Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Etika Dan Profesi
Dosen Pengampu :
DR. HJ.UMMI MASKANAH, S.H.,M.HUM.
Disusun Oleh :
MUHAMMAD RIVALDIANTO
NPM.191000070
Kelas B
Fakultas Hukum
Universitas Pasundan
2020/2021
i
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar
dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang diharapkan dan
kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan. Dalam
Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Curret English, AS Hornby mengartikan etika
sebagai sistem dari prinsip-prinsip moral atau aturan-aturan prilaku. Menurut definisi AARN
(1996), etika berfokus pada yang seharusnya baik salah atau benar, atau hal baik atau
buruk.Sedangkan menurut Rowson, (1992).etik adalah segala sesuatu yang
berhubungan/alasan tentang isu moral.
Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan manusia untuk memilih tindakan baik
dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang
dapat dipertanggung jawabkan (Degraf, 1988).Etika merupakan bagian dari filosofi yang
berhubungan dengan keputusan moral menyangkut manusia (Spike lee, 1994).Menurut
Webster’s “The discipline dealing with what is good and bad and with moral duty and
obligation, ethics offers conceptual tools to evaluate and guide moral decision making”
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pengetahuan moral dan
susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai, kesepakatan, serta himpunan hal-hal yang
diwajibkan, larangan untuk suatu kelompok/masyarakat dan bukan merupakan hukum atau
undang-undang. Dan hal ini menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari etik, dan etika
merupakan ilmu tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia
sebagai dasar prilakunnya.
Nilai Secara Umum
Ada beberapa pengertian tentang nilai, yitu sebagai berikut:
1. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa
oleh seseorang sesuai denagn tututan hati nuraninya (pengertian secara umum)
2. Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang
kebenaran, keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau prilaku yang
berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan
seseorang (simon,1973).
2
3. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran
atau keinginan mengenai ide-ide, objek, atau prilaku khusu (Znowski, 1974)
B. Nilai Moral
Nilai moral tidak terpisah dari nilai-nilai jenis lainnya. Setiap nilai dapat memperoleh
suatu “bobot moral”, bola diikutsertakan dalam tingkah laku moral. Kejujuran misalnya,
merupakan suatu nilai moral, tetapi kejujuran itu sendiri kosong bila tidak diterapkan pada
nilai lain, seperti umpamanya nilai ekonomis
Walaupun nilai moral biasanya menumpang pada nilai- nilai lain, namun ia tampak seperti
sebuah nilai baru, bahkan sebagai nilai yang paling tinggi. Nilai moral memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Berakaitan dengan tanggung jawab kita
Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia. Yang khusus menandai nilai moral adalah
bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai moral
mengakibatkan bahwa seseotang bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab.
Suatu nilai moral hanya dapat diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan yang sepenuhnya
menjadi tanggung jawab orang yang bersangkutan
2. Berkaitan dengan hati nurani
Semua nilai minta untuk diakui dan diwujudkan. Nilai selalu mengandung semacam
undangan atau imbauan. Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilia ini
menimbulkan “suara” dari hati nurani yang menuduh kita bila mita meremehkan atau
menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan nilia-nilia moral.
3. Mewajibkan
Berhubungan erat dengan ciri bahwa nilai-nilai moral mewajibkan kita secara absolut dan
dengan tidak bisa ditawar-tawar. Dalam nilai moral terkandung suatu imperatif kategoris,
Sedangkan nilai-nilai lainnya hanya berkaitan dengan imperatif hipotesis. Artinya, kalu kita
ingin merealisasikan nili-nilai lain kita harus menempuh jalan tertentu.
4. Bersifat formal
Nilai moral tidak merupakan sutau jenis nilai yang bisa ditempatkan begitu saja disamping
nilai-nilai jenis lainnya. Nilai-nilai moral tidak membentuk suatu kawasan khusus yang
terpisah dari nilai-nilai lain. Nilai-nilia moral tidak memiliki “isi” tersendiri, terpisah dari
nilai-nilai lain. Tidak ada nilai-nilai moral yang “murni”, terlepas dari nilai-nilai lain. Hal
itulah yamg kita maksudakan dengan mengatakan bahwa nilai moral bersifat formal.
C. Norma Moral
Dalam bahasa latin arti yang pertama adalah Carpenters square: siku-siku yang dipakai
tukang kayu untuk mengcek apakah benda yang dikerjakan sungguh-sungguh lurus. Asal-
usul ini membantu kita untuk mengerti maksudnya. Dengan norma kita maksudkan aturan
atau kaidah yang kita pakai sebagai tolak ukur untuk mengukur sesuatu. Ada tiga macam
norma umum, yaitu norma kesopanan atau etiket, norma hukum dan norma moral. Etiket
misalnya benar-benar mengandung norma yang mengatakan apa yang harus kita lakukan.
Norma hukum juga merupakan norma penting yang menjadi kenyataan dalam setiap
masyarakat. Norma moral menentukan apakah prilaku kita baik atau buruk dari sudut etis.
Karena itu norma moral merupakan norma tertinggi, yang tidak bisa ditaklukan pada norma
lain.
Masalah-masalah yang biasa disebut “relativisme moral’
1. Relativisme moral tidak Tahan uji
Norma-norma moral tidak pernah mengawang-awang diudara, tapi tercantum dalam
suatu sistem etis yang menjadi bagian suatu kebudayaan. Dengan relativisme moral
dimaksudkan pendapat bahwa moralitas sama saja dengan adat kebiasaan, sehingga suatu
etika tidak lebih baik daripada etika lain. Relativisme moral tidak tahan uji, jika diperiksa
secara kritis. Kritik ini bisa dijalankan dengan memperlihatkan konsekuensi-konsekuensi
yang mustahil.
2. Norma moral bersifat obyektif dan universal
Norma moral pada dasarnya absolut, maka mudah diterima juga bahwa norma itu
bersifat obyektif dan universal
a. Obyektifitas norma moral
b. Universalitas Norma Moral
3. Menguji norma moral
Tes yang paling penting yang kita miliki untuk menguji benar tidaknya norma moral
adalah generalisasi norma. Norma moral adalah benar jik bisa digeneralisasikan dan tidak
benar jika tidak bisa digeneralisasikan . Menggeneralisasikan norma berarti memperlihatkan
bahwa norma itu berlaku untuk semua orang. Bila bisa ditujukan bahwa suatu norma bersifat
umum, maka norma itu sah sebagai norma moral.
4. Norma dasar terpenting: Martabat manusia
Dalam mengusahakan refleksi tentang martabat manusia ini sekali lagi kita mengikuti
filsuf jerman, Imanuel Kant. Menurut kant, kita harus menghargai martabta manusia, karena
manusia adalah satu-satunya makhluk yang merupakan tujuan pada dirinya. Benda jasmani
kita gunakan untuk tujuan-tujuan kita.
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan.Oleh sebab itu pemberian pelayanan/asuhan
keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika keperawatan. Standar asuhan
perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk melaksanakan praktek keperawatan,
sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh organisasi profesi, hanya saja kode etik yang
dibuat masih sulit dilaksanakan dilapangan karena bentuk kode etik yang ada masih belum
dijabarkan secara terinci dan lengkap dalam bentuk petunjuk tehnisnya.
3.2 Saran
. Sebagai seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa fakultas keperawatan kita harus
mengetahui dengan pasti segala bentuk etika maupun isu etik keperawatan; dan makalah ini
merupakan salah satu bagian pembelajaran yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA