Anda di halaman 1dari 9

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH JAWA BARAT


RESOR CIREBON KOTA
Jl. Veteran no. 05, Cirebon kota Jawa Barat 12520
“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PEMERIKSAAN


(SAKSI AHLI)

------- Pada Hari … tanggal … bulan … tahun 2017 (Dua Ribu Tujuh Belas) pukul 9.00 WIB,
saya : --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------: …………………… :---------------------------------------------------------
Pangkat ………. Nrp …….., Jabatan Penyidik dari Kantor Polisi tersebut di atas, berdasarkan Skep.
Penyidik No. Pol.: SKEP/…/../ 20.. tanggal … ……….. 20 telah melakukan pemeriksaan
bersama-sama: --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------:
……………………………………:---------------------------------------------------
Pangkat AIPTU Nrp …………….. , Jabatan Penyidik pembantu dari kantor polisi tersebut diatas,
berdasarkan Skep Penyidik No. Pol.: SKEP/…/XXX/ 2012 tanggal … Maret 2012, telah melakukan
pemeriksaan terhadap seorang perempuan yang belum dikenal bernama: ---------------------------------------

(UNTUK KUNING DIATAS DISESUAIKAN SM DATA YG DIKRIM AMANDA)

----------------------------------------: ANNISA CAROLIN, S.H., M.H., LLM.: --------------------------------------------------


Tempat tanggal lahir: JAKARTA, 15 JULI (ULANG TAHUNNYA YA? WKWKWK :P) 1982, Jenis Kelamin:
Perempuan, Agama: Islam,Kewarganegaraan: WNI, Pendidikan: S3, Pekerjaan: Dosen Hukum Pidana S1
Di Fakultas Hukum Universitas Islam Negeri, Alamat: Jalan Melati II No. 21, RT 02, RW 05,Cirebon-----------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------I
a (Annisa Carolin S.H., M.H., LLM. Diperiksa dan didengar keterangan selaku Ahli dalam bidang Hukum
Pidana dalam perkara tindak pidana pengeroyokan atau penganiayaan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 170 ayat (1), ayat (2) ke-1 KUHP subsider pasal 351 ayat (2) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana yang terjadi pada bulan Januari 2018 di Jalan Raya depan living plaza jl. Ahmad
yani kecamatan kosambi kota Cirebon.
sehubung dengan adanya Laporan Polisi No. Pol : --------------------------------------------------------------------
Pemeriksaan dilakukan dengan cara Tanya Jawab menggunakan bahasa Indonesia, kemudian atas
pertanyaan penyidik yang diperiksa. Atas pertanyaan yang diperiksa memberikan jawaban dan keterangan
sebagai berikut :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PERTANYAAN : JAWABAN :
1. Apakah saat ini saudari dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dan bersediakah saudara diperiksa
dan didengar keterangannya dan apakah saudara bersedia memberikan keterangan yang sebenar-
benarnya kepada
penyidik?-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----- 1. Ya, saya sekarang ini dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dan bersedia diperiksa dan
didengar keterangannya serta akan memberikan keterangan yang sebenar-
benarnya.-----------------------------------------
2. Apakah saudari sekarang ini saudari sadar diperiksa selaku ahli hukum pidana dalam kasus Tindak
Pidana pengeroyokan atau Penganiyayaan berat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 170 ayat 1,
ayat 2 ke-1 KUHP Subsider pasal 351 ayat 2 jo Pasal 55 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Apakah
ahli
mengerti ?--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------- 2. Ya, saya sadar, saya diperiksa selaku saksi ahli dalam bidang hukum pidana sehubungan
dengan adanya dugaan kasus penganiayan berat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 170 ayat 1,
ayat 2 ke-1 KUHP Subsider pasal 351 ayat 2 jo Pasal 55 Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan saya
akan memberikan keterangan dengan sebenar-
benarnya.-------------------------------------------------------------------------
3. Sebelum Ahli memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana, apakah saudara bersedia untuk
mengucapkan janji/sumpah dimuka penyidik Dan dalam pemeriksaan ini ahli bersedia memberikan
keterangan menurut pengetahuan atau keahlian yang ahli miliki sesuai dengan pasal 120 ayat 2
KUHP?----------- 3. Ya, saya bersedia mengucapkan janji/sumpah, dan akan memberikan keterangan
sesuai dengan keahlian saya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Coba jelaskan riwayat hidup singkat
Ahli /---------------------------------------------------------------------------------------- 4. A. Riwayat Pekerjaan Ahli :
-------------------------------------------------------------------------------------------------
1) Asisten Dosen Jurusan Ilmu Hukum FH Universitas Gunung Jati. Tahun 2003-2006
2) Asisten Lawyer Kantor Hukum Equal&Co Law Firm Cirebon. Tahun 2003-2007
3) Staff Kejaksaan Agung -------------------------------------------------------------------------
4) Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum. Tahun 2007-2012
5) Dosen Mata Kuliah Hukum PIdana di S 1 Jurusan Ilmu Hukum FH Universitas Gunung
Jati. Tahun 2008-sekarang.-----------------------------------------------------------------------
6) Dosen Mata Kuliah Kriminologi di S 1 Jurusan Ilmu Hukum FH Universitas Gunung Jati.
Tahun 2009-sekarang. --------------------------------------------------------------------------------------------
B. Riwayat Pendidikan : ---------------------------------------------------------------------------------------------
1) SD 02 Negeri Jakarta (1987-1993). ----------------------------------------------------------------------
2) SMPN 132 Cirebon (1993-1996).
------------------------------------------------------------------------- 3) SMAN 84
Cirebon (1996-1999). --------------------------------------------------------------------------
4) S-1 Ilmu Hukum Universitas Nahdlatul Cirebon (1996-2000). ------------------------------------
5) S-2 Ilmu Hukum Universitas Nahdlatul Cirebon (2000-2002). ------------------------------------
6) S-3 Ilmu Hukum Universitas Indonesia (2003-2005). ------------------------------------------------
5. Dapatkah ahli jelaskan dimana anda bekerja dan apa jabatan
Ahli?-------------------------------------------------------- 5. Jabatan saya adalah dosen mata kuliah Hukum Pidana
S-1 Ilmu Hukum Di Fakultas Hukum Universitas Bina
Nusantara.---------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Sebelumnya penyidik akan menjelaskan kronologi kasus Penganiayaan, Bahwa pada hari Senin tangal
