Makalah ini disusun guna memenuhi tugas individu mata kuliah hukum administrasi negara
Disusun oleh
Nama : Linda
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PALEMBANG
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah hukum administrasi negara yang berjudul “hukum administrasi negara”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah hukum administrasi
negara semester III. Tidak Lupa saya sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah HAN yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan Makalah ini yaitu
ibu Evi Purnawati,SH,,MH . dan orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas ini.
Saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini,dan saya harap
semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan kita semua khususnya. dengan segala
kerendahan hati,saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari pembaca guna
meningkatkan pembuatan makalah pada tugas lain pada waktu mendatang.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam cabang ilmu hukum, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut
Hukum Administrasi Negara. Misalnya ada yang menggunakan istilah Hukum Tata
Pemerintahan, dan ada juga yang menggunakan istilah Hukum Tata Usaha Negara.
Meskipun dalam ruang penyebutan istilah yang berbeda, namun dalam perkembangan
selanjutnya pemakaian istilah untuk bidang ilmu hukum ini diganti lagi menjadi istilah
Hukum Administrasi Negara, setelah sebelumnya sempat menggunakan istilah Hukum Tata
Pemerintahan pada tahun 1972 atas dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan pada tanggal 30 Desember 1972 Nomor 198/U/1972 tentang pedoman
kurikulum minimal.
Hukum Administrasi Negara ini menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan
dan yang memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas istimewa
mereka (definisi Logemann). Administrasi Negara diberi tugas mengatur kepentingan
umum, misalnya kesehatan masyarakat, pengajaran, dan lain-lain. Agar alat-alat
perlengkapan Negara, dalam hal ini organ Administrasi Negara dapat menjalankan tugas
menyelenggarakan kesejahteraan umum secara baik, maka Administrasi Negara
memerlukan kemerdekaan untuk bertindak atas inisiatif sendiri terutama dalam
menyelesaikan masalah-masalah penting yang timbul dengan sekonyong-konyong, yang
peraturan penyelesaiannya belum ada, atau belum dibuat oleh badan legislatif.
Kemerdekaan tersebut disebut Freies Ermessen.
Maka dari itu, untuk dapat mengetahui deskripsi lengkap tentang Hukum
Administrasi Negara, maka kami akan mengungkap pembahasan tersebut di dalam makalah
ini meliputi definisi, sumber-sumber, asas-asas dari Hukum Administrasi Negara sekaligus
hubungan antara pembahasan ini dengan Hukum Tata Negara.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mampu memahami definisi Hukum Administrasi Negara.
2. Agar mampu memahami sumber-sumber serta asas-asas dari Hukum Administrasi
Negara.
3. Agar mampu memahami hubungan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
Negara
.
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu, ada beberapa pula pendapat lain tentang pengetian Hukum
Administrasi Negara ini yang dikemukakan para sarjana, yaitu sebagai berikut.
1. Sumber hukum material, yaitu sumber hukum yang turut menentukan isi
kaidah hukum. Sumber hukum material ini berasal dari peristiwa-peristiwa dalam
pergaulan masyarakat dari peristiwa-peristiwa itu dapat mempengaruhi bahkan
menentukan sikap manusia. Peristiwa-peristiwa tersebut diberi penilaian oleh
masyarakat dan penilaian itu akan menjadi petunjuk hidup yang diterima
masyarakat dan diberi perlindungan oleh pemerintah.
2. Sumber hukum formal yaitu sumber hukum yang sudah diberi bentuk tertentu.
Agar berlaku umum, suatu kaidah harus diberi bentuk sehingga pemerintah dapat
mempertahankannya. Penilaian dan penghargaan manusia terhadap petunjuk
hidup itu dipositifkan sehingga akhirnya dijadikan hukum positif.
