Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KHAMAR (MINUMAN KERAS) DALAM PANDANGAN


QANUN ACEH DAN KUHP

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pidana Islam


Dosen pengampu : Dr.Drs. Darmansyah Hasibuan,S.H.,M.H.

Di susun oleh :

Ashabul Isra ( 190101047)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SAMUDERA

2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “ Khamar (minuman keras) dalam
pandangan Qanun Aceh dan KUHP ” dapat selesai dengan tepat waktu.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pidana Islam
dari Bapak Dr.Drs. Darmansyah Hasibuan,S.H.,M.H. selain itu, penyusunan makalah ini
bertjuan menambah wawasan kepada pembaca mengenai Hukum Pidana Islam Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.

Penulis meyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap
adanya kritik saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Langsa

Kamis , 16 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................................................1

A. Latar belakang masalah........................................................................................................1


B. Rumusan masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN......................................................................................................................2

A. Khamar (minuman keras) dalam pandangan Qanun Aceh.......................................2


B. B. Khamar dalam Qanun Jinaiyat.............................................................................2

BAB III : PENUTUP..................................................................................................................5

A. Kesimpulan...............................................................................................................5

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Khamar sudah lazim dikenal dengan minuman keras, minuman beralkohol, atau minuman
yang memabukkan. Dan minuman ini pun sudah dikenal dan di konsumsi sejak sebelum
Al-Qur’an diturunkan. Meskipun begitu, tidak ada satu agamapun yang memberikan
penjelasan kedudukan yang jelas tentang khamar pada saat itu, hingga ada yang
menggunakannya sebagai obat, sebagai sebuah minuman adat/kebiasaan, sebagai minuman
dalam sebuah pesta, juga dalam ritual penyembahan.

Khamar berasal dari bahasa arab yang berarti “menutupi”. Disebut sebagai khamar,
karena sifatnya yang dapat menutupi akal. Menurut pengertian ’urfi (kebiasaan) pada masa
jahiliah, khamar merupakan segala sesuatu yang dapat menutupi akal yang terbuat dari
perasan anggur, sedangkan dalam pengertian syarak , khamar tidak ssebatas pada anggur saja,
tetapi semua minuman yang memabukkan.

Dikalangan masyarakat bahwasanya minuman khamar pada saat ini peredaran nya begitu
sangat bebas dikalangan masyarakat, baik dilingkungan remaja dan juga para orang tua
padahal kita sudah mengetahui minuman khamar ini sangat buruk untuk tubuh dan tidak baik
untuk kesehatan. Itu sebabnya minuman khamar ini dilarang. Baik di perundang-udangan
maupun di qanun.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana pandangan Qanun Aceh terhadap Khamar (minuman keras) ?
2) Bagaimana pandangan KUHP terhadap Khamar (minuman keras) ?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui bagaimana aturan – aturan meengenai khamar di Qanun dan di
KUHP
2) Untuk menambah wawasan mengenai Hukum Pidana Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Khamar (minuman keras) dalam pandangan Qanun Aceh

Menjauhkan diri dari ketidakbaikan dan kemudaratan bagi jasmani dan rohani
meruapakan bagian dari perintah agama. Karena itu, semua jenis makanan dan minuman
yang menimbulkan kemudaratan lebih besar dari pada manfaatnya diharamkan dalam Islam.
Dalam hukum Islam, Khamar adalah salah satu minuman yang haram di konsumsi.

Islam memandang khamar sebagai salah satu faktor utama timbulnnya kejahatan yang
lain dan menjadi penghalang seseorang berzikir mengingat kepada Allah SWT, menghalangi
seseorang melakukan ibadah, menghalangi hati dari cahaya Ilahi dan merupakan perbuatan
setan. Oleh karenna t=itu, secara esensial penggunaan khamar diharamkan secara qath’i (jelas
dan pasti) dalam Al-Qur’an maupun hadis.

Menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) , alkohol itu dibedakan antara alkohol
yang berasal dari industri khamar dan alkohol yang bukan dari indutri khamar. Kalau
alkoohol yang dari industri khamar, para ulama sepakat, dihukumi haram dan najis. Adapun
alkohol yang bukan dari industri khamar, kalau dipakai sebagai bahan penolong dan tidak
terddeteksi dalam produk akhir, maka ia boleh digunakan; tidak bernajis. Jadi, berbeda antara
khamar dengan alkohol; tidak semua alkohol merupakan khamar, tapi semuakhmar pasti
mengandung alkohol.

B. Khamar dalam Qanun Jinaiyat

Qanun adalah peraturan perundang-undangan sejenis peraturan daerah yang mengatur


penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan masyarakat Aceh.Menurut Qanun Nomor 6 tahun
2014 tentang Hukum Jinayat, khamar adalah minuman yang memabukkan dan/atau
mengandung alkohol dengan kadar 2% atau lebih.

‘Uqubat bagi peminum khamar

Ketentuan ‘uqubat jarimah khamar diatur di dlam pasal 15 s.d. 17 Qanun Hukum Jinayat:

Pasal 15

2
(1) Setiap orang yang dengan sengaja minum khamar diancam dengan ‘uqubat hudud
cambuk 40 kali
(2) Setiap orang yang mngulangi perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di ancam
dengan ‘uqubat hudud cambuk 40 kali ditambah ‘uqubat takzir cambuk paling banyak 400
gram emas murni atau penjara paling lama 40 bulan.

Pasal 16

(1) Setiap orang yang sengaja memproduksi, menyimpan/menimbun, menjual atau


memasukkan khamar, masing-masing diancam dengan ‘uqubat takzir cambuk paling
banyak 60 kali atau denda paling banyak 600 gram emas murni atau penjara paling
lama 60 bulan.
(2) Setiap orang yang dengan sengaja membeli, membawa/mengangkut atau
menghadiahkan khamar, masing-masing diancam dengan ‘uqubat cambuk paling
banyak 20 kali atau denda paling banyak 200 gram emas murni atau penjara paling
lama 20 bulan.

Pasal 17

(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 15 dan pasal 16 dengan mengikutsertakan anak-anak dikenakan ‘uqubat
takzir cambuk paling banyak 80 kaki atau denda paling banyak 800 gram emas murni
atau penjara paling lama 80 bulan.

B. khamar (minuman keras) dalam pandangan KUHP

KUHP ( Kitab undang-undang hukum pidana) adalah peraturan perundang-undangan


yang menjadi dasar hukum pidana di Indonesia. Hukum pidana adalah kumpulan asas dan
kaidah hukum tertulis yang pada saat ini berlaku dan mengikat secara umum atau secara
khusus ditegakan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam Negara Indonesia.

Pemakaian alkohol dalam jumlah cukup akan mengakibatkan mabuk. Akibat mabuk
tersebut seringkali akan menyebabkan gangguan ketertiban dalam masyarakat. Orang mabuk
yang melakukan tindakan pidana dianggap bertanggungjawab atas perbuatannya. Karena
sebelum mabuk seseorang sudah bisa berfikir akibat-akibat apa yang bisa terjadi pada
seorang yang sedang mabuk.

3
Mengenai pengaturan tindak pidana yang berkaitan dengan minum minuman keras
(khamar) diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yaitu dalam Buku
Ketiga tentang Pelanggaran, Bab I tentang Pelanggaran Keamanan Umum Bagi Orang Atau
Barang Dan Kesehatan (Pasal 492) dan Bab VI tentang Pelanggaran Kesusilaan (Pasal 536).

Pasal 492 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

(1) Barangsiapa dalam keadaan mabuk di muka umum merintangi lalu lintas, atau
menggangu ketertiban, atau mengancam keamanan orang lain, atau melakukan sesuatu yang
harus dilakukan dengan hati-hati atau dengan mengadakan tindakan penjagaan tertentu lebih
dahulu agar jangan membahayakan nyawa atau kesehatan orang lain, diancam dengan pidana
kurungan paling lama enam hari, atau pidana denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh lima
rupiah.

(2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak adanya pemidanaan
yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama, atau karena hal yang dirumuskan dalam
pasal 536, dijatuhkan pidana kurungan paling lama dua minggu.

Pasal 536 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

(1) Barangsiapa terang dalam keadaan mabuk berada dijalan umum, diancam dengan
pidana denda paling banyak dua ratus dua puluh lima rupiah.

(2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak adanya pemidanaan
yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama atau yang dirumuskan dalam pasal 492,
pidana denda dapat diganti dengan pidana kurungan paling lama tiga hari.

(3) Jika terjadi pengulangan kedua dalam satu tahun setelah pemidanaan pertama terakhir
dan menjadi tetap, dikenakan pidana kurungan paling lama dua minggu.

Pada pengulangan ketiga kalinya atau lebih dalam satu tahun, setelah pemidanaan yang
kemudian sekali karena pengulangan kedua kalinya atau lebih menjadi tetap, dikenakan
pidana kurungan paling lama tiga bulan.

4
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan hukum pidana terhadap tindak


pidana minum minuman keras (khamar) yaitu mabuk di muka umum merintangi lalu lintas,
mengganggu ketertiban, mengancam keamanan orang lain, atau melalukan sesatu yang harus
dilakukan dengan harus hati-hati atau dengan mengadakan tindakan penjagaan tertentu
terlebih dahulu agar jangan membahayakan nyawa atau kesehatan orang lain, hal ini
dirumuskan pada pasal 492 KUHP, sedangkan pada Pasal 536 KUHP merumuskan hanya
mabuk berada dijalan umum.

Dalam Qanun Aceh melarang perbuatan minum minuman keras (khamar), baik yang
diminum sedikit maupun banyak karena minuman keras (khamar) dianggap sebagai induk
segala kejahatan dan salah satu dosa besar. Jarimah minum minuman keras (khamar)
merupakan jarimah hudud, karena dalam hal ini jarimah minum minuman keras(khamar)
diatur didalam al- Quran dan al-Hadis.

Perbedaan dan persamaan hukum pidana dan Qanun Aceh terhadap tindak pidana
minum minuman keras (khamar) perbuatan minum minuman keras (khamar) menurut Qanun
baik diminum sedikit maupun banyak, sedangkan perbuatan minum minuman keras (khamar)
dalam KUHP dihubungkan atau digantungkan dengan akibatnya yaitu mabuk, tindak pidana
minum minuman keras (khamar) baik dalam hukum pidana dan maupun Qanun melandasi
penjatuhan sanksi pidananya kepada nilai-nilai kemanusiaan. Dimana sistem hukum Pidana
melandaskan hal tersebut kepada Hak Asasi Manusia (HAM) dan Qanun melandaskan hal
tersebut kepada prinsip dasar ajaran agama islam yaitu habbulminnas (hubungan antara
manusia dengan manusia).

Anda mungkin juga menyukai