Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HUKUM TATA NEGARA

HUBUNGAN KONKRIT HUKUM TATA NEGARA DAN CABANG ILMU HUKUM


LAINNYA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Hukum Tata Negara

Dosen: Yulia Neta, S. H., M. SI., M. H.

Disusun Oleh:

1. Naomi Maynarti Hutagalung (2112011510)


2. Muhammad Zidane Pradana (2112011384)
3. Muhammad Nathan Rayhan (2112011034)
4. Muhammad Rhaindar Asybal Arif (2152011062)
5. Tasya Azmi Nabila (2112011327)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan
pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber informasi dan bahan pembelajaran mengenai
Hubungan Konkrit Hukum Tata Negara dan Cabang Ilmu Hukum Lainnya.

Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kesulitan dan kendala
dalam membuat makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan kemampuan
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa
kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah ini.

Bandarlampung, 08 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

1. 1 Latar Belakang 4
1. 2 Rumusan Masalah 5
1. 3 Tujuan Penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN 6

2. 1 Pengertian Hukum Tata Negara 6


2. 2 Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara 6
2. 3 Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik 7
2. 4 Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara 8

BAB III PENUTUP 10

3. 1 Kesimpulan 10
3. 2 Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

LINK VIDEO 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Ilmu hukum tata negara adalah salah satu cabang ilmu hukum yang mengkaji
Negara dan Konstitusi sebagai objek kajiannya, disamping banyak cabang ilmu
pengetahuan lainya yang menjadikan negara dan konstitusi sebagai objek kajiannya.
Misalnya, ilmu negara, ilmu politik, dan hukum administrasi negara. Pembahasan
mengenai hukum tata negara tidak akan bisa dilepaskan dari berbagai bidang ilmu
lainnya yang terkait dengan organisasi negara, kekuasaan, dan penyelenggaraan
pemerintahan, khususnyan negara sebagai objek kajiannya.

Dalam buknya Wetenshap der Politiek, Prof. Barents secara khusus menyatakan:

Een van de meest actuele afbakenningsproblemen, welke wij uit moeten als wij deze
wetenshap een plaats trachten te geven tussen de andere, is de grensbepaling met de
jurische vakken; het staats en administra tiefrecht, het volkens-recht en de rechtsfilosofie.

De scheiding tussen de juridische vakken en de wetenshap der politiek is dan ook de


belangrijkste reden, waarom deze laatste beter niet algemeine staatsleer; og kortweg
staatsleer kan heten.

Voor de samengang tussen de studie het jurische geraamnte onderzocht, en de andere die
helt vlees er omheen bezie.

Ibarat tubuh manusia, maka ilmu hukum tata negara diumpamakan oleh Barent sebagai
kerangka tulang belulangnya, sedangkan ilmu politik ibarat daging daging yang melekat
di sekitarnya (het vlees er omheen beziet). Oleh sebab itu, untuk mempelajari hukum tata
negara, terlebih dulu kita memerlukan ilmu politik, sebagai pengantar untuk mengetahui
apa yang ada di balik daging-daging di sekitar kerangka tubuh manusia yang hendak
diteliti. Dalam hal ini, negara sebagai objek studi hukum tata negara dan ilmu politik juga
dapat diibaratkan sebagai tubuh manusia yang terdiri atas daging dan tulang. Selain ilmu
politik, ilmu Hukum Tata Negara pun memerlukan ilmu sosial lainnya, yaitu ilmu negara
dan Hukum Administrasi Negara.

Bagaimanapun juga, organisasi negara itu sendiri merupakan hasil konstruksi


sosial tentang peri kehidupan bersama dalam suatu komunitas hidup bermasyarakat. Oleh
karena itu, ilmu hukum yang mempelajari dan mengatur negara sebagai organisasi tidak
mungkin memisahkan diri secara tegas dengan peri kehidupan bermasyarakat.

4
Dikarenakan eratnya hubungan antara hukum dan negara di satu pihak dengan
masyarakat pada umumnya, maka studi tentang gejala kemasyarakatan itu tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kebutuhan, sehingga melahirkan ilmu sosial pada umumnya.
Ilmu yang menyelidiki gejala-gejala kemasyarakatan pada umumnya di sebut sosiologi,
dan yang mengkhususkan kajiannya mengenai gejala kekuasaan disebut ilmu politik, dan
demikian pula dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya.

1. 2 Rumusan Masalah
a. Apa itu Hukum Tata Negara?
b. Bagaimanakah hubungan Hukum Tata Negara dengan ilmu negara?
c. Bagaimanakah hubungan Hukum Tata Negara dengan ilmu politik?
d. Bagaimanakah hubungan Hukum Tata Negara dengan hukum administrasi
negara?

1. 3 Tujuan Penulisan
a. Agar mahasiswa mengetahui apa itu Hukum Tata Negara.
b. Agar mahasiswa mengetahui hubungan Hukum Tata Negara dengan ilmu negara.
c. Agar mahasiswa mengetahui hubungan Hukum Tata Negara dengan ilmu politik.
d. Agar mahasiswa mengetahui hubungan Hukum Tata Negara dengan hukum
administrasi negara.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Hukum Tata Negara


Hukum negara adalah istilah lain hukum tata negara, keduanya terjemahan dari
istilah bahasa Belanda “staatsrecht” yang dibagi menjadi staatsrech in ruimere zin
(dalam arti luas) dan staatsrech in engere zin (dalam arti sempit).
Di Inggris pada umumnya memakai istilah Constitusional Law, penggunaan
istilah tersebut didasarkan atas alasan bahwa dalam hukum tata negara unsur
konstitusi yang lebih menonjol dan state Law didasarkan pertimbangan bahwa hukum
negara nya lebih penting. Di Perancis orang mempergunakan istilah Droit
Constitutionnel yang di lawankan dengan Droit Administrative. Sedangkan di Jerman
untuk istilah hukum tata negara disebut mempergunakan istilah Verfassungsrecht dan
Verwaltungsrecht untuk istilah hukum administrasi negara.
Istilah hukum tata negara identik dengan istilah hukum konstitusi yang
merupakan terjemahan bahasa Inggris dari Constitusional Law, dalam bahasa
perancis Droit Consti utionnel yang berarti hokum konstitusi, karena objek kajian
hukum tata negara disamping negara sebagai objek kajiannya terdapat unsur
konstitusinya yang lebih menonjol.
Istilah hukum tata negara dan hukum konstitusi di antara para ahli hukum terdapat
perbedaan pandangan, istilah hukum tata negara lebih luas cakupan pengertiannya
daripada istilah hokum konstitusi, cakupan pengertian hukum konstitusi lebih sempit
karena dianggap hukum konstitusi hanya mengkaji terbatas pada undang-undang
dasar saja. Perkataan “Hukum Tata Negara” berasal dari perkataan ”Hukum”, “Tata”,
“Negara” yang di dalamnya membahas urusan penataan negara. Tata yang terkait
dengan kata “tertib” adalah order yang biasa juga di terjemahkan sebagai “tata tertib”
dengan kata lain ilmu hukum tata negara merupakan cabang ilmu hukum yang
membahas mengenai tatanan struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antar
struktur-struktur organ atau struktur kenegaraan, serta mekanisme hubungan antar
struktur negara, serta mekanisme antara struktur negara dengan warga negara.

2. 2 Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara


R. Kranenburg mengemukakan bahwa ilmu negara menyelidiki timbul,
sifat dan wujud suatu negara. Menurut Moh Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, ilmu
negara berkedudukan sebagai ilmu pengetahuan pengantar untuk mempelajari
hukum tata negara yang berlaku di Indonesia sebagai hukum positif.
Dalam mempelajari ilmu negara tidak dapat di pergunakan secara
langsung di dalam praktek, karena ilmu negara mempelajari negara dalam
pengertian yang abstrak atau bersifat teoritis, ilmu negara mempelajari teori-teori,

