Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah dengan judul Hukum Administrasi Negara ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan semua pihak yang terkait, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca maupun penulis dapat memperluas pengetahuannya
tentang Hukum Administrasi Negara yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Merdeka
Madiun. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami butuhkan guna
memperbaiki maupun menyempurnakan kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam cabang ilmu hukum, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut
Hukum Administrasi Negara. Misalnya ada yang menggunakan istilah Hukum Tata
Pemerintahan, dan ada juga yang menggunakan istilah Hukum Tata Usaha Negara. Meskipun
dalam ruang penyebutan istilah yang berbeda, namun dalam perkembangan selanjutnya
pemakaian istilah untuk bidang ilmu hukum ini diganti lagi menjadi istilah Hukum
Administrasi Negara, setelah sebelumnya sempat menggunakan istilah Hukum Tata
Pemerintahan pada tahun 1972 atas dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan pada tanggal 30 Desember 1972 Nomor 198/U/1972 tentang pedoman
kurikulum minimal.
Hukum Administrasi Negara ini menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan
dan yang memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas istimewa mereka
(definisi Logemann). Administrasi Negara diberi tugas mengatur kepentingan umum,
misalnya kesehatan masyarakat, pengajaran, dan lain-lain. Agar alat-alat perlengkapan
Negara, dalam hal ini organ Administrasi Negara dapat menjalankan tugas
menyelenggarakan kesejahteraan umum secara baik, maka Administrasi Negara memerlukan
kemerdekaan untuk bertindak atas inisiatif sendiri terutama dalam menyelesaikan masalah-
masalah penting yang timbul dengan sekonyong-konyong, yang peraturan penyelesaiannya
belum ada, atau belum dibuat oleh badan legislatif. Kemerdekaan tersebut disebut Freies
Ermessen.
Maka dari itu, untuk dapat mengetahui deskripsi lengkap tentang Hukum Administrasi
Negara, maka kami akan mengungkap pembahasan tersebut di dalam makalah ini meliputi
definisi, sumber-sumber, asas-asas dari Hukum Administrasi Negara sekaligus hubungan
antara pembahasan ini dengan Hukum Tata Negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Hukum Administrasi Negara?
2. Bagaimana hubungan antara Hukum Administrasi Negara dengan bidang hukum lainnya?
3. Jelaskan kedudukan Hukum Administrasi Negara?
4. Sebutkan fungsi dari Hukum Administrasi Negara?
5. Bagaimana prinsip-prinsip fundamental Hukum Administrasi Negara?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mampu memahami pengertian Hukum Administrasi Negara.
2. Agar mampu memahami hubungan antara Hukum Administrasi Negara dengan bidang
hukum lainnya.
3. Agar mampu memahami kedudukan Hukum Administrasi Negara.
4. Agar mampu memahami fungsi dari Hukum Administrasi Negara.
5. Agar mampu memahami prinsip-prinsip fundamental dari Hukum Administrasi Negara

D. Fungsi Penelitian
1. Fungsi teoritis yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang Hukum
Administrasi Negara.
2. Fungsi praktis yaitu menjadi khazanah keilmuan bagi mahasiswa yang mempelajari
Pengantar Hukum Indonesia.

E. Metode Penelitian
Adapun metode penulisan yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah metode telaah
kepustakaan, yang mana penulis menggunakan buku-buku dari perpustakan dan sebagai
bahan referensi dimana penulis mencari literatur yang sesuai dengan materi yang di kupas
dalam makalah ini dan penulis menyimpulkannya dalam bentuk makalah.

BAB II

PEMBAHASAN

A. ADMINISTRASI NEGARA
Hukum administrasi negara merupakan hukum yang mengatur wewenang pemerintah,
pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan melindungi hak-hak administratif rakyat
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Matthew Groves dan Hp Lee (2007:1)
berpendapat bahwa hukum administrasi negara sukar untuk didefinisikan dan kita dapat
mencoba mendefinisikannya dalam suatu cara yang “exact”. Menurut Groves dan Lee,
bagi kebanyakan sarjana di Australia, hukum administrasi negara secara sederhana boleh
diartikan sebagai bagian dari hukum publik yang tidak termasuk hukum tata negara
(constitutional law), namun hukum tata negara dam konsekuensi-konsekuensinya tidak
pernah dapat secara keseluruhan dipisahkan dari hukum administrasi negara. Adapun
pengertian hukum administrasi negara menurut beberapa pakar:
1. Groves dan Lee
Hukum administrasi negara adalah keseluruhan mengenai apa yang oleh pejabat-
pejabat pemerintahan di lingkungan eksekutif (menteri, kementrian, pejabat-
pejabat dan petugas-petugas yang bekerja dalam badan pemerintahan) dapat dan
tidak dapat melakukan.
2. Rene Sarden dan Frits Stroink (2002: 145)
Hukum administrasi negara berhubungan sangat erat dengan hukum tata negara.
Hukum tata negara berisi beberapa komponen yaitu relasi hukum internasional,
HAM, legalisasi, sistem parlemen, organisasi kehakiman dan kekuasaannya, dan
desentralisasi. Sedangkan hukum administrasi negara merupakan hubungan
antara negara dan rakyatnya. Pemerintah memiliki kekuasaan untuk
mempengaruhi kedudukan hukum dari rakyat dan mengarahkan serta
mengorganisasikan relasi sosial dalam berbagai cara pada wilayah hubungan
antara negara dan rakyat tersebut. Intinya hukum administrasi negara adalah
hubunga antara negara dan rakyat. Administrasi negara memiliki kekuasaan
untuk mempengaruhi kedudukan hukum dari rakyat dan untuk mengarahkan serta
mengorganisasikan relasi sosial dalam segala bentuknya di berbagai bidang.
3. El Sykes, dkk (1997:3)
Hukum administrasi negara adalah sebuah kajian mengenai pengawasan oleh
hukum terhadap keputusan-keputusan pribadi-pribadi, lembaga-lembaga atau
tribunal pemerintah atau semi pemerintah yang dibuat oleh atau dibawah
wewenang pemerintahan dan bertindak di luar ruang lingkup parlemen dan
peradilan.
4. Peter Cane (2011:3)
Hukum administrasi negara adalah cabang dari kerangka hukum untuk
administrasi publik. Administrasi publik adalah pelaksanaan kebijakan publik dan
programprogram hari demi hari dalam bidang-bidang yang bermacam-macam
seperti imigrasi, kesejahteraan sosial, pertahanan dan peraturan perundang-
undangan mengenai ekonomi, sesungguhnya di semua bidang kehidupan sosial
dan ekonomi dalam mana.
5. Francisco Esparraga dan Ian Ellis-Jones (2011:2)
Hukum administrasi negara adalah cabang dari hukum publik, terutama
membahas fungsi-fungsi, kekuasaan-kekuasaan dan kewajiban-kewajiban
cabang-cabang kekuasaan eksekutif, termasuk administrasi negara dan badan-
badan non pemerintah yang dikenal sebagai tribunal.
6. CJN Versteden (1984:13)
Hukum administrasi negara dapat dikatakan sebagai peraturan-peraturan hukum
publik yang berkaitan dengan pemerintahan umum. Pemerintahan umum terdiri
dari seluruh kegiatan penguasa yang tidak termasuk dalam pembentukan undang-
undang dan peradilan.
7. Kenneth F Warren (2011:15)
Hukum administrasi negara didefinisikan dalam Kamus Hukum Oran sebagai 1.
Hukum mengenai tugas dan badan-badan oleh badan legislatif dan pengadilan. 2.
Peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang dibentuk oleh
badan-badan administrasi negara. Dengan pendirian yang lama, dalam Black’s
Law Dictionary Hukum Administrasi Negara didefinisikan sebagai: “body of
law” yag dibentuk oleh administrasi negara untuk melaksanakan kewenangan dan
tugas-tugasnya dalam bentuk peraturan perundang-undangan, peraturan, petunjuk
pelaksanaan dan keputusan.
8. David Stott dan Alexandra Felix (1997:44)
Hukum administrasi merupakan bagian dari cabang hukum yang biasa disebut
hukum sebagai publik, yaitu hukum yang megatur hubungan antara warga negara
dan negara, dan yang melibatkan penggunaan kekuasaan negara. Hukum publik
diperlawankan dengan hukum privat yaitu hukum yang mengatur hubungan
antara individu, seperti hukum kontrak dan tuntutan ganti rugi. Hukum
administrasi dapat secara luas didefinisikan sebagai hukum yang mengatur
pelaksanaan kekuasaan yang diberikan berasarkan hukum pada badan
pemerintah.
B. HUBUNGAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DENGAN BIDANG
HUKUM LAIN
1. Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara (Hukum
Konstitusi)
Hukum administrasi negara mengatur pelaksanaan tugas para pejabat administrasi
negara dalam praktik administrasi negara yang mendapat atribusi wewenang
berdasarkan hukum tata negara. Hukum tata negara mengatribusikan wewenang
kepada lembaga-lembaga negara di pusat maupun pemerintah daerah, sedangkan
hukum administrasi negara memungkinkan para oejabat administrasi negara
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan(bestuurstaak) untuk mewujdkan tujuan
negara melalui serangkaian tindakan administrasi negara, baik dalam bentuk
pengaturan, penetapan, peraturan kebijaksanaan maupun tindakan materiil dalam
praktik pemerintahan. Dengan demikiian, norma hukum administrasi negara
menghubungkan norma-norma konstitusi dengan kebutuhan riil masyarakat
melalui serangkaian tindakan administrasi negara berdasarkan wewenang
pemerintahan(bestuursbevoegdheid) yang diatribusikan oleh hukum tata negara
kepada para pejabat administrasi negara.
Hukum tata negara membuka ruang prtisipasi masyrakat dalam penyelenggaraan
pemerintah melalui hak inspraak(keberatan,banding,administratif),sedangkan
hukum administrasi negara mewajibkan para pejabat administrasi negara untuk
menerima penggunaan hak inspraak warga masyarakat dan merealisasikan hak-
hak konstitusional warga negara. Hukum tata negara memungkinkan pengaturan
melalui sistem legislasi parlemen hak-hak konstitusional warga negara,
sedangkan hukum administrasi negara menjamin realisasi hak-hak konstitusional
warga negara melalui serangkaian tindakan administrasi negara. Hal ini
menyebabkan hukum administrasi negara dikatakan melaksanakan jaminan
pemerintahan(bestuurlike waarborgen) dan perlindungan
hukum(rechtsbescherming).
2. Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Pidana
Hukum administrasi adalah salah satu dari 3 bidang dasar hukum publik yang
berkaitan dengan hubungan antara pemerintah dan warganya, 2 lainya menjadi
hukum konstitusi dan hukum pidana. Hukum administrasi didasarkan pada
prinsip bahwa tindakan pemerintah, dalam bentuk apapun, harus sah, dan bahwa
warga negara yang terpengaruh oleh tindakan melanggar hukum dari pejabat
pemerintah harus mendapatkan solusi efektif jika sistem administrasi negara
kanada diterima dan dipelihara.
Hukum pidana sendiri dapat dimaknai: kumpulan peraturan perundang-
undangan yang mendefinisikan perilaku yang dilarang oleh pemerintah karena
mengancam dan merugikan keselamatan publik dan kesejahteraan dan yang
menetapkan hukuman yang akan dikenakan untuk tindakan tindakan tersebut.
Meskipun baik hukum administrasi negara maupun hukum pidana merupakan
bagian dari hukum publik, hukum pidana merupakan norma hukum yang dapat
memperkuat penegakkan nirma hukum administrasi negara, karena melalui
hukum pidana pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan
berwenang mendefinisikan periliaku yang dilarang oleh pemerintah karena
mengancam dan merugikan keselamatan dan kesejahteraan publik . philipus M.
Hadjon (1994: 46) dengan mengutip pendapat W.F.Prins mengatakan bahwa
hampir setiap peraturan berdasarkan hukum administrasi negara diakhiri “in
cauda venenum” dengan sejumlah ketentuan pidana.
Maskipun tidak pada asasnya ,tak ada larangan untuk menerapkan sanksi
administratif bersama-sama dengan sangsi pidana, mengingat karakter sanksinya
yang berbeda. Sanksi administratif merupakan bentuk parate executie yang dapat
dilaksanakan secara langsung oleh pemerintahan tanpa harus melalui peroses
peradilan, sedangkan sanksi pidana dilaksanakan melalui peroses peradilan
pidana. Sesui asas “in cauda venenum” maupun ‘ultimum remedium’ dalam
berbagai peraturan perundang-undangan penempatan sanksi pidana selalu
ditempatkan pada bagian terakhir, setelah pengaturan mengenai sanksi perdata
dan sanksi adminiftratif.
Berkaitan dengan sifat norma hukum pidana ditakatkan bahwa legislatif
memilikin kekuatan ekslusif dan melekat untuk meloloskan norma hukum yang
melarang dan menghukumtindakan, asalkan norma hukum itu tidak bertentangan
dengan ketentuan atau konstitusi negara. Unsur- Unsur dari hukum pidana harus
dinyatakan secara eksplisit, dan undang-undang harus mewujudkan beberapa
standar cukup mengenai sesuatu yang ditemukan bersalah.
Dengan demikian, hukum pidana juga memiliki hubungan yang erat dengan
hukum tata negara karena pembentukan norma hukum pidana hanya dapat
dilakukan melalui fungsi legislatif parlemendalam bentuk suatu undang-undang.
Pelaksanaan sanksi pidana setelah diputus oleh lembaga peradilan pidana
diserahkan kembali kepada aparat pelaksana di lingkungan eksekutif yang
melaksanakan wewenang administrasi negara berdasarkan norma hukum
administrasi negara untuk melaksanakan putusan peradilan pidana.
Berkaitan dengan hubungan antara hukum pidana dan hukum administrasi
negara, kini semakin dikenal secara luas gejala berkembangnya hukum pidana
administratif (administrative penal law). Hukum pidana administratif
(Administrative Penal Law) adalah peraturan perundang-undangan yang
berdimensi hukum administrasi negara yang memiliki sanksi pidana
(kriminalisasi hukum administrasi negara). Dengan demikian, hukum pidana
administratif adalah semua produk legislasi berupa perundang-undangan (dalam
lingkup) administrasi negara yang memiliki sanksi pidana.
3. Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Privat
Hukum administrasi negara (hukum pemerintah) menguji hubungan hukum
istimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat (ambsdrager)
(administrasi negara) melakukan tugas mereka yang khusus (Utrecht: 1986: 1).
Manakala tidak ada pengaturan khusus dalam hukum administrasi negara,
berlakulah hukum privat. Namun, dalam perkembangan hukum administrasi
negara berkembanglah gejela semakin banyak dipergunakannya hukum perdata
oleh pemerintah dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan. Pemerintah
dapat menggunakan hukum perdata dalam berintraksi dengan subjek hukum
privat untuk mewujudkan tujuan-tujuan pemerintahan.
Namun, tidak semua hukum bagian dari hukum perdata dapat dan cocok
dipergunakan dalam pelaksanaan tugas pemerintah, karena ada bidang-bidang
hukum administrasi negara sebagai hukum publik yang mengatur pembatasan-
pembatasan penggunaan hukum perdata. Misalnya, sebelum pemerintah
melakukan jual beli dalam pengadaan barang dan jasa publik yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan hukum publik melalui mekaniseme tender, yang
kemudian baru dilanjutkan dengan melakukan tindakan hukum perdata melalui
pembuatan kontrak dalam pengadaan barang dan jasa publik.
4. Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Internasional
Sebelum membahas hubungan antara hukum administrasi negara dengan
hukum internasional, perlu dipahami dulu makna dari hukum internasional
didefinisikan sebagai: “kumpulan norma hukum yang mengatur hubungan hukum
diantara atau antara negara atau bangsa. Untuk menentukan sebagai suatu subyek
dibawah definisi tradisional hukum memiliki kemampuan untuk memasuki
hubungan diplomatik atau luar negeri/ internasional, suatu negara harus memiliki
kedaulatan. Diperlukan adanya suatu wilayah, penduduk, pemerintah, dan
kemampuan untuk memasuki hubungan diplomatik atau hubungan luar negeri
Dalam sistem hukum administrasi negara Jerman, norma hukum internasional
merupakan bagian integral dari hukum federak Jerman dan berpengaruh terhadap
berbagai Undang-undang Jerman. Perjanjian internasional dapat menjadi hukum
federal sebagaimana diatur dalam pasal 59 ayat (2) UUD Jerman. Beberapa
perjanjian internasional tidak mempesyaratkan ratifikasi oleh legislatif
(verwaltungsabkomemen) hanya menjadi undang-undang yang bersifat
memerintahkan (statutory order). Hal yang sama juga terjadi di Prancis. Norma
hukum Uni Eropa dan Konvensi HAM Eropa berpengaruh secara langsung dalam
hukum nasional Prancis dan dapat dipergunakan untuk menguji keabsahan
keputusan tata usaha di Prancis. Baik negara yang menggunakan stelsel dualisme
maupun monisme, implementasi efektif berbagai perjanjian internasional dalam
suatu negara memerlukan serangkaian tindakan administrasi negara oleh para
pejabat tata usaha negara yang terikat pada norma- norma hukum administrasi
negara.

C. KEDUDUKAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


Kedudukan hukum administrasi negara, Hadjon (1996:45-46) dengan mengutip Poly-
Juridisch Zakboekje mengatakan bahwa hukum administrasi negara merupakan
“hukum antara”. Hukum administrasi negara materiil terletak di anatar hukum privat
dan hukum pidana. dalam berbagai undang-undang, sanksi hukum administrasi negara
selalu diletakkan sebelum sanksi pidana dan sanksi perdata jika undnag-undang
tersebut mengaturnya. Hukum administrasi negara memiliki karakter sebagai hukum
publik. Terdapat 2 objek studi hukum administrasi negara:
1. Objek Material
Dalam hukum administrasi negara merupakan aparat pemerintah atau aparat
administrasi negara sebagai pihak yang memerintah dan warga masyarakat atau
suatu badan hukum privat sebagai pihak yang diperintah.
2. Objek Formal
Dalam hukum administrasi negara adalah perilaku atau kegiatan atau keputusan
badan pemerintah, baik yang bersifat peraturan (regeling) maupun yang bersifat
ketetapan (beschikking).

D. FUNGSI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


Hukum administrasi negara memiliki fungsi pemerintahan dan pengendalian. Dalam
fungsinya yang pertama, hukum administrasi negara memungkinkan pemerintah
menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan (bestuurstaak). Carol Harlow dan Richard
Rawlings memperkenalkan fungsi hukum administrasi negara dalam dua kategori:
1. Green Lights Theory
Periode antara dua perang dunia, tradisi alternatif tumbuh. Teori Greenlight
melihat dalam hukum administrasi sebuah kendaraan untuk kemajuan politik dan
menyambut administrasi negara.
2. Red Lights Theory
Sebagai instrumen untuk kontrol atas kekuasaan dan perlindungan kebebasan
individu, penekanan pada pengadilan bukan pada pemerintah, tidak tertandingi.
Adapula fungsi hukum administrasi negara menurut pendapat P de Haan, dkk tersebut,
Hadjon sebagaimana dikutip oleh Sadjijono (2008: 26-27):
1. Fungsi normatif yang meliputi fungsi organisasi dan instrumen
2. Fungsi instrumental yang meliputi fungsi instrumental aktif dan fungsi
instrumental pasif, fungsi instrumenta aktif dalam bentuk kewenangan dan fungsi
instrumental pasif dalam bentuk kebijaksanaan. Fungsi intrumental ini diarahkan
pada pencapaian tujuan , pemerintahan, sehingga mengandung asas efiesiensi
(daya guna) dan asas efektivitas(hasil guna) dan
3. Fungsi jaminan yang meliputi tiga jenes jaminan, yaitu:
a) jaminan pemerintahanyang menyangkut tentang aspek doelmatige dan
democratei, antara lain: keterbukaan, inspraak, dan berbagai mekanisme
pengawasan.
b) perlindungan hukum; dan
c) ganti rugi
Adapun fungsinfungsi hukum administrasi negara meliputi (Bachsan Mustafa,
2001: 34-36):
(1) Menjamin kepastian hukum. Hal itu berarti dapat ditentukan hukumnya dalam
hal-hal yang bersifat konkrit dan mencegah timbulnya perbuatan sewenang-
enang;
(2) Menjamin keadailan hukum, yaitu keadilan yang di tentukan peraturan
perundang-undang;
(3) Hukum administrasi negara berfungsi ganda,sebagai pedoman dan ukuran.
Sebagai pedoman artinya sebagai petunjuk arah bagi perilaku manusia, yaitu
menunjuk kearah perilaku yang baik dan benar. Sebagai ukuran yaitu sebagi
ukuran keabsahan tindakan administrasi negara berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

E. SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA MATERIIL DAN FORMIL

Pradjudi (1994: 56) mengklarifikasikan hukum administrasi negara menjadi hukum


administrasi negara heteronom dan hukum administrasi negara otonom. Hukum
administrasi negara hetronom adalah norma hukum norma hukum administrasi negara
yang mengatur penggunaan wewenang badan atau pejabat tata usaha negara.
Hukumadministrasi negara otonomi negara adalah norma hukum administrasi negara
yang diciptakan oleh badan atau pejabat tata usaha negara. Sudikno Mertokusumo
berpendapat bahwa Sumber Hukum Materiil adalah tempat dari mana materiil itu
diambil. Sumber hukum materiil ini merupakan faktor-faktor yang membantu
pembentukan hukum, misalnya hubungan sosial, hubungan kekuatan politik, situasi
sosial ekonomis, tradisi (pandangan keagamaan, kesusilaan), hasil penelitian ilmiah,
perkembangan internasional, keadaan geografis, dan lain-lain.
Sumber hukum formal adalah sumber hukum dari mana secara langsung dapat dibentuk
hukum yang akan megikat masyarakatnya. Hal-hal yang termasuk sumber hukum formal
adalah:

1. Undang-undang
Identik dengan hukum tertulis (ius scripta) sebagai lawan dari hukum yang
tidak tertulis (ius non scripta). Undang-undang merupakan sumber kewenangan
pemerintahan (atribusi, delegasi, dan mandat). Undang-undang dapat dibedakan
atas:
a) Undang-undnag dalam arti formal: yaitu keputusan penguasa yang
dilihat dari bentuk dan cara terjadinya sehingga disebut undnag-undang.
b) Undang-undang dalam arti materiil: yaitu keputusan atau ketetepan
penguasa, yang dilihat dari isinya dinamai undang-undang dan mengikat
setiap orang secara umum.
2. Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan berulang-ulang dalam hal yang sama dan diterima
dalam kehidupan masyarakat sehingga menumbuhkan rasa keadilan masyarakat.
3. Traktat atau Perjanjian Internasional
Treaty tersebut harus memenuhi persyaratan formal tertentu agar dapat diterima
sebagai treaty atau perjanjian internasional.

4. Yurisprudensi
Di negara-negara yang memiliki sistem hukum Common Law (Inggris atau
Amerika) sedikit lebih luas, dimana yurisprudensiberarti ilmu hukum. Adapun
pengertian yurisprudensi di negara-negara Eropa Kontinental (termasuk
Indonesia) hanya berarti putusan pengadilan. Yurisprudensi yang dimaksudkan
dengan putusan pengadilan, negara Anglo Saxon dinamakan preseden.
5. Praktik-Praktik Administrasi Negara
Tindakan-tindakan administrasi negara dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat yang melahirkan hukum tak tertulis (unwritten law), meskipun belum
ada perundang-undangannya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
administrasi negara merupakan hukum yang mengatur wewenang pemerintah, pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan dan melindungi hak-hak administratif rakyat dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Sumber hukum administrasi negara ada 2 yaitu sumber
hukum materiil dan sumber hukum formil ( berupa UU, Traktrat, Doktrin, Kebiasaan,
Yurisprudensi). Subyek hukumnya adalah pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai