Anda di halaman 1dari 3

HUKUM UDARA DAN RUANG ANGKASA

KELAS C

PERTANYAAN PERTEMUAN KE-6

Dosen Pengampu:

Bambang Widarto, S.H., M.H

Disusun Oleh:

M Muzakki Adli 1710611238 Annisa Carolin


1710611267
Retanti Purwanti 1710611246 Panogari Yohanes Y. S.
1710611266
Rizka Nur Rizqiyah 1710611234 Evangelista Ester K.D.S.
1710611274
Alya Nur Oktaviany 1710611250 Alya Maharani
1710611279
Ainun Sekar A.P 1710611235
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2019
Pertanyaan Pertemuan ke-6

1. Apakah ruang udara diatas perairan kepualuan itu merupakan ruang kedaulatan Indonesia
sebagai negara kepulauan? Jelaskan dan berikan dasar hukumnya!
Pasal 1 (ke-4) Undang-Undang No. 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia yang
menentukan bahwa "perairan Indonesia adalah laut teritorial Indonesia beserta perairan
kepulauan dan perairan pedalaman." Dengan demikian ruang udara kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan meliputi ruang udara di atas
wilayah daratan, perairan pedalaman, laut teritorial dan perairan kepulauan Indonesia

2. Apakah konsensi yang harus diberikan negara kepulauan dengan pengakuan atau atau
diterimanya prinsip negara kepulauan, khususnya dengan pengakuan perairan kepulauan
dan ruang udara diatasnya sebagai wilayah kedaulatan negara kepulauan? jelaskan dan
berikan dasar hukumnya!
Sesuai Konvensi Chicago 1944, dalam pasal 1 dinyatakan bahwa setiap negara mempunyai
kedaulatan yang utuh dan penuh (complete and exclusive sovereignity) atas ruang udara
ataswilayah kedaulatannya. Dari pasal tersebut memberikan pandangan bahwa perwujudan
dari kedaulatan yang penuh dan utuh atas ruang udara di atas wilayah teritorial, adalah :
(1).Setiap negara berhak mengelola dan mengendalikan secara penuh dan utuh atas ruang
udaranasionalnya.
(2). Tidak satupun kegiatan atau usaha di ruang udara nasional tanpamendapatkan izin
terlebih dahulu atau sebagaimana telah diatur dalam suatu perjanjian udaraantara negara
dengan negara lain baik secara bilateral maupun multilateral.

3. Menurut saudara apakah akhirnya Indonesia menetapkan alur laut kepulauan Indonesia dan
rute udara diatasnya? jelaskan dan berikan dasar hukumnya!
Ya, Indonesia pada akhirnya menetapkan alur laut kepulauan dan rute udara di atasnya.
Salah satu ketentuan dalam prinsip negara kepulauan adalah mengenai hak lintas alur laut
kepulauan yang diatur dalam pasal 53 Konvensi Hukum Laut tahun 1982. Ketentuan ini
mengharuskan Negara Kepulauan seperti Indonesia untuk menyediakan alur laut kepulauan
untuk lintas-lintas kepulauan, disamping lintas transit yang terdapat pada Selat Malaka.
Pasal 53 ayat (1) UNCLOS 1982 menentukan bahwa suatu Negara Kepulauan dapat
menentukan alur laut dan rute penerbangan diatasnya, yang cocok untuk digunakan untuk
lintas kapal dan pesawat udara asing yang terus menerus dan langsung serta secepat
mungkin melaju atau diatas perairan kepulauannya dan laut territorial yang berdampingan
dengannya.
Kemudian pada ayat (12) ditentukan bahwa apabila suatu Negara Kepulauan tidak
menentukan alur laut atau rute penerbangan, maka hak alur laut kepulauan dapat
dilaksanakan melalui rute yang biasanya digunakan untuk pelayaran Internasional.

4. Apa persyaratan pesawat udara sipil tak berjadual yang akan memasuki wilayah udara
kedaulatan Indonesia (ruang udara nasional Indonesia) ?
Pesawat Udara Sipil Asing tidak berjadwal yang terbang ke dan dari atau melalui Wilayah
Udara harus memiliki Izin Diplomatik (diplomatic clearance), Izin Keamanan (security
clearance) dan Persetujuan Terbang (flight approval)

5. Jelaskan mengenai denda terhadap pelanggaran wilayah udara kedaulatan bagi pesawat
udara sipil asing yang melanggar? jelaskan dan berikan dasar hukumnya !
Pesawat Udara Sipil adalah pesawat udara yang digunakan untuk kepentingan angkutan
udara niaga dan bukan niaga. Adapun Pesawat Udara Sipil Asing adalah pesawat udara
yang digunakan untuk kepentingan angkutan udara niaga dan bukan niaga yang
mempunyai tanda pendaftaran dan tanda kebangsaan negara asing. Terkait dengan
pengoperasian pesawat udara asing di wilayah NKRI, Pasal 63 ayat (2) UU No. 1 Thn
2009 tentang Penerbangan menjelaskan bahwa Pesawat udara yang dapat dioperasikan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia hanya pesawat udara Indonesia. Setiap orang
yang mengoperasikan pesawat udara asing di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia tanpa izin Menteri dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
atau denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

6. Institusi atau lembaga mana yang diberikan kewenangan oleh undang-undang untuk
mengamankan dan menegakan hukum wilayah udara yurisdiksi nasional ? Jelaskan dan
berikan dasar hukumnya!
Berdasarkan Pasal 1 Konvensi Chicago (Chicago Convention) 1944 bahwa setiap Negara
berdaulat penuh dan eksklusif atas ruang udara di atas wilayahnya. Butir konvensi ini telah
dimasukkan ke dalam Pasal 5 UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, bahwa
NKRI berdaulat penuh dan eksklusif atas Wilayah Udaranya. Dalam hal ini, menurut
Profesor Hikmahanto Juwana, PP No. 4/2018 juga melaksanakan Pasal 5 UU No. 1 Tahun
2009 tentang Penerbangan bahwa NKRI berdaulat penuh dan eksklusif atas wilayah udara
Republik Indonesia.
“Dalam rangka operasionalisasi ketentuan Pasal 5 UU No. 1 Tahun 2009, sebenarnya ada
dua hal dari implementasi PP No. 4 Tahun 2018 yakni pertama, menegakkan kedaulatan
NKRI itu, ada di TNI; kedua, penegakan hukum di Negara RI itu, Kepolisian Negara RI
menjalankannya,” papar Profesor Hikmahanto Juwana.
Sesuai dengan pasal 10 UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI, Angkatan Udara bertugas
antara lain ; melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan; menegakan
hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara Yuridiksi Nasional sesuai dengan
ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi; melaksanakan
tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara, dan
melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.Berdasarkan ketentuan tersebut,
TNI Angkatan Udara diberi wewenang dan tanggung jawab dalam penegakan kedaulatan
dan hukum terhadap pelnggaran di wilayah udara, termasuk kawasan udara terlarang,
terbatas dan daerah berbahaya sesuai dengan tugas pokoknya.

Anda mungkin juga menyukai