DIBUAT OLEH :
ARDIA RASYID
NPM. M012019068
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terimah kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide –idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Ardia Rasyid
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum Administrasi Negara merupakan hukum yang selalu berkaitan dengan aktivitas perilaku
administrasi negara dan kebutuhan masyarakat serta interaksi diantarakeduanya.Di
saat system administrasi Negara yang menjadi pilar pelayanan public menghadapi
masalah yang fundamental maka rekonseptualisasi, reposisi dan revitalisasi
kedudukan hukum administrasi Negara menjadi satu keharusan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan dan penerapan good govermance.
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia ( SANRI ) secara luas memiliki arti sistem
penyelenggaraan Negara Indonesia menurut UUD 1945, yang merupakan sistem
penyelenggaraan kehidupan Negara dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan
dalam arti sempit, SANRI adalah idiil pancasila , Konstitusional UUD 1945,
operasional RPMJ Nasional serta kebijakan-kebijakan lainnya.
1
administrasi khusus (bijzonder deel), yakni hukum-hukum yang terikat dengan
bidang-bidang pemerintahan tertentu seperti hukum lingkungan, hukum tata ruang,
hukum, hukum kesehatan dan sebagainya. Sekilas tentang Negara Hukum, pemikiran
atau konsepsi manusia tentang Negara hukum juga lahir dan berkembang dalam
situasi kesejarahan.Oleh karena itu meskipun konsep Negara hukum di anggap
sebagai konsep universal. Secara embrionik, gagasan Negara hukum telah di
kemukakan oleh plato.
Ada tiga unsur dari pemerintah yang berkonstitusi yaitu pertama, pemerintah
dilaksanakan untuk kepentingan umum : kedua pemerintah dilaksanakan menurut
hukum yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan umum, bukan yang dibuat secara
sewenang-wenang yang menyampingkan konvensi dan konstitusi: ketiga pemerintah
berkonstitusi berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak rakyat,, bukan
berupa paksaan- tekanan yang dilaksanakan pemerintah despotik. Dalam kaitannya
dengan konstitusi bahwa konstitusi merupakan penyusunan jabatan dalam suatu
Negara dan menentukan apa yang dimaksudkan dengan badan pemerintahan dan apa
akhir dari setiap masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat kami rumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Pengertian Hukum Administrasi Negara
2. Bagaimanakah letak Hukum Administrasi Negara dalam Tata hukum Indonesia ?
3. Bagaimanakah hubungan hukum administrasi Negara ilmu-ilmu yang lainnya ?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah SANKRI dan Reformasi
Birokrasi dan ingin lebih mengetahui dan mengkaji tentang Hukum Administrasi
Negara serta untuk mengetahui hubungan Hukum administrasi Negara dengan hukum
tata Negara dan ilmu-ilmu yang lainnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Letak Kedudukan Hukum Administrasi Negara dalam Tata Hukum
Indonesia.
1. Kedudukan Hukum Administrasi Negara.
Keberadaan Hukum Administrasi Negara maupun masyarakat luas .
Dengan adanya Hukum Administrasi Negara, pihak administrasi Negara di
harapkan dapat mengetahui batas-batas dan hakekat kekuasaannya, tujuan dan
sifat daripada kewajiban-kewajiban,juga bagaimana bentuk-bentuk sanksinya
bilamana mereka melakukan pelanggaran hukum.
Sedangkan dibagian yang lain , yakni bagi masyarakat , Hukum
Administrasi Negara merupakan perangkat norma-norma yang dapat
digunakan untuk melindungi kepentingan serta hak-hak mereka.
Seperti diketahui dalam ilmu hukum terdapat dua pembagian hukum, yaitu
Hukum privat (Sipil) dan Hukum publik.Penggolongan ke dalam hukum
privat dan public itu tidak lepas dari isi dan sifat hubungan yang diatur dan
bersumber dari kepentingan-kepentingan yang hendak dilindungi.Adakalanya
kepentingan itu bersifat perorangan tetapi adapula yang bersifat umum.
Hubungan hukum tersebut memerlukan pembatasan yang jelas dan tegas
yang melingkupi hak-hak dan kewajiban dari dan terhadap siapa orang
tersebut berhubungan.
4
Dengan demikian HAN merupakan bagian dari hukum public karena berisi
peraturan yang berkaitan dengan masalah-masalah umum. Kepentingan umum
yang di maksud adalah kepentingan nasional ,masyarakat dan Negara.
Kepentingan umum harus lebih didahulukan daripada kepentingan individu,
golongan dan kepentingan daerah dengan pengertian bahwa kepentingan
perseorangan harus dilindungi secara seimbang sehingga pada akhirnya akan
tercapai tujuan Negara dan pemerintah seperti tertera dengan jelas dalam
pembukaan UUD 1945 yang berbunyi :
5
Direktif, sebagai pengarah dalam membangun untuk membentuk
masyarakat yang hendak dicapai sesuai dengan tujuan kehidupan
bernegara.
Integratif, sebagai Pembina kesatuan bangsa.
Stabilitatif, sebagai pemelihara (termasuk kedalamnya hasil-hasil
pembangunan) dan penjaga keselarasan, keserasian dan keseimbangan
dalam kehidupann bernegara dan bermasyarakat.
Perfektif, sebagai penyempurna terhadap tindakan-tindakan
administrasi Negara, maupun sikap tindak warga Negara dalam
kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
Korektif, baik terhadap warga Negara maupun adminsitrasi Negara
dalam mendapatkan keadilan.
6
dengan istilah terugtred atau sikap mundur dari pembuat undang-
undang. Hal ini terjadi karena tiga sebab yaitu:
Karena keseluruhan hukum TUN itu demikian luasnya,
sehingga tidak mungkin bagi pembuat UU untuk mengatur
seluruhnya dalam UU formal:
Norma-norma hukum TUN itu harus selalu disesuaikan
dengan tiap perubahan-perubahan keadaan yang terjadi sehubungan
dengan kemajuan dan perkembangan teknologi yang tidak mungkin
selalu diikuti oleh pembuat UU dengan mengaturnya dalam suatu UU
formal:
Disamping itu tiap kali diperlukan peraturan lebih lanjut hal
itu selalu berkaitan dengan penilaian-penilaian dari segi teknis yang
sangat mendetail, sehingga tidak sewajarnya harus diminta pembuat
UU yang harus mengaturnya.Akan lebih cepat dilakukan dengan
pengeluaran peraturan- peraturan atau keputusan-keputusan TUN
yang lebih rendah tingkatannya seperti Keppres, Peraturan Menteri,
dan sebagainya.
Seperti disebutkan di atas bahwa setiap tindakan
pemerintah dalam Negara hukum harus didasarkan pada legalitas. Hal
ini berarti ketika pemerintah akan melakukan tindakan, terlebih
dahulu mencari apakah legalitas tindakan tersebut ditemukan dalam
undang-undang. Jika tidak terdapat dalam UU, pemerintah mencari
dalam berbagai peraturan perundang-undangan terkait. Ketika
pemerintah tidak menemukan dasar legalitas dari tindakan yang akan
diambil, sementara pemeritah harus segera mengambil tindakan,
maka pemerintah menggunakan kewenangan bebas yaitu dengan
menggunakan freies Ermessen. Meskipun penggunaan feries
Ermessen dibenarkan, akan tetapi harus dalam batas-batas tertentu.
Menurut Sjachran Basah pelaksanaan freies Ermessen harus dapat
dipertanggung jawabkan, secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan secara hukum berdasarkan batas-atas dan batas-
bawah.Batas-atas yaitu peraturan yang tingkat derajatnya lebih rendah
7
tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang tingkat derajatnya
lebih tinggi.Sedangkan batas-bawah ialah peraturan yang dibuat atau
sikap tindak administrasi Negara (baik aktif maupun pasif), tidak
boleh melanggar hak dan kewajiban asasi warga.Disamping itu,
pelaksanaan freies Ermessen juga harus memperhatikan asas-asas
umum pemerinahan yang baik.Berdasarkan keterangan singkat ini
dapat dikatakan bahwa fungsi normatif HAN adalah mengatur dan
menentukan penyelenggaraan pemerintahan agar sesuai dengan
gagasan Negara hukun yang melatarbelakanginya, yakni Negara
hukum pancasila.
8
sengketa antara pemerintah dan rakyat., menyelesaikan sengketa
antara pemerintah dan rakyat secara musyawarah serta peradilan
merupakan sarana terakhir dalam usaha menyelesaikan sengketa
antara pemerintah dan rakyat.
Berdasarkan pemaparan fungsi-fungsi HAN ini, dapatlah
disebutkan bahwa dengan menetapkan fungsi-fungsi HAN ini akan
tercipta pemerintahan yang bersih, sesuai dengan prinsip-prinsip
Negara hukum. Pemerintah menjalankan aktifitas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atau berdasarkan asas legalitas, dan ketika
menggunakan freies Ermessen, pemerintah memperhatikan asas-asas
umum yang berlaku sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara
moral dan hukum. Ketika pemerintah menciptakan dan menggunakan
instrument yuridis, maka dengan mengikuti ketentuan formal dan
material penggunaan instrument tersebut tidak akan menyebabkan
kerugian terhadap masyarakat. Dengan demikian, jaminan
perlindungan terhadap warga negarapun akan terjamin dengan baik.
9
Negara di tingkat tinggi dan tingkat rendah. Artinya Negara dalam
keadaan diam.
HAN adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengikat alat-alat
perlengkapan Negara yang tinggi dan rendah dalam rangka alat
perkengkapan Negara menggunaakan wewenang yang telah ditetapkan
oleh HTN. Dengan demikian HAN merupakan aturan-aturan mengenai
Negara dalam keadaan bergerak.
Menurut Logeman HTN adalah mempelajari hubungan kompetensi
sedangkan HAN adalah mempelajari hubungan istimewa.
HTN mempelajari hubungan tentang:
1. Jabatan-jabatan yang ada dalam suatu Negara
2. Siapakah yang mengadakan jabatan
3. Dengan cara bagaimana jabatan itu ditempati oleh pejabat
4. Fungsi jabatan-jabatan
5. Kekuasaan hukum jabatan-jabatan
6. Hubungan antar masing-masing jabatan
7. Dalam batas-batas manakah orang Negara dapat melaksakan tugasnya.
Sedangkan HAN merupakan pelajaran tentang hubungan
istimewa,yang mempelajari bentuk, sebab, dan akibat hukum yang
ditimbulkan karena perbuatan-perbuatan hukum istimewa yang dilakukan
pejabat dalam melaksanakan tuganya.
10
3. Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Perdata
4. Hukum Administrasi Negara dengan Ilmu Administrasi Negara
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum tata usaha (administrasi) Negara adalah hukum yang mengatur kegiatan
administrasi Negara. Yaitu hukum yang mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam
menjalankan tugasnya, hukum administrasi Negara memiliki kemiripan dengan hukum
tata Negara kesamaanya terletak dalam hal kebijakan pemerintah, sedangkan dalam hal
perbedaan hukum tata Negara lebih mengacu kepada fungsi konstitusi/hukum dasar yang
digunakan oleh suatu Negara dalam hal pengaturan kebijakan pemerintah untuk hukum
administrasi Negara dimana Negara dalam “keadaan yang bergerak”. Hukum tata usaha
Negara juga sering disebut HTN dalam arti sempit.
B. Saran
Sebagai Negara hukum sudah sepatutnya hukum itu harus dipatuhi dan ditaati
agar terciptalah Negara yang sejahtera, agar demikian masyarakat yang ada didalam
dapat terlindungi hukum dari hal-hal yang meresahkan dan tidak mengenakan, sebagai
Negara hukum Indonesia adalah salah satu Negara yang menjunjung hukum agar
ketentraman di Negara Indonesia senantiasa terjaga dan terpelihara agar terciptalah
kesejahteraan dan ketentraman dalam bermasyarakat, oleh karena itu sudah seharusnya
pemerintah juga turut turun langsung meninjau apakah seluruh masyarakat sudah
mendapatkan haknya di lindungi oleh hukum tanpa pandang bulu apa dia masyarakat
11
yang mampu ataukah tidak mampu, karena hukum itu adalah bagian dari masyarakat juga
dan masyarakatlah yang berhak dijamin atas hukum.,
12
DAFTAR PUSTAKA
Handoyo, Hestu cipto (2009) Hukum Tata Negara Indonesia,Universitas Atma Jaya
Yogyakarta ; Yogyakarta
SF.Marbun dkk, 2001. Dimensi – dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, UII
Press ; Yogyakarta
http://farizpradiptalaw.blogspot.com/2009/09/kedudukan-hukum-Administrasi-
Negara_14.html
13