Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya,

ras, adat, agama dan suku, Indonesia juga memiliki hukum,

undang-undang dan peraturan-peraturan lainnya yang bertujuan

untuk mengatur perilaku masyarakat didalam hubungannya antar

anggota masyarakat yang lain, sehingga diharapkan mampu

menjamin sebuah kepastian hukum. Dalam Ketetapan MPRS No.

XX/MPRS/1966 (Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978) dijelaskan

mengenai sumber tertib hukum Republik Indonesia dan tata urutan

peraturan perundangan Republik Indonesia, didalam lampirannya

menyatakan sebagai berikut : Pancasila merupakan sumber dari

segala sumber hukum. Sehingga dengan hal tersebut hendaknya

pancasila benar-benar mampu melaksanakan apa yang

diamanatkan oleh rakyat Indonesia artinya setiap peraturan

perundang-undangan di Indonesia harus mengacu kepadanya dan

tidak menyimpang dari ketentuan serta asas-asas yang terkandung

didalamnya. Segala cita-cita luhur bangsa Indonesia tersirat dalam

naskah pancasila. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pancasila

dapat dijadikan alas dalam melaksanakan cita-cita yang luhur

tersebut dari pengertian pancasila yang merupakan cermin

kepribadian bangsa yang mengandung arti pandangan hidup, dasar

negara, tujuan dan kesadaran bangsa juga terkandung didalamnya.

1
Dari hal tersebut maka bangsa Indonesia memiliki cita-cita

luhur yang terkandung didalam pancasila, akan tetapi untuk dapat

mewujudkan berbagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia sesuai

dengan apa yang diamanatkan rakyat yang tercantum dalam

pancasila tidak akan dapat terwujud tanpa adanya upaya

memaknai kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam

pancasila sehingga pancasila akan tetap mampu menjadi sumber

hukum bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa arti pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum

nasional?

2. Bagaimana Pancasila menjadi sumber dari segala sumber

hukum nasional?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui arti pancasila sebagai sumber dari segala sumber

hukum nasional.

2. Mengetahui pancasila menjadi sumber dari segala sumber hukum

nasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Penempatan Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm

pertama kali disampaikan oleh Notonagoro (Jimly;2006). Pancasila

dilihat sebagai cita hukum (rechtsidee) merupakan bintang

pemandu.Posisi ini mengharuskan pembentukan hukum positif

adalah untuk mencapai ide-ide dalam Pancasila, serta dapat

digunakan untuk menguji hukum positif.Dengan ditetapkannya

Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm maka pembentukan

hukum, penerapan, dan pelaksanannya tidak dapat dilepaskan dari

nilai-nilai Pancasila.

Namun dengan penempatan Pancasila sebagai

staatsfundamentalnorm berarti menempatkannya di atas Undang-

undang Dasar.Jika demikian, Pancasila tidak termasuk dalam

pengertian konstitusi, karena berada di atas konstitusi. Untuk

membahas permasalahan ini dapat dilakukan dengan melacak

kembali konsep norma dasar dan konstitusi menurut Kelsen dan

pengembangan yang dibuat Hans Nawiasky, serta melihat hubungan

antara Pancasila dan UUD 1945. Memang hingga kini masih terjadi

polemik di kalangan ahli hukum mengenai apakah Pancasila, atau

Pembukaan UUD 1945, atau Proklamasi Kemerdekaan, sebenarnya

yang dapat disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum.

3
Polemik ini mencuat ketika Muh. Yamin pada tahun 1959

menggunakan istilah sumber dari segala sumber hukum tidak untuk

Pancasila seperti yang lazim digunakan saat ini, melainkan untuk

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang disebutnya dengan

”maha-sumber dari segala sumber hukum,”the source of the source”

(Denny;2003). Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentukan

negara bahwa tujuan utama dirumuskannya Pancasila adalah

sebagai dasar negara republik Indonesia. Dengan terbentuknya UU

No.10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan, sebagaimana yang termuat dalam Pasal 2 UU No.10

tahun 2004 yang menyatakan bahwa ”Pancasila merupakan sumber

dari segala sumber hukum negara”, dengan tegas menyebutkan

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum sebagai

berikut: ”Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber

hukum negara adalah sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 yang

menempatkan Pancasila sebagai dasar ideologi negara serta

sekaligus dasar filosofis bangsa dan negara, sehingga setiap materi

muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan

dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila”.

Dardji Darmodihadjo menyebutkan, bahwa Pancasila yang

sah dan benar adalah yang dapat dipertanggungjawabkan secara

yuridis konstitusional dan secara objektif ilmiah.Secara yuridis

konstitusional, Pancasila sebagai dasar negara yang dipergunakan

sebagai dasar mengatur menyelenggarakan pemerintahan

4
negara.Secara objektif ilmiah karena Pancasila adalah suatu paham

filsafat, suatu philosophical way of thinking system, sehingga

uraiannya harus logis dan dapat diterima akal sehat

(Natabaya;2006).

Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya

merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga

meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis serta dasar

aksiologis dari sila-sila Pancasila.Selain kesatuan sila-sila Pancasila

hirarki dalam hal kuantitas juga dalam hal isi sifatnya yaitu

menyangkut makna serta hakikat sila-sila Pancasila. Secara filosofis

Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar

ontologis, dasar epistemologis serta dasar aksiologis sendiri yang

berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya misalnya materialisme,

liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham

filsafat di dunia (Natabaya;2006).

2.2. Analisis Masalah

2.2.1. Arti Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum

nasional

Istilah pancasila berasal dari bahasa sansekerta .

Pancasila = panca (lima), syila/syiila (dasar/aturan tingkah

laku). Pancasila secara etimologi dapat diartikan sebagai

lima dasar aturan tingkah laku.

5
Pancasila sebagai dasar aturan tingkah laku menjadi

sumber dari segala sumber hukum di Indonesia sesuai

dengan TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 tentang tata urutan

perundang undangan; TAP MPR No. III/MPR/2000 tentang

sumber hukum dan tata urut peraturan perundang-

undangan; dan UU No. 23 / 2005 tentang pembentukan

peraturan perundang undangan;

Sumber hukum adalah segala sesuatu yang berupa

tulisan, dokumen, naskah, dan sebagainya , yang

dipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman

hidupnya pada masa tertentu. Menurut Tjipto Rahardjo

“Sumber yang melahirkan hukum digolongkan dari dua

kategori, yaitu sumber sumber yang bersifat hukum dan

yang bersifat sosial. Sumber yang bersifat hukum

merupakan sumber yang diakui oleh hukum sendiri sehingga

secara langsung bisa melahirkan atau menciptakan hukum.

Dalam ilmu pengetahuan hukum, pengertian sumber

hukum dapat diartikan sebagai sumber pengenal (kenbron

van het recht) dan diartikan sebagai sumber asal dan

sumber nilai – nilai yang menjadi penyebab timbulnya aturan

hukum (welbron van het recht ). Maka pengertian Pancasila

sebagai sumber hukum bukanlah dalam pengertian sumber

hukum kenbron sumber tempat diketemukannya, tempat

6
melihat dan mengetahui norma hukum positif, akan tetapi

dalam arti welbron sebagai asal-usul nilai, sumber nilai yang

menjadi sumber dari hukum positif. Jadi Pancasila

merupakan sumber nilai dan nila-nilai yang terkandung di

dalamnya dibentuklah noma-norma hukum oleh negara.

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, merupakan

perwujudan formal yang mengandung pernyataan bahwa

mulai saat itu bangsa Indonesia membentuk negara RI

sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat adil dan

makmur berdasarkan Pancasila.

2.2.2 Pancasila menjadi sumber dari segala sumber hukum

nasional

Sebagai salah satu pandangan hidup dan ciri dari

kepribadian Bangsa Indonesia, semua peraturan hukum yang

berlaku di Indonesia termuat dan tersusun berdasar dan

berpedoman keparda Pancasila. Semua peraturan yang

berlaku di Indonesia harus selalu relevan dengan sila-sila

yang termuat dalam Pancasila. Di samping itu, Pancasila

memuat adat istiadat, kebudayaan, hal-hal yang bersifat

religius yang menjadi landasan dan pandangan hidup bangsa

Indonesia sendiri.

Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila juga

menjadi dasar yang mengatur arah keseimbangan antara hak

7
asasi dan kewajiban setiap warga terhadap negaranya.Dapat

dilihat dalam sila-sila yang tercantum dalam pancasila bahwa

semua hukum termuat dalam pancasila.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Pembukaan UUD

1945 alinea ke IV yang berbunyi “maka disusunlah

kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dam suatu Undang-

Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam

susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan

rakyat, dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha

Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan

Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta

dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia” (Kaelan,2004:108) bahwa UUD 1945 mengandung

dasar, rangka dan suasana bagi Negara dan tertib hukum

Indonesia yang pada hakikatnya tersimpul di dalam asas

kerokhanian Pancasila. Dengan demikian, konsekuensi

Pancasila adalah sebagai asas yang mutlak bagi adanya tertib

hukum di Indonesia, dan pada akhirnya harus terealisasikan

dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara.

Dari pengertian itulah, maka Pancasila berkedudukan

sebagai sumber hukum dari segala sumber hukum Nasional,

atau dengan kata lain sebagai sumber tertib hukum di

8
Indonesia yang tercantum dalam ketentuan tertib hukum

tertinggi yaitu UUD 1945, kemudian dijelmakan lebih lanjut

dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan

dari UUD 1945. Yang pada hakikatnya perlu dikongkritisasikan

(dijabarkan) dalam UUD 1945 (pasal-pasal UUD 1945) serta

hukum positif yang lainnya. Oleh karena itu, kedudukan

Pancasila yang demikian dapat dirincikan sebagai berikut:

1. Pancasila adalah merupakan sumber dari segala

sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia.

Sehingga Pancasila merupakan asas kerokhanian

tertib hukum yang dalam pembukaan UUD 1945

dijelmakan lebih lanjut kedalam 4 pokok pikiran.

2. Meliputi suasana kebatinan (geistlichenhintergrund)

dari Undang-Undang Dasar.

3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar

Negara, baik hukum dasar tertulis, maupun tidak

tertulis.

4. Mengandung norma yang mengharuskan Undang-

Undang Dasar yang mengandung isi yang

mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara

Negara (termasuk pada penyelenggara partai dan

golongan fungsional) untuk memelihara budi pekerti

(moral) kemanusiaan yang luhur dan memegang

teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

9
5. Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi

para penyelenggara Negara, para pelaksana

pemerintahan (juga para penyelenggara partai dan

golongan fungsional). Hal ini dapat dipahami,

karena semangat adalah penting dalam

pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, karena

masyarakat dan Negara Indonesia selalu tumbuh

dan berkembang seiring dnegan perubahan zaman

serta dinamika masyarakat dengan semangat yang

bersumber dari asas kerokhanian Negara sebagai

pandangan hidup bangsa, maka dinamika

masyarakat dan Negara akan tetap diliputi dan

diarahkan atas asas kerokhanian

Pancasila.(Kaelan,2004:110-111)

Pancasila sebagai sumber hukum, juga memiliki arti

tersendiri dari setiap sila-sila yang dikandungnya, antara lain

sebagi berikut:

Dalam sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa,

memuat nilai-nilai religius yaitu setiap warga Negara diberikan

kebebasan untuk memeluk agama yang diyakininya, saling

bertoleransi antar umat beragama, dan tidak diperkenankan

untuk menganut paham atheisme.

10
Sila kedua yakni Kemanusiaan yang adil dan beradab,

memuat nilai-nilai yang memberikan paham dan aturan bahwa

sebagai warga negara Indonesia agar saling menghargai dan

menghormati hak dan kewajiban masing-masing individu, dan

juga setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki etika

sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia dan

akhlak mulia.

Sila ketiga yakni Persatuan Indonesia yang memiliki arti

bahwa setiap warga negara walaupun memiliki adat istiadat,

suku, budaya, ataupun bahasa yang berbeda-berbeda namun

tetap memiliki rasa senasib sepenanggungan.

Sila keempat yakni Kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

memiliki arti bahwa bangsa Indonesia dipimpin oleh seorang

kepala pemerintahan dan dewan perwakilan yang merupakan

hasil dari pemilihan yang bebas dan rahasia yang dilakukan

oleh seluruh komponen bangsa Indonesia dengan penuh rasa

sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.Serta selalu

melaksanakan musyawarah dalam mencapai mufakat.

Sila kelima yakni Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia, memiliki arti setiap warga negara Indonesia

memiliki kedudukan yang sama dimata hukum tanpa

memandang status maupun kedudukan.

11
12
BAB III

PENUTUP

3.1.1 Kesimpulan

1. Arti Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum

nasional berarti Pancasila dijadikan sebagai dasar aturan tingkah

laku warga negara Indonesia dalam menjalankan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Pancasila disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum

nasional karena Pancasila dibentuk berdasarkan adat istiadat,

kebudayaan, dan juga bersifat religius yang terkandung dalam

kehidupan sehari-hari.

3.2 Saran

1. Diharapkan kepada setiap warga negara Indonesia agar

menerapkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam

Pancasila dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara agar cita-cita dan tujuan Bangsa

Indonesia dapat terwujud sebagaimana mestinya..

2. Diharapkan kepada setiap warga Negara, agar tetap

menjadikan Pancasila sebagai sumber hukum dari setiap

masalah dan problema yang sedang dihadapi di segala

aspek kehidupan .

13
3. Diharapkan kepada pembaca, agar tetap mencari bahan

referensi lain mengenai Pancasila sebagai sumber hukum

dari segala sumber hukum Nasional, agar semakin

memahami materi tersebut

14
DAFTAR PUSTAKA

Sanbriana, 2014.Makalah PKn. (diakses 23 Oktober 2015) www.


sabriananana.blogspot.co.id

Saputa, Yogi, 2012. Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber


Hukum. (diakses 23 Oktober 2015)
www.yogisaputera.wordpress.com

Dian, Hardianti, 2014. Makalah PKN Pancasila Sebagai Sumber dari


Segala Sumber Hukum. (diakses 25 Oktober 2015)
www.dianhardiantii.blogspot.co.id

Kaelan, 2014. Pendidikan Pancasila. Edisi Kesepuluh. Yogyakarta:

Paradigma

Syawal, Haddad, 2015. Pancasila Powerp, Pendidikan Pancasila.


Politeknik Negeri Ujung Pandang

15

Anda mungkin juga menyukai