Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

JURISDIKSI DI UDARA DAN ATAS PESAWAT UDARA

Di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Internasional


Dosen pengampu : M. Iqbal Asnawi, SH., M.H.

Di susun oleh :

KELOMPOK 3

Ketua :

Anggota :

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SAMUDRA
2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kedaulatan merupakan salah satu unsur eksistensi sebuah negara. Dari sudut ilmu
bahasa kedaulatan dapat diartikan sebagai sebuah kekuasaan tertinggi atas pemeritahan
negara, daerah, dan sebagainya. Dalam konteks ilmu tata negara, Parthiana menyatakan
bahwa kedaulatan dapat diartikan sebagai kekuasaan yang tertinggi yang mutlak, utuh, bulat
dan tidak dapat dibagi-bagi dan oleh karena itu tidak dapat ditempatkan di bawah kekuasaan
lain. Namun demikian dalam proses perkembangan lebih lanjut, telah terjadi perubahan
makna kedaulatan negara. Kedaulatan suatu negara tidak lagi bersifat mutlak atau absolut,
akan tetapi pada batas-batas tertentu harus menghormati kedaulatan negara lain, yang diatur
melalui hukum internasional. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan istilah kedaulatan
negara bersifat relatif (Relative Sovereignty of State). Dalam konteks hukum internasional,
negara yang berdaulat pada hakikatnya harus tunduk dan menghormati hukum internasional,
maupun kedaulatan dan integritas wilayah negara lain
Yuridiksi merupakan atribut kedaulatan suatu negara. Yuridiksi suatu negara
menunjuk kepada kompetensi nnegara tersebut untuk mengatur orang-orang dan kekayaan
dengan hukum nasionalnya. Dan kita tahu bahwa hanya negara bedaulat yang dapat memiliki
yurisdiksi menurut hukum Internasional. Negara yang menempati suatu wilayah tertentu
dimuka bumi ini dapat menjalankan kekuasaan hukum (jurisdiksi) atas orang dan barang yg
berada di wilayah kekuasaannya. Salah satu nya UDARA.
Hukum Udara merupakan hukum yang mengatur penggunaan ruang udara, khususnya
mengenai penerbangan, penggunaan pesawat-pesawat terbang dalam peranannya sebagai
unsur yang diperlukan bagi penerbangan.Sebagai salah satu cabang hukum internasional yang
relatif baru, hukum udara mulai berkembang pada awal abad ke-20 setelah munculnya
pesawat udara. Berbeda dengan hukum laut yang umumnya bersumber kepada hukum
kebiasaan, hukum udara terutama sangat berdasar pada ketentuan-ketentuan konvensional.
Salah satu objek kajian hukum udara adalah pesawat udara. Di tingkat internasional,
payung hukum yang mengatur ruang udara adalah Konvensi Chicago 1944 (Convention on
International Civil Aviation). Sesuai Konvensi Chicago 1944, dalam Pasal I dinyatakan
bahwa setiap negara mempunyai kedaulatan yang utuh dan penuh (complete and exclusive
sovereignity) atas ruang udara atas wilayah kedaulatannya.
Dari pasal tersebut memberikan pandangan bahwa perwujudan dari kedaulatan yang penuh
dan utuh atas ruang udara di atas wilayah teritorial, adalah:
(1). Setiap negara berhak mengelola dan mengendalikan secara penuh dan utuh atas ruang
udara nasionalnya.
(2). Tidak satupun kegiatan atau usaha di ruang udara nasional tanpa mendapatkan izin
terlebih dahulu atau sebagaimana telah diatur dalam suatu perjanjian udara antara negara
dengan negara lain baik secara bilateral maupun multilateral.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, kami mengambil beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana pengaturan wilayah udara suatu negara menurut hukum internasional ?
2. Bagaimana yuridiksi wilayah udara negara diterapkan ?

C. TUJUAN
1. Makalah ini di buat bertujuan untuk menambah wawasan kita semua mengenai
yuridiksi dan mengenai hukum udara
2. Agar kita lebih faham mengenai hukum Internasional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGATURAN WILAYAH UDARA NEGARA


Pada prinsipnya wilayah udara yang terdapat di atas wilayah darat, perairan pedalaman,
dan laut wilayah termasuk dalam yurisdiksi suatu negara. Kedaulatan teritorial suatu Negara
berhenti pada batas-batas luar dari laut wilayahnya. Kedaulatan ini tidak berlaku terhadap
ruang udara yang terdapat diatas laut lepas atau zona-zona dimana Negara-negara pantai
hanya mempunyai hak-hak berdaulat seperti atas landas kontinen. Atas alasan keamanan,
status kebebasan yang berlaku dilaut lepas tidak pula mungkin bersifat absolute. Pasal 12
konvensi Chicago dengan alasan keamanan tersebut menyatakan bahwa diatas laut lepas
ketentuan yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh ICAO (International
Civil Aviation Organization) sehubungan dengan penerbangan dan maneuver pesawat-
pesawat yang terdapat dalam annex dari konvensi tersebut.

B. KONVENSI – KONVENSI HUKUM UDARA INTERNASIONAL

Perkembangan pesawat udara di iringi pula dengan banyaknya konvensi internasional


yang membahas mengenai pemanfaatan ruang udara dan ketentuan dalam penerbangan
Internasional yang pada akhirnya menjadi sumber hukum Internasional.Prinsip – prinsip yang
berlaku pada hukum udara dan hukum penerbangan telah termaktub dalam konvensi
Internasional seperti konvensi paris 1910 yang mengatur mengenai regulasi penerbangan
internasional dan yurisdiksi negara kolong kemudian pada tanggal 13 oktober 1919 ditanda-
tanganilah konvensi paris 1919 yg di ikuti oleh 27 negara.

( tinggal kalian buat konvensi nya apa aja , dan ada tu di ppt yg pak iqbal kirim, bestu
tambahakan juga dari sumber makalah lain jangan Cuma dari ppt pak iqbal)

C. PENERAPAN YURISDIKSI UDARA

(cari juga misalnya kalo ada kejahatan di dalam pesawat itu pake hukum apa gitu” la)

Semangat ya kalian , sorry tasa gd datang...

Anda mungkin juga menyukai