Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN........................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Khamr(minuman keras)................................................3
2.2 Unsur- Unsur Jarimah Khamr ........................................................5
2.3Jenis – jenis minuman keras 6
2.4 Hukum Minuman Keras dan Hukuman Bagi Peminum
Minuman Keras ..............................................................................6
2.5 Had Meminum Minuman Keras......................................................9
2.6 Cara pengendalian minuman ........................................................11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan....................................................................................17
3.2 Saran..............................................................................................18

i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami limpahan rahmat
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
dan salam semoga tetap tercurah pada junjungan kita nabi Muhammad SAW
beserta para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Makalah ini disusun dengan tujuan pertama memahami dan mendalami


Keraharaman Khamr dan Hukum Had nya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugasbapak Iskandar, S,Ag.,M.Agpada
mata kuliah hukum pidana islam.

Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai wahana pembelajaran


maqashid syari’ah agar dapat dipelajari oleh seluruh mahasiswa/mahasiswa
khususnya jurusan Hukum.
Saya menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna, karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan
teman-teman sangat kami harapkan.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya minum minuman keras memang sudah ada sejak dulu, tidak
hanya di Bali, di Indonesia, bahkan di seluruh belahan dunia mengenal apa yang
disebut dengan minuman keras. Di belahan Eropa terdapat berbagai jenis
minuman keras yang memiliki berbagai nama tergantung dari bahan, kegunaan
serta kadar alkohol dari minuman itu sendiri, seperti anggur, wiski, tequila,
bourbon dan lain-lain. Di daerah Amerika Latin dimana sebagian besar
penduduknya merupakan campuran antara keturunan Indian-Spanyol-Portugis,
juga terdapat minuman keras berupa jägermeister, dan chianti. Begitu pula
dengan di Jepang terdapan minuman keras yang khas yaitu sake.

Semakin lama hal tersebut menyebabkan terjadinya perubahan nilai


terhadap minuman keras di masyarakat, minuman keras yang secara hukum
maupun agama dianggap hal yang tidak baik menjadi sesuatu yang dianggap
lumrah dan wajar untuk dilakukan. Akibat kebiasaan minum tersebut maka
timbulah dampak-dampak terutama yang bersifat negatif dalam hal sosial,
ekonomi dan terutama adalah kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Dampak
yang ditimbulkan misalnya mulai dari meningkatnya kasus kriminal terutama
perkelahian remaja, sehingga meresahkan warga masyarakat sekitar, timbulnya
kesenjangan antara kaum peminum tua dan peminum remaja atau antara
peminum daerah satu dengan yang lain, dan kemiskinan yang semakin
bertambah. Kebiasaan minum tersebut juga tentunya berdampak terhadap
kesehatan masyarakat di daerah tersebut, bahkan jika diperhatikan bentuk fisik
dari para peminum mulai berubah, perut mereka menjadi buncit dengan kantung
mata hitam pertanda sering minum miniman keras dan kurang tidur.

Allah mengutus nabi Muhammad SAW untuk membawa wahyu dari-Nya


agar disampaikan kepada seluruh manusia sebagai petunjuk kehidupan manusia.
Kehidupan yang ditunjukkan oleh Allah melalui wahyu tersebut adalah
kehidupan yang mulia, dan untuk menjaga kemuliaan manusia setelah
diciptakan dalam keadaan sebaik-baiknya. Orang yang enggan mengikuti
petunjuk hidup Allah ini akan terjerumus ke dalam kehinaan yang sehina-
hinanya, “Telah Kami ciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk, kemudian
kami kembalikan kepada tempat yang serendah-rendahnya” (Q.S. At-Thin : 5-
6).

iii
Salah satu faktor yang menjadikan manusia lebih mulia dibandingkan
dengan makhluk lainnya adalah karena ia mendapat karunia akal. Sebab itu
untuk memelihara kemuliaan manusia ini, Allah sangat memperhatikan
kesehatan akal. Sebagai bukti perhatian itu, khamar (minuman keras) yang
menyebabkan kerusakan akal atau menyebabkan fungsi akal terganggu dan
diharamkan oleh Allah

Islam melarang khamr (minuman keras), karena khamr dinggap sebagai


induk keburukan (ummul khabaits), disamping merusak akal, jiwa, kesehatan
dan harta. Dari sejak semula, Islam telah berusaha menjelaskan kepada umat
manusia, bahwa manfaatnya tidak seimbang dengan bahaya yang
ditimbulkankannya.