Dengan adanya kebebasan bertindak pada alat administrasi negara maka tidak
jarang terjadi perbuatan alat administrasi negara tersebut menyimpang dari
peraturan hukum yang berlaku yang terdetensinya dapat menimbulkan kerugian
pada pihak administribale. Sehubungan dengan ini, guna meningkatkan
perlindungan hukum bagi penduduk, maka untuk penyelenggarakan tata
pemerintahan di Indonesia harus di pedomi dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik, yang terdiri dari:
b. Dalam kehendak alat negara yang membuat ketetapan tidak boleh ada
kekurangan yuridis
b. Asas keseimbangan
Dalam asas ini dinyatakan bahwa antara tindakan-tindakan disiplin yang di
jatuhkan oleh atasan dan kelalaian yang dilakukan oleh seorang pegawai negeri
harus proporsional atau sebanding/seimbang.
Yang dimaksud asas ini, bahwa hendaknya alat administrasi negara terhadap
kasus kasus yang faktanya sama diambil tindakan-tindakan yang sama pula.
Asas ini menghendaki bahwa pemerintahan harus bertindak hati-hati agar tidak
menimbulkan kerugian bagi warga masyarakatnya.
e. Asas motivasi
Yang dimaksud dengan asas ini adalah bahwa setiap keputusan badan badan
pemerintah harus mempunyai motivasi/alasan yang cukup sebagai dasar
keputusan tersebut dan dituntut agar motivasi itu benar dan jelas dengan adanya
motivasi tersebut diharapkan pihak administrable memperoleh pengertian yang
cukup jelas atas keputusan yang ditujukan kepadanya, sehingga apabila tidak
menerima keputusan itu dapat mengambil alasan untuk naik badan guna mencari
dan memperoleh keadilan.
Salah satu prinsip HAN di Niderland adalah bahwa tidakan pemerintah itu harus
menimbulkan harapan-harapan pada penduduk. Oleh karenanya, didalam
melakukan tindakannya alat pemerintahan harus memperhatikan asas ini.
Atas ini menghendaki bahwa setiap pegawai negeri mempunyai hak atas
kehidupan pribadinya, dan pemerintah harus menghormati hak tersebut.
l. Asas kebijaksanaan
Asas ini menghendaki bahwa pemerintah dalam segala tindak tanduknya harus
selalu berpandangan dapat menghubungkan dalam menghadapi tugasnya itu
gejala-gejala masyarakat yang harus dihadapinya serta pandai memperhitungkan
lingkungan akibat-akibat tindak pemerintahan itu dengan penglihatan yang jauh
kedepan.
Sebagai tindakan aktif dan positif dari pada tindak pemerintahan adalah
penyelenggarakan kepentingan umum ini merupakan tugas dari seluruh aparat
pemerintahan. Kepentingan umum meliputi kepentingan nasional dalam arti
kepentingan bangsa, masyarakat dan negara. Kepentingan harus diutamakan dari
pada kepentingan individu, kepentingan golongan dan kepentingan daerah.
Meskipun demikian tidak berarti bahwa kita tidak mengakui adanya kepentingan
individu sebagai hakikat pribadi manusia, hanya saja dalam penyelenggaraan
kepentingan umum ini kepentingan individu dibatasi, sehingga tidak berbatas
asas “Jussuum cuiquetribuere” dimana kepada masing-masing orang diberikan
mutlak apa yang jadi haknya.
Scbagaimana telah disebutkan bahwa dalam negara sekarang ini khususnya yang
Mengaut type wel fare state, pemberian kewenangan yang luas bagi pemerintah
Penyelenggaraan pemerintahan.
Sebagai bagian dari Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara tentu
memiliki hubungan erat dengan hukum yang mengatur tentang pembentukan
bidang-bidang dalam sebuah Negara tersebut. Jika Hukum Tata Negara adalah
hukum yang mengatur pembentukan badan-badan Negara tingkat pusat maupun
daerah, maka Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang menjadikan sebab
suatu tatanan Negara tersebut berfungsi. Jika Hukum Tata Negara selain
membentuk badan-badan Negara juga membagi kekuasaan pada badan tersebut,
maka Hukum Administrasi Negara adalah yang mengatur hubungan warga
Negara dengan badan-badan Negara tersebut.
