Anda di halaman 1dari 13

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA
RESOR JAKARTA SELATAN
RESERSE KRIMINAL UMUM

BERITA ACARA PEMERIKSAAN


( AHLI )
----------Pada hari ini Rabu tanggal 25 bulan April tahun tahun dua ribu delapan belas sekira pukul 10.00
WIB, saya :-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------- ROMI GERUNG S.H
-----------------------------------------------------------
Pangkat IPDA NRP 84121890, jabatan Penyidik pada Kantor Kepolisian tersebut di atas,berdasarkan
Skep Penyidik No. Pol. SKEP/145/VII/12010 tanggal 12 Juli 2010 dan Surat perintah penyidikan
Sp.Sidik/129/III/2018/Dit.Reskrimum tanggal 30 Maret 2018 telah melakukan pemeriksaan bersama-sama
dengan : ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------- BENNY YOMAN KAISIEPO S.I.K
-------------------------------------------------
Pangkat AIPDA POLISI NRP 880031082 jabatan Penyidik pada Kantor Kepolisian tersebut di
atas,berdasarkan Skep Penyidik No. Pol. SKEP/223/IV/1996 tanggal 11 April 2013 dan Surat perintah
penyidikan Sp.Sidik/129/III/2018/Dit.Reskrimum tanggal 30 Maret 2018 telah melakukan pemeriksaan
bersama-sama dengan : -------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------- I WAYAN BALIK PASTIKA S.I.K


-------------------------------------------------
Pangkat AIPDA NRP 91090045, jabatan Penyidik pada Kantor Kepolisian tersebut di atas,berdasarkan
Skep Penyidik No. Pol. SKEP/115/V/2014 tanggal 12 Mei 2014 dan Surat perintah penyidikan
Sp.Sidik/129/III/2018/Dit.Reskrimum tanggal 30 Maret 2018 telah melakukan pemeriksaan terhadap
seorang Laki-laki yang belum dikenal dan mengaku bernama : -----------------------------------------------------------

----------------------------------------------- DR. ALFITRA HIARIEJ S.H M.HUM


---------------------------------------------

------ Tempat tanggal lahir: Makassar, 15 Juli 1965, jenis kelamin : Laki-laki, Agama : Islam, Pekerjaan:
Dosen Fakultas Hukum UPN “Veteran” Jakarta, Kewarganegaraan Indonesia, Tempat Tinggal: Jalan Raya
Gandul 11, Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat No HP : 087778897890. --------
------ Ia (Dr. Alfitra Hiariej S.H M.Hum) diperiksa dan didengar keterangannya sebagai AHLI dalam
Perkara Tindak Pidana Penggelapan dan Tindak Pidana Pencucian Uang terkait penyalahgunaan uang
hasil penjualan rumah milikk SAFIRA TASYA dengan pembelian emas seberat 100 gram di Mall
Casablanka, Jakarta Selatan pada tanggal 21 Maret 2018 serta beberapa transaksi ilegal lainnya,
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Pasal 3 Undang-
Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang terjadi pada tanggal 21 Maret 2018
sehubungan dengan Laporan Polisi Nomor: LP/129/III/2018/Res.Jkt.Sel/ Reskrimum tanggal 30 Maret
2018. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

--------- Pemeriksaan dilakukan dengan cara tanpa jawab menggunakan bahasa Indonesia kemudian atas
pertanyaan penyidik. Atas pertanyaan pemeriksa yang diperiksa menjawab dan memberikan
keterangannya sebagai berikut : ---------------------------------------------------------------------------------------------------

PERTANYAAN: JAWABAN:

1. Apakah saat ini Saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dan bersediakah
Saudara diperiksa dan memberikan jawaban/keterangan yang sebenar-benarnya?
------------------------------------
------- 1. Ya, saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia diperiksa dan didengar
keterangannya serta akan memberikan keterangan yang sebenar-benarnya. ---------------------------

2. Diberitahukan kepada Saudara bahwa Saudara diperiksa saat ini sebagai AHLI
sehubungan dengan adanya dugaan perkara Tidak Pidana Penggelapan dan Pencucian Uang ,
sehubungan dengan perkara yang dilaporkan kepada pihak Kepolisian sesuai Laporan Polisi
Nomor:LP/129/III/2018/Res.Jkt.Sel/Dit.Reskrimum tanggal 30 Maret 2018, tentang Tindak Pidana
Penggelapan dan Pencucian Uang. Apakah Saudara bersedia untuk didengar keterangannya
sebagai Ahli dan akan memberikan keterangan sebenar-benarnya terkait perkara tersebut. Apakah
saudara mengerti? ------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------- 2. Ya, saya mengerti dan bersedia untuk didengar keterangannya sebagai Ahli dan saya akan
memberikan keterangan sebenar-benarnya terkait perkara tersebut dengan jelas . -----------------

3. Sebelum saudara memberikan keterangan sebagai Ahli Pidana, apakah Ahli bersedia
untuk mengucapkan janji/sumpah dimuka penyidik dan dalam pemeriksaan ini Ahli bersedia
memberikan keterangan menurut pengetahuan atau keahlian yang Ahli miliki sesuai denga Pasal
120 ayat (2)? ---
------- 3. Ya, saya bersedia megucapkan janji/sumpah,dan akan memberikan keterangan sesuai dengan
keahlian saya. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Coba jelaskan Riwayat hidup singkat saudara ?
----------------------------------------------------------------------
------- 4. a. Riwayat Pekerjaan : -------------------------------------------------------------------------------------------
1. Sebagai Dosen program S1 di FH UNPAR (1999-2002)
Dosen Pasca Sarjana di: ----------------------------------------------------------------------------
1. Univeristas Taruna Cendikia (2003-2007) --------------------------------------------
2. Universitas Hasanbudin (2004-2008) --------------------------------------------------
3. Universitas Islam Jakarta (2009-2012) ------------------------------------------------
4. UPN “Veteran” Jakarta (2015-Sekarang ) ---------------------------------------------
b. Riwayat Pendidikan saya :
--------------------------------------------------------------------------------------
1) Pendidikan Formal :
----------------------------------------------------------------------------------
a)S-1 Ilmu Hukum Universitas Taruna Cendikia, Makassar Lulus Tahun
1987;-
b) S-2 Magister Hukum Universitas Hasanbudin, Makassar Lulus
Tahun 1991;
-------------------------------------------------------------------------------------------
c)S-3 Doktor di Universitas Padjararan, Bandung Lulus Tahun 1997. ---------
5. Dapatkah Ahli jelaskan dimana Ahli bekerja dan apa jabatan ahli saat ini? -----------------------------------
------- 5. Dapat Ahli jelaskan bahwa Saya adalah seorang Dosen Pidana di Fakultas Hukum Universitas
Pembangunan Nasinal “Veteran” Jakarta -------------------------------------------------------------------------

6. Sebelumnya Penyidik akan menjelaskan kronologi kasus bahwa,pada tanggal 15 Februari 2018,
SAFIRA TASYA berniat menjual ruamhnya yangberalamat di Jalan Kemang Raya Nomor 5 RT 3 RW
5, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Pada tanggal 16 Febuari 2018 SAFIRA TASYA meminta
tolong ANGGITA YUDANTI untukmembantu menjualkannya dan kemudian ANGGITA YUDANTI
menyarankan AMODRAMAHARDIKA sebagai perantara penjualan. Kemudian pada tanggal 18
Februari 2018 di MMJuice, Cinere Mall, Jakarta Selatan, AMODRA MAHARDIKA, ANGGITA
YUDANTI, dan SAFIRATASYA bertemu, setelah itu mereka bersama-sama pergi ke rumah SAFIRA
TASYA yang akania jual. Setelah melihat-lihat rumah tersebut kemudian AMODRA
MAHARDIKAmempertimbangkan berdasarkan posisi rumah yang strategis dan tipe rumah 45
makaAMODRA MAHARDIKA memperkirakan harga kotor rumah tersebut sebesar Rp.
900.000.000,00 (Sembilan Ratus Juta Rupiah). Setelah itu AMODRA MAHARDIKA dan
SAFIRATASYA bersepakat bahwa AMODRA MAHARDIKA akan mendapatkan imbalan 10% dari
hargakotor rumah tersebut. AMODRA MAHARDIKA kemudian mempromosikan rumah
tersebutmelalui Facebook di Forum Jual Beli Properti Jakarta dengan memberikan keterangan
bahwadia sebagai perantara menjual sebuah rumah beralamat di Jalan Kemang RayRW 5,
Mampang Prapatan, Jakarta Selatan bertipe 45 dan berlokasi strategis. Kemudian ALDI
\ALIANSYAH menyatakan berminat untuk membeli. Setelahnya AMODRA
MAHARDIKAmempertemukan ALDI ALIANSYAH dengan SYAFIRA TASYA dikediamannya di Jalan
KayuManis, Matraman, Jakarta Timur. Pada pertemuan tersebut disepakati bahwa rumah
tersebutdibeli dengan harga Rp. 900.000.000,00 (Sembilan Ratus Juta Rupiah) dengan
ketentuandibayar di muka sebesar 20% dari harga yang ditentukan dan sisanya dilunasi dalam
jangkawaktu 30 Hari dari kesepakatan tersebut. Di hari yang sama juga, SAFIRA TASYA dan
ALDIALIANSYAH membuat akta pengikatan jual beli yang berisi tentang syarat-syarat
pemenuhankewajiban. Pada tanggal 26 Februari 2018 SAFIRA TASYA ditugaskan ke luar kota dari
28Februari 2018 sampai dengan 28 Maret 2018. Pada tanggal 27 Februari 2018 SAFIRA
TASYAmembuat surat kuasa kepada AMODRA MAHARDIKA untuk menerima pembayaran
yangkemudian di serahkan kepada AMODRA MAHARDIKA. Pada tanggal 20 Maret 2018
ALDIALIANSYAH memberikan DP sebesar 20% seharga Rp. 180.000.000,00 (Seratus
DelapanPuluh Juta) secara tunai. Keesokannya pada 21 Maret 2018 AMODRA MAHARDIKA
membelisebuah emas batang seberat 100 (Seratus) Gram dan seharga Rp. 177.000.000,00 di
MallKasablanka, Jakarta Selatan. Pada tanggal 22 Maret 2018 ALDI ALIANSYAH mentrasnfer
uangke rekening pribadi AMODRA MAHARDIKA sebesar Rp. 360.000.000,00 (Tiga Ratus
EnamPuluh Juta Rupiah) dengan rekening Bank Royanmer dan nomor rekening
0140101999.Kemudian AMODRA MAHARDIKA membeli sebuah mobil, yaitu mobil Honda Brio
berwarnaputih dengan harga Rp. 184.000.000,00 (Seratus Delapan Puluh Empat Juta)
menggunakankartu kredir pada tanggal 23 Maret 2018 di Dealer Honda Mobil Pasar Minggu. Pada
hari yangsama AMODRA MAHARDIKA mentransfer sebesar Rp 50.000.000,00 (Lima Puluh
Juta)dengan masing-masing kepada rekening Bank Royanmer atas nama WIDIA nomor
0140101242sebesar Rp. 20.000.000,00 (Dua Puluh Juta Rupiah), kepada rekening Bank RIB atas
namaBUNGA SITOMPUL nomor 5911254379 sebesar Rp. 20.000.000,00 (Dua Puluh Juta
Rupiah),dan kepada rekening Bank BAC atas nama Agung Jospriady nomor 0871456021 sebesar
Rp.10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah). Kemudian pada tanggal 23 Maret 2018
ANGGITAYUDANTI menghubugni AMODRA MAHARDIKA untuk meminta bagian atas penjualan
rumahtetapi ditolak AMODRA MAHARDIKA karena keuntungannya dianggap kecil.
KemudianANGGITA YUDANTI mendesak AMODRA MAHARDIKA dengan menanyakan aset-aset
yangAMODRA MAHARDIKA beli yang menyebabkan AMODRA MAHARDIKA mengakuitindakannya.
Setelah itu ANGGITA YUDANTI menyuruh dengan ancaman kepada AMODRAMAHARDIKA untuk
membuka usaha dengan uang penjualan milik SAFIRA TASYA. Padatanggal 24 Maret 2018 ALDI
ALIANSYAH melunasi pembayaran sebesar Rp. 360.000.000,00(Tiga Ratus Enam Puluh Juta)
melalui rekening pribadi AMODRA MAHARDIKA. Di hari yangsama AMODRA MAHARDIKA,
JESSICA SIMBOLON, dan ANGGITA YUDANTI bertemu untukmembahas pembentukan usaha
rumah makan sesuai rencana ANGGITA YUDANTI setelah itu AMODRA MAHARDIKA mentransfer
uang ke rekening Bank berdiri atas nama ANGGITA YUDANTI sebesar Rp. 12.500.000,00 (Dua
Belas Juta Lima Ratus Ribu) dan menarik uang sebesar Rp. 50.000.000,00 (Lima Puluh Juta
Rupiah) dan kemudian menuju rumah agung untuk membeli ternak lelenya dengan harga Rp.
50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah) secara tunai yang langsung disetujui AGUNG JOSPRIADY.
Pada tanggal 25 Maret 2018 AMODRA MAHARDIKA dan ANGGITA YUDANTI mendapatkan ruko
untuk tempat usaha makan di Jalan Teratai XVI Blok Q No 13 Jakarta Selatan milik WILLI WONKA
seharga Rp. 85.000.000,00 untuk sewa 1 tahun yang akan dibayar pada tanggal 27 Maret 2018.
Dihari yang sama AMODRA MAHARDIKA menarik uang tunai sejumlah Rp. 85.000.000,00 (Delapan
Puluh Lima Juta) untuk membayar uang sewa ruko yang diberikan pada JESSICA SIMBOLON pada
hari itu juga dan mentrasfer ke ANGGITA YUDANTI sebesar Rp. 12.500.000,00 (Dua Belas Juta
Lima Ratus Ribu). Pada 26 Maret 2018 AMODRA MAHARDIKA mentrasfer ke rekening ANGGITA
YUDANTI dan JESSICA SIMBOLON masing-masing Rp. 12.500.000,00 (Dua Belas Juta Lima Ratus
Ribu) dan Rp. 25.000.000 (Dua Puluh Lima Juta). Bahwa pada hari yang sama JESSICA
SIMBOLON mentransfer uang ke rekening MITA NURAISAH, NURAINI SJAHAB, dan ALICIA
ANGGRAENI masing-masing sebesar Rp. 5.000.000,00 (Lima Juta). Kemudian pada tanggal 27
Maret 2018, JESSICA SIMBOLON mendatangi WILLI WONKA di kediamannya untuk mebayarkan
biaya sewa ruko miliknya. Di hari yang sama, AMODRA MAHARDIKA mentrasfer ke rekening
ANGGITA YUDANTI dan JESSICA SIMBOLON masing-masing Rp. 12.500.000,00 (Dua Belas Juta
Lima Ratus Ribu) dan Rp. 25.000.000 (Dua Puluh Lima Juta). Bahwa pada hari yang sama
JESSICA SIMBOLON mentransfer uang ke rekening MITA NURAISAH, NURAINI SJAHAB, dan
ALICIA ANGGRAENI masing-masing sebesar Rp. 5.000.000,00 (Lima Juta). Pada tanggal 28 Maret
2018 AMODRA MAHARDIKA menarik uang tunai sebesar Rp. 200.000.000,00 (Dua Ratus Juta
Rupiah) dan kemudian AMODRA MAHARDIKA memberikan uang tersebut kepada ALICIA
ANGGRAENI dan NURAINI SJAHAB masing-masing Rp. 100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah) dan
pada hari itu SAFIRA TASYA sepulang dari dinas menagih uang dari AMODRA MAHARDIKA.
Setelah ditagih AMODRA MAHARDIKA mentransfer ke rekening SAFIRA TASYA uang sebesar Rp.
45.000.000,00 (Empat Puluh Lima Juta Rupiah). Kemudian AMODRA MAHARDIKA memblokir
kontak SAFIRA TASYA sehingga SAFIRA TASYA tidak dapat menghubungi AMODRA MAHARDIKA.
------------------------------
------- 6. Sesuai dengan kronologi yang penydik sampaikan maka menurut Ahli sesuai dengan keilmuan
yang Ahli miliki maka kasus tersebut merupakan suatu Tindak Pidana Penggelapan sesuai
ketentuan Pasal 372 KUHP yang bunyinya “ Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum
memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi
yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan
pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus
rupiah.” Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan oleh AMODRA
MAHARDIKA merupakan suatu tindak pidana penggelapan, sebab unsur-unsur dalam pasal 372
KUHP pada kronologi tersebut telah terpenuhi seluruhnya. Pada kronologi tersebut terlihat bahwa
adanya perbuatan hukum anatara SAFIRA TASYA dengan AMODRA MAHARDIKA terkait jual beli
rumah yang mengindikasikan bahwa perbuatan tersebut bukan karena kejahatan. Lebih lanjut
pengenaan pidana pada pasal 3 Undang-undang no 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang harus dibuktikan lebih lanjut, dimana perlu
adanya penguraian-penguraian mengenai unsur-unsur pada pasal tersebut, jika dilihat pada
pasala tersebut berbunyi yakni “ Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri,
mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasiltindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul harta kekayaan dipidana karena tindak pidana pencucian uang dengan
pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp.
10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah).” Maka menurut keilmuan yang saya miliki ketentuan
Undang-undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang harus diuraikan lebih
jauh bagaimana unsur-unsur pada pasal tersebut, dimana perlu dijelaskan bagaimana
keterlibatan AMODRA MAHARDIKA serta ANGGITA YUDANTI dan pelaku lainnya. Maka perlu
diperjelas apakah pembelian seluruh barang yang dilakukan oleh AMODRA MAHARDIKA telah
sesuai dengan ketentuan Undang-undang tersebut atau belum, lebih lanjut keterlibatan ANGGITA
YUDANTI dalam perkara ini dibuktikan dengan bukti-bukti yang ada, dimana pada intinya Suatu
tindak pidana Pencucian Uang merupakan suatu tindak pidana lanjutan yang dimana perlu
adanya predicate crime atau tindak pidana pertama. -----------------------------------------

7. Sebagai seorang Ahli Pidana dapatkah Ahli jelaskan bagaimana bentuk perumusan Tindak
Pidana atau delik?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------- 7. Delik formal yang menekankan pada perbuatan, terlepas dari akibat yang mungkin timbul dan
perbuatan itu sendiri sudah bertentangan dengan larangan atau perintah dan sudah dapat di
pidana. Contoh Pasal 362 KUHP tentang Pencurian yang berbunyi “Barangsiapa mengambil
barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk
dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana pejara paling lama
lima tahun atau denda paling banyak sembilan ratus rupiah”. Istilah ‘mengambil’ berarti suatu
perbuatan yang tidak lebih, yang mana perbuatan mengambil itu menimbulkan kehilangan milik
secara tidak sukarela, yaitu akibat yang tidak dikehendaki yang dimaksud pembentuk undang-
undang.-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Delik Materil yaitu, yang dilarang dan dapat dipidana adalah yang menimbulkan akibat tertentu
meskipun perbuatan disini juga penting, sudah terkandung didalamnya, contoh: Pasal 359 KUHP
tentang Menyebabkab Matinya Orang Lain. -----------------------------------------------------------------------
Delik Materil formil yaitu antara perbuatan dan akibat dicantumkan dalam rumusan pasal, contoh
Pasal 378 KUHP tentang Penipuan. ---------------------------------------------------------------------------------

8. Sesuai dengan kronologi kasus dijelaskan, Menurut Ahli delik manakah yang ditetapkan pada kasus
ini? --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------- 8. Berdasarkan pengetahuan yang Ahli miliki sebagai Ahli Pidana sangat tepat bahwa pada kasus
adalah terkena delik formil karena Tindak pidana Penggelapan sesuai ketentuan pasal 372 KUHP
yang dilakukan oleh AMODRA MAHARDIKA, mengingat bahwa dalam kesepakatan jual beli
tersebut AMODRA MAHARDIKA menerima pembayaran atas rumah tersebut, dimana pada unsur
tersebut AMODRA MAHARDIKA menerima pembayaran atas pembelian rumah milik SAFIRA
TASYA tidak dengan melawan hukum melainkan karena diberikan kuasa oleh SAFIRA TASYA.
Lebih lanjut Tindak Pidana Penggelapan telah selesai perbuatannya namun belum menimbulkan
akibat. -----------------------------------------------------------------------------------------------------
9. Dapatkah Ahli jelaskan siapa saja yang dimaksud dengan pelaku Tindak Pidana? -------------------------
------- 9. Ya dapat ahli jelaskan menurut pengetahuan ahli, dalam ketentuan pasal 55 ayat 1 Kitab
Undang-udang Hukum Pidana yang disebut sebagai pelaku tindak pidana yakni: ----------------------
1. Orang yang melakukan sendiri Tindak Pidana: diartikan bahwa untuk menentukan
seseorang sebagai yang melakukan/pelaksana tindak pidana secara penyertaan adalah
dengan 2 (dua) kriteria yakni: Perbuatannya adalah perbuatan yang menentukan
terwujudnya tindak pidana, kedua perbuatannya tersebut memenuhi unsur tindak Pidana. -
2. Orang yang Turut melakukan Tindak pidana Yang di maksud dengan turut serta
melakukan (mede pleger), ialah setiap orang yang sengaja berbuat (meedoet) dalam
melakukan suatu tindak pidana, dapat di tarik kesimpulan bahwa untuk menentukan
seseorang sebagai pembuat peserta yaitu apabila perbuatan orang tersebut memang
mengarah dalam mewujudkan tindak pidana dan memang telah terbentuk niat yang sama
dengan pembuat pelaksana (pleger) untuk mewujudkan tindak pidana tersebut.
---------------
3. Orang yang menyuruh orang lain untuk melakukan tindak pidana (doen pleger),
Orang lain sebagai alat di dalam tangannya Yang dimaksud dengan orang lain sebagai
alat di dalam tangannya adalah apabila orang/pelaku tersebut memperalat orang lain untuk
melakukan tindak pidana. --------------------------------------------------------------------------------------
a. Tanpa kesengajaan atau kealpaan
-----------------------------------------------------------------
Yang di maksud dengan tanpa kesengajaan atau tanpa kealpaan adalah perbuatan
yang dilakukan oleh orang yang di suruh (manus ministra) tidak dilandasi oleh
kesengajaan untuk mewujudkan tindak pidana, juga terjadinya tindak pidana bukan
karena adanya kealpaan, karena sesungguhnya inisiatif perbuatan datang dari
pembuat penyuruh, demikian juga niat untuk mewujudkan tindak pidana itu hanya
berada pada pembuat penyuruh (doen pleger). -------------------------------------------------
b. Karena kekerasan
---------------------------------------------------------------------------------------
Yang di maksud dengan kekerasan (geweld) di sini adalah perbuatan yang dengan
menggunakan kekerasan fisik yang besar, yang in casu ditujukan pada orang,
mengakibatkan orang itu tidak berdaya. Dari apa yang telah diterangkan di atas
maka jelaslah bahwa orang yang di suruh melakukan tidak dapat di pidana.. ----------
4. Orang yang dengan sengaja membujuk atau menggerakan orang lain untuk
melakukan tindak pidana. Diartikan bahwa seseorang yang mempunyai kehendak untuk
melakukan tindak pidana, kemudian yang digerkan untuk melakukan tindak pidana, atau
harus
menggunakan. ----------------------------------------------------------------------------------------------------

10. Sesuai kronologi maka dapatkah Ahli jelaskan apakah AMODRA MAHARDIKA merupakan pelaku
tindak pidana? -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------ 10. Dapat Ahli jelaskan bahwa sesuai dengan kronologi kasus tersebut maka AMODRA MAHARDIKA
telah sesuai dengan pengertian pelaku tindak pidana, dimana AMODRA MAHARDIKA memenuhi
unsur pasal 55 ayat 1 yakni orang yang melakukan sendiri tindak pidana. Dimana pada
kriterianya perbuatan AMODRA MAHARDIKA telah memenuhi unsur Tindak Pidana pada pasal
372 KUHP tentang Penggelapan, dimana AMODRA MAHARDIKA dengan sengaja dan melawan
hukum memiliki uang atas pembayaran penjualan rumah milik SAFIRA TASYA.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

11. Dapatkah Ahli jelaskan unsur-unsur Tindak Pidana? -------------------------------------------------------------------


------ 10. Unsur subjektif sari suatu tindak pidana yakni: --------------------------------------------------------------------
1. Kesengajaan dan ketidaksengajaan (dolus dan culpa);
-----------------------------------------------
2. Maksud atau Voornemen pada suatu percobaan dimaksud dalam pasal 53 ayat 1
KUHP; -
3. Macam-macam maksud atau oogmerk;
-------------------------------------------------------------------
4. Merencanakan terlebih dulu atau voorbedacht sesuai kejahatan pembunuhan
dalam pasal 340 KUHP.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Unsur objektif dalam suatu tindak pidana, yakni: -----------------------------------------------------------------
1. Sifat melanggar oknum
-----------------------------------------------------------------------------------------
2. Kualitas dari si pelaku, karena jabatan tertentu dari pelaku.
------------------------------------------
3. Kausalitas yakni hubungan antara suatu tindak pidana.
-----------------------------------------------