1.2Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang di atas penulis menarik beberapa poin-pois masalah
untuk dijadikan pembahasan dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian dari minuman keras ?
2. Bagaimana unsur/ciri-ciri minuman keras ?
3.Apa saja jenis minuman keras ?
4. Bagaimana hukum minuman keras ?
5. Bagaimana had meminum minuman keras
6. Bagaimana cara pengendalian minuman keras dan hikmahnya ?

1.3 Tujuan Penulis

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah agar mengetahui apa itu
minuman keras, bagaimana ciri-ciri dan bentuknya dari minuman keras itu
sendiri, bagaimana hukum minuman keras, dan bagaimana cara
pengendaliannya dan apa hikmahnya.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Minuman Keras ( syurbul kharm )

Ada beberapa nama yang diberikan para ulama berkenaan dengan jarimah
ini. Al-Bukharimemberikan nama syaribul khamr, Abu Dawud menamakannya
al-haddu fil khamr. Ibnu Majah menyebutnya dengan haddus sakran, Imam
Syafi’I haddul khamr, dan Imam Hanafi menamainya dengan hadus syurb.
Asyirbah adalah bentuk jama’ dari kata syurbun. Yang dimaksud asyirbah atau
minum minuman keras adalah minuman yang bisa membuat mabuk, apapun
asalnya. Imam Malik, Imam Syafi’I dan Imam Ahmad seperti dikutip H.A.
Djazuli, berpendapat bahwa yang dimaksud khamr adalah minuman yang
memabukkan, baik disebut khamr atau dengan nama lain.
Adapun Abu Hanifah membedakan antara khamr dan mabuk. Khamr
diharamkan meminumnya, baik sedikit maupun banyak, dan keharamannya
terletak pada dzatnya. Minuman lain yang bukan khamr tetapi memabukkan,
keharamannya tidak terletak pada minuman itu sendiri (dzatnya), tetapi pada
minuman terakhir yang menyebabkan mabuk. Jadi, menurut Abu Hanifah,
minum minuman memabukkan selain khamr, sebelum minum terakhir tidak
diharamkan.
Minuman keras dalam istilah agama disebut khamr. Khamr terambil dari
kata khamara artinya “menutup”. Maksudnya adalah menutupi akal. Karena itu
makanan atau minuman yang dapat menutupi akal secara bahasa juga disebut
khamr.Pada mulanya khamr adalah minuman keras yang terbuat dari kurma dan
anggur. Tetapi karena dilarangnya itu sebab memabukkan, maka minuman yang
terbuat dari bahan apas aja (walaupun bukan dari kurma atau anggur) asal itu
memabukkan, maka hukumnya sama dengan khamr, yaitu haram diminum.
Menurut sebagian ulama’ menyatakan bahwa yang disebut khamr adalah
minuman yang terbuat dari bahan anggur, kurma, gandum, dan sya’ir yang
sudah keras, mendidih dan berbuih. Dalam hadist lain Rasulullah bersabda:
Artinya : “Apapun yang banyaknya memabukkan, maka sedikitnya pun
haram.”(HR nasa’I dan abu dawud)
Minuman Keras adalah minuman yang memabukan dan dapat
membahayakan kaum remaja dan harus dijauhi oleh remaja-remaja karena itu
akan merusak masa depannya. Sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab
sudah akrab dengan minuman beralkohol atau disebut juga minuman keras
(khamar dalam bahasa arab). Bahkan merurut Dr. Yusuf Qaradhawi dalam
kosakata Arab ada lebih dari 100 kata berbeda untuk menjelaskan minuman
v
beralkohol. Disamping itu, hampir semua syair/puisi Arab sebelum datangnya
Islam tidak lepas dari pemujaan terhadap minuman beralkohol. Ini menyiratkan
betapa akrabnya masyarakat tersebut dengan kebiasaan mabuk minuman
beralkohol. Dalam banyak kasus, keduanya (khamer dan alkohol) identik.
Dari pengertian khamr dan esensinya seperti yang dikemukakan diatas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa makanan maupun minuman terolah atau
tidak, selama mengganggu akal pikiran maka ia adalah khamr dan haram
hukumnya.Meminum minuman khamr adalah perbuatan yang dilarang. Para
peminum khamr dinilai sebagai perilaku setan.

2.2 Unsur – unsur jarimah khamr

1. Asy-Syurbu (meminum)
Sesuai pengertian asy-syurbu (minuman) sebagaimana yang telah
dikemukakan di atas, Imam Malik, Imam Syafi’I, dan ImamAhmad berpendapat
bahwa unsur ini (Asy-Syurbu) terpenuhi apabila pelaku meminum sesuatu yang
memabukkan. Dalam hal ini tidak diperhatikan nama dari minuman itu dan dari
bahan apa minuman itu diproduksi. Dengan demikian, tidak ada perbedaan
apakah yang diminum itu dibuat dari perasan buah anggur, gandum, kurma,
tebu, maupun bahan-bahan yang lainnya. Demikian pula tidak diperhatikan
kadar kekuatan memabukkannya, baik sedikit maupun banyak, hukumannya
tetap haram. dianggap meminum apabila barang yang diminumnya telah sampai
ke tenggorokan. Apabila minuman tersebut tidak sampai ke tenggorokan maka
tidak dianggap meminum, seperti berkumur-kumur. Demikian pula termasuk
kepada perbuatan meminum, apabila meminum minuman khamr tersebut
dimaksudkan untuk menghilangkan haus, padahal ada air yang dapat
diminumnya. Akan tetapi, apabila hal itu dilakukan karena terpaksa (darurat)
atau dipaksa, pelaku tidak dikenai hukuman. Apabila seseorang meminum
khamr untuk obat maka para fuqaha berbeda pendapat mengenai status
hukumnya. Menurut pendapat yang rajah dalam madzhab Maliki, Syafi’I, dan
Hanbali, berobat dengan meggunakan (minuman) khamr merupakan perbuatan
yang dilarang, dan peminumnya (pelaku) dapat dikenai hukuman had. Alas an
mereka adalah hadits Nabi Saw.

2. Ada Niat yang Melawan Hukum


Unsur ini terpenuhi apabila seseorang melakukan perbuatan minum
minuman keras (khamr) padahal ia tahu bahwa apa yangdiminumnya itu adalah
khamr atau muskir. Dengan demikian, apabila seseorang minum minuman yang
memabukkan, tetapi ia menyangka bahwa apa yang diminumnya itu adalah
minuman biasa yang tidak memabukkan maka ia tidak diknai hukuman had,
karena tidak ada unsur melawan hukum. Apabila seseorang tidak tahu bahwa
minuman khamr itu dilarang, walaupun ia tahu bahwa barang tersebut
memabukkan maka dalam hal ini unsur melawan hukum (qasad jina’i) belum

vi
terpenuhi. Akan tetapi, sebagaimana telah diuraikan dalam bab terdahulu, alas
an idak tahu hukum tidak bias diterima dari orang-orang yang hidup dan
berdomisili di negeri dan lingkungan islam.

2.3 Jenis – jenis minuman keras


Minuman beralkohol biasanya dipisah menjadi tiga jenis: Bir, wine, dan
spirit.
1. Bir
Bir adalah minuman paling terkenal ketiga di dunia (di belakang teh dan
air putih), dan hampir semua orang, mulai dari tukang sayur sampai Homer
Simpson, kenal dengan minuman yang satu ini. Bir terbuat dari biji-bijian
gandum barley yang direndam di dalam air dan dikeringkan, dibumbui dengan
tanaman hop yang menambah rasa pahit khas bir, lalu diproses dan
difermentasikan dengan ditabur ragi, untuk kemudian dibiarkan selama
beberapa hari atau beberapa minggu sampai proses fermentasi, di mana ragi
mengubah kandungan gula di dalam campuran itu menjadi alkohol dan karbon
dioksida. Setelah itu, bir dimasukkan lagi ke dalam tangki tertutup dan
dibiarkan ‘menua’ selama beberapa minggu atau beberapa bulan. Setelah
kemudian difilter dan dipasteurisasi, akhirnya jadilah bir. Dalam hasil akhirnya,
kandungan alkohol di dalam bir adalah 2-6 persen, walau beberapa jenis bir
mengandung sekitar 14 persen alkohol.
Bir sendiri adalah salah satu minuman tertua di dunia. Di mana ada bahan
sejenis gandum, maka di situ ada sejenis bir, walaupun pada awalnya bir hanya
difermentasikan selama satu atau dua hari saja. Gandum digunakan sebagai
bahan baku bir di Mesopotamia kuno, nasi dipakai di Asia, sementara Mesir
menggunakan barley sebagai bahan baku dari bir versi mereka.

2. Wine
Secara keseluruhan, membuat minuman keras bukan urusan main-main.
Dan pembuatan wine adalah satu contoh yang sangat bagus. Ada beberapa jenis
wine, seperti anggur merah, anggur putih, dan sparkling wine. Wine dibuat dari
anggur yang diproses, kemudian difermentasikan. Jenis anggur yang dipilih
untuk difermentasikan, detail-detail kecil dalam pemrosesan seperti seberapa
besar tekanan yang diberi ke anggur untuk memisahkan antara kulit dengan
airnya, sampai faktor seperti iklim dan jenis tanah tempat anggur ditumbuhkan
pun diperhitungkan untuk membuat satu botol wine. Tanpa bermaksud
meremehkan minuman-minuman beralkohol lain, penulis secara pribadi heran
bercampur kagum dengan dedikasi dan perhitungan yang ada dalam membuat
segelas wine.
Sesekali, coba Google ‘Enology’. Yap, tidak salah lagi. Enology adalah sebuah
bidang ilmiah tersendiri yang khusus mempelajari cara membuat wine yang
enak. Para penggila wine ini rupanya sangat serius dengan minumannya. Tapi
bukannya tidak beralasan. Wine sudah bukan barang baru dalam peradaban

vii
manusia, dan bukti-bukti arkeologis berusia lebih dari 8,000 tahun yang
ditemukan di Georgia menunjukkan ditemukannya beberapa tempat pembuatan
wine. Kandungan alkohol ethanol di dalam wine terbilang ampuh menumpas
bakteri-bakteri dan mikroorganisme sumber penyakit, dan karena itu, dulu wine
lebih aman diminum daripada air maupun susu. Di masa-masa sebelum adanya
rumah sakit, asuransi kesehatan, dan kontroversi soal menteri Kesehatan, tidak
berlebihan kalau wine sempat dianggap sebagai hadiah dari Dewa-Dewa.

3. Spirits
Spirits adalah istilah yang diberikan untuk minuman-minuman keras yang
dibuat dari proses penyulingan. Hasil fermentasi tertentu disuling, dan proses
penyulingan ini mengkonsentrasikan kandungan alkoholnya serta
menghilangkan rasa-rasa yang dianggap tidak enak. Hasilnya adalah minuman
beralkohol dengan kandungan alkohol yang terbilang tinggi, sekitar 40-50
persen alkohol. Contoh minuman yang bisa disebut sebagai spirits adalah
whiskey dan vodka.

2.4Hukum Minuman Keras dan Hukuman Bagi Peminum Khamr

Hukum minum minuman keras atau khamar ialah haram,dan bagi orang
yang menkonsumsinya adalah termasuk pelaku dosa besar. Sebab akan
mempunyai dampak negative cukup berat sekali. Misalnya dengan hilangnya
kesadran orang akan berbuat semaunya ynag cenderung melanggar norma
agama, social masyarakat, sera merusak sel syaraf otak dan jantng peminumnya
yang berakibat membahayakan diri sendiri.
Larangan minum khamr, diturunkan secara berangsur-angsur. Sebab
minum khamr itu bagi orang Arab sudah menjadi adat kebiasaan yang
mendarah daging semenjak zaman jahiliyah. Mula-mula dikatakan bahwa
dosanya lebih besar daripada manfaatnya, kemudian orang yang mabuk tidak
boleh mengerjakan shalat, dan yang terakhir dikatakan bahwa minum khamr itu
adalah keji dan termasuk perbuatan syetan. Oleh sebab itu hendaklah orang-
orang yang beriman berhenti dari minum khamr.

Begitulah, akhirnya Allah mengharamkan minum khamr secara tegas. Adapun


firman Allah yang pertama kali turun tentang khamr adalah :

َ َ‫ َو يَسْأَلُوْ ن‬،‫ َو اِ ْث ُمهُ َمآ اَ ْكبَ ُر ِم ْن نَّ ْف ِع ِه َما‬،‫اس‬


‫ك‬ ِ َّ‫ قُلْ فِ ْي ِه َما اِ ْث ٌم َكبِ ْي ٌر َّو َمنَافِ ُع لِلن‬،‫ك َع ِن ْال َخ ْم ِر َو ْال َمي ِْس ِر‬
َ َ‫يَ ْسئَلُوْ ن‬
219:‫ البقرة‬. َ‫ت لَ َعلَّ ُك ْم تَتَفَ َّكرُوْ ن‬ ِ ‫ َكذلِكَ يُـبَـيّنُ هللاُ لَ ُك ُم ْاالي‬،‫ قُ ِل ْال َع ْف َو‬، َ‫َما َذا يُ ْنفِقُوْ ن‬

Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah, “Pada


keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi
dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu
apa yang mereka nafqahkan. Katakanlah, “Yang lebih dari keperluan”.

viii
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berfikir.
[QS. Al-Baqarah : 219]

Di dalam hadits riwayat Ahmad dari Abu Hurairah diterangkan sebab turunnya
ayat tersebut sebagai berikut : Ketika Rasulullah SAW datang ke Madinah,
didapatinya orang-orang minum khamr dan berjudi (sebab hal itu sudah menjadi
kebiasaan mereka sejak dari nenek moyang mereka). Lalu para shahabat
bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hukumnya, maka turunlah ayat
tersebut. Mereka memahami dari ayat tersebut bahwa minum khamr dan berjudi
itu tidak diharamkan, tetapi hanya dikatakan bahwa pada keduanya terdapat
dosa yang besar, sehingga mereka masih terus minum khamr. Ketika waktu
shalat Maghrib, tampillah seorang Muhajirin menjadi imam, lalu dalam shalat
tersebut bacaannya banyak yang salah, karena sedang mabuk setelah minum
khamr. Maka turunlah firman Allah yang lebih keras dari sebelumnya, yaitu :

43:‫ النساء‬. َ‫ياَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ا َمنُوْ ا الَ تَ ْق َربُوا الصَّلوةَ َو اَ ْنتُ ْم سُكرىـ َحتّى تَ ْعلَ ُموْ ا َما تَقُوْ لُوْ ن‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati shalat padahal kamu
sedang mabuk sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan. [An-Nisaa' :
43]

Kemudian orang-orang masih tetap minum khamr, sehingga mereka


mengerjakan shalat apabila sudah sadar dari mabuknya. Kemudian diturunkan
ayat yang lebih tegas lagi dari ayat yang terdahulu :

ِ ‫صابُ َو ْاالَ ْزالَ ُم ِرجْ سٌ ّم ْن َع َم ِل ال َّشي‬


‫ْطن فَاجْ تَنِبُوْ هُ لَ َعلَّ ُك ْم‬ َ ‫ياَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ا َمنُوْ آ اِنَّ َما ْالخَ ْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َو ْاالَ ْن‬
‫ص َّد ُك ْم ع َْن ِذ ْك ِر هللاِ َو‬ ُ َ‫ضآ َء فِى ْال َخ ْم ِر َو ْال َم ْي ِس ِر َو ي‬
َ ‫َاوةَ َو ْالبَ ْغ‬
َ ‫ اِنَّ َما ي ُِر ْي ُد ال َّشيْطنُ اَ ْن يُّوْ قِ َع بَ ْينَ ُك ُم ْال َعد‬. َ‫تُ ْفلِحُوْ ن‬
91-90:‫ المائدة‬. َ‫ع َِن الصَّلو ِة فَهَلْ اَ ْنتُ ْم ُّم ْنتَهُوْ ن‬
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum)
khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat,
maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). [QS. Al-Maidah : 90-
91]

Setelah turun ayat yang sangat tegas ini, mereka berkata, “Ya Tuhan kami, kami
berhenti (dari minum khamr dan berjudi)”. [HR. Ahmad]

Dari ayat-ayat diatas, sudah jelas bahwa Allah dan Rasul-Nya telah
mengharamkan khamr dengan pengharaman yang tegas. Dan bahkan
peminumnya dikenai hukuman had. Rasulullah SAW menghukum peminum

ix
khamr dengan 40 kali dera, sedangkan Khalifah Umar bin Khaththab dimasa
kekhalifahannya menetapkan hukuman dera 80 kali bagi peminum khamr,
setelah bermusyawarah dengan para shahabat lainnya, yang Isnya Allah hadits-
haditsnya akan kami sampaikan di belakang nanti.

Adapun hadits-hadits tentang haramnya khamr diantaranya sebagai berikut :


‫ ابن ماجه‬.‫ ُم ْد ِمنُ ْال َخ ْم ِر َك َعابِ ِد َوثَ ٍن‬:‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللاِ ص‬:‫ال‬
َ َ‫ع َْن اَبِى ه َُري َْرةَ رض ق‬
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Peminum
khamr itu bagaikan penyembah berhala”. [HR. Ibnu Majah]
Dari Ibnu Umar RA, ia berkata : Ada tiga ayat yang turun tentang khamr, yaitu
pertama yang artinya (Mereka akan bertanya kepadamu tentang khamr dan judi
….. dst). Lalu dikatakan (oleh orang-orang) bahwa khamr telah diharamkan.
Kemudian ditanyakan, “Ya Rasulullah, bolehkah kami memanfaatkannya
sebagaimana yang difirmankan oleh Allah ‘azza wa jalla ?”. Nabi SAW terdiam
dari pertanyaan mereka, kemudian turunlah ayat (Jangan kamu mendekati shalat
padahal kamu sedang mabuk). Lalu dikatakan (oleh orang-orang), “Khamr
betul-betul telah diharamkan”. Lalu mereka (para shahabat) bertanya, “Ya
Rasulullah, sesungguhnya kami tidak meminumnya menjelang shalat”. Nabi
SAW terdiam dari mereka, kemudian turunlah ayat (Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya khamr, judi sembelihan untuk berhala, dan mengundi
nasib itu tidak lain (dari perkara) kotor dari perbuatan syaithan…. dst). Ibnu
Umar berkata, Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Khamr itu telah diharamkan”.

[HR. Abu Dawud Ath-Thayalisi, di dalam musnadnya].


‫ َو قَ ْد‬،‫ت ْال َخ ْم ُر ِمنَّا‬ ِ ‫ فَا َ َخ َذ‬،‫ف طَ َعا ًما فَ َدعَانَا َو َسقَانَا ِمنَ ْالخَ ْم ِر‬ ٍ ْ‫صنَ َع لَنَا َع ْب ُد الرَّحْ م ِن بْنُ عَو‬ َ :‫ع َْن َعلِ ٍّي قَا َل‬
:‫ال‬ َ َ‫ ق‬، َ‫ َو نَحْ نُ نَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُ ُدوْ ن‬، َ‫ الَ اَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُ ُدوْ ن‬، َ‫ت <قُلْ ياَيُّهَا ْالكفِرُوْ ن‬ ْ
ُ ‫صالَةُ فَقَ َّد ُموْ نِىـ فَقَ َرأ‬
َّ ‫ت ال‬
ِ ‫ض َر‬ َ ‫َح‬
‫ الترمذىـ و‬. َ‫فَا َ ْن َز َل هللاُ َع َّز َو َج َّل <ياَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ا َمنُوْ ا الَ تَ ْق َربُوا الصَّلوةَ َو اَ ْنتُ ْم سُكرىـ َحتّى تَ ْعلَ ُموْ ا َما تَقُوْ لُوْ ن‬
‫صححه‬
Dari Ali, ia berkata : ‘Abdurrahman bin ‘Auf pernah membuat makanan untuk
kami, lalu ia mengundang kami dan menuangkan khamr untuk kami, lalu
diantara kami ada yang mabuk, padahal (ketika itu) waktu shalat telah tiba, lalu
mereka menunjukku menjadi imam, lalu aku baca Qul yaa-ayyuhal kaafiruun,
laa a’budu maa ta’buduun, wa nahnu na’budu maa ta’buduun (Katakanlah : Hai
orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu sembah, dan kami
menyembah apa yang kamu sembah)”. Ali berkata, “Lalu Allah menurunkan
firman-Nya Yaa ayyuhalladziina aamanuu, laa taqrobushsholaata wa antum
sukaaroo hattaa ta’lamuu maa taquuluun. (Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mendekati shalat, padahal kamu (sedang) mabuk, hingga kamu
mengerti apa yang kamu katakan)”. [HR. Tirmidzi, dan ia menshahihkannya]
‫ َو لَ َع َّل هللاَ َسيُ ْن ِز ُل فِ ْيهَا‬،‫َض ْالخَ ْم َر‬َ ‫ اِ َّن هللاَ اَ ْبغ‬، ُ‫ ياَيُّهَا النَّاس‬:ُ‫ْت َرسُوْ َـل هللاِ ص يَقُوْ ل‬ ُ ‫ َس ِمع‬:‫ع َْن اِبِى َس ِع ْي ٍد قَا َل‬
‫ اِ َّن هللاَ َح َّر َم‬:‫ال ص‬ َ َ‫ فَ َما لَبِ ْثنَا اِالَّ يَ ِس ْيرًا َحتَّى ق‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬،‫ فَ َم ْن َكانَ ِع ْن َدهُ ِم ْنهَا َش ْي ٌء فَ ْليَبِ ْعهُ َو ْليَ ْنتَفِ ْع بِ ِه‬،‫اَ ْمرًا‬
‫ فَا ْستَ ْقبَ َل النَّاسُ بِ َما َكانَ ِع ْن َدهُ ْم‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،ُ‫ فَ َم ْن اَ ْد َر َك ْتهُ ه ِذ ِه ْاآليَةُ َو ِع ْن َدهُ ِم ْنهَا َش ْي ٌء فَالَ يَ ْش َربُ َو الَ يَبِ ْيع‬،‫ْال َخ ْم َر‬
‫ مسلم‬.‫ق ْال َم ِد ْينَ ِة فَ َسفَ ُكوْ هَا‬ ‫ِم ْنهَا طُ ُر ُـ‬

x
Dari Abu Sa’id, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Hai
manusia, sesungguhnya Allah membenci khamr, dan mudah-mudahan Ia akan
menurunkan suatu ketentuan padanya. Oleh karena itu barangsiapa masih
mempunyai sedikit dari padanya, maka hendaklah ia menjualnya dan
memanfaatkannya”. Abu Sa’id berkata : Maka tidak lama kemudian Rasulullah
SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah (telah) mengharamkan khamr, maka
barangsiapa sampai kepadanya ayat ini [QS. Al-Maidah : 90], padahal ia masih
mempunyai sedikit dari padanya, maka ia tidak boleh meminumnya, dan tidak
boleh menjualnya”. Abu Sa’id berkata, “Lalu orang-orang sama pergi menuju
ke jalan-jalan Madinah sambil membawa sisa khamr yang ada pada mereka, lalu
mereka menuangkannya”. [HR. Muslim]

1. Segala Yang Memabukkan Hukumnya Haram


‫ احمد و البخارى و مسلم‬.ُ‫ت َو ْال َخ ْم ُر يَوْ َمئِ ٍـذ ْالبُ ْس ُر َو التَّ ْمر‬
ْ ‫ اِ َّن ْال َخ ْم َر ُح ِّر َم‬:‫ال‬ ٍ َ‫ع َْن اَن‬
َ َ‫س ق‬
Dari Anas, ia berkata, “Sesungguhnya khamr itu (telah) diharamkan, dan pada
saat itu khamr (dibuat dari) kurma segar dan kurma kering”. [HR. Ahmad,
Bukhari dan Muslim]
Dari Ibnu ‘Umar, bahwa ‘Umar RA berkata (berkhutbah) di mimbar Nabi
SAW, “Amma ba’du, hai manusia, sesungguhnya telah turun ketetapan
haramnya khamr, dan khamr itu (terdiri) dari lima macam, yaitu dari anggur,
kurma kering, madu gandum, sya’ir (gandum Belanda), dan khamr itu suatu
minuman yang menutupi akal”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
Dan dalam lafadh yang lain (dikatakan), “Setiap (minuman) yang memabukkan
itu khamr, dan setiap khamr itu haram”. [HR. Muslim dan Daruquthni]

2. Minum khamr walaupun sedikit, hukumnya tetap haram


‫ احمد و ابن ماجه و الدارقطنىـ و‬.‫ َما اَ ْس َك َر َكثِ ْي ُرهُ فَقَلِ ْيلُهُ َح َرا ٌم‬:‫ع َِن ا ْب ِن ُع َم َر رض َع ِن النَّبِ ِّي ص قَا َل‬