15 Januari 2018 sekira pukul 7.58 Wib ketika saksi RAHMAT SETIAWAN bin SAMIN turun dari mobil elf
yang berada di Jalan Raya Depan Living Plasza By Pass Jl. Ahmad Yani Kecamatan Kesambi Kota
Cirebon tersangka RIYANTO als RINTO BIN ARTO memanah dengan menggunakan 1 (satu) buah anak
panah yang terbuat dari bambo panjang sekitar 20 cm dengan ujung besi paku yang dipipihkan dengan
menggunakan 1 (satu) buah ketapel yang belum diketahui keberadaaan (daftar pencarian barang bukti No.
Pol DPB /06/I/2018/Resrim) tepat mengenai sasaran bagian bagian kepala dan menancap di bagian
samping kanan saksi RAHMAT SETIAWAN bin SAMIN (sebagaimana Foto korban pada saat dilakukan
tindakan pengobatan di rumah sakit Umum Daerah Gunung jati Jalan Kesambi Nomor 56 Cirebon 451134).
Bahwa perbuatan tersangka RIYANTO als RINTO BIN ARTO dilakukan secara saksi FADILLAH
MA’RUFUDIN bin MUHARUDIN berangkat menuju sekolah dan bertemu dengan Tersangka RIYANTO
alias RINTO BIN ARTO, DIKI, SUGIONO alias BOHO, ROBI HIDAYAT alias ROBI, ARIFIN als BAYONG
sambil menyerahkan ketapel dan anak panah ke tersangka RIYANTO als RINTO BIN ARTO, lalu timbul
niat/ide Tersangka RIYANTO als RINTO BIN ARTO untuk mencoba anak panah tersebut, dengan
mengendarai sepeda motor masing-masing diantaranya : Saksi ROBI membonceng SUGIONO als BO HO
Bin AKWAR menggunakan sepeda motor Yamaha Mio warna hitam plat nomor (tidak diketahui); Saksi
FADILLAH MA’RUFUDIN bin MUHARUDIN memboceng tersangka RIYANTO als RINTO BIN ARTO
dengan menggunakan sepeda motor RIYANTO als RINTO BIN ARTO beat warna merah plat nomor tidak
diketahui; Saksi DIKI membonceng ARIFIN als BAYONG dengan menggunkan sepeda motor Honda beat
warna merah plat nomor tidak diketahui); menuju Jl, Perjuangan Kota Cirebon ketika di depan Swalayan
Living Plaza Jl. Ahmad Yani Kota Cirebon dalam keadaan posisi sepeda motor berjalan tersangka
RIYANTO als RINTO BIN ARTO mengarahkan anak panah dan melepaskan ke bagian kepala saksi
korban RAHMAT SETIAWAN bin SAMIN dan mengakibatkan luka berat, setrelah melihat keadaan tersebut
Saksi FADILLAH MA’RUFUDIN bin MUHARUDIN mentancapkan gas sepeda motor kabur menyelamatkan
diri dan mereka (terdakwa RIYANTO als RINTO BIN ARTO dan Saksi FADILLAH MA’RUFUDIN bin
MUHARUDIN) meninggalkan saksi korban RAHMAT SETIAWAN bin SAMIN keadaan luka berat pada
saksi korban. Bagaimana tanggapan ahli mengenai kasus tersebut ? ------------- 6. Menurut pengetahuan
saya sebagai Ahli Hukum Pidana setelah mendengar kronologi yang penyidik jelaskan bahwa dalam kasus
ini merupakan tindak pidana pengeroyokan dimana Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ( KUHP )
telah memuat pasal yang mengatur tentang tindak pidana yang dengan terang-terangan dan tenaga
Bersama melakukan kekerasan terhadap orang yang menyebabkan luka-luka dan barang yang
menyebabkan perusakan barang. Tindak pidana ini sering disebut dengan tindak pidana pengeroyokan
dan perusakan. Pengeroyokan dan perusakan adalah istilah pidana tentang Tindak pidana pada Pasal 170
KUHP: (1) Barangsiapa terang terangan dan dengan tenaga bersama melakukan kekerasan terhadap
orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. (2) Yang bersalah
diancam: Ke-1. Dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun, jika dengan sengaja menghancurkan
barang atau jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-luka. Ke-2. Dengan pidana paling lama 9
(sembilan) tahun, jika kekerasan mengakibatkan luka berat. Ke-3. Dengan pidana paling lama 12 (dua
belas) tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut. (3) Pasal 89 tidak berlaku bagi pasal ini ( Pasal 170
KUHP ). Pada Pasal 170 ayat (2) KUHP memuat unsur-unsur sebagai berikut: 1. Unsur barang siapa; 2.
Unsur dengan terang-terangan dan tenaga bersama; 3. Unsur menggunakan kekerasan terhadap orang
atau perusakan terhadap barang; 4. Unsur yang mengakibatkan luka-luka atau penghancuran barang. Lalu
dalam hal ini yang dilakukan oleh RIYANTO merupakan adanya overmacht atau daya paksa,
sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) terdapat dalam Pasal 48 KUHP
yang berbunyi: “Orang yang melakukan tindak pidana karena pengaruh daya paksa, tidak dapat dipidana’’.
Dimana keadaan memaksa adalah ada suatu hal dan suatu tekanan yang membuat batin RIYANTO ini
merasa tertekan sehingga dengan tekanan itu dia melakukan tindak pidana pengeroyokan. Di karenakan
tersangka mendapatkan tekanan dari temannya untuk melesatkan anak panah kepada si korban, karena
jika tidak dia diancam temannya bahwa temannya ingin menabrakkan motornya itu ke mobil sehingga
dapat membahayakan nyawa si tersangka/pelaku tersebut.
------------------------------------------------------------------------
7. Dapatkah Ahli menjelaskan lebih lengkap mengenai
overmacht ?----------------------------------------------------------- 7. Dapat ahli jelaskan bahwa DAYA PAKSA-
OVERMACHT (PASAL 48 KUHP). Pasal 48 KUHP menentukan : “ tidak dipidana seseorang yang
melakukan perbuatan yang didorong oleh daya paksa”. Apa yang diartikan dengan daya paksa ini dapat
dijumpai dalam KUHP. Penafsiran bisa dilakukan dengan melihat penjelasan yang diberikan oleh
pemerintah ketika undang-undang (Belanda) itu dibuat. Jadi, “setiap kekuatan, setiap paksaan atau
tekanan yang dapat ditahan”. Hal yang disebut terakhir ini, yang tak dapat ditahan”, memberi sifat kepada
tekanan atau paksaan itu. Yang dimaksud dengan daya paksaan disini bukan paksaan mutlak, yang tidak
memberi kesempatan kepada si pembuat menentukan kehendaknya. Kalimat “tidak dapat ditahan”
menunjukkan, bahwa menurut akal sehat tak dapat diharapkan dari si pembuat untuk mengadakan
perlawanan. Maka dalam overmacht (daya paksa) dapat dibedakan dalam dua hal : 1. vis absoluta
(paksaan yang absolut). 2. vis compulsive (paksaan yang relatif). Daya paksa yang absolute vis absoluta
dapat disebabkan oleh kekuatan manusia atau alam. Dalam hal ini paksaan tersebut sama sekali tak dapat
ditahan. Sedangkan daya paksa relative (vis complusiva). Istilah “gedrongen” (didorong) menunjukkan
bahwa paksaan itu tak dapat diharapkan bahwa ia akan dapat mengadakan perlawanan. -----
8. Dapatkah Ahli jelaskan apa yang dimaksud tindak
pidana ?------------------------------------------------------------------- 8. Dapat Ahli jelaskan bahwa Tindak Pidana
adalah suatu perbuatan yang tidak sesuai atau melanggar suatu aturan hukum atau perbuatan yang
dilarang oleh aturan hukum yang disertai dengan sanksi pidana yang mana aturan tersebut ditujukan
kepada perbuatan sedangkan ancamannya atau sanksi pidananya ditujukan kepada orang yang
melakukan atau orang yang menimbulkan kejadian tersebut. Dalam hal ini, maka terhadap setiap orang
yang melanggar aturan-aturan hukum yang berlaku, dengan demikian dapat dikatakan terhadap orang
tersebut sebagai pelaku perbuatan pidana atau pelaku tindak pidana. Akan tetapi, haruslah diingat bahwa
aturan larangan dan ancaman mempunyai hubungan yang erat, oleh karenanya antara kejadian dengan
orang yang menimbulkan kejadian juga mempunyai hubungan yang erat pula. Perlu diketahui juga bahwa
tindak pidana terbagi menjadi dua. Yaitu tindak pidana umum dan tindak pidana khusus.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
9. Dapatkah Ahli jelaskan mengenai lebih lengkap mengenai tindak pidana
pengeroyokan ?---------------------------- 9. Dapat Ahli jelaskan bahwa jika dilihat dari sisi KUHP yang mana
tindak pidana pengeroyokan yang dilakukan secara bersama-sama diatur dalam Pasal 170 KHUP, bahwa
pengertian dari tindak pidana pengeroyokan itu tidak dapat kita temukan, tetapi disebutkan dalam Pasal ini
adalah bahwa tindak pidana itu dilakukan secara terang-terangan atau terbuka didepan umum dengan
tenaga bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang. Tindakan terlarang disini ialah
secara terbuka dengan tenaga bersama melakukan kekerasan terhadap orang (atau barang). Yang
dimaksud dengan secara terbuka (openlijk) disini ialah bahwa tindakan itu dapat disaksikan umum. Jadi
apakah tindakan itu dilakukan ditempat umum atau tidak, tidak dipersoalkan. Pokoknya dapat dilihat oleh
umum. Bahkan dalam praktek peradilan, jika tindakan itu dilakukan ditempat yang sepi, tidak ada manusia
yang lain melihat, penerapan delik ini dipandang tidak tepat, karna cukup delik penganiayaan saja yang
diterapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan tenaga bersama disini adalah bahwa beberapa tenaga
dipersatukan oleh mereka yang mempunyai tenaga itu. Ini tidak berarti, dalam melakukan kekerasan
terhadap orang misalnya, semua tangan menyekap orang itu, kemudian kaki menendangnya, kemudian
semua tangan menghempaskannya. Jika ada yang menyekap, yang lain memukul dan yang lain
menendang, telah terjadi penggunaan tenaga bersama. Jadi menurut untuk subyek hukum (manusia) yaitu
massa, yang jelas berapa jumlah massanya adalah dimana massa yang terlibat perbuatan pidana dapat
dihitung berapa jumlahnya serta diketahui seberapa besar keterlibatan dalam melakukan perbuatan
pidana, sebab hal tersebut sudah diatur dalam hukum pidana yaitu pada delik penyertaan (deelneming).
Dengan mengacu pada definisi perbuatan tindak pidana pengeroyokan yang dilakukan secara bersama-
sama, dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan dengan perbuatan pidana pada umumnya, hanya saja
yang membedakan adalah dari segi subyek pelakunya yang lebih dari satu orang. Oleh karena itu
perbuatan pidana yang dilakukan secara massal pembahasan dititik beratkan pada kata “pengeroyokan” .
Jadi berdasarkan kata “pengeroyokan” yang menunjuk pada pelaku pada perbuatan pidana dimaksudkan
adalah dua orang lebih dan tidak terbatas maksimalnya.
10. Dapatkah Ahli jelaskan apa yang disebut sebagai pelaku atau dader berdasarkan pasal 55 ayat 1 dan
pasal 56 KUHP Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana ?-------------------------------------------------------------------------- 10. Dapat Ahli jelaskan bahwa Pasal 55
dan Pasal 56 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yang berbunyi: Pasal 55 “(1) Dipidana
sebagai pelaku tindak pidana: 1) mereka yang
melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan; 2)
mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau
martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau
keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.

Pasal 56 “Dipidana sebagai pembantu kejahatan:


1)mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan.
2)mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan” Dari
rumusan pasal diketahui bahwa ada lima golongan peserta tindak pidana, yaitu:
1)yang melakukan perbuatan (plegen, dader)
2)yang menyuruh melakukan perbuatan (doen plegen, middelijke dader)
3)yang turut melakukan perbuatan (medeplegen, mededader)
4)yang membujuk supaya perbuatan dilakukan (uitlokken, uitlokker)
5)yang membantu perbuatan (medeplichtig zijn, medeplichtige). ---------------------------------------------------------

12. Dapatkah Ahli jelaskan bagaimana bentuk perumusan Tindak Pidana atau
Delik ?--------------------------------- 12. Dapat Ahli jelaskan bahwa bentuk perumusan tindak pidana atau suatu
delik itu terjadi menjadi yang pertama ialah delik formil, yang menekankan pada perbuatan, terlepas dari
akibat dan perbuatan itu sendiri sudah bertentangan dengan larangan atau perintah dan sudah dapat
dipidana. Yang kedua ialah delik materil yaitu hal yang dilarang dan dapat dipidana dan dapat
menimbulkan akibat tertentu. Yang ketiga ialah delik materil-formil yaitu antar perbuatan dan akibat
dicantumkan dalam rumusan pasal. --------------------------------

13. Menurut Ahli delik manakah yang tepat diterapkan dalam kasus
ini ?---------------------------------------------------- 13. Berdasarkan pengetahuan saya, dalam kasus ini dapat
disebut sebagai delik materiil. Karena Tindak Pidana Pengeroyokan ini dalam pasal 170 KUHP, yang
dilakukan oleh RIYANTO saat sedang Bersama teman-temannya ini seperti kita ketahui adanya perbuatan
ingin mencoba anak panah yang diberikan oleh temannya di sertai adanya tekanan dari temannya atau
adanya juga unsur overmacht disini, lalu RIYANTO melasatkan anak panah kepada RAHMAT SETIAWAN
saat sedang Bersama teman-temannya dan FADILLAH yang juga turut serta melakukan, dan dibawah
tekanan maupun pengaruh temannya sendiri sehingga RIYANTO melakukan tindak pidana tersebut.
Adapun akibat materiil yang -diterima oleh RAHMAT SETIAWAN ialah ia harus mengalami kerugian
materiil untuk membayar biaya rumah sakit karena luka berat yang dialaminya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

14. Dapatkah Ahli jelaskan unsur-unsur dari pasal 170 KUHP apakah memenuhi unsur dari tindak
pengeroyokan terkait kasus ini seperti yang saudara jelaskan
sebelumnya ?----------------------------------------------- 14. Dapat Ahli jelaskan bahwa Unsur-unsur dari pasal
tersebut dan sudah memenuhi dari tindak pidana pengerookan terkait kasus ini.
1) Dimuka umum, yaitu kejahatan yang dilakukan ditempat umum yang dapat dilihat oleh publik.
2) Bersama melakukan kekerasan, yaitu melakukan sedikit-dikitnya dua orang atau lebih, orang-orang
yang hanya mengikuti dan tidak benarbenar turut melakukan kekerasan tidak dapat dikenakan pasal 170
KUHP.
3) Barang siapa adalah siapa saja (pelaku) yang melakukan tindak pidana atau dapat dikatakan unsur
barang siapa adalah subjek atau pelaku peristiwa.
4) Menyebabkan suatu luka, yaitu yang menyebabkan suatu luka apabila kekerasan itu hanya merupakan
akibat yang tidak dimaksud oleh si pembuat.
5) Luka berat pada tubuh.
Akan tetapi dapat Ahli tekankan bahwa dalam kasus ini dimana RIYANTO tidak dapat dipidana meskipun
sudah memenuhi unsur pasal, dikarenakan RIYANTO berada dalam keadaan overmacht sesuai dengan
pasal 48 KUHP yang sudah Ahli jelaskan diatas sebelumnya. -----------------------------------------------------------

15. Menurut Ahli dalam kasus ini, tindak pidana apa yang tepat dikenakan kepada RIYANTO ALIAS
RINTO?------ 15. Menurut Ahli sebenarnya yang dapat di kenakan terhadap RIYANTO ialah pasal 170
mengenai tindak pidana pengeroyokan. Tapi, dikarenakan RIYANTO ini mendapatkan tekanan dari
temannya atau adanya suatu overmacht sehingga dapat dimungkinkan ia melakukan tindak pidana itu
dengan adanya unsur paksaan sehingga dapat dimungkinkan RIYANTO mendapatkan alasan Hak
Penghapusan Pidana.-----------

16. Menurut Ahli siapakah subjek hukum yang bersalah dalam kasus
ini ?--------------------------------------------------- 16. Dapat Ahli jelaskan menurut pengetahuan Ahli sesuai
dengan pasal 55 ayat (1) KUHP: (1)Dihukum sebagai orang yang melakukan
peristiwa pidana: Orang yang melakukan, yang
menyuruh melakukan, atau turut melakukan perbuatan itu
1)Orang yang melakukan tindak pidana RIYANTO dimana RIYANTO melesatkan anak panah
terhadap RAHMAT SETIAWAN
2) Orang yang turut serta melakukan tindak pidana FADILAH MARUFUDIN, dimana FADILLAH dengan
tenaganya juga besama RIYANTO melesatkan anak panah tersebut ke RAHMAT SETIAWAN. ---------------
17. Dapatkah ahli jelaskan unsur objektif dalam kasus
ini ?---------------------------------------------------------------------- 17. Dapat Ahli jelaskan bahwa RIYANTO telah
melakukan pengeroyokan dengan cara melesatkan anak panah terhadap RAHMAT SETIAWAN sehingga
mengakibatkan korban mengalami luka berat. Dan FADILLAH sebagai yang turut melakukan juga telah
melakukan pengeroyokan tersebut dengan tenaga Bersama-sama RIYANTO sehingga RAHMAT
SETIAWAN megalami luka berat. Lalu FADILLAH yang menancap gas motor untuk melarikan diri nya
dengan RIYANTO setelah RAHMAT SETIAWAN mengalami luka
berat.---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
18. Apakah masih ada keterangan lain yang Ahli ingin
sampaikan ?--------------------------------------------------------- 18. Tidak ada keterangan lain yang ingin sya
sampaikan. -------------------------------------------------------------

19. Apakah Ahli dipaksa atau ditekan oleh pemeriksa saat memberikan
keterangan ?--------------------------------- 19. Saya tidak dipaksa dan tidak mendapat tekanan dari pemeriksa.
------------------------------------------------

20. Apakah keterangan yang semua Ahli berikan sebagaimana tersebut diatas semuanya benar dan dapat
dipertanggungjawabkan ?------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------ 20. Ya benar, dan dapat saya pertanggungjawabkan. ----------------------------------------------------------------

------------------- Setelah Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat, kemudian dibaca kembali oleh yang diperiksa
dan yang diperiksa menyatakan setuju dan membenarkan semua keterangan yang telah diberikan tersebut
diatas, dan untuk menguatkannya turut membubuhkan tanda tangannya dibawah ini. -----------------------------

Yang Di periksa,

ANNISA CAROLIN, S.H., M.H., LLM.

------- Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan,
kemudian ditutup dan ditanda tangani di Cirebon pada hari…., tanggal…bulan….tahun…….

PENYIDIK/PENYIDIK PEMBANTU

XXXXXX

XXXXX

Anda mungkin juga menyukai