12. Dalam kasus posisi tersebut menurut Ahli siapa sajakah subjek hukum yang bersalah dalam kasus
ini sesuai dengan ketentuan pasal 55 Kitab Undang-undang Hukum Pidana? -------------------------------
------ 12. menurut pengetahuan Ahli maka sesuai dengan ketentuan pasal 55 KUHP terdapat beberapa
pelaku tindak pidana dari kronolgi tersebut, dimana yang pertama yakni AMODRA MAHARDIKA
selaku orang yang melakukan sendiri tindak pidana, sebab AMODRA MAHARDIKA dengan
sengaja dan melawan hukum menggelapkan uang milik SAFIRA TASYA namun bukan karena
kejahatan. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ANGGITA YYUDANTI merupakan orang yang menyuruh orang lain serta orang yang turut serta
melakukan tindak pidana sesuai Pasal 3 Undang-undang no 8 Tahun 2010 Tentang Pencegaha
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. ----------------------------------------------------------

13. Dapatkah Ahli jelaskan menurut keilmuan Ahli tindak pidana apa yang dikenakan kepada AMODRA
MAHARDIKA? -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------ 13. Dapat Ahli jelaskan sesuai dengan kronolgi kasus tersebut maka AMODRA MAHARDIKA dapat
dikenakan pada pasal 372 KUHP sebab tindakan yang dilakukan oleh AMODRA MAHARDIKA
telah memenuhi unsur-unsur pasal tersebut, kemudian pengenaan pasal 3 Undang-undang No 8
Tahun 2011 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana pencucian Uang Jo Pasal
55 ayat 1 ke-1 KUHP perlu dijelaskan mengenai unsur-unsur pada pasal tersebut apakah terbukti
dilakukan oleh AMODRA MAHARDIKA atau tidak. --------------------------------------------------------------

14. Dapatkah Ahli jelaskan mengapa Ahli menyatakan bahwa AMODRA MAHARDIKA memenuhi unsur-
unsur pasal penggelapan? -------------------------------------------------------------------------------------------------
------ 14. Dapat Ahli jelaskan bahwa tindak pidana penggelapan adalah penyalahgunaan hak atau
penyalahgunaan kepercayaan oleh seorang yang mana kepercayaan tersebut diperolehnya
tanpa adanya unsur melawan hukum. Sehingga jika dilihat pada Pasal tersebut terdapat unsur-
unsur pasal yang ada dimana Unsur tersebut melingkupi unsur objektif dan unsur subjektif, jika
dirinci terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut: --------------------------------------------------------------------
A. Unsur Objektif yakni: -----------------------------------------------------------------------------------------------
1. Mengaku sebagai milik sendiri. ---------------------------------------------------------------------------
2. Sesuatu barang. -----------------------------------------------------------------------------------------------
3. Seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain. --------------------------------------------------
4. Yang berada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan. ------------------------------------
5. Secara melawan hukum. -----------------------------------------------------------------------------------
B. Unsur-unsur subjektif yaitu dengan sengaja. ----------------------------------------------------------------

maka jika kita lihat lihat pada Kronologi yang penyidik sampaikan maka perbuatan yang
AMODRA MAHARDIKA lakukan telah memenuhi unsur-unsur tersebut, hal ini dapat diuraikan
satu-satu yakni unsur mengaku sebagai milik sendiri dapat diartikan bahwa Unsur memiliki dalam
rumusan pasal ini merupakan terjemahan dari Zich toeeigenen istilah tersebut disebut dengan
menguasai. Jadi yang dilakukan AMODRA MAHARDIKA dengan menguasai uang milik SAFIRA
TASYA telah terpenuhi unsur-unsurnya tersebut. Kedua unsur Sesuatu barang Makna barang ini
merujuk pada apa yang dikuasi oleh AMODRA MAHARDIKA yakni Uang milik SAFIRA TASYA
sehingga unsur memiliki barang juga terpenuhi pada kasus ini. Ketiga unsur Seluruh atau
sebagian adalah milik orang lain Unsur ini mengandung pengertian bahwa benda yang diambil
haruslah barang/benda yang dimiliki baik seluruhnya ataupun sebagian oleh orang lain. Jadi
harus ada pemiliknya, barang atau benda yang tidak bertuan atau tidak ada pemiliknya tidak
dapat menjadi objek penggelapan., pada kasus ini dapat dilihat bahwa penguasaan atas brang
milik SAFIRA TASYA yakni uang oleh AMODRA MAHARDIKA telah memenuhi ketentuan unsur
ini sebab menurut Ahli penguasaan uang oleh AMODRA MAHARDIKA secara keseluruhan telah
tepatlah memenuhi. Keempat unsur Berada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan hal ini
terlihat bawa penguasaan uang milik SAFIRA TASYA oleh AMODRA MAHARDIKA bukanlah
merupakan hasil tindak kejahatan, hal itu dapat dbuktikan bahwa telah adanya perjanjian
pelimpahan kekuasaan dari SAFIRA TASYA kepada AMODRA MAHARDIKA untuk menerima
pembayaran atas penjualan rumah yang dilakukan. ------------------------------------------------------------
Terakhir unsur Subjektif yakni dengan sengaja, dapat diartikan bahwa Dalam hal ini kesengajaan
atau maksud itu ditujukan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, hal itu tercermin
bahwa perbuatan penggelapan yang dilakukan oleh AMODRA MAHARDIKA merupakan suatu
maksud untuk memperkaya diri dengan menggelapkan uang milik SAFIRA TASYA yang ada
dipenguasaannya bukan karena kejahatan melainkan karena pelimpahan wewenang oleh
SAFIRA TASYA. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------

15. Dapatkah Ahli Jelaskan apa saja Faktor-Faktor terkait Tindak Pidana Penggelapan? ---------------------
------ 15. Dapat Ahli Jelaskan menurut pemahaman Ahli selama ini terdapat banyak faktor terjadinya tindak
pidana Penggelapan yang dilakukan oleh pelaku Tindak Pidana baik itu faktor Internal maupun
faktor eksternal itu sendiri. Namun secara garis besar sesuai pemahaman Ahli ada 3 faktor utama
yang mempengaruhi seseorang melakukan tindak Pidana Penggelapan yakni:
1. Mentalitas yang buruk merupakan salah satu faktor yang menimbulkan terjadinya
tindak pidana penggelapan. Sepengetahuan Ahli mentalitas berhubungan dengan
kepribadian pelaku itu sendiri dimana dengan mentalitas yang tidak bertanggung jawab
merupakan faktor utama terkuat mengapa banyak pelaku Tindak Pidana Penggelapan itu
sendiri. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Faktor pemenuhan kebutuhan hidup yaitu adanya tekanan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan karena pengaruh gaya hidup yang konsumtif bisa
mendorong seseorang untuk melakukan pengeluaran anggaran yang melebihi batas
kemampuannya.
3. Adanya niat dan kesempatan. Niatdan kesempatan merupakan faktor pendorong
timbulnya tindak pidana penggelapan yang disepakati oleh sebahagian dari informan
objek penelitian.Betapapun besarnyaniat jika tidak ada kesempatan, penggelapan tidak da
pat dilakukan, dan sebaliknya jika tidak ada niat melakukan penggelapan dikarenakan
mentalitas yang baik namun ada kesempatan maka penggelapan tidak dapat dilakukan.----

16. Ahli menjelaskan bahwa pengenaan pasal 3 Undang-undang no 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 kepada AMODRA
MAHARDIKA perlu di uraikan mengenai Unsur-unsurnya, dapatkah Ahli jelaskan apa saja unsur
dalam pasal 3 tersebut? --------------------------------------------------------------------------------------------
------ 16. Sebelum Ahli jelaskan mengenai unsur-unsur pasal tersebut dapat Ahli jelaskan mengenai
pengertian dari Tindak Pidana Pencucian Uang itu sendiri memiliki arti yakni serangkaian
kegiatan yang merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi terhadap uang
hasil kejahatan, yaitu uang yang berasal dari tindak pidana dengan maksud untuk
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang tersebut. Dari pengertian tersebut sehingga
dapat diuraikan apa saja unsur yang terdapat pada pasal 3 Undang-undang tersebut yakni
diantaranya: ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Subjeknya adalah setiap orang, dapat diartikan bahwa unsur ini telah terpenuhi mengingat
AMODRA MAHARDIKA merupakan suatu subjek hukum yang melakukan suatu perbuatan
hukum. Kedua yakni unsur menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,
membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,
menukarkan, dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa perbuatan AMODRA MAHARDIKA
dengan mentransfer, menempatkan, mengalihkan, membelanjakan dan sebagainya sesuai
dengan kronologi kasus yang penyidik sampaikan telah memenuhi unsur-unsur yang ada di sini
sehingga dapat dikatakan bahwa AMODRA MAHARDIKA telah melakukan suatu tindak pidana
tersebut. Selanjutnya unsur harta kekayaan unsur ini mengartikan bahwa uang yang diterima
atas pembayaran penjualan rumah milik SAFIRA TASYA adalah harta kekayaan yang dimiliki oleh
AMODRA MAHARDIKA namun harta kekayaan tersebut merupakan suatu harta yang didapat
dengan tidak secara melawan hukum yakni dengan pelimpahan kewenangan untuk menerima
uang asat penjualan rumah tersebut, namun pada unsur ini juga terpenuhi bahwa tindak pidana
pencucian uang yakni suatu tindak pidana lanjutan atas tindak pidana pertama sesuai yang diatur
di dalam pasal 2 ayat (1) dimana tindak pidana pencucian uang ini menggunakan uang hasil
tindak pidana Penggelapan oleh AMODRA MAHARDIKA. Benar bahwa AMODRA MAHARDIKA
telah melakukan tindak pidana Pencucian uang namun tindak pidana Pencucian uang yang
dilakukan oleh AMODRA MAHARDIKA disebabkan oleh adanya ancaman yang dilakukan oleh
ANGGITA YUDANTI hal itu sesuai dengan kronologi yang penyidik uraikan sehingga pengenaan
pasal 3 TPPU sangatlah tidak tepat hal itu dikarenakan Tindak Pidana Pencuian Uang dilakukan
oleh AMODRA MAHARDIKA karena adanya ancaman oleh ANGGITA YUDANTI sehingga
terdapat unsur Overmacht dalam perkara TPPU oleh AMODRA MAHARDIKA.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

