LAUT LEPAS

(HIGH SEAS)

UNCLOS 1982, BAB VII

PASAL 86 S/D 120
 REVIEW UTS
1. DEKLARASI JUANDA
•Laut Indonesia di sekitar, di antara dan di dalam kepulauan
Indonesia mrpk satu kesatuan wil NKRI.
•Wilayah per Indonesia ditetapkan dari garis pangkal terluar, &
tidak mengacu lagi pada TZMKO-1939.
•Wawasan Nusantara
2. KEDAULATAN VS HAK BERDAULAT
@Kedaulatan, Negara mempunyai kewenangan penuh
terhadap semua aspek kewilayahan dan pembuatan hukum
serta penegakkannya. Kedaulatan negara meliputi perairan
pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial.
@Hak Berdaulat, Neg mempunyai kewenangan hanya terhadap
hal-hal tertentu, misal eksplor & eksploi SDA. Hak Berdaulat/
Yurisdiksi negara meliputi Zona Tambahan, ZEE dan LK.
3. ZONA/PERAIRAN YG MRPK HAK BERDAULAT NEG
@Zona Tambahan, ZEE dan Landas Kontinen.
4. HAK BERDAULAT & YURISDIKSI NEG DI ZEE
@ hak berdaulat utk eksplor, eksploi, konservasi &
pengelolaan sda, hayati/non hayati dari perairan di atas
dasar laut, dari dasar laut & serta tanah diatasnya, serta
berkenaan dgn giat lain utk keperluan eksplor & eksploi ZEE
tsb, seperti produksi energi dari air, arus & angin.
@ yurisdiksi negara atas ZEE-nya, 1. buat & gunakan
P.buatan, instalasi & bangunan; 2. penelitian ilmiah
kelautan; 3. perlindungan & pelestarian lingkungan laut.
5. KEKHUSUSAN GAKKUM DI ZEE
@ Pelepasan segera kpl dgn jaminan (Promp Realease)
@ Waktu Penangkapan 7 hari @ Larangan hkman badan
@ Tidak mengenal Kompetensi Relatif @ Pejabat Penyidik
A. PENDAHULUAN
-LAUT LEPAS MERUPAKAN ZONA MARITIM YG BERADA
DI LUAR YURISDIKSI NASIONAL.
-KEBEBASAN DI LAUT LEPAS SEBAGAI PERWUJUDAN
DOKTRIN “MARE LEBERIUM” YG TELAH DIAKUI SEJAK
LAMA & DIADOPSI OLEH UNCLOS 1982.
-SEMUA NEGARA MEMPUNYAI HAK UTK
MEMANFAATKAN LAUT LEPAS DAN MEMILIKI
KEBEBASAN YG DIAKUI SECARA UNIVERSAL.
-SEMUA HAK & KEBEBASAN DI LAUT LEPAS HRS
DILAKUKAN OLEH SETIAP NEGARA DENGAN
MENGINDAHKAN KEPENTINGAN NEGARA LAIN DALAM
MELAKS HAK YG SAMA & KETENT HUKUM
INTERNASIONAL LAIN YG BERLAKU DI ATASNYA.
-KEBEBASAN DI LAUT LEPAS, ANTARA LAIN:
1. KEBEBASAN BERLAYAR (Freedom of Navigation)
2. KEBEBASAPENERBANGAN (freedom of overflight)
3. KEBEBASAN MEMASANG PIPA & KABEL BAWAH LAUT
(Freedom to lay submarine cables and pipelines)
4. KEBEBASAN MEMBANGUN PULAU BUATAN &
INSTALASI LAIN (Freedom to contruct artificial island and
other installation permitted under international law)
5. KEBEBASAN MENANGKAP IKAN (Freedom of fishing)
6. KEBEBASAN MELAKUKAN RISET ILMIAH (Freedom of
scientific research)
- KEBEBASAN (YG TERNYATA TERBATAS JUGA), MISAL
DALAM HAL KEBEBASAN MENANGKAP IKAN DIBATASI
BEBERAPA KEWAJIBAN YG DITETAPKAN KONVENSI, SEPERTI
LANGKAH PENGELOLAAN & KONSERVASI.
REZIM PERAIRAN / ZONA MARITIM
KEDAULATAN NEG
1. PERAIRAN PEDALAMAN
2. PERAIRAN KEPULAUAN
3. LAUT TERRITORIAL
HAK BERDAULAT NEG
4. ZONA TAMBAHAN
5. ZONA EKONOMI EKSKLUSIF
6. LANDAS KONTINEN
DI LUAR KEDUANYA
7. LAUT LEPAS
8. KAWASAN DSR LAUT
6 INTERNSIONAL
Rezim Zona Maritim

High Seas

350 miles
B. KETENTUAN UMUM TENTANG LAUT LEPAS
-LAUT LEPAS ADL BGN LAUT YG TDK TERMASUK ZEE, LAUT
TERITORIAL ATAU PER PEDALAMAN SUATU NEG ATAU PER
KEPULAUAN DARI NEG KEPALAUAN PSL 86 UNCLOS 1982
-TDK ADA SATU NEG PUN DPT SCR SAH MENUNDUKKAN GIAT
MANAPUN DARI LAUT LEPAS PD KEDAULATANNYAPSL 89
-LAUT LEPAS TERBUKA UTK SEMUA NEG, BAIK YG BERPANTAI
MAUPUN TDK BERPANTAI. KEBEBASAN LAUT LEPAS DILAKS
BERDASARKAN SYARAT-SYARAT YG DITENTUKAN DLM KONVENSI
& KETENTUAN HI. PSL 87
-6 (ENAM) KEBEBASAN DI LAUT LEPAS, 1. BERLAYAR; 2.
PENERBANGAN; 3. PASANG KABEL/PIPA BAWAH LAUT, DGN
TUNDUK PD BAB VI (CEGAH CEMAR); 4. BANGUN PULAU BUATAN
& INSTALASI LAINNYA YG DIPERBOLEHKAN BDSK HI, DGN TUNDUK
PD BAB VI; 5. MENANGKAP IKAN, DGN TUNDUK PD PERSYARATAN
BGN 2 (KONSERVASI, LARANGAN TANGKAP IKAN TERTENTU); 6.
RISET ILMIAH, DGN TUNDUK PD BAB VI & XIII (CEGAH CEMAR, UTK
TUJUAN DAMAI, METODE ILMIAH TEPAT, DLL).
HAK BERLAYAR / KEBEBASAN BERLAYAR
@ SETIAP NEG (BERPANTAI & TIDAK), PUNYA HAK UTK
MELAYARKAN KPL DI BAWAH BENDERANYA DI LAUT LEPAS.
@ TUNDUK PADA KETENTUAN;
-KEBANGSAAN, REGISTRASI / PENDAFTARAN KAPAL & BENDERA
KAPAL
-ADA HUBUNGAN YG SUNGGUH-SUNGGUH (GENUINE LINK)
ANTARA KAPAL DAN NEGARA YBS.
-ASAS EFEKTIFITAS & HINDARI PRAKTIK PENGGUNAAN FLAGS
OF CONVENIENCE (BENDERA PURA-PURA), UTK LINDUNGI ABK
& KESELAMATAN KPL.
STATUS KAPAL
@ KPL HRS BERLAYAR DI BAWAH BENDERA 1 NEG SAJA & TUNDUK
PD YURISDIKSI EKSKLUSIF NEG TSB DI LAUT LEPAS.
@ KPL TDK BOLEH UBAH BENDERA KEBANGSAANNYA SELAMA
LAYAR ATAU DI PELABUHAN.
@ KPL YG BERLAYAR DI BAWAH BENDERA 2 NEG, DPT DIANGGAP
SEBAGAI KPL TANPA KEBANGSAAN.
KEWAJIBAN NEGARA BENDERA KAPAL
1. LAKS SCR EFEKTIF YURISDIKSI & PENGAWASANNYA, DLM
BIDNG ADM, TEKNIS & SOSIAL.
2. BUAT REGISTER KAPAL
3. JAMIN KESELAMATAN DI LAUT, YG BERKENAAN DENGAN:
-KONSTRUKSI, PERALATAN & KELAIK LAUTAN KPL
-ABK, SYARAT PERBURUHAN, LATIHAN ABK
-PEMAKAIAN TANDA, ALKOM & CEGAH TUBRUKAN
4. LAKUKAN PEMERIKSAAN ATAS SETIAP KECELAKAAN
KAPAL DI LAUT LEPAS DAN BEKERJA SAMA DENGAN NEGARA
LAIN UNTUK HAL INI.
KEKEBALAN KAPAL PERANG & KAPAL PEMERINTAH
@ KAPAL PERANG DI LAUT LEPAS MEMILIKI KEKEBALAN
PENUH THD NEG MANAPUN SELAIN NEG BENDERA (PS 95)
@ KAPAL MILIK NEG YG DIGUNAKAN UTK PEMERINTAH (NON
KOMERSIAL) DI LAUT LEPAS MEMILIKI KEKEBALAN PENUH
THD NEG MANAPUN SELAIN NEG BENDERA (PS 96)
KEWAJIBAN TIAP NEGARA UTK MENINDAK KEJAHATAN DI
LAUT LEPAS (KEJAHATAN INTERNASIONAL)
1. PERDAGANGAN/PENGANGKUTAN BUDAK BELIAN (PSL 99)
2. PEMBAJAKAN DI LAUT / PIRACY (PSL 100 – 107)
3. PERDAGANGAN GELAP NARKOBA (PSL 108)
4. PENYIARAN GELAP (PSL 109)
5. KAPAL TANPA KEBANGSAAN.

PASAL 110 UNCLOS 1982

“KAPAL PERANG YANG MENJUMPAI KAPAL ASING DI LAUT
LEPAS (SELAIN KPL YG MEMILIKI KEKEBALAN PENUH, YAITU
KPL PERANG/KPL PEMERINTAH NEGA LAIN), TIDAK
DIBENARKAN UTK MENAIKINYA (MEMERIKSA) KECUALI ADA
ALASAN YG CUKUP UNTUK MENDUGA BAHWA KAPAL ASING
TERSBUT TERLIBAT DALAM 5 JENIS KEJAHATAN DI ATAS “.
LARANGAN PENGANGKUTAN BUDAK BELIAN
(PASAL 99 UNCLOS 1982)
-SETIAP NEG HRS AMBIL TINDAKAN EFEKTIF UTK
CEGAH & HUKUM PENGANGKUTAN BUDAK BELIAN
DALAM KPL YG MENGIBARKAN BENDERANYA DAN
MENCEGAH PEMAKAIAN YG TIDAK SAH BENDERANYA
UTK KEPRLUAN ITU.
-SETIAP BUDAK BELIAN YANG MELARIKAN DIRI KE ATAS
KAPAL MANAPUN, APAPUN BENDERANYA, AKAN IPSO
FACTO MEMPEROLEH KEMERDEKAANNYA.
-IPSO FACTO = -OLEH KENYATAAN ITU SENDIRI
-KONSEKUENSI LANGSUNG
PEMBAJAKAN DI LAUT / PIRACY (PSL 100 – 107)
@ SETIAP NEG HRS BEKERJA SAMA DLM PEMBERANTASAN
PEMBAJAKAN DI LAUT LEPAS ATAU DI TEMPAT LAIN MANAPUN
DI LAUT YURISDIKSI SUATU NEGARA.

@ PEMBAJAKAN
-ADL SETIAP TINDAKAN KEKERASAN ATAU PENAHANAN
TDK SAH YG DILAKUKAN UTK TUJUAN PRIBADI OLEH ABK
ATAU NAKHODA KAPAL/PESUD YG DITUJUKAN TERHADAP
KAPAL/PESUD LAIN DI LAUT LEPAS ATAU DI SUATU TEMPAT
DI LUAR YURISDIKSI SUATU NEGARA
-IKUT SERTA SECARA SUKA RELA MENGOPERASIKAN
KAPAL/PESUD YG DIKETAHUINYA DIGUNAKAN SEBAGAI
KAPAL/PESUD PEMBAJAK

-MENGHASUT ATAU MEBANTU PEMBAJAKAN

@ KETENTUAN LAIN PEMBAJAKAN
-NEGARA BOLEH MENYITA KAPAL/PESUD PELAKU MAUPUN
KAPAL/PESUD HASIL BAJAKAN.
-PENGADILAN NEGARA YANG MENETAPKAN PENYITAAN
DAPAT MENETAPKAN HUKUMAN YG AKAN DIKENAKAN,
TERMASUK MENETAPKAN STATUS KAPAL/PESUD ATAU
BARANG-BARANG DIATASNYA.

PERDAGANGAN GELAP NARKOBA (PSL 108)

@ SETIAP NEG HRS BEKERJA SAMA DLM PEMBERANTASAN
PERDAGANGAN GELAP NARKOBA YG DILAKUKAN OLEH KAPAL
DI LAUT LEPAS .
@ SETIAP NEGARA YANG MENGETAHUI BAHWA SUATU KAPAL
TERLIBAT DALAM PERDAGANGAN GELAP NARKOBA DAPAT
MEMINTA BANTUAN NEGARA LAIN UTK BERANTASNYA.
PENYIARAN GELAP (PSL 109)
@ SETIAP NEG HRS BEKERJA SAMA DLM PEMBERANTASAN
PENYIARAN GELAP DARI LAUT LEPAS.
@ PENYIARAN GELAP BERARTI PENYIARAN BERITA/
TRANSMISI MELAUII SIARAN RADIO & TV DARI KAPAL ATAU
INSTALSI SIARAN DI LAUT LEPAS UTK TUJUAN DIDENGAR/
DITONTON MASY UMUM.
@ ORANG YG LAKUKAN PENYIARAN GELAP DPT DITUNTUT DI
DEPAN PENGADILAN:
-NEG BENDERA KPL
-NEG REGISTRASI INSTALASI
-NEG PELAKU PENYIARAN GELAP
-NEG YG MENERIMA TRANSMISI; ATAU
-NEG YG SIARAN & KOMUNISKASI RADIONYA/TV TERGANGGU.
@ NEG YG PUNYA YURISDIKSI, DPT TANGKAP ORANG ATAU
KAPAL YG LAKUKAN SIARAN GELAP SERTA SITA PERALATAN.
HAK PENGEJARAN SEKETIKA / HOT PURSUIT (PSL 111)
@ PENGEJARAN THD KPL ASING YG TELAH LANGGAR HUKUM NEG
PANTAI BOLEH DIMULAI KETIKA KPL ASING TSB BERADA DI PER
PEDALAMAN, PER KEPULAUAN, L.TERITORIAL ATAU ZT NEG PANTAI
DAN BOLEH DITERUSKAN HINGGA LAUT LEPAS, ASALKAN
PENGEJARAN ITU DILAKUKAN SECARA TIDAK TERPUTUS (TANPA
BERHENTI).
@ HAK PENGEJARAN SEKETIKA BERLAKU MUTATIS MUTANDIS BAGI
PELANGGARAH HUKUM DI ZEE ATAU LK TERMASUK ZONA
KESELAMATAN DI SEKITAR INSTALASI DI ZEE/LK.
@ PENGEJARAN SEKETIKA BERHENTI SETELAH KPL YG DIKEJAR
MASUK LAUT TERITORIAL NEG-NYA SENDIRI ATAU NEGARA KETIGA.
@ PENGEJARAN SEKETIKA DIANGGAP DIMULAI JIKA KAPAL
PENGEJAR YAKIN DGN BUKTI CUKUP DAN MENOLAK DIHENTIKAN.
@ PENGEJARAN SEKETIKA HANYA DAPAT DILAKUKAN OLEH KAPAL
PERANG/PESUD MIL ATAU KAPAL NEG/PEMERINTAH YG
BERWENANG.
C. KETENT PENGELOLAAN & KONSERVASI SD HAYATI
@ HAK MENANGKAP IKANPSL 116 UNCLOS 1982
“SEMUA NEG PUNYA HAK BAGI WN-NYA UTK LAKUKAN
TANGKAP IKAN DI LAUT LEPAS, DENGAN DIBATASI:
-KEWAJIBAN BDSK PERJANJIAN INTERNASIONAL.
-HAK & KEWAJIBAN MAUPUN KEPENTINGAN NEGARA
PANTAI YG DIATUR PSL 63 – 67.
-KETENT KONSERVASI & PENGELOLAAN SD HAYATI.
@ KEWAJIBAN KONSERVASI.PSL 117-118 UNCLOS 1982
-“GUNA KONSERVASI SD HAYATI DI LAUT LEPAS, SEMUA
NEG PUNYA KEWAJIBAN AMBIL TINDAKAN UNTUK
MELAKUKAN PENGAWASAN YG EFEKTIF TERHADAP WN-
NYA, KHUSUSNYA KPL PENANGKAP IKAN-NYA YG
LAKUKAN PENANGKAPAN IKAN DI LAUT LEPAS”
-”WAJIB KERJASAMA DGN NEG LAIN UTK MAKSUD ITU”
 IMPLEMENTASI DI INDONESIA
(Khususnya Hukum Perikanan)

1. INDONESIA JADI ANGGOTA 2 ORGANBISASI

PENGELOLAAN PERIKANAN REGIONAL:
-INDIAN OCEAN TUNA COMMISSION (Komisi Ikan Tuna S.
Hindia)
-COMMISSION FOR THE CONSERVATION OF SOUTHERN
BLUEFIN TUNA (Komisi Konservasi Ikan Tuna Sirip Biru
Selatan)
-Ratifikasi Persetujuan PBB tentang Persediaan Ikan 1995.

2. UNDANG-UNDANG NO. 45 TH 2009 TTG PERIKANAN,

berikut Peraturan Pelaksanaannya yg mengatur tentang
Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Ikan.
1. UU NO. 45 TH 2009 TTG PERIKANAN
@Psl 5
-WPP-RI MELIPUTI PER INDONESIA, ZEEI & PER DARAT
-PENGELOLAAN PERIKANAN DI LUAR WPP, DISELENGGARAKAN BDSK
UU, SYARAT DAN/ATAU STANDAR INTERNASIONAL YG BERLAKU.
@Psl 6 “PENGELOLAAN PERIKANAN DILAKUKAN UTK TERCAPAINYA
MANFAAT OPTIMAL & BERKELANJUTAN SERTA TERJAMINNYA
KELESTARIAN SD IKAN
@Psl 27 “SETIAP ORANG YG OPERASIKAN KII YG DIGUNAKAN UTK
TANGKAP IKAN DI WPP-RI DAN/ATAU LAUT LEPAS WAJIB MEMILIKI
SIPI (SURAT IJIN PENANGKAPAN IKAN)
2. PP NO. 60 TH 2007 TTG KONSERVASI SD IKAN
3. PERMEN KP NO. 12 TH 2012 TTG USAHA PERIKANAN TANGKAP
DI LAUT LEPAS
4. PERMEN KP NO. 10 TH 2013 TTG SISTEM PEMANTAUAN KAPAL
PERIKANAN