Dalam hal objek hukum pun, sebenarnya hukum ini memiliki objek hukum
yang berbeda. Jika pada Hukum Tata Negara objek hukumnya adalah Negara itu
sendiri, maka dalam Hukum Administrasi Negara objek hukumnya adalah
pemegang jabatan dalam negara itu atau alat-alat perlengkapan negara dan warga
masyarakat. Tetapi ada pula pendapat lain mengatakan bahwa sebenarnya objek
Hukum Administrasi Negara adalah sama dengan objek Hukum Tata Negara,
yaitu negara (pendapat Soehino, S.H.). Pendapat demikian dilandasi alasan
bahwa Hukum Administrasi Negara dan Hukum Tata Negara sama-sama
mengatur negara. Namun, kedua hukum tersebut berbeda, yaitu Hukum
Administrasi Negara mengatur negara dalam keadaan bergerak, sedangkan
Hukum Tata Negara dalam keadaan diam. Maksud dari istilah ”negara dalam
keadaan bergerak” adalah nahwa negara tersebut dalam keadaan hidup. Hal ini
berarti bahwa jabatan-jabatan atau alat-alat perlengkapan negara yang ada pada
negara telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan dengan fungsinya masing-
masing. Istilah ”negara dalam keadaan diam” berarti bahwa negara itu belum
hidup sebagaimana mestinya. Hal ini berarti bahwa alat-alat perlengkapan negara
yang ada belum menjalankan fungsinya. Dari penjelasan tersebut dalam ditarik
kesimpulan bahwa hubungan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum
Administrasi Negara sangatlah erat dan saling melengkapi satu sama lain. Jika
salah satu diantara keduanya tidak ada atau tidak berjalan sesuai dengan perannya
masing-masing, maka dapat dipastikan bahwa sebuah Negara itu akan menjadi
objek hukum yang pasif.
Pada pihak yang satu terdapatlah hukum tata negara sebagai suatu kelompok
peraturan hukum yang mengadakan badan-badan kenegaraan, yang memberi
wewenang kepada badan-badan itu, yang membagi pekerjaan pemerintah
serta memberi bagian-bagian itu kepada masing-masing badan tersebut yang
tinggi maupun yang rendah. Hukum Tata Negara menurut Oppenheim yaitu
memperhatikan negara dalam keadaan tidak bergerak (staat in rust).
Pada pihak lain terdapat Hukum Administrasi negara sebagai suatu kelompok
ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah
bila badan-badan itu menggunakan wewenangnya yang telah diberi
kepadanya oleh hukum tata negara itu. Hukum Administrasi negara itu
menurut Oppenheim memperhatikan negara dalam keadaan bergerak (staat in
beweging).
Tidak ada pemisahan tegas antara hukum tata Negara dan hukum administrasi.
Terhadap hukum tata Negara, hukum administrasi merupakan perpanjangan
dari hukum tata Negara. Hukum administrasi melengkapi hukum tata Negara,
disamping sebagai hukum instrumental (instrumenteel recht) juga menetapkan
perlindungan hukum terhadap keputusan – keputusan penguasa.
a. Saat atau waktu terjadinya adopsi atau pengangkatan kaidah hukum perdata
menjadi kaidah hukum Administrasi Negara
c. Suatu kasus dikuasai oleh hukum perdata dan hukum administrasi negara
maka kasus itu diselesaikan berdasarkan ketentuan-ketentuan Hukum
Administrasi Negara.
1) Pemerintahan
2) Peradilan
3) Kepolisian
1) Hukum Pemerintahan
2) Hukum Peradilan
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Cukup sekian apa yang dapat kami sajikan kiranya ada kekurangan mohon
kritik dan sarannya dalam bentukdiskusi yang kemudian dapat kami jadikan
sebagai rujukan pelengkap dalam makalah revisi yang akan dibuat kemudian jika
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/NinaCivic/makalah-hukum-administrasi-negara