6
pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok mengenai negara. Berbeda
dengan mempelajari hukum tata negara dapat di pergunakan langsung karena
sifatnya yang praktis.
Misalnya dalam menjalankan keputusan-keputusan, ilmu negara tidak
mementingkan bagaimana cara hukum itu harus dilaksanakan, karena ilmu negara
bersifat teoritis, sedangkan hukum tata negara langsung dapat dipergunakan
dalam praktek, karena sifatnya yang praktis. Ilmu Negara atau Staatsleer (bahasa
Belanda) atau Staatslehre (bahasa Jerman) adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki asas-asas pokok dan pengertian-pe ngertian pokok mengenai negara
dan hukum tata negara. Oleh karena itu, ilmu negara merupakan ilmu pengantar
untuk mempelajari ilmu Hukum Tata Negara, ilmu Hukum Administrasi Negara,
dan juga ilmu Hukum Internasional Publik.
Dalam ilmu negara yang diutamakan adalah nilai teoritis-ilmiahnya,
sedangkan dalam ilmu Hukum Tata Negara dan ilmu Hukum Administrasi Negara
terkait pula dengan norma hukumnya dalam arti positif. Oleh karena itu, ilmu
negara disebut sebagai seinwissenschaft, sedangkan Hukum Tata Negara dan juga
Hukum Administrasi Negara merupakan normwissenschaft.

2. 3 Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik


J. Barent mengemukakan bahwa hubungan antara hukum tata negara
dengan ilmu politik bahwa hukum tata negara ibarat sebagai kerangka manusia,
sedangkan ilmu politik diibaratkan sebagai daging yang membalut kerangka
tersebut. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa hukum tata negara merupakan
hukum yang mengatur organisasi negara dan lembaga-lembaga Negara,
sedangkan salah satu pengertian dari ilmu politik adalah bahwa ilmu politik
mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan.
Ilmu politik lebih mengutamakan dinamika yang terjadi dalam masyarakat
dibandingkan norma-norma yang diatur dalam undang-undang dasar, hal tersebut
yang merupakan perbedaan yang mendasar antara hukum tata negara dengan ilmu
politik.
Hukum tata negara mempelajari peraturan-peraturan hukum yang
mengatur organisasi kekuasaan negara, sedangkan ilmu politik mempelajari
kekuasaan dilihat dari aspek perilaku kekuasaan tersebut. Setiap produk undang-
undang merupakan hasil dari proses politik atau keputusan politik karena setiap
undang-undang pada hakekatnya disusun dan dibentuk oleh lembaga-lembaga
politik, sedangkan hukum tata negara melihat undang-undang adalah produk
hukum yang dibentuk oleh alat-alat perlengkapan negara yang diberi wewenang
melalui prosedur dan tata cara yang sudah ditetapkan oleh hukum tata negara.
Hubungan kedekatan antara ilmu hukum dan ilmu politik melahirkan
bidang kajian baru yaitu politik hukum. Politik hukum membahas bagaimana
sebuah undang-undang disusun dan disahkan melalui proses politik, sehingga
7
sebuah undang-undang tidak hanya merupakan produk hukum tetapi juga produk
politik. Produk hukum karena dibentuk oleh lembaga yang berwenang
membentuk undang-undang, dan produk politik karena merupakan hasil dari
kesepakatan politik dari para anggota parlemen yang berasal dari beberapa partai
politik.

2. 4 Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara


Hukum administrasi negara dalam arti luas merupakan bagian dari hukum
tata negara. Dikalangan ahli hukum terdapat perbedaan pandangan tentang
hubungan hukum tata negara dan hukum administrasi negara perbedaan hukum
tata negara dengan hukum administrasi negara terletak pada pengertian “tata”dan
“administrasi”.
Logeman menjelaskan hukum tata negara tidak lain dari pada keseluruhan
norma yang khusus, yang berlaku tingkah laku orang orang yang dibedakan
daripada orang lain hanya karena mereka adalah pemangku jabatan suatu jabatan
negara. Oleh karena mereka memangku suatu jabatan demikian dan selama
mereka memangkunya karena hukum khusus yang mengikat bagi mereka dalam
kedudukan mereka tidak dipertanggungjawabkan kepada mereka melainkan
kepada jabatan itu. Mereka itu tunduk kepada hukum khusus itu untuk perbuatan
nama sendiri, pemangku suatu jabatan negara berbuat atas nama jabatannya,
dengan demikian jabatan adalah pribadi (person).
Hukum tata negara sebagai hukum yang berhubungan dengan negara,
yaitu organisasi otoritas yang ternyata mempuyai fungsi, yaitu jabatan dan jabatan
ternyata pribadi (person) suatu pengertian pribadi yang khas dalam hukum tata
negara. Jabatan tinggal tetap, pemangku jabatan silih berganti, wewenang dan
kewajiban melekat pada jabatan, pemangku jabatan mewakili jabatan. Perbedaan
hukum tata negara dan administrasi negara menurut Logemann hukum tata negara
mempelajari tentang kompetensi atau wewenang, sedangkan hukum administrasi
negara yang mempelajari tentang hubungan hukum istimewa.
Hukum administrasi negara mempelajari jenisnya, bentuk serta akibat
hukum yang dilakukan oleh para pejabat dalam melakukan tugasnya. Ilmu
Hukum Tata Negara dapat dikatakan merupakan cabang ilmu hukum yang
membahas mengenai tatanan struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antar
struktur struktur organ atau struktur kenegaraan, serta mekanisme hubungan
antara struktur negara dengan warga Negara.
Hukum Tata Negara dalam arti sempit membahas atau mengatur negara
dalam keadaan “diam”, sebagai contoh mengatur tentang wewenang sebuah
lembaga negara. Sementara itu, Hukum Administrasi Negara membahas atau
mengatur Administrasi negara dalam keadaan mengatur bergerak. Tentang
Hukum penggunaan wewenang suatu lembaga negara yang diatur Hukum Tata

8
Negara dalam Arti Sempit. Misalnya: Presiden mempunyai wewenang
mengangkat duta besar.

BAB III
9
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
a. Ilmu hukum tata negara merupakan cabang ilmu hukum yang membahas
mengenai tatanan struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antar struktur-
struktur organ atau struktur kenegaraan, serta mekanisme hubungan antar struktur
negara, serta mekanisme antara struktur negara dengan warga negara.
b. Hubungan antara Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara adalah Ilmu Negara
adalah dasar dalam penyelenggaraan praktek ketatanegaraan yang diatur dalam
Hukum Tata Negara lebih lanjut dengan kata lain Ilmu Negara yang mempelajari
konsep, teori tentang Negara merupakan dasar dalam mempelajari Hukum Tata
Negara.
c. Hukum Tata Negara mempelajari peraturan-peraturan hukum yang mengatur
organisasi kekuasaan Negara, sedangkan Ilmu Politik mempelajari kekuasaan
dilihat dari aspek perilaku kekuasaan tersebut. Ilmu Politik melahirkan manusia-
manusia Hukum Tata Negara, dan sebaliknya Hukum Tata Negara merumuskan
dasar dari perilaku politik/ kekuasaan.
d. Hukum Tata Negara adalah hukum yang meliputi hak dan kewajiban manusia,
personifikasi, tanggung jawab, lahir dan hilangnya hak serta kewajiban tersebut
hak-hak organisasi batasan-batasan dan wewenang. Sedangkan, Hukum
Administrasi Negara adalah yang mempelajari jenis bentuk serta akibat hukum
yang dilakukan pejabat dalam melakukan tugasnya.

3. 2 Saran

Menurut pendapat kami, hubungan antara Hukum Tata Negara dengan ilmu
lainnya sangatlah erat. Dalam mempelajari Hukum Tata Negara harus memperhatikan
ilmu lainnya, sebab seperti yang telah dijelaskan di atas ibarat tubuh manusia (Ilmu
Hukum Tata Negara) sebagai kerangka tulang belulangnya, sedangkan ilmu lainnya
ibarat daging daging yang melekat di sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

10
H. Syafaat Anugrah Pradana, M. (Sulawesi Selatan). Hukum Tata Negara Buku Ajar. 2019:
Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri Parepare.

Mujiburohman, D. A. (2017). Pengantar Hukum Tata Negara. Yogyakarta: STPN Press.

Prof. Dr. Jimly Asshidiqie, S. (2006). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jilid I). Jakarta:
Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.

Prof. Dr. Jimly Asshidiqie, S. (2006). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jilid II) . Jakarta:
Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.

LINK VIDEO

11

Anda mungkin juga menyukai