Anda di halaman 1dari 2

Stockholm, Swedia 1972

Deklarasi Stockholm adalah sebuah deklarasi yang dilakukan dalam konferensi


Lingkungan Manusia yang diadakan PBB pada tahun 1972. Deklarasi ini juga disebut sebagai
Deklarasi PBB terhadap Lingkungan Manusia dan diikuti oleh negara anggota PBB saat itu.
Konferensi ini diadakan di kota Stockholm, Swedia, deklarasi ini menghasilkan 7 poin utama
mengenai pelestarian dan peningkatan lingkungan manusia.

Latar belakang diadakannya deklarasi ini adalah diselenggarakannya pertemuan dan


konferensi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) tentang lingkungan manusia. PBB merupakan
organisasi internasional terbesar di dunia yang bergerak di banyak bidang, dimana salah satu
tujuan PBB adalah dalam bidang pengembangan lingkungan dan interaksi manusia
(Human Environment and Interaction). Persiapan konferensi dilakukan sejak tahun 1968
atas usulan negara Swedia.

Pada akhirnya Konferensi PBB tentang Lingkungan Manusia diadakan mulai tanggal 5
Juni 1972 sampai 16 Juni 1972. Penyelenggaraan diadakan di kota Stockholm, Swedia yang
terletak di benua Eropa. Swedia dipilih sebagai tuan rumah penyelenggara selaku negara
pertama yang mengusulkan, sehingga konferensi tersebut juga kerap disebut Konferensi
Stockholm. Dalam konferensi Stockholm inilah untuk pertama kali moto “ Hanya ada satu
bumi “ (Only one Earth) untuk semua manusia, diperkenalkan. Motto itu sekaligus menjadi
motto konferensi. Selain itu, konferensi Stockholm menetapkan tanggal 5 Juni yang juga hari
pembukaan konferensi tersebut sebagai hari lingkungan hidup se-dunia (World environment
day).

Deklarasi Stockholm 1972 yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


pada dasarnya mengandung 26 prinsip/kaidah yang dapat dikategorikan menjadi beberapa
topik utama. Topik-topik utama tersebut sebagaimana kami kutip dari Nancy K. Kubasek -
Gary S. Silverman, dalam buku Environmental Law, yaitu hak asasi manusia (Prinsip
1), pengelolaan sumber daya manusia (Prinsip 2 sampai dengan Prinsip 7), hubungan antara
pembangunan dan lingkungan (Prinsip 8 sampai dengan Prinsip 12), kebijakan perencanaan
pembangunan dan demografi (Prinsip 13 sampai dengan Prinsip 17), ilmu pengetahuan dan
teknologi (Prinsip 18 sampai dengan Prinsip 20), tanggung jawab negara (Prinsip 21 sampai
dengan 22 ), kepatuhan terhadap standar lingkungan nasional dan semangat kerjasama antar
negara (Prinsip 23 sampai dengan Prinsip 25), dan ancaman senjata nuklir terhadap
lingkungan (Prinsip 26).

Setelah berlangsungnya Deklarasi Stockholm 1972, Indonesia mengambil beberapa


langkah untuk memperbaiki sistem pengelolaan lingkungan hidup, termasuk dengan
menerbitkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup (“UU 4/1982”), yang kemudian digantikan oleh Undang-
Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (“UU 23/1997”).
UU 4/1982 dan UU 23/1997 pada dasarnya memuat konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang sama dengan Deklarasi Stockholm 1972, misalnya kewenangan negara, hak dan
kewajiban masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan konsep lainnnya. Hal ini dapat
dilihat dari pasal yang tercantum dalam UU 23/1997, yaitu Pasal 4 yang berbunyi:

“Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas


tanggung jawab negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat
bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.”
Selain itu, ada juga Pasal 5 yang berbunyi:
1. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2. Setiap orang mempunyai ha katas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan
peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.
3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan
hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa Indonesia telah menerapkan asas-asas yang
tercantum dalam Deklarasi Stockholm 1972.

Anda mungkin juga menyukai