17. Dapatkah Ahli Jelaskan unsur-unsur Overmacht yang Ahli simpulkan? ----------------------------------------
------ 17. Dapat Ahli jelaskan menurut Pasal 48 dikatakan tidak dipidananya seseorang yang melakukan
perbuatan yang didorong oleh daya paksa. Namun pada KUHP ini tidak menjelaskan mengenai
apa itu daya paksa sehingga Ahli menjelaskan bahwa daya paksa dilukiskan sebagai “setiap
kekuatan, setiap paksaan atau tekanan yang tak dapat ditahan”. -----------------------------------------
Overmacht sendiri terbagi menjadi dua unsur yakni vis asoluta (paksaan absolut) yang diartikan
sebagai Vis Absolute, yaitu suatu kekuatan fisik bersifat mutlak yang mengenai
danmengkondisikan seseorang hingga ia tidak dapat menghindar sama sekali untuk berbuat
lainkecuali terpaksa melakukan perbuatan pidana yang dilarang hukum. Dalam hal ini,
pelakuhanya merupakan alat untuk melakukan tindak pidana. Oleh karena itu ia tidak dikenai
pidanakarena hakekat alat adalah benda mati dan hukum tidaklah membicarakan atau
mengatur benda mati sebagai obyek. Sementara yang diartikan sebagai vis compulsiva (paksaan
yang relatif) yaitu suatu kekuatan psikis yang mengkondisikan seseorang
hingga berada dalam keadaan terpaksa melakukan suatu perbuatan pidana yang dilarang hukum
. Secara teoritik, sumber datangnya kekuatan psikis tersebut adakalanya berasal dari kekuatan
mempengaruhi jiwa yang dilancarkan seseorang sehingga yang terkena secara psikis tidak lagi
memiliki kehendak apa-apa selain mengikuti kemauan pihak yang melancarkan
pengaruh jiwa tadi.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

18. Dapatkah Ahli jelaskan unsur Overmacht apa yang menguatkan bahwa ANGGITA YUDANTI
merupakan pelaku Tindak Pidana Pencucian Uang? ----------------------------------------------------------------
------ 18. Dapat Ahli jelaskan bahwa sesuai unsur-unsurovermacht yang Ahli sebutkan maka sesuai dengan
kronologi yang penyidik sampaikan ANGGITA YUDANTI adalah orang yang memberikan
ancaman secara psikis kepada AMODRA MAHARDIKA, hal itu teruraikan bahwa kekutan psikis
yang dilakukan oleh ANGGITA YUDANTI membuat pengaruh jiwa bagi AMODRA MAHARDIKA
merasa tertekan sehingga membuat AMODRA MAHARDIKA harus menuruti perintah ANGGITA
YUDANTI dalam melakukan Tindak pidana yang disangkakan. Kemudian setalah mendapatkan
ancaman tersebut membuat AMODRA MAHARDIKA tidak memiliki kehendak untuk menguatkan
dirinya dimana ancaman oelh ANGGITA YUDANTI telah berhasil mempengaruhi psikis AMODRA
MAHARDIKA. Lebih lanjut sesuai dengan penjelasan AHLI sebelumnya bahwa ANGGITA
YUDANTI di sangkakan pada pasal 55 ayat (1) ke-1 sebagai orang yang melakukan tindak
pidana pencucian sekaligus orang yang menyuruh melakukan tindak pidana lanjutan yakni
Tindak Pidana Pencucian Uang. --------------------------------------------------------------------------------------

20. Apakah masih ada keterangan lain yang saudara ingin sampaikan? --------------------------------------------
----- 20. Tidak ada keterangan lain yang ingin saya sampaikan. --------------------------------------------------------

21. Apakah saudara dipaksa atau ditekan oleh pemeriksa pada saat saudara memberikan keterangan? -
----- 21. Ya tidak dipaksa ataupun mendapat tekanan dari Pemeriksa. -----------------------------------------------

22. Apakah semua keterangan yang saudara berikan sebagaimana tersebut diatas semuanya benar dan
22. Ya benar dan dapat dipertanggungjawabkan. ---------------------------------------------------------------------

----- Setelah Berita Acara Pemeriksaan ini selesai dibuat, selanjutnya kepada yang diperiksa dipersilahkan
untuk membaca kembali semua keterangannya di atas, dan yang diperiksa menyatakan setuju serta
membenarkan, yang diperiksa membubuhkan tanda tangannya dibawah ini. -----------------------------------------

Yang Diperiksa

DR. ALFITRA HIARIEJ S.H M.HUM


------- Demikian Berita Acara Pemeriksaan saksi ini dibuat dengan sebenar – benarnya atas kekuatan
sumpah jabatan saya sekarang ini, kemudian ditutup Pukul 13.00 WIB dan ditandatangani Pada Hari Rabu
Tanggal 25 April 2018 tersebut diatas.-------------------------------------------------------------------------------------------
Penyidik/ Penyidik Pembantu
ROMI GERUNG S. H
IPDA NRP. 84121890

BENNY YOMAN KAISIEPO S.I.K


AIPDA NRP. 880031082

I WAYAN BALIK PASTIKA S.I.K


AIPDA NRP 91090045

Anda mungkin juga menyukai