Dosen Pengampu:
Arif Fikri, M.Ag
NIP : 20140809 198708 0 12
Disusun Oleh:
(Kelompok 5)
FAKULTAS SYARIAH
HUKUM TATA NEGARA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1444 H / 2023 M
i
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr .Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Tafsir
Ayat Hadis Ahkam tentang Kajian Ayat dan Hadist tentang Khamr dan Narkoba.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Arif Fikri,
M.Ag Selaku Dosen Mata Kuliah Tafsir Ayat Hadist Ahkam atas dedikasinya
kepada kami untuk menyelesaikan tugas makalah.
Kami sebagai penulis makalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca. Dan penulis berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada penulis terutama dan juga pembaca sekalian
untuk dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amiin.
Penulis
(Kelompok 5)
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
Salah satu dampak modernisasi dari faktor sosial ekonomi baru ini
cukup nyata ditengah masyarakat kita adalah penyalahgunaan minuman
keras (Alkohol), Khamar dan narkobapada kalangan remaja. Bila keadaan
ini dibiasakan maka bencana yang akan terjadi. Remaja yang telah
keracunan alkohol atau minuman keras, adalah remaja yang tidak efektif
bagikehidupan sosialnya.
1
Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam, Tafsir Tematik ayat-ayat Hukum, (Jakarta, Amzah 2011),
h. 171.
2
Ibrahim Anis, dkk, Muj‟ma‟ al-Wasith, (Qahirah: 1992), h. 255; Abu Walid Muhammad Ibn
Rusydal Adalusi, Bidayah al Mujtahid, (Beirut, Dar al Kutub al „Ilmiyah, 1996), h. 167.
3
Muhammad Syaltut, al-Fatawa Dirasa al-Musykilat al-Muslim al-Muassirah Fi Hayah Wa al-
Yaumiyah Wa al-„Ammah (Qahirah: dar al-Qalam, t.th), h. Cet Ke-iii, h. 369.
Artinya: khamar menurut pengertian syara‟ dan bahasa Arab adalah
sebutan untuk setiap yang menutup akal dan
menghilangkannya, khususnya zat yang dijadikan sebagai
bahan minuman keras, baik yang terbuat dari anggur maupun
yang dibuat dari lainnya
4
Ahmad Ibnu Taimiyah, Majmu‟ al-fatawa Ibnu Taimiyah (Beirut: dar al-„Arabiyah 1987), h. 34.
5
Yusuf al-Qardhawi, Hal dan haram Dalam islam (Surabaya: Bina Ilmu 1993), h. 91.
Wahbah al-Zuhaili mengutip Abu Hanifah (Hanafiyah) bahwa khamr
adalah suatu minuman tertentu yang terbuat dari sari buah anggur murni
atau kurma yang dimasak sampai mendidih dan keluar gelembung
busanya kemudian dibiarkan sampai bening dan hilang gelembung
ً َا
dengan ucapan (خا )لها dan ditegaskanpula pada bait berikutnya.
Kalau nabidz itu termasuk kategori atau disebut khamr. maka nabidz
itu tidak akan dinamakan dengan sebutan "saudara khamr". Dilihat
dari defenisi di atas, salah satu sebab diharamkannya khamar
karena dapat memabukkan (menutup kesadaran berfikir). lantas apa
yang dimaksud dengan mabuk itu sendiri? Dan apa batasannya?
Kapan seseorang dianggap mabuk? Pengertian ini sangat dibutuhkan
mengingat bahwa, illat atau penyebab dari haramnya khamar karena
faktor memabukkan. Seandainya suatu makanan yang dianggap khamar,
ternyata justru setelah dimakan malah tidak memabukkan, tentu kita tidak
bisa menyebutnya sebagai makanan atau minuman memabukkan.
istilahkan dengan kata muskir ()مسكر. Kata muskir ini adalah isim fail
Artinya: Mabuk adalah kondisi tidak sadar diri yang menghilangkan akal
9
Ahamad warson, kamus al-Munawwar (Beirut: Dar al-Kutub al-„Arabiyah, t.th), h. 245.
Orang yang mabuk itu tidak bisa membedakan antara langit dengan
bumi, juga tidak bisa membedakan antara laki-laki dan perempuan.
Namun menurut Ibnu Humam, definisi ini hanya terbatas untuk mabuk
yang mewajibkan hukum hudud, yaitu berupa cambuk 40 kali atau 80 kali.
Sedangkan definisi mabuk yang tidak mewajibkan hukum hudud menurut
umumnya ulama Al-Hanfiyah adalah :
Artinya: ”Bila seseorang itu mabuk, maka dia meracau. Dan bila
meracau dia akan berhalusinasi.”
10
Perkataan Ali bin Abi Thib ini berdasarkan keterangan dari Al-Imam Malik menyebutkan h ini
di dalam kitab Al-Muwaththa, lihat Malik Bin Ans, al-Muwathtaha‟,‟ jilid 2 (Beirut: Dar al-Fikr,
t.th), h. 842.
11
Wahbah az-Zuhaili, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th), jilid 7
Secara umum dapat dikatakan bahwa mabuk adalah hilang akal atau
hilangnya kemapuan berfikir. Dengan begitu, seseorang yang mabuk tidak
bisa berpikir normal dengan akal sehatnya. Akalnya hilang berganti
halusinasi atau khayalan. Orang mabuk juga sulit membedakan mana yang
nyata mana yang tidak nyata.
12
Tauhid Nur Azhar, Mengapa Banyak Larangan: Himah dan Efek Pengharamannya dalam
Aqidah, Ibadah, Akhlak serta Makan-Minum (Jakara: Tinta Media, 2011), h. 276.
13
Ahamd Warson Muanwwir, kamus al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia (Yokyakarta: Pustaka
Progresif, 1984), h. 351.
Azat Husain menjelaskan bahwa narkotika secara terminologi:
14
Azat Husain, al-Muskirat wa al-Mukhaddirat Baina al-Syari‟ah Wa al-Qanun (Riyad: 1984), h.
187.
15
Sabiq, Fiqh Sunnah (Beirut: dar al-fikr, 1981), h. 328.
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa meskipun istilah
narkotika belum dikenal pada zaman Rasul, namun narkoba bisa
disamakan dengan khamar, sebab antara khamar dan narkotika sama-
sama menyebabkan tertutupnya atau hilang akal orang yang
mengkonsumsinya, bahkan narkotika lebih berbahaya, sehingga status
hukum narkotika disamakan dengan statys hukum khamr.
Pada ayat di atas Allah sama sekali tidak menyinggung tentang dosa
dan juga keharaman bagi peminum khamr. Dengan kata lain pada saat
awal Islam khamr bukanlah minuman yang haram untuk dikonsumsi.
Dalam ayat ini Allah menyebut macam minuman yang dihasilkan oleh
buah-buahan seperti kurma dan anggur, yaitu yang kamu jadikan minuman
yang memabukkan dan juga dari kedua pohon itu terdapat rizki yang baik,
yakni dari buah-buahan yang sudah kering. Dan itulah terdapat tanda-
tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. Ayat ini mengisyaratkan bahwa
minuman ada dua macam: memabukkan dan rezeki yang baik. Allah
belum bicara tentang hukum khamr. Namun baru sebatas mengakui bahwa
masyarakat Arab waktu itu memliki tradisi meminum khamr yang terbuat
dari kurma dan anggur. Pengakuan Al-Qur`an terhadap tradisi dan pola
perilaku mereka, jelas dimaksudkan agar masyarakat mulai menaruh
perhatian tentang khamr, yang bahkan oleh Al-Qur`an diakui merupakan
rezeki yang baik.
