Suherman (1979)
(1979)
WILAYAH UDARA
Wilayah udara adalah ruang udara (air space) yang berada di
atas wilayah daratan dan atau perairan suatu negara.
Wilayah suatu negara biasanya terdiri dari tiga dimensi, daratan,
perairan, dan ruang udara.
Tidak semua negara memiliki wilayah tiga dimensi, dan tidak
semua negara memiliki wilayah perairan (laut), namun tidak
satupun negara di dunia ini yang tidak memiliki wilayah daratan
dan ruang udara.
Konsep kepemilikan negara atas ruang udaranya berasal dari
konsep hukum perdata Romawi yang berbunyi:
"Cujus est sohum, ejus usque ad coelum", yang berarti "Barang siapa
memiliki sebidang tanah maka dia memiliki segala yang berada di
atasnya sampai ke langit dan segala yang berada di dalam tanah"
PERJANJIAN INTERNASIONAL
UDARA
Perjanjian Warsawa (1929)
Perjanjian Genewa(1948)
Perjanjian Roma (1952 )
Perjanjain Haque (1955)
Perjanjian Guadalajara (1961)
Perjanjian Montreal (1966)
Prolokol Guatemala (1971)
UU UDARA
INDONESIA HUKUM UDARA INDONESIA HANYA
ADA DUA UNDANG-UNDANG YANG
MENGATUR TENTANG
PERKEMBANGAN YAITU :
1. ORDONANSI PENGANGKUT UDARA
(OPU) STB. 1929 NO. 100
2. UNDANG-UNDANG NO. 83/1958
TENTANG PENERBANGAN, TANGGAL 31
DESEMBER 1958
DAFTAR PUSTAKA
Ananda. A. 1997. Pengantar Hukum Udara Internnsional dan
Indonesia.http://repository.unp.ac.id/987/1/AZWAR%20ANANDA_1054_89.pdf ( diakses pada 31
Oktober 2022)
E. Saefullah Wiradipradja, 2009, "Wilayah Udara Negara Ditinjau dari Segi Hukum Internasional",
Indonesia Journal of International Law Volume 6 No. 4, h. 495-503