Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN RI DAN REFORMASI BIROKRASI

OLEH : DR. HALIM. SH. MH

DIBUAT OLEH :

ARDIA RASYID

NPM. M012019068

KONSENTRASI ADMINISTRASI PELAYANAN KESEHATAN


MAHASISWA MAGISTER SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LAN MAKASSAR
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terimah kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide –idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Tanggal, 10 September 2019


Penulis,

Ardia Rasyid
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum Administrasi Negara merupakan hukum yang selalu berkaitan dengan aktivitas perilaku
administrasi negara dan kebutuhan masyarakat serta interaksi diantarakeduanya.Di
saat system administrasi Negara yang menjadi pilar pelayanan public menghadapi
masalah yang fundamental maka rekonseptualisasi, reposisi dan revitalisasi
kedudukan hukum administrasi Negara menjadi satu keharusan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan dan penerapan good govermance.

Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia ( SANRI ) secara luas memiliki arti sistem
penyelenggaraan Negara Indonesia menurut UUD 1945, yang merupakan sistem
penyelenggaraan kehidupan Negara dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan
dalam arti sempit, SANRI adalah idiil pancasila , Konstitusional UUD 1945,
operasional RPMJ Nasional serta kebijakan-kebijakan lainnya.

Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara simultan berinteraksi


dengan faktor-faktor fisik, geografis, demografis, kekayaan
alam,idiologi,politik,ekonomi,social, budaya dan hankam.. Dalam rangka pencapaian
tujuan Negara dan pelaksanaan tugas Negara diselenggarakan fungsi-fungsi Negara
yang masing-masing dilaksanakan oleh Lembaga Negara yang telah ditetapkan dalam
UUD 1945 dengan amandemennya.

Sistem penyelenggaraan pemerintah Negara merupakan bagian integral dari sistem


penyelenggaraan Negara.Operasionalisasi dari semua ketentuan-ketentuan dalam
UUD 1945 merupakan bagian yang sangat dominan dalam penyelenggaraan
pemerintahan Negara.

Berdasarkan perspektif ilmu hukum administrasi, ada dua jenis hukum


administrasi,yaitu pertama, hukum administrasi umum (allgemeem deel). Yakni
berkenaaan dengan teori-teori dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang
hukum administrasi,tidak terikat pada bidang-bidang tertentu,, kedua hukum

1
administrasi khusus (bijzonder deel), yakni hukum-hukum yang terikat dengan
bidang-bidang pemerintahan tertentu seperti hukum lingkungan, hukum tata ruang,
hukum, hukum kesehatan dan sebagainya. Sekilas tentang Negara Hukum, pemikiran
atau konsepsi manusia tentang Negara hukum juga lahir dan berkembang dalam
situasi kesejarahan.Oleh karena itu meskipun konsep Negara hukum di anggap
sebagai konsep universal. Secara embrionik, gagasan Negara hukum telah di
kemukakan oleh plato.

Ada tiga unsur dari pemerintah yang berkonstitusi yaitu pertama, pemerintah
dilaksanakan untuk kepentingan umum : kedua pemerintah dilaksanakan menurut
hukum yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan umum, bukan yang dibuat secara
sewenang-wenang yang menyampingkan konvensi dan konstitusi: ketiga pemerintah
berkonstitusi berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak rakyat,, bukan
berupa paksaan- tekanan yang dilaksanakan pemerintah despotik. Dalam kaitannya
dengan konstitusi bahwa konstitusi merupakan penyusunan jabatan dalam suatu
Negara dan menentukan apa yang dimaksudkan dengan badan pemerintahan dan apa
akhir dari setiap masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat kami rumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Pengertian Hukum Administrasi Negara
2. Bagaimanakah letak Hukum Administrasi Negara dalam Tata hukum Indonesia ?
3. Bagaimanakah hubungan hukum administrasi Negara ilmu-ilmu yang lainnya ?
C. Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah SANKRI dan Reformasi
Birokrasi dan ingin lebih mengetahui dan mengkaji tentang Hukum Administrasi
Negara serta untuk mengetahui hubungan Hukum administrasi Negara dengan hukum
tata Negara dan ilmu-ilmu yang lainnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hukum Administrasi Negara Dan Perkembangan Singkatnya


1. Pengertian Hukum Administrasi Negara
Mengenai pengertian Hukum Administrasi Negara hingga saat ini masih
belum ada kesepakatan atau kesatuan pendapat diantara para sarjana.Oleh
karena itu untuk mendapatkan pemahaman yang cukup memadai maka di
kemukakan batasan-batasan pengertian Hukum Administrasi Negara.

a. Van Vollenhoven mengemukakan bahwa, “ Hukum Administrasi Negara


adalah suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan
yang tinggi maupun yang rendah apabila badan –badan itu menggunakan
wewenangnya yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara “.
b. J.H.Logemann mengatakan bahwa , “Hukum Administrasi Negara adalah
hukum mengenai hubungan –hubungan antara jabatan-jabatan satu dengan
yang lainnya serta hubungan hukum antara jabatan –jabatan Negara itu
dengan warga masyarakat “.
c. Menurut Muchsan, “ Hukum Administrasi Negara adalah hukum
mengenai struktur dan kefungsian administrasi Negara, “
d. Prajudi Atmosudirjo, dalam SE Marbun (2001:22) berpendapat bahwa, “
Hukum Administrasi Negara adalah hukum mengenai pemerintah beserta
aparaturnya yang terpenting yakni administrasi Negara, “

Dari berbagai batasan pengertian Hukum Administrasi Negara tersebut,


maka dapat di simpulkan bahwa Hukum Adminstrasi adalah hukum
tentanng pengadministrasian Negara yaitu mengenai pemerintahan dan
segala peraturan-peraturan di dalamnya serta bagaimana menjalankan
fungsi dan tugas pemerintahan tersebut dalam bidang kehidupan
masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahtraan umum.

3
B. Letak Kedudukan Hukum Administrasi Negara dalam Tata Hukum
Indonesia.
1. Kedudukan Hukum Administrasi Negara.
Keberadaan Hukum Administrasi Negara maupun masyarakat luas .
Dengan adanya Hukum Administrasi Negara, pihak administrasi Negara di
harapkan dapat mengetahui batas-batas dan hakekat kekuasaannya, tujuan dan
sifat daripada kewajiban-kewajiban,juga bagaimana bentuk-bentuk sanksinya
bilamana mereka melakukan pelanggaran hukum.
Sedangkan dibagian yang lain , yakni bagi masyarakat , Hukum
Administrasi Negara merupakan perangkat norma-norma yang dapat
digunakan untuk melindungi kepentingan serta hak-hak mereka.
Seperti diketahui dalam ilmu hukum terdapat dua pembagian hukum, yaitu
Hukum privat (Sipil) dan Hukum publik.Penggolongan ke dalam hukum
privat dan public itu tidak lepas dari isi dan sifat hubungan yang diatur dan
bersumber dari kepentingan-kepentingan yang hendak dilindungi.Adakalanya
kepentingan itu bersifat perorangan tetapi adapula yang bersifat umum.
Hubungan hukum tersebut memerlukan pembatasan yang jelas dan tegas
yang melingkupi hak-hak dan kewajiban dari dan terhadap siapa orang
tersebut berhubungan.

Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara penguasa


dengan warganya yang didalamnya termasuk pidana.Hukum tata Negara dan
hukum tata pemerintahan (HAN). Pada mulanya, Hukum administrasi Negara
menjadi bagian dari hukum tata Negara tetapi karena perkembangan
masyarakat dan studi hukum dimana ada tuntutan akan munculnya kaidah-
kaidah hukum baru dalam studi hukum tata administrasi Negara maka lama
kelamaan HAN menjadi lapangan studi sendiri, terpisah bahkan mencakup
masalah-masalah yang jauh lebih luas dari HTN. Kecenderungan seperti ini
tampak pula pada bagian-bagian tertentu dari HAN itu sendiri, seperti
kecenderungan Hukum Pajak yang cenderung untuk menjadi ilmu yang
mandiri, terlepas dari HAN.

4
Dengan demikian HAN merupakan bagian dari hukum public karena berisi
peraturan yang berkaitan dengan masalah-masalah umum. Kepentingan umum
yang di maksud adalah kepentingan nasional ,masyarakat dan Negara.
Kepentingan umum harus lebih didahulukan daripada kepentingan individu,
golongan dan kepentingan daerah dengan pengertian bahwa kepentingan
perseorangan harus dilindungi secara seimbang sehingga pada akhirnya akan
tercapai tujuan Negara dan pemerintah seperti tertera dengan jelas dalam
pembukaan UUD 1945 yang berbunyi :

“…..melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia dan untuk memajukan kesejahraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa ,dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamainan abadi dan keadilan social “…

Hukum administrasi berisi peraturan-peraturan yang menyangkut “


administrasi”, Administrasi sendiri berarti “bestuur” (pemerintah) Dengan
demikian hukum administrasi (administrasi rechht) dapat juga disebut dengan
hukum tata pemerintahan (bestuursrecht). Pemrintah (bestuur) juga
dipandang sebagai fungsi pemerintahan (bestuursfunctie) yang merupakan
penguasa yang tidak termasuk pembentukan UU dan peradilan.

2. Fungsi-Fungsi Hukum Administrasi Negara.


Dalam pengertian umum, menurut Budiono fungsi hukum adalah untuk
tercapainya ketertiban umum dan keadilan .Ketertiban umum adalah suatu
keadaan yang menyangkut penyelenggaraan kehidupan manusia sebagai
kehidupan bersama.Keadaan tertip yang umum menyiratkan suatu keteraturan
yang diterima secara umum sebagai suatu kepantasan minimal yang
diperlukan supaya kehidupan bersama tidak berubah menjadi anarki. Menurut
Sjachran Basah ada lima fungsi hukum dalam kaitannya dengan kehidupan
masyarakat, yaitu sebagai berikut :

5
 Direktif, sebagai pengarah dalam membangun untuk membentuk
masyarakat yang hendak dicapai sesuai dengan tujuan kehidupan
bernegara.
 Integratif, sebagai Pembina kesatuan bangsa.
 Stabilitatif, sebagai pemelihara (termasuk kedalamnya hasil-hasil
pembangunan) dan penjaga keselarasan, keserasian dan keseimbangan
dalam kehidupann bernegara dan bermasyarakat.
 Perfektif, sebagai penyempurna terhadap tindakan-tindakan
administrasi Negara, maupun sikap tindak warga Negara dalam
kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
 Korektif, baik terhadap warga Negara maupun adminsitrasi Negara
dalam mendapatkan keadilan.

Secara spesifik, fungsi HAN dikemukakan oleh Philipus M.


Hadjon, yakni fungsi normatif, fungsi instrumental, dan fungsi jaminan.
Ketiga fungsi ini saling berkaitan satu sama lain. Fungsi normatif yang
menyangkut penormaan kekuasaan pemerintah jelas berkaitan erat
dengan fungsi instrumental yang menetapkan instrumen yang digunakan
oleh pemerintah untuk menggunakan kekuasaan memerintah dan pada
akhirnya norma pemerintahan dan instrumen pemerintah yang digunakan
harus menjamin perlindungan hukum bagi rakyat.

1) Fungsi Normatif Hukum Administrasi Negara


Penentuaan norma HAN dilakukan melalui tahap-tahap.
Untuk dapat menemukan normanya kita harus meneliti dan melacak
melalui serangkaian peraturan perundang-undangan.Artinya,
peraturan hukun yang harus diterapkan tidak begitu saja kita temukan
dalam undang-undang, tetapi dalam kombinasi peraturan keputusan-
keputusan TUN yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan.Pada
umumnya ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan HAN hanya
memuat norma-norma pokok atau umum, sementara perinciannya
diserahkan pada peraturan pelaksanaan.Penyerahan ini dikenal

6
dengan istilah terugtred atau sikap mundur dari pembuat undang-
undang. Hal ini terjadi karena tiga sebab yaitu:
Karena keseluruhan hukum TUN itu demikian luasnya,
sehingga tidak mungkin bagi pembuat UU untuk mengatur
seluruhnya dalam UU formal:
Norma-norma hukum TUN itu harus selalu disesuaikan
dengan tiap perubahan-perubahan keadaan yang terjadi sehubungan
dengan kemajuan dan perkembangan teknologi yang tidak mungkin
selalu diikuti oleh pembuat UU dengan mengaturnya dalam suatu UU
formal:
Disamping itu tiap kali diperlukan peraturan lebih lanjut hal
itu selalu berkaitan dengan penilaian-penilaian dari segi teknis yang
sangat mendetail, sehingga tidak sewajarnya harus diminta pembuat
UU yang harus mengaturnya.Akan lebih cepat dilakukan dengan
pengeluaran peraturan- peraturan atau keputusan-keputusan TUN
yang lebih rendah tingkatannya seperti Keppres, Peraturan Menteri,
dan sebagainya.
Seperti disebutkan di atas bahwa setiap tindakan
pemerintah dalam Negara hukum harus didasarkan pada legalitas. Hal
ini berarti ketika pemerintah akan melakukan tindakan, terlebih
dahulu mencari apakah legalitas tindakan tersebut ditemukan dalam
undang-undang. Jika tidak terdapat dalam UU, pemerintah mencari
dalam berbagai peraturan perundang-undangan terkait. Ketika
pemerintah tidak menemukan dasar legalitas dari tindakan yang akan
diambil, sementara pemeritah harus segera mengambil tindakan,
maka pemerintah menggunakan kewenangan bebas yaitu dengan
menggunakan freies Ermessen. Meskipun penggunaan feries
Ermessen dibenarkan, akan tetapi harus dalam batas-batas tertentu.
Menurut Sjachran Basah pelaksanaan freies Ermessen harus dapat
dipertanggung jawabkan, secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan secara hukum berdasarkan batas-atas dan batas-
bawah.Batas-atas yaitu peraturan yang tingkat derajatnya lebih rendah

7
tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang tingkat derajatnya
lebih tinggi.Sedangkan batas-bawah ialah peraturan yang dibuat atau
sikap tindak administrasi Negara (baik aktif maupun pasif), tidak
boleh melanggar hak dan kewajiban asasi warga.Disamping itu,
pelaksanaan freies Ermessen juga harus memperhatikan asas-asas
umum pemerinahan yang baik.Berdasarkan keterangan singkat ini
dapat dikatakan bahwa fungsi normatif HAN adalah mengatur dan
menentukan penyelenggaraan pemerintahan agar sesuai dengan
gagasan Negara hukun yang melatarbelakanginya, yakni Negara
hukum pancasila.

2) Fungsi Instrumental Hukum Administrasi Negara


Pemerintah dalam melakukan berbagai kegiatannya
menggunakan instrument yuridis seperti peraturan, keputusan,
peraturan kebijaksanaan, dan sebagainya. Sebagaimana telah
disebutkan bahwa dalam Negara sekarang ini khususnya yang
menganut type welfare state, pemberian kewenangan yang luas bagi
pemerintah merupakan konsekuensi logis, termasuk memberikan
kewenangan kepada pemerintah untuk menciptakan berbagai
instrument yuridis sebagai sarana untuk kelancaran penyelenggaraan
pemerintahan.

3) Fungsi Jaminan Hukum Administarsi Negara


Menurut Sjachran Basah, perlindungan terhadap warga
diberikan bilamana sikap tindak administrasi Negara itu
meninggalkan kerugian terhadapnya. Sedangkan perlindungan
terhadap administrasi Negara itu sendiri, dilakukan terhadap sikap
tindaknya dengan baik dan benar menurut hukum, baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis. Dengan perkataan lain, melindungi
administrasi Negara dari melakukan perbuatan yang salah menurut
hukum. Di dalam Negara Hukum pancasila, perlindungan hukum bagi
rakyat diarahkan kepada usaha-usaha untuk mencegah terjadinya

8
sengketa antara pemerintah dan rakyat., menyelesaikan sengketa
antara pemerintah dan rakyat secara musyawarah serta peradilan
merupakan sarana terakhir dalam usaha menyelesaikan sengketa
antara pemerintah dan rakyat.
Berdasarkan pemaparan fungsi-fungsi HAN ini, dapatlah
disebutkan bahwa dengan menetapkan fungsi-fungsi HAN ini akan
tercipta pemerintahan yang bersih, sesuai dengan prinsip-prinsip
Negara hukum. Pemerintah menjalankan aktifitas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atau berdasarkan asas legalitas, dan ketika
menggunakan freies Ermessen, pemerintah memperhatikan asas-asas
umum yang berlaku sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara
moral dan hukum. Ketika pemerintah menciptakan dan menggunakan
instrument yuridis, maka dengan mengikuti ketentuan formal dan
material penggunaan instrument tersebut tidak akan menyebabkan
kerugian terhadap masyarakat. Dengan demikian, jaminan
perlindungan terhadap warga negarapun akan terjamin dengan baik.

C. Hubungan Hukum Administarsi Negara dengan Hukum yang lainnya


Pada dasarnya antara HTN dan HAN merupakan satu cabang ilmu yang
bernama Staats en Administratief recht, kemudian pada tahun 1946 diadakan
pemisahan, dan kedua cabang ilmu tersebut berdiri sendiri.
Hubungan antara ATN dengan HAN diantara para sarjana ternyata
terdapat perbedaan pandangan yaitu ada sarjana yang menganggap bahwa antara
HTN dengan HAN mempunyai perbedaan prinsip, namun ada sarjana lain yang
menganggap tidak ada perbedaan prinsip.
Kelompok sarjana yang membedakan secara prinsip diantaranya:
Oppenheim, Van Vollenhoven, Logemen dan Van Praag.
 Menurut Oppenheim HTN adalah sekumpulan peraturan hukum yang
membentuk alat-alat perlengkapan Negara dan aturan yang memberi
wewenang kepada alat-alat perlengkapan Negara dan membagi-bagikan
tugas pekerjaan pemerintahan modern antara beberapa alat perlengkapan

9
Negara di tingkat tinggi dan tingkat rendah. Artinya Negara dalam
keadaan diam.
 HAN adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengikat alat-alat
perlengkapan Negara yang tinggi dan rendah dalam rangka alat
perkengkapan Negara menggunaakan wewenang yang telah ditetapkan
oleh HTN. Dengan demikian HAN merupakan aturan-aturan mengenai
Negara dalam keadaan bergerak.
 Menurut Logeman HTN adalah mempelajari hubungan kompetensi
sedangkan HAN adalah mempelajari hubungan istimewa.
HTN mempelajari hubungan tentang:
1. Jabatan-jabatan yang ada dalam suatu Negara
2. Siapakah yang mengadakan jabatan
3. Dengan cara bagaimana jabatan itu ditempati oleh pejabat
4. Fungsi jabatan-jabatan
5. Kekuasaan hukum jabatan-jabatan
6. Hubungan antar masing-masing jabatan
7. Dalam batas-batas manakah orang Negara dapat melaksakan tugasnya.
Sedangkan HAN merupakan pelajaran tentang hubungan
istimewa,yang mempelajari bentuk, sebab, dan akibat hukum yang
ditimbulkan karena perbuatan-perbuatan hukum istimewa yang dilakukan
pejabat dalam melaksanakan tuganya.

Kelompok yang tidak membedakan secara prinsip antara lain:


Kranenburg, Prins, Vigting, dan Van der Pot.
 Menurut Kranenburg hubungan antara HTN dengan HAN seperti
hubungan BW (KUH Perdata) dengan WvK (Hukum dagang) yakni
hubungan umum dan khusus. HTN adalah peraturan-peraturan hukum
yang mengandung struktur umum, misalnya UUD, UU organic mengenai
desentralisasi, sedangkan HAN merupakan peraturan-peraturan khusus,
UU kepegawaian, pajak, perhubungan dsb.

1. Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara


2. Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Pidana

10
3. Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Perdata
4. Hukum Administrasi Negara dengan Ilmu Administrasi Negara

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum tata usaha (administrasi) Negara adalah hukum yang mengatur kegiatan
administrasi Negara. Yaitu hukum yang mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam
menjalankan tugasnya, hukum administrasi Negara memiliki kemiripan dengan hukum
tata Negara kesamaanya terletak dalam hal kebijakan pemerintah, sedangkan dalam hal
perbedaan hukum tata Negara lebih mengacu kepada fungsi konstitusi/hukum dasar yang
digunakan oleh suatu Negara dalam hal pengaturan kebijakan pemerintah untuk hukum
administrasi Negara dimana Negara dalam “keadaan yang bergerak”. Hukum tata usaha
Negara juga sering disebut HTN dalam arti sempit.

B. Saran
Sebagai Negara hukum sudah sepatutnya hukum itu harus dipatuhi dan ditaati
agar terciptalah Negara yang sejahtera, agar demikian masyarakat yang ada didalam
dapat terlindungi hukum dari hal-hal yang meresahkan dan tidak mengenakan, sebagai
Negara hukum Indonesia adalah salah satu Negara yang menjunjung hukum agar
ketentraman di Negara Indonesia senantiasa terjaga dan terpelihara agar terciptalah
kesejahteraan dan ketentraman dalam bermasyarakat, oleh karena itu sudah seharusnya
pemerintah juga turut turun langsung meninjau apakah seluruh masyarakat sudah
mendapatkan haknya di lindungi oleh hukum tanpa pandang bulu apa dia masyarakat

11
yang mampu ataukah tidak mampu, karena hukum itu adalah bagian dari masyarakat juga
dan masyarakatlah yang berhak dijamin atas hukum.,

12
DAFTAR PUSTAKA

Handoyo, Hestu cipto (2009) Hukum Tata Negara Indonesia,Universitas Atma Jaya
Yogyakarta ; Yogyakarta

SF.Marbun dkk, 2001. Dimensi – dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, UII
Press ; Yogyakarta

http://farizpradiptalaw.blogspot.com/2009/09/kedudukan-hukum-Administrasi-
Negara_14.html

13

Anda mungkin juga menyukai