ِ ۖ ك َع ِن ْال َخمْ ِر َو ْال َم ْيسِ ۗ ِر قُ ْل ِفي ِْه َمٓا ا ِْث ٌم َك ِب ْي ٌر وَّ َم َنا ِف ُع لِل َّن
اس َ َيسْ ـَٔلُ ْو َن
ك َما َذا ُي ْن ِفقُ ْو َن ەۗ قُ ِل ْال َع ْف ۗ َو َك ٰذل َِك َ َوا ِْث ُم ُه َمٓا اَ ْك َب ُر ِمنْ َّن ْفع ِِه َم ۗا َو َيسْ ـَٔلُ ْو َن
ِ ُي َبيِّنُ هّٰللا ُ َل ُك ُم ااْل ٰ ٰي
ت َل َعلَّ ُك ْم َت َت َف َّكر ُْو ۙ َن
Artinya: Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar
dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan
beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar
daripada manfaatnya.” Dan mereka menanyakan kepadamu
(tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah,
“Kelebihan (dari apa yang diperlukan).” Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan,
ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا اَل َت ْق َربُوا الص َّٰلو َة َواَ ْن ُت ْم ُس َك ٰارى َح ٰ ّتى َتعْ َلم ُْوا َما
ضىٓ ٰ َْتقُ ْولُ ْو َن َواَل ُج ُنبًا ِااَّل َع ِابريْ َس ِبي ٍْل َح ٰ ّتى َت ْغ َتسِ لُ ْوا َۗو ِانْ ُك ْن ُت ْم مَّر
ِ
اَ ْو َع ٰلى َس َف ٍر اَ ْو َج ۤا َء اَ َح ٌد ِّم ْن ُك ْم م َِّن ْال َغ ۤا ِٕىطِ اَ ْو ٰل َمسْ ُت ُم ال ِّن َس ۤا َء َف َل ْم
َّص ِع ْي ًدا َط ِّيبًا َفا ْم َسح ُْوا ِبوُ ج ُْو ِه ُك ْم َواَ ْي ِد ْي ُك ْم ۗ اِن َ َت ِج ُد ْوا َم ۤا ًء َف َت َي َّمم ُْوا
ان َعفُ ًّوا َغفُ ْورً ا هّٰللا
َ َ َك
17
Lutfi Fitriani Cahyaningrum, Skripsi "Pentahapan Pengharaman Khamr Sebagai Landasan
Dakwah Islamiyyah." (Kudus: IAIN Kudus, 2020). Hal. 44.
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat,
sedangkan kamu dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar
akan apa yang kamu ucapkan dan jangan (pula menghampiri
masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar
berlalu (saja) sehingga kamu mandi (junub). Jika kamu sakit,
sedang dalam perjalanan, salah seorang di antara kamu
kembali dari tempat buang air, atau kamu telah menyentuh
perempuan) sedangkan kamu tidak mendapati air, maka
bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci). Usaplah
wajah dan tanganmu (dengan debu itu). Sesungguhnya Allah
Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
ٌاب َواَأْل ْزاَل ُم ِرجْ س Zُ ص َ ين آ َمنُوا ِإنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َمي ِْس ُر َواَأْل ْنَ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ
ان َأ ْن
ُ َُون۞ِإنَّ َما ي ُِري ُد ال َّش ْيط َ ان فَاجْ تَنِبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحِ َِم ْن َع َم ِل ال َّش ْيط
18
Lutfi Fitriani Cahyaningrum, Skripsi "Pentahapan Pengharaman Khamr Sebagai Landasan
Dakwah Islamiyyah." (Kudus: IAIN Kudus, 2020). Hal. 64.
19
Lutfi Fitriani Cahyaningrum, Skripsi "Pentahapan Pengharaman Khamr Sebagai Landasan
Dakwah Islamiyyah." (Kudus: IAIN Kudus, 2020). Hal. 64.
ُ َء فِي ْال َخ ْم ِر َو ْال َمي ِْس ِر َويZَ ضا
ص َّد ُك ْم َع ْن َ اوةَ َو ْالبَ ْغ
َ يُوقِ َع بَ ْينَ ُك ُم ْال َع َد
َ صاَل ِة ۖ فَهَلْ َأ ْنتُ ْم ُم ْنتَه
ُون َّ ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َع ِن ال
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman
keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib
dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk
perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar
kamu beruntung۞ Sesungguhnya setan hanya bermaksud
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu melalui
minuman keras dan judi serta (bermaksud) menghalangi kamu
dari mengingat Allah dan (melaksanakan) salat, maka tidakkah
kamu mau berhenti?
Abu Maisarah berkata; ayat ini turun sebab Umar bin Khattab.
Sesungguhnya ia menyampaikan kepada Rasulullah SAW kelemahan-
kelemahan khamr dan pengaruhnya terhadap manusia, maka ia pun berdo'a
kepada Allah SWT agar khamr diharamkan seraya berkata, “Ya Allah
jelaskan kepada kami mengenai hukum khamr dengan penjelasan yang
memuaskan” maka turunlah ayat-ayat tersebut.20 Ayat ini menegaskan
bahwa khamr merupakan perbuatan yang keji, kotor dan dapat merusak
akal. Kebiasaan minum khamr akan menimbulkan rentetan perbuatan
buruk lain yang sejenis, misalnya judi, mengundi nasib, malas dan ingin
memperoleh sesuatu secara instan. Abu Hayyan mengatakan bahwasanya
Allah menyebut terdapat dua kerusakan pada khamr dan judi, yaitu
kerusakan di dunia dan kerusakan di akhirat. Orang yang
meminum khamr akan melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim
yaitu melaksanakan shalat lima waktu. Sedangkan gemar berjudi akan
senantiasa berjudi hingga hartanya habis.
20
Lutfi Fitriani Cahyaningrum, Skripsi "Pentahapan Pengharaman Khamr Sebagai Landasan
Dakwah Islamiyyah." (Kudus: IAIN, Kudus 2020). Hal. 68.
Adapun hadits-hadits tentang haramnya khamr diantaranya sebagai
berikut:
Khamr yang telah diharamkan oleh Allah tidak boleh dijual ataupun
dihadiahkan.
5. Nilai Fundamental al-Insāniyyah (Humanisme)
3.1 Kesimpulan
Dari kajian diatas penulis menyimpulkan bahwasannya secara
etimologi, khamr ( )خمرberasal dari kata khamara ( )خمرyang artinya
adalah penutup dan menutupi. Maksud penutup adalah bahwa khamr dapat
menutup akal fikiran dan logika seseorang bagi yang meminumnya atau
mengkonsumsinya. Sedangkan secara terminologi. al-Isfihani
menjelasakan khamr berarti minuman yang dapat menutup akal atau
memabukkan, baik orang yang meminumnya itu mabuk ataupun tidak.
Jadi minuman yang memabukkan itu disebut khamr karena ia dapat
menutup akal manusia. Inilah salah satu alasan yang kuat khamr
diharamkan dalam Islam disamping beberapa alasan lain. Dampak buruk
yang ditimbulkannya adalah akal sehatnya terkontaminasi dan terhalang
dengan khamr sehingga tidak jarang peminum khamr normalitas akal
sehatnya terganggu dan mengakibatkan tidak sadar. Pendapat kedua
menyatakan; dinamakan khamr, karena dapat menutupi atau menghalangi
akal, seperti lafaz المراة خمير.
Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam, Tafsir Tematik ayat-ayat Hukum, (Jakarta,
Amzah 2011).
Ibrahim Anis, dkk, Muj‟ma‟ al-Wasith, (Qahirah: 1992), h. 255; Abu Walid
Muhammad Ibn Rusydal Adalusi, Bidayah al Mujtahid, (Beirut, Dar al Kutub al-
Ilmiyah, 1996).
Ahmad Ibnu Taimiyah, Majmu‟ al-fatawa Ibnu Taimiyah (Beirut: dar al-
Arabiyah 1987).
Yusuf al-Qardhawi, Hal dan haram Dalam islam (Surabaya: Bina Ilmu 1993)
Abu al Walid Muhammad Ibn Ahmad Ibn Rusyd al Andalusi, Bidayah al-
Mujtahi.
Anas Bin Imam Malik, al-Muwathtaha‟,‟ jilid 2 (Jakarta : Pustaka Azzam, 2010).