Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

MATA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


“PENGERTIAN DAN DESKRIPSI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA”

Oleh
BASUKI BASTIAR
201083236

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADHARMA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam cabang ilmu hukum, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut
Hukum Administrasi Negara. Misalnya ada yang menggunakan istilah Hukum Tata
Pemerintahan, dan ada juga yang menggunakan istilah Hukum Tata Usaha Negara.
Meskipun dalam ruang penyebutan istilah yang berbeda, namun dalam
perkembangan selanjutnya pemakaian istilah untuk bidang ilmu hukum ini diganti
lagi menjadi istilah Hukum Administrasi Negara, setelah sebelumnya sempat
menggunakan istilah Hukum Tata Pemerintahan pada tahun 1972 atas dasar Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 30 Desember 1972
Nomor 198/U/1972 tentang pedoman kurikulum minimal.

Hukum Administrasi Negara ini menguji hubungan hukum istimewa yang


diadakan dan yang memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan
tugas istimewa mereka (definisi Logemann). Administrasi Negara diberi tugas
mengatur kepentingan umum, misalnya kesehatan masyarakat, pengajaran, dan
lain-lain. Agar alat-alat perlengkapan Negara, dalam hal ini organ Administrasi
Negara dapat menjalankan tugas menyelenggarakan kesejahteraan umum secara
baik, maka Administrasi Negara memerlukan kemerdekaan untuk bertindak atas
inisiatif sendiri terutama dalam menyelesaikan masalahmasalah penting yang
timbul dengan sekonyong-konyong, yang peraturan penyelesaiannya belum ada,
atau belum dibuat oleh badan legislatif. Kemerdekaan tersebut disebut Freies
Ermessen.

Maka dari itu, untuk dapat mengetahui deskripsi lengkap tentang Hukum
Administrasi Negara, maka kami akan mengungkap pembahasan tersebut di dalam
makalah ini meliputi definisi, sumber-sumber, asas-asas dari Hukum Administrasi
Negara sekaligus hubungan antara pembahasan ini dengan Hukum Tata Negara.

2
BAB II

RUMUSAN MASALAH

Pada makalah ini kami akan menguraikan beberapa permasalahan yang ada
dalam kehidupan sehari-hari mengenai Hukum Administrasi Negara antara lain
yaitu :

1. Apa definisi dari Hukum Administrasi Negara?

BAB III

PEMBAHASAN

A. Definisi Hukum Administrasi Negara

Hukum Administrasi Negara adalah rangkaian aturan-aturan hukum yang


harus diperhatikan oleh alat-alat perlengkapan Negara di dalam menjalankan
tugasnya. Terhadap perumusan ini banyak diajukan keberatan-keberatan. Perlu
diketahui bahwa Negara adalah suatu pengertian yang abstrak dan berwujud suatu
bada hukum. Maka sudah barang tentu perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan
alat-alat perlengkapan Negara sebagai organ suatu badan hukum sangat heterogen,
tidak hanya perbuatan-perbuatan dalam hukum public saja, akan tetapi juga
melakukan perbuatan-perbuatan dalam hukum perdata, hukum dagang, dan
sebagainya. Hukum Administrasi Negara diartikan sebagai rangkaian-rangkaian
aturan – aturan hokum yang mengatur cara bagaimana alat – alat perlengkapan
Negara menjalankan tugasnya. Selain itu, ada beberapa pula pendapat lain tentang
pengetian Hukum Administrasi Negara ini yang dikemukakan para sarjana, yaitu
sebagai berikut:

1. Hukum administrasi Negara adalah peraturan hukum yang mengatur


administrasi, yaitu hubungan antara warga Negara dan pemerintahnya yang
menjadi sebab hingga Negara itu berfungsi. (R. Abdoel Djamali)

3
2. Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan hukum yang
mengatur bagaimana Negara sebagai penguasa menjalankan usaha-usaha
untuk memenuhi tugasnya. (Kusumadi Poedjosewojo)
3. Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang menguji hubungan
hukum istimewa yang diadakan, akan kemungkinan para pejabat melakukan
tugas mereka yang khusus. (E. Utrecht)
4. Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan yang harus
diperhatikan oleh para penguasa yang diserahi tugas pemerintahan dalam
menjalankan tugasnya. (Van Apeldoorn)
5. Hukum administrasi Negara adalah hukum yang mengatur hubungan-
hubungan hukum antara jabatan-jabatan dalam Negara dengan para warga
masyarakat. (Djokosutono)

Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1969, pengertian istilah Hukum


Administrasi Negara oleh G. Pringgodigdo, SH (dosen Universitas Indonesia)
secara luas terdiri atas tiga unsur, yaitu:

1. Hukum Tata Pemerintahan, yakni Hukum Eksekutif atau Hukum Tata


Pelaksanaan Undang-undang; dengan perkataan lain, Hukum Tata
Pemerintahan ialah hukum mengenai aktivitas-aktivitas kekuasaan
eksekutif (kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang).
2. Hukum Administrasi Negara dalam arti sempit, yakni hukum tata
pengurusan rumah tangga Negara (rumah tangga Negara dimaksudkan,
segala tugas-tugas yang ditetapkan dengan undang-undang sebagai urusan
Negara), dan
3. Hukum Tata Usaha Negara, yaitu hukum mengenai surat-menyurat, rahasia
dinas dan jabatan, kearsipan dan dokumentasi, pelaporan dan statistik, tata
cara penyimpanan berita acara, pencatatan sipil, pencatatan nikah, talak dan
rujuk, publikasi dan penerbitan-penerbitan negara.

Kami menyimpulkan dari definisi-definisi di atas bahwasanya Hukum Administrasi


Negara adalah permasalahan yang masih bersifat abstrak sehingga melahirkan
berbagai macam definisi-definisi dari para ahli dan pakar hukum di bidangnya.

4
Secara kasat pengertian, terlihat jelas bahwa perbedaan dalam pendefinisian
menjadi corak utama yang terlihat di atas, tetapi pada dasarnya hal itu kembali pada
pandangan pribadi masing-masing yang sesuai dengan hasil risetnya. Jadi menurut
pandangan kami, Hukum Administrasi Negara adalah gabungan ketentuan yang
mengikat badan hukum tinggi dan rendah sehingga dapat berjalan secara bersamaan
untuk melaksanakan kebijakan dalam mencapai tujuan.

Ruang lingkup Hukum Administrasi Negara Menurut Prof. Walther Burckhardt


bagian hukum tata usaha (Ver waltungsrecht) ialah:

1. Hukum Kepolisian (Polizeirecht)


2. Hukum Perlembagaan (Anstaltsrecht)
3. Hukum Keuangan (Finanzrecht)

Sedangkan menurut E. Utrecht, Hukum Administrasi Negara meliputi:

1. Hukum Agraria (Hukum Tanah)


2. Hukum Administrasi Perbendaharaan (Hukum Administrasi Keuangan,
Comptble administratie-recht).
3. Hukum Administrasi pemodalan dan koperasi Asing.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari rangkaian penjelasan pada bab pembahasan tersebut, maka penulis
dapat menarik beberapa kesimpulan sesuai dengan batasan masalah yang
kami ajukan pada rumusan masalah pada bab pendahuluan. Adapun
kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut. Hukum Administrasi Negara
merupakan istilah yang masih bersifat abstrak, sehingga menimbulkan
berbagai macam definisi dari berbagai pakar dibidangnya. Namun, penulis
menarik kesimpulan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah suatu
runtutan hukum yang mengandung aturan tentang hubungan warga dengan

5
badan hukum yang berada pada suatu Negara, sehingga menimbulkan suatu
pergerakan yang menyebabkan Negara tersebut berfungsi.

B. Saran
Dengan pemaparan yang cukup panjang ini, maka kiranya kita dapat
mengambil sebagian ilmu baru tentang Hukum Administrasi Negara yang
jauh sebelum pembahasan ini tertulis tentu istilah ini sangatlah asing
ditelinga kita. Cukup sekian apa yang dapat kami sajikan kiranya ada
kekurangan mohon kritik dan sarannya dalam bentuk diskusi yang
kemudian dapat kami jadikan sebagai rujukan pelengkap dalam makalah
revisi yang akan dibuat kemudian jika diperlukan.

6
DAFTAR PUSTAKA
Darmini Roza, Laurensius Arliman S, Peran Pemerintah Daerah Di
Dalam Melindungi Hak Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum,
Volume 47, Nomor 1, 2018. https://doi.org/10.14710/mmh.47.1.2018.10-
21.
Darmini Roza, Laurensius Arliman S, Peran Pemerintah Daerah
untuk Mewujudkan Kota Layak Anak di Indonesia, Ius Quia Iustum Law
Journal, Volume 25, Nomor 1, 2018,
https://doi.org/10.20885/iustum.vol25.iss1.art10.
Darmini Roza, Laurensius Arliman S, Peran Badan
Permusyawaratan Desa di Dalam Pembangunan Desa dan Pengawasan
Keuangan Desa, Padjadjaran Journal of Law, Volume 4, Nomor 3, 2017.
https://doi.org/10.15408/jch.v4i2.3433.
Debora Angelia Pardosi, Peran Jabatan Fungsional Auditor
Terhadap Peningkatan Kinerja Birokrat Di Lingkungan Inspektorat Provinsi
Jawa Tengah, Soumatera Law Review, Volume 1, Nomor 2, 2018,
10.22216/soumlaw.v1i2.3718.
Dewi Fiska Simbolon, Kurangnya Pendidikan Reproduksi Dini
Menjadi Faktor Penyebab Terjadinya Pelecehan Seksual Antar Anak,
Soumatera Law Review, Voume 1, Nomor 1, 2017,
http://doi.org/10.22216/soumlaw.v1i1.3310.
Daliyo, J.B., Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: prenhallindo,
2001). Hadisoeprapto, Hartono, Pengantar Tata Hukum Indonesia,
(Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, Cet. IV, 2000).
Kansil, C.S.T., Christien, S.T. Kansil, Pengantar Hukum Indonesia Jilid II,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2003).
Soetami, A. Siti, Pengantar Tata Hukum Indonesia, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2001). Sudarsono, Pengantar Tata Hukum Indonesia,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991).

Anda mungkin juga menyukai