
kepemilikan dapat di wujudkan beda atau manfaat
c. Akad Al-sytirak yaitu akan untuk melakukan kerja sama menjalankan suatu usaha
berdasarkan prinsip bagi hasil
d. Akad Al -ithlaq yaituh akan untuk menyerahkan tanggung jawab kewenangan kepada
orang lain.
e. Akad Al-tautsiq yaitu akan yang dimaksud menanggung atau menjaminkan sesuatu
yang menjadi kewajiban pihak lain
f. Akad Al-hifdh yaitu akan yang di maksud untuk memelihara harta benda yang di
amanahkan seorang ke pada pihak lain
Tahap Pra Kontraktual Tahap ini merupakan tahap sebelum kontrak dirancang dan disusun.
Dalam tahap ini ada empat hal yang harus diperhatikan oleh para pihak meliputi, identifikasi para
pihak, penelitian awal aspek terkait, pembuatan Meworandum of Understanding (MoU), dan
negosiasi.
Keempat hal itu dijelaskan berikut ini :
a. Identifikasi Para Pihak Tahap ini merupakan tahap untuk menentukan dan menetapkan
identitas para pihak yang akan mengadakan kontrak. Identifikasi para pihak harus jelas,
para pihak harus nempunyai kecakapan hukum dan kewenangan hukum untuk membuat
kontrak. Orang yang cakap dan berwenang untuk membuat kontrak adalah orang yang
sudah dewasa dan/atau sudah kawin.
b. Penelitian Awal Aspek Terkait Pada dasarnya, pihak-pihak berharap bahwa kontrak
yang ditandatangani dapat menampung semua keinginannya sehingga apa yang menjadi
hakikat kontrak benar-benar terperinci jelas. Perancangan kontrak harus menjelaskan
hal- hal yang tertuang dalam kontrak yang bersangkutan, konsekuensi yuridis, serta
alternatif lain yang mungkin dapat dilakukan. Pada akhirnya penyusun kontrak
menyimpulkan hak dan kewajiban masing-masing pihak, memperhatikan hal terkait
dengan isi kontrak, seperti unsur pembayaran,ganti rugi, serta perpajakan.
c. Pembuatan Memorandum of Understanding (MoU) MoU merupakan nota kesepahaman
yang dibuat olch para pihak sebelum kontrak itu dibuat secara rinci. Memorandum of
Understanding (MoU) ini memuat berbagai kesepakatan para pihak dalam berbagai
bidang, seperti di bidang investasi, pasar modal, pengembangan pendidikan,
kesepakatan dalam bidang ekonomi, dan lain-lain.
d. Negosiasi Pengertian Negosiasi Negosiasi mempunyai kedudukan dan peranan yang
sangat penting dalam merancang dan menyusun kontrak, karena tahap negosiasi
merupakan tahap untuk menentukan objek dan substansi kontrak yang dibuat oleh para
pihak. Menurut Priyatna Abdurrasyid," negosiasi adalah: "suatu cara dimana individu
berkomunikasi satu sama lain untuk mengatur hubungan mereka dalam bisnis dan
kehidupan sehari-hari." Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang diartikan dengan
negosiasi adalah "proses tawar menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau
menerima, guna kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan
pihak (kelompok atau organisasi) lain.
Struktur dan anatomi kontrak syariah merupakan pedoman dan paduan umum dalam
penyusunan kontrak. Tujuan struktur dan anatomi kontrak ini sebagai penyeragaman dalam
penyusunan kontrak, namun tidak membatasi kehendak para pihak. Struktur dan anatomi kontrak
secara umum terbagi atas tiga bagian yakni , awal atau kepala kontrak, isi atau badan kontrak dan
penutup kontrak. Terdapat 3 bagian struktur kontrak syariah :
b. Judul Kontrak
Judul kontrak merupakan gambaran hukum formal yang tegas,rutut, struktural dan
selaras dengan hukumnya, serta konsisten dalam keseluruhan isi kontrak. Berikut judul
kontrak yang memmberikan gambaran tentang isi dari kontrak dan bersifat nasional,
diantranya:
1. Perjanjian kredit
2. Perjanjian pembiayaan konsumen
3. Perjanjian pemberian jamina fidusia
4. Perjanjian sewa guna usaha (leasing) kendaraan bermotor
c. Pembukaan kontrak
Pembukaan kontrak merupakan awal dari kontrak. Setelah judul terdapat nomor akta,
jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun pembuatan akta atau kontrak, serta nama lengkap
notaris. Tujuan adanya nomor kontrak sebagai bentuk tata tertib adiministasi sesuai dengan
Pasal 38 ayat 2 UU No.30/2004. Setelah itu mencantumkan jam, hari, tanggal dan tahun
pembuatan kontrak. secara umum ada dua model pembukaan kontrak, yaitu:
1. Tanggal disebutkan diawal kontrak
5. Tanggal disebutkan diakhir kontrak , Letak tangal pembuatan kontrak disesuaikan
oleh kehendak para pihak, kecuali akta autentik sudah memiliki format tersendiri
yang pada umumnya diletakan diawal kontrak
d. Komparisi
Komparisi merupakan bagian kontrak yang memuat identitas para pihak secara
lengkap yang mengikat diri dalam kontrak. Ada beberapa kemungkinan dalam penyajian
komparisi, berikut diantaranya :
1. Para pihak bertindak atas dirinya sendiri
6. Salah satu pihak mewakili badan hukum atau pihak lainnya bertindak untuk diri
sendiri
7. Salah satu pihak bertindak mewakili badan hukum dan pihak lainnya bertindak
sebagai pemegang kuasa. Mencantumkan komparisi memiliki peran yang sangat
peting,berikut ini peran komparisi, diantaranya:
- Menerangkan identitas para pihak yang ada dalam kontrak
- Menerangkan kedudukan para pihak
- Menerangkan landasan dari pihak yang bersangkutan
- Mengetahui kecakapan dan kewenangan para pihak dalam tindakan hukum
- Menerangkan bahwa para pihak memiliki hak untuk bertindak
Kekuatan Pembuktian :
1. Kekuatan Pembuktian Lahir
6. Kekuatan Pembuktian Formal
7. Kekuatan Pembuktian Material
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hukum kontrak syariah adalah hukum yang mengatur perjanjian atau perikatan sengaja di
buat secara tertulis berdasarkan prinsip prinsip syariah sebagai alat bukti bagi yang berkepentingan,
sumber lain yang menyatakan istilah hukum kontrak syari'ah di sini adalah keseluruhan dari kaidah
kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum di bidang mu'amalah khususnya perikatan dalam
menjalankan ekonomi antara dua pihak atau lebih berdasarkan kesepakatan untuk menimbulkan
akibat hukum secara tertulis berdasarkan hukum islam.
Tahap Pra Kontraktual. Tahap ini merupakan tahap sebelum kontrak dirancang dan disusun.
Dalam tahap ini ada empat hal yang harus diperhatikan oleh para pihak meliputi, identifikasi para
pihak, penelitian awal aspek terkait, pembuatan Meworandum of Understanding (MoU), dan
negosiasi.
Struktur dan anatomi kontrak syariah merupakan pedoman dan paduan umum dalam
penyusunan kontrak. Tujuan struktur dan anatomi kontrak ini sebagai penyeragaman dalam
penyusunan kontrak, namun tidak membatasi kehendak para pihak.
DAFTAR PUSTAKA