Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL

“Kasus Perbatasan Laut Antara Peru Dengan Chili Melalui Mahkamah


Internasional”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Internasional


Dosen Pengampu: Ibu. Fithry Khairiyati, S.H., M.H.

Disusun Oleh:
Teguh Maulana
(201010250410)

PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM


UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah Saw. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
tugas makalah dengan judul HUBUNGAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
DENGAN HUKUM PERDATA ini guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Administrasi negara.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan semua pihak yang terkait, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca maupun penulis dapat memperluas


pengetahuannya tentang hubungan hukum administrasi negara dengan hukum perdata
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi,
dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesadaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami butuhkan guna memperbaiki
maupun menyempurnakan kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.

Pamulang, 17 Juni 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
1.1. Pengertian Hukum Administrasi Negara.........................................................3
1.2. Pengertian Hukum Perdata...............................................................................4
1.3. Sumber-Sumber Hukum Administrasi Negara................................................6
1.4. Sumber-Sumber Hukum Perdata.....................................................................7
1.5. Hubungan Antara Hukum Perdata Dengan Hukum Administrasi Negara......7
BAB III PENUTUP....................................................................................................10
1.1. Kesimpulan....................................................................................................10
1.2. Saran..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah Negara Hukum sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 1


Ayat (3) UUD RI Tahun 1945 yang menyatakan “Negara Indonesia adalah Negara
Hukum”. Konsekuensi dari Negara Hukum adalah setiap penyelenggaraan negara dan
aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus berdasarkan
pada hukum. Hukum menjadi panglima dan dijadikan pedoman dalam kehidupan
bernegara. Dalam konteks keilmuan, hukum memiliki ciri khas tersendiri, yang tidak
bisa disamakan dengan keilmuan yang lain.

Hukum Administrasi Negara merupakan hukum yang selalu berkaitan dengan


aktivitas prilaku administrasi negara dan kebutuhan masyarakat serta interaksi
diantara kedunya. Disaat sistem administrasi negara yang menjadi pilar pelayanan
publik menghadapi masalah yang fundamental maka rekonseptulasi,reposisi dan
revitalasi kedudukan hukum administrasi negara menjadi satu keharusan dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan dan penerapan Good Governance.

Hukum Administrasi Negara (Hukum Publik) adalah peraturan hukum mengenai


administrasi dalam suatu Negara, dimana hubungan antara warga Negara dan pemerintahnya
dapat berjalan dengan baik dan aman . Sedangkan hukum perdata (Hukum Pivat) adalah
hukum yang mengatur hubungn antara orang yang satu dengan yang lainnya dalam hubungan
hukum nya.

Dari dua pengertian tersebut dapat kita tarik kesimpulan akan adanya
hubungan antara hukum administrasi Negara dengan hukum perdata. Adanya
hubungan atara kedua hukum tersebut yang melatarbelakangi untuk membuat
makalah dengan judul Hubungan antara hukum administrasi Negara dengan hukum
perdata.

1.2. Rumusan Masalah

Dari materi yang kami bawakan kali ini ada beberapa permasalahan yang
terkait dengan hubungan hukum administrasi Negara dengan hukum perdata, antara
lain:

1
1. Pengertian Hukum Administrasi Negara
2. Pengertian Hukum Perdata
3. Sumber-Sumber hukum Administrasi Negara
4. Sumber-Sumber Hukum Perdata
5. Hubungan Antara Hukum Perdata Dengan Hukum Administrasi Negara

1.3. Tujuan Penelitian

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Hukum
Administrasi Negara dan ingin lebih mengetahui dan mengka ji tentang ilmu hukum
Administrasi Negara serta untuk mengetahui hubungan Hukum Administrasi Negara dengan
Hukum Perdata dan ilmu-ilmu lainnya.

2
BAB II PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Hukum Administrasi Negara

Hukum administrasi negara adalah salah satu cabang ilmu hukum. Hukum ini
mengatur cara-cara menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat-alat
perlengkapan negara. Penyebutan istilah hukum administrasi negara berbeda-beda.
Misalnya di Belanda menggunakan istilah "administratiefrecht", di Jerman disebut
"verwal-tungsrecht", di Perancis disebut "droit administratif", di Inggris dan Amerika
Serikat disebut "administrative law".

Di Indonesia istilah "administratiefrecht" diterjemahkan bermacam-macam,


seperti hukum administrasi, hukum tata usaha negara, atau hukum tata pemerintahan.
Perbedaan ini mengakibatkan terjadinya pemakaian istilah yang kurang seragam.

Ada bebrapa ahli yang mencoba membirikan pengertian tentang Hukum Tata
Usaha Negara, diantaranya : JHP Bellafroid; Oppenheim; Logemann; E.Utrecht; dan
Prajudi Atmasudirdjo.

JHP Bellafroid menyatakan bahwa Hukum Tata Usaha Negara/Hukum Tata


Pemerintahan adalah keseluruhan aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-alat
perlengkapan pemerintahan dan badan-badan kenegaraan serta majelis-majelis
pengadilan khusus yang diserahi pengadilan tata usaha Negara hendaknya memenuhi
tugasnya.

Oppenheim mengemukakan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah suatu


gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun
rendah apabila badanbadan itu menggunakan wewenang yang telah diberikan
kepadanya oleh HukumTata Negara. Hukum Administrai Negara menggambarkan
negara dalam keadaan bergerak.

Logemann mengetengahkan Hukum Pemerintahan/Hukum Administrasi


Negara sebagai seperangkat norma-norma yang menguji hukum istimewa yang
diadakan untuk memungkinkan para pejabat (Alat Tata Usaha Negara/ Alat
Administrasi Negara) melakukan tugas mereka yang khusus. Hukum Administrasi
Negara tidak identik/sama dengan hukum yang mengatur pekerjaan administrasi

3
negara, karena hukum yang mengatur pekerjaan administrasi negara sudah termasuk
dalam Hukum Tata Negara..

E.Utrecht mengemukakan bahwa Hukum Administrasi Negara/Hukum


Pemerintahan adalah hokum yang menguji hubungan hokum istimewa yang bila
diadakan akan memungkinkan para pejabat administrasi negara melakukan tugas
mereka yang khusus.

Prajudi Atmosudirdjo merumuskan HAN sebagai “…… Hukum yang


mengenai Pemerintah beserta aparatnya yang terpenting yakni Administrasi Negara”
selanjutnya dikatakan bahwa “…… hukum administrasi negara mengatur wewenang,
tugas, fungsi dan tingkah laku para pejabat Administrasi Negara……” bertujuan untuk
menjamin adanya Administrasi Negara yang bonafit, artinya yang tertib, sopan, berlaku
adil dan obyektif, jujur, efisien dan fair.

1.2. Pengertian Hukum Perdata

Istilah hukum perdata pertama kali diperkenalkan oleh Prof.


Djojodigunosebagai terjemahan dari bahasa Belanda yaituburgerlijkrecht Wetboek
(B.W) pada masa pendudukan Jepang. Di samping istilah itu, sinonim hukum perdata
adalah civielrecht dan privatrecht.

Para ahli memberikan batasan hukum perdata, seperti berikut. Van Dunne
mengartikan hukum perdata, khususnya pada abad ke -19 adalah, “Suatu peraturan
yang mengatur tentang hal-hal yang sangat esensial bagi kebebasan individu,
sepertiorang dan keluarganya, hak milik dan perikatan. Sedangkan hukum public
memberikan jaminan yang minimal bagi kehidupan pribadi”

Pendapat lain yaitu Vollmar, dia mengartikan hukum perdata adalah, “Aturan-
aturan atau norma-norma yang memberikan pembatasan dan oleh
karenanyamemberikan perlindungan pada kepentingan perseorangan dalam
perbandingan yangtepat antara kepentingan yang satu dengna kepentingan yang lain
dari orang-orangdalam suatu masyarakat tertentu terutama yang mengenai hubungan
keluarga dan hubungan lalu lintas”

4
Hukum perdata merupakan salah satu bidang hukum yang mengatur hak
dankewajiban yang dimiliki subjek hukum. Subjek adalah pelaku. Subjek hukum
adadua, yaitu manusia dan badan hukum (PT, firma, yayasan, dan sebagainya).

 Hukum Perdata Dalam Arti Sempit

Hukum Perdata dalam arti sempit, adakalanya diartikan sebagai lawan dari
hukum dagang.Hukum perdata dalam arti sempit ialah hukum perdata sebagaimana
terdapat di dalam KUHPerdata.Jadi hukum perdata tertulis sebagaimana diatur di
dalam KUHPerdata merupakan HukumPerdata dalam arti sempit. Sedangkan Hukum
Perdata dalam arti luas termasuk di dalamnya HukumPerdata yang terdapat dalam
KUHPerdata dan Hukum Dagang yang terdapat dalam KUHD.Hukum Perdata juga
meliputi Hukum Acara Perdata, yaitu ketentuan-ketentuan yang mengaturtentang cara
seseorang mendapatkan keadilan di muka hakim berdasarkan Hukum Perdata,
mengaturmengenai bagaimana aturan menjalankan gugutan terhadap seseorang,
kekuasaan pengadilanmana yang berwenang untuk menjalankan gugatan dan lain
sebagainya. Hukum Perdata juga terdapat di dalam Undang-Undang Hak Cipta, UU
Tentang Merk dan Paten,keseluruhannya termasuk dalam Hukum Perdata dalam arti
luas.

 Hukum Perdata Materiil

Hukum Perdata Materiil adalah segala ketentuan hukum yang mengatur hak
dan kewajibanseseorang dalam hubungannya terhadap orang lain dalam
masyarakat.Hukum Perdata materiil ialah aturan-aturan yang mengatur hak dan
kewajiban perdataseseorang. Dengan kata lain bahwa Hukum Perdata materiil
mengatur kepentingan-kepentinganperdata setiap subyek hukum, yang pengaturannya
terdapat di dalam KUHPerdata, KUHD dsb.

 Hukum Perdata Formil

Hukum Perdata Formil adalah segala ketentuan-ketentuan yang mengatur


tentang caraseseorang mendapatkan hak/keadilan berdasarkan Hukum Perdata
materiil. Cara untuk mendapatkankeadilan di muka hakim lazim disebut Hukum
Acara Perdata.Hukum Perdata Formil merupakan ketentuan yang mengatur
bagaimana tatacara seseorangmenuntut haknya apabila dirugikan oleh orang lain,

5
mengatur menurut cara mana pemenuhan hakmateriil dapat dijamin.Hukum Perdata
Formil bermaksud mempertahankan hukum perdata ma3teriil,karena Hukum Perdata
formil berfungsi menerapkan Hukum Perdata materiil.Hukum Perdata
formil,misalnya Hukum Acara perdata,terdapat dalam Reglement Indonesia yang
diperbaharui.

 Hukum Perdata Dalam Arti Luas

Hukum Perdata dalam arti luas pada hakekatnya meliputi semua hukum privat
meteriil, yaitusegala hukum pokok (hukum materiil) yang mengatur kepentingan-
kepentingan perseorangan,termasuk hukum yang tertera dalam KUHPerdata (BW),
KUHD, serta yang diatur dalam sejumlahperaturan (undang-undang) lainnya, seperti
mengenai koperasi, perniagaan, kepailitan, dll.

1.3. Sumber-Sumber Hukum Administrasi Negara

 Sumber Hukum Materiil

Sumber hukum materiil adalah faktor-faktor masyarakat yangmempengaruhi


pembentukan hukum (pengaruh terhadap pembuatundang-undang, pengaruh terhadap
keputusan hakim, dan sebagainya),atau faktor-faktor yang ikut mempengaruhi materi
dari aturan-aturan hukum, atau tempat dari mana materiil hukum itu diambil.
Sumberhukum materiil ini merupakan faktor yang membantu pembentukanhukum.
Dalam berbagai keputusan hukum ditemukan bahwa sumber-sumber hukum materiil
ini terdiri dari tiga jenis yaitu sebagai berikut :

 Sumber Hukum Historis


 Sumber Hukum
 Sumber Hukum Filosofis

 Sumber Hukum Formil

Sumber hukum formal yaitu berbagai bentuk aturan hukum yang ada,karena kita
hanya memandang mengenai cara dan bentuk yang melahirkanhukum positf, tanpa
mempersoalkan dari mana isi peraturan hukum itu.Sumber hukum formal diartikan
juga sebagai tempat atau sumber darimana suatu peraturan memperoleh kekuatan
hukum. Ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum

6
itu formal berlaku.Sumber hukum administrasi negara dalam arti formal ini terdiri
dari;

 peraturan perundang-undangan,
 praktek administrasi negara atau huku mtidak tertulis
 yurisprudensi
 doktrin.

1.4. Sumber-Sumber Hukum Perdata

Dalam buku Pengantar Hukum Perdata Indonesia oleh Usman Munir. secara
khusus, berikut sumber-sumber hukum perdata tertulis di Indonesia yaitu:

 Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB).


 Burgelik Wetboek (BW) atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
 Ketetapan produk hukum dari Hindia Belanda yang berlaku di Indonesia
berdasarkan asas concordantie.
 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboek van Koopandhel
(WvK).
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria. Keberadaan
UU ini mencabut berlakunya Buku II KUHP yang berkaitan dengan hak atas
tanah, kecuali hipotek. Undang-undang Agraria secara umum mengatur
mengenai hukum pertanahan yang berlandaskan hukum adat.
 UU Nomor 16 Tahun 2019 No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
 UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang hak tanggungan terhadap tanah dan benda
berhubungan dengan tanah.
 UU Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
 UU Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Jaminan Simpanan.
 Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, yang mengatur
hukum perkawinan, hukum kewarisan dan hukum perwakafan. Ketentuan ini
berlaku hanya bagi orang-orang yang beragama Islam.

1.5. Hubungan Antara Hukum Perdata Dengan Hukum Administrasi Negara

 Menurut Paul Scholten, sebagaimana dikutip oleh Victor Situmorang


bahwa hukum

7
administrasi negara itu merupakan hukum khusus hukum tentang organisasi negara
dan hukum
perdata sebagai hukum umum. Pandangan ini mempunyai dua asas antara lain yaitu:
 pertama,negara dan badan hukum publik lainya perjanjian.
 Kedua adalah asas Lex Specialis derogaat Lex generalis, artinya bahwa
hukum khusus mengesampingkan hukum umum yaitu bahwa apabila suatu
peristiwa hukum diatur baik oleh hukum administrasi negara maupun hukum
perdata, maka peristiwa itu diselesaikan berdasarkan hukum administrasi
negara sebagai hukum khusus,tidak diselesaikan berdasarkan hukum
perdata sebagai hukum umum.
Hubungan administrasi negara dengan hukum perdata terjadi apabila, saat atau
waktu terjdinya adopsi atau pengangkatan kaidah hukum perdata menjadi kaidah
hukum administrasi negara, Badan Administrasi negara melakukan perbuatan
perbuatan yang dikuasai oleh hukum perdata, suatu kasus dikuasai oleh hukum
perdata dan hukum administrasi maka kasus itu diselesaikan berdasarkan
ketentuan ketentuan hukum administrasi negara.

 Menurut W.F Prins Hukum administrasi negara dapat dilengkapi oleh hukum
perdata,atau hukum
perdata merupakan cadangan dari hukum administasi negara,karena lapangan hukum
kedua hukum tersebut berhubungan apabila :
 Pada waktu terjadi adaptasi kaidah hukum perdata menjadi kaidah hukum
administrasi negara.
 Apabila badan administrasi negara melakukan perbuatan-perbuatan yang
dikuasai oleh hukum perdata.
 Apabila suatu kasus diatur oleh hukum perdata dan hukum administrasi
negara,maka diselesaikan oleh Hukum administrasi negara.
 P.M. HADJON dkk Keikutsertaan badan atau pejabat tata negara dalam
berbagai perbuatan hokumperdata, ikut mempengaruhi hubungan hukum keperdataan
yang berlangsungdimasyarakat umum.Contoh : pejabat pemerintah mengadakan
perjanjian sewa menyewa.Bukan tidak mungkin berbagai ketentuan publik (utamanya
peraturanperundang-undangan tata usaha negara) akan menyusup dan

8
mempengaruhiperaturan perundang-undangan hukum perdata.Contoh : ketentuan
tentang pengadaan barang dan jasa (PP no. 54 / 2010)
 DAVID FOULKESBadan-badan hukum politik dapat mengikatkan diri dalam
suatu perjanjiandalam kapasitasnya sebagai subyek hukum privat. Tindakan
pemerintah untuk mengikatkan dari dalam suatu perjanjian seringkali dibatasi oleh
peraturanperundang-undangan (HAN).
 VAN WIJKBadan-badan hukum pemerintahan dapat mengikatkan diri dalam
perjanjianberdasarkan hukum privat. Misalnya : sewa menyewa, pengadaan
barnaginventaris, pembelian inventaris kantor.
 INDROHARTOPenggunaan instrumen hukum perdata oleh pemerintah yang
dilakukan melaluiperjanjian, sifatnya mengikat baik pemerintah maupun orang atau
badanhukum perdata, sebagai lawan kontraknya. Pemerintah dengan
demikianmenjalankan aktifitas pemerintahan dengan kapasitas, selaku pelaku
hukumperdata dengan mengikat diri pada norma-norma hokum perdata.

9
BAB III PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Hukum Administrasi Negara merupakan hukum yang selalu berkaitan dengan


aktivitas perilaku administrasi negara dan kebutuhan masyarakat serta interaksi
diantara keduanya. Di saat sistem administrasi negara yang menjadi pilar pelayanan
public menghadapi masalah yang fundamental maka rekonseptualisasi, reposisi dan
revitalisasi kedudukan hukumadministrasi negara menjadi satu keharusan dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahandan penerapan good governance.
Hukum Perdata adalah hukum atau ketentuan yang mengatur hak hak,
kewajiban, serta kepentingan antar individu dalam masyarakat.Hukum perdata biasa
dikenal dengan hukum privat. Hukum perdata biasa menangani kasus yang bersifat
privat atau pribadiseperti hukum keluarga, hukum harta kekayaan, hukum benda,
hukum perikatan dan hukum waris. Dimana tujuannya adalah untuk menyelesaikan
konflik yang terjadi diantarakedua individu tersebut.
Hukum Administrasi Negara itu merupakan hukum khusus hukum tentang
organisasi negaradan hukum perdata sebagai hukum umum. Pandangan ini
mempunyai dua asas yaitu pertama,negara dan badan hukum publik lainnya dapat
menggunakan peraturan-peraturan dari hukumperdata, seperti peraturan-peraturan
dari hukum perjanjian. Kedua, adalah asas Lex Specialisderogaat Lex
generalis,artinya bahwa hukum khusus mengesampingkan hukum umum, yaitubahwa
apabila suatu peristiwa hukum diatur baik oleh Hukum Administrasi Negara
maupunoleh hukum Perdata, maka peristiwa itu diselesaikan berdasarkan Hukum
Administrasi negarasebagai hukum khusus, tidak diselesaikan berdasarkan hukum
perdata sebagai hukum umum.

1.2. Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

Bungi,fadillah.2017. “Pengertian Hukum Perata"


https://www.academia.edu/18015344/ Hubungan_HAN_dengan_hukum_
perdata diakses pada tanggal 17 Juni 2022, pukul 12:35.

Kansil, C.S.T. (1989), Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia , Jakarta:
Balai Pustaka, hal.209.

Kansil, C.S.T. (1989), Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia , Jakarta:
Balai Pustaka, hal.210.

Kansil, C.S.T. (1989), Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia , Jakarta:
Balai Pustaka, hal.215.

Ardhy,Adinda.2018 “ Hubungan han dengan hukum perdata”


https://butew.com/2018/10/25/ hubungan-hukum-administrasi-negara-dengan-
hukum-tata-negarapidana-dan perdata/#:~: text=Menurut%20W .F%20Prins%
20Hukum%20 administrasi,menjadi%20 kaidah% 20 hukum%20administrasi
%20negara.diakses pada tanggal 17 Juni 2022, pukul 12:35

Indonesia. Undang-Undang Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 Sekretariat Negara. Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai