Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Teknik Perancangan Kontrak Perikatan Islam


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Hukum Perikatan Islam
Tahun Ajaran 2021 – 2022
Dibawah Bimbingan :
Dr. Muhammad Kholid,S.H.,M.H.
Kelas : A
Anggota Kelompok 7 :

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, inayah dan hidayahnya,
kami sebagai penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “TEKNIK
PERANCANGAN KONTRAK PERIKATAN ISLAM” dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.

Pada kesempatan kali ini izinkan kami sebagai penulis untuk menyampaikan rasa terima
kasih kepada bapak Dr. Muhammad Kholid,S.H.,M.H. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Hukum Perikatan Islam dan semua pihak yang membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Harapan kami dengan adanya makalah ini bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua.
Khususnya para mahasiswa/mahasiswi “hukum perikatan islam” dan semua pihak pada
umumnya.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan terbuka kami menerima kritik
dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan makalah kami.

Bandung,10 November 2021

Kelompok 7
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seiring dengan pembentukan perbankan Syariah sejak tahun 1992 hingga saat ini
dan dinamika investasi di Indonesia, pembiayaan syariah mulai menjadi alternatif bagi para
pelaku usaha di berbagai sektor di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan
pembiayaan Ekonomi Syariah selalu di atas pertumbuhan pembiayaan nasional. Di tahun
2007 pembiayaan syariah mengalami pertumbuhan 5-10 persen lebih tinggi dari
pertumbuhan pembiayaan nasional. Selain itu pangsa pasar pembiayaan syariah di Indonesia
juga kian meningkat seiring dengan semakin tingginya tingkat preferensi pelaku usaha
terhadap pembiayaan syariah.

Meski demikian, pembiayaan syariah juga memiliki berbagai tantangan tersendiri.


Salah satu tantangan yang dihadapi adalah lemahnya pemahaman teknis para pelaku usaha
terhadap pembiayaan syariah itu sendiri. Pelatihan ini dirancang bagi para eksekutif yang
ingin memperluas dan memperdalam wawasan hukum praktis yang berkaitan dengan
pembiayaan syariah. Berbagai aspek dari mulai ketentuan dasar hukum positif pembiayaan
syariah, produk-produk, hingga bentuk kontrak dan klausula pembiayaan syariah akan
dibahas dan dipelajari dalam Makalah ini.

B. Rumusan masalah
1.Apa pengertian hokum kontrak Syariah?
2.Bagaimana cara penyusunan kontrak Syariah?
3.Bagaimana struktur dalam penyusunan kontrak Syariah?
C. Tujuan penulisan
1,Untuk memahami tentang kerangka peraturan perundang-undangan dalam pembiayaan
syariah
2.untuk memahami tentang Pemahaman tentang kontrak-kotrak dalam pembiayaan syariah
3. Memiliki kemampuan untuk mendraft kontrak-kontrak berbasis pembiayaan Syariah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hukum Kontrak Syariah

Hukum kontrak syariah adalah hukum yang mengatur perjanjian atau perikatan sengaja di
buat secara tertulis berdasarkan prinsip prinsip syariah sebagai alat bukti bagi yang berkepentingan,
sumber lain yang menyatakan istilah hukum kontrak syari'ah di sini adalah keseluruhan dari kaidah
kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum di bidang mu'amalah khususnya perikatan dalam
menjalankan ekonomi antara dua pihak atau lebih berdasarkan kesepakatan untuk menimbulkan
akibat hukum secara tertulis berdasarkan hukum islam.
di tinjau dari maksud dan tujuan yang akan di capai akad di bedakan menjadi benerapa macam :
a. Akad Al-bai merupakan menukarkan sesuatu dengan yang lain yang di wujudkan dalam
jual beli
b. Akad Al-tamlikiya merupakan akad yang bertujuan untuk kepemilikan, objek
kepemilikan dapat di wujudkan beda atau manfaat
c. Akad Al-sytirak yaitu akan untuk melakukan kerja sama menjalankan suatu usaha
berdasarkan prinsip bagi hasil
d. Akad Al -ithlaq yaituh akan untuk menyerahkan tanggung jawab kewenangan kepada
orang lain.
e. Akad Al-tautsiq yaitu akan yang dimaksud menanggung atau menjaminkan sesuatu
yang menjadi kewajiban pihak lain
f. Akad Al-hifdh yaitu akan yang di maksud untuk memelihara harta benda yang di
amanahkan seorang ke pada pihak lain

A. Tahapan Penyusunan Kontrak

Tahap Pra Kontraktual Tahap ini merupakan tahap sebelum kontrak dirancang dan disusun.
Dalam tahap ini ada empat hal yang harus diperhatikan oleh para pihak meliputi, identifikasi para
pihak, penelitian awal aspek terkait, pembuatan Meworandum of Understanding (MoU), dan
negosiasi.
Keempat hal itu dijelaskan berikut ini :

a. Identifikasi Para Pihak Tahap ini merupakan tahap untuk menentukan dan menetapkan
identitas para pihak yang akan mengadakan kontrak. Identifikasi para pihak harus jelas,
para pihak harus nempunyai kecakapan hukum dan kewenangan hukum untuk membuat
kontrak. Orang yang cakap dan berwenang untuk membuat kontrak adalah orang yang
sudah dewasa dan/atau sudah kawin.
b. Penelitian Awal Aspek Terkait Pada dasarnya, pihak-pihak berharap bahwa kontrak
yang ditandatangani dapat menampung semua keinginannya sehingga apa yang menjadi
hakikat kontrak benar-benar terperinci jelas. Perancangan kontrak harus menjelaskan
hal- hal yang tertuang dalam kontrak yang bersangkutan, konsekuensi yuridis, serta
alternatif lain yang mungkin dapat dilakukan. Pada akhirnya penyusun kontrak
menyimpulkan hak dan kewajiban masing-masing pihak, memperhatikan hal terkait
dengan isi kontrak, seperti unsur pembayaran,ganti rugi, serta perpajakan.
c. Pembuatan Memorandum of Understanding (MoU) MoU merupakan nota kesepahaman
yang dibuat olch para pihak sebelum kontrak itu dibuat secara rinci. Memorandum of
Understanding (MoU) ini memuat berbagai kesepakatan para pihak dalam berbagai
bidang, seperti di bidang investasi, pasar modal, pengembangan pendidikan,
kesepakatan dalam bidang ekonomi, dan lain-lain.
d. Negosiasi Pengertian Negosiasi Negosiasi mempunyai kedudukan dan peranan yang
sangat penting dalam merancang dan menyusun kontrak, karena tahap negosiasi
merupakan tahap untuk menentukan objek dan substansi kontrak yang dibuat oleh para
pihak. Menurut Priyatna Abdurrasyid," negosiasi adalah: "suatu cara dimana individu
berkomunikasi satu sama lain untuk mengatur hubungan mereka dalam bisnis dan
kehidupan sehari-hari." Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang diartikan dengan
negosiasi adalah "proses tawar menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau
menerima, guna kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan
pihak (kelompok atau organisasi) lain.

B. Struktur dan Anatomi Kontrak

Struktur dan anatomi kontrak syariah merupakan pedoman dan paduan umum dalam
penyusunan kontrak. Tujuan struktur dan anatomi kontrak ini sebagai penyeragaman dalam
penyusunan kontrak, namun tidak membatasi kehendak para pihak. Struktur dan anatomi kontrak
secara umum terbagi atas tiga bagian yakni , awal atau kepala kontrak, isi atau badan kontrak dan
penutup kontrak. Terdapat 3 bagian struktur kontrak syariah :

a. Awal atau kepala


menurut Muhammad Tahir Manshori salah satu kaidah kontrak syariah adalah niat,
tujuan, dan motivasi para pihak. Kalimat Basmalah sebagai motivasi akan niat dan tujuan
dalam pembuatan kontrak syariah. Selain hal itu basmalah sebagai pengaruh agar tidak ada
halangan dan dilancarkan dalam pelaksanaannya kontrak berdasarkan tiga landasan
diantaranya Disebutkan dalam Surat Al-Alaq ayat 1-3:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang Menciptakan
2. Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah,
3. Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha Mulia.”
Surat An-Naml ayat 30: “Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya,
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang” Dari ayat- ayat diatas
melandasi bahwasannya kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” merupakan hal penting untuk
memulai sesuatu salah satunya kontrak syariah.

b. Judul Kontrak 
Judul kontrak merupakan gambaran hukum formal yang tegas,rutut, struktural dan
selaras dengan hukumnya, serta konsisten dalam keseluruhan isi kontrak. Berikut judul
kontrak yang memmberikan gambaran tentang isi dari kontrak dan bersifat nasional,
diantranya:
1. Perjanjian kredit
2. Perjanjian pembiayaan konsumen
3. Perjanjian pemberian jamina fidusia
4. Perjanjian sewa guna usaha (leasing) kendaraan bermotor

c. Pembukaan kontrak
Pembukaan kontrak merupakan awal dari kontrak. Setelah judul terdapat nomor akta,
jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun pembuatan akta atau kontrak, serta nama lengkap
notaris. Tujuan adanya nomor kontrak sebagai bentuk tata tertib adiministasi sesuai dengan
Pasal 38 ayat 2 UU No.30/2004. Setelah itu mencantumkan jam, hari, tanggal dan tahun
pembuatan kontrak. secara umum ada dua model pembukaan kontrak, yaitu:
1. Tanggal disebutkan diawal kontrak 
5. Tanggal disebutkan diakhir kontrak , Letak tangal pembuatan kontrak disesuaikan
oleh kehendak para pihak, kecuali akta autentik sudah memiliki format tersendiri
yang pada umumnya diletakan diawal kontrak

d. Komparisi
Komparisi merupakan bagian kontrak yang memuat identitas para pihak secara
lengkap yang mengikat diri dalam kontrak. Ada beberapa kemungkinan dalam penyajian
komparisi, berikut diantaranya :
1. Para pihak bertindak atas dirinya sendiri
6. Salah satu pihak mewakili badan hukum atau pihak lainnya bertindak untuk diri
sendiri
7. Salah satu pihak bertindak mewakili badan hukum dan pihak lainnya bertindak
sebagai pemegang kuasa. Mencantumkan komparisi memiliki peran yang sangat
peting,berikut ini peran komparisi, diantaranya:
- Menerangkan identitas para pihak yang ada dalam kontrak 
- Menerangkan kedudukan para pihak 
- Menerangkan landasan dari pihak yang bersangkutan
- Mengetahui kecakapan dan kewenangan para pihak dalam tindakan hukum
- Menerangkan bahwa para pihak memiliki hak untuk bertindak

Bagian isi dari struktur dan annotomi struktur


1. Klausula definisi
2. Klausula transaksi
3. Klausula spesifik
4. Klausula ketentuan umum

Bagian penutup dari struktur dan anotomi struktur


1. Subbagian kata penutup
5. Subbagian ruang penempatan tanda tangan
C. Kontrak dan Akta Serta Kekuatan Pembuktiannya

Bentuk Akta : Akta Otentik dan Akta Di bawah tangan


1. Akta di bawah tangan dengan 2 saksi dan dilegalisasi oleh notaris
2. Akta di bawah tangan dengan 2 saksi dan diwaarmerken notaris
3. Akta di bawah tangan dengan 2 saksi
4. Akta di bawah tangan

Kekuatan Pembuktian :
1. Kekuatan Pembuktian Lahir
6. Kekuatan Pembuktian Formal
7. Kekuatan Pembuktian Material

a. Kekuatan Pembuktian Lahir Akta Otentik


Asas Acta Publica Probant Sese Ipsa, yaitu suatu akta yang lahirnya tampak sebagai
akta otentik serta memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, maka akta tersebut berlaku
atau dapat dianggap sebagai akta otentik sampai terbukti sebaliknya
a. Kekuatan Pembuktian Formal Akta Otentik
1. Akta otentik membuktikan kebenaran dari apa yang dilihat, didengar dan dilakukan
pejabat
8. Pembuktian tentang kebenaran akta otentik adalah keterangan pejabat sepanjang apa
yang dilihat dan dilakukannya
9. Karena akta otentik dibuat oleh pejabat, oleh karena itu pejabat menerangkan demikian
(sebagaimana yang tercantum dalam akta) sudah pasti bagi siapapun
b. Kekuatan Pembuktian Material Akta Otentik
1. Akta otentik hanya membuktikan apa yang dilihat dan dilakukan pejabat
10. Apabila pejabat mendengar keterangan dari para pihak maka hal itu hanyalah berarti
bahwa telah pasti para pihak menerangkan demikian
11. Akta otentik tidak menerangkan kebenaran isi keterangan dari para pihak
12. Tidak mempunyai kekuatan pembuktian material
13. Akta otentik yang mempunyai kekuatan pembuktian material adalah akta yang
dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil, karena hanya petikan atau salinan dari aslinya
c. Kekuatan Pembuktian Lahir Akta Di Bawah Tangan
1. Akta di bawah tangan yang digunakan sebagai alat bukti diwajibkan bagi orang yang
membuatnya untuk membenarkan atau memungkiri tanda tangannya, sedangkan bagi
ahli waris cukup hanya menerangkan kenal dengan tanda tangan tersebut
14. Apabila tanda tangan dipungkiri, hakim harus memerintahkan agar kebenaran tersebut
diperiksa
15. Kalau diakui, maka akta tersebut mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan
oleh karena itu isinya tidak dapat dipungkiri
16. Tidak mempunyai kekuatan pembuktian lahir

d. Kekuatan Pembuktian Formal Akta Di bawah Tangan


1. Jika tanda tangan akta telah diakui, maka keterangan atau pernyataan di atas tanda
tangan adalah keterangan atau pernyataan dari si penanda tangan
17. Kekuatan pembuktian formal dari akta di bawah tangan sama dengan kekuatan
pembuktian formal akta otentik
e. Kekuatan Pembuktian Material Akta Di Bawah Tangan
1. Akta di bawah tangan yang diakui oleh orang terhadap siapa akta itu digunakan atau
yang dapat dianggap diakui menurut undang- undang, bagi yang menandatangani, ahli
waris, serta orang-orang yang mendapat hak dari mereka, merupakan bukti sempurna.
18. Isi dari akta tersebut dianggal benar terhadap siapa yang membuatnya dan demi
keuntungan orang untuk siapa pernyataan tersebut dibuat
f. Tata Urutan Kekuatan Pembuktian Akta
1. Akta Otentik
19. Akta Di bawah tangan
20. Akta di bawah tangan dengan 2 saksi dan dilegalisasi oleh notaris
21. Akta di bawah tangan dengan 2 saksi dan diwaarmerken notaris
22. Akta di bawah tangan dengan 2 saksi
23. Akta di bawah tangan

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Hukum kontrak syariah adalah hukum yang mengatur perjanjian atau perikatan sengaja di
buat secara tertulis berdasarkan prinsip prinsip syariah sebagai alat bukti bagi yang berkepentingan,
sumber lain yang menyatakan istilah hukum kontrak syari'ah di sini adalah keseluruhan dari kaidah
kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum di bidang mu'amalah khususnya perikatan dalam
menjalankan ekonomi antara dua pihak atau lebih berdasarkan kesepakatan untuk menimbulkan
akibat hukum secara tertulis berdasarkan hukum islam.

Tahap Pra Kontraktual. Tahap ini merupakan tahap sebelum kontrak dirancang dan disusun.
Dalam tahap ini ada empat hal yang harus diperhatikan oleh para pihak meliputi, identifikasi para
pihak, penelitian awal aspek terkait, pembuatan Meworandum of Understanding (MoU), dan
negosiasi.

Struktur dan anatomi kontrak syariah merupakan pedoman dan paduan umum dalam
penyusunan kontrak. Tujuan struktur dan anatomi kontrak ini sebagai penyeragaman dalam
penyusunan kontrak, namun tidak membatasi kehendak para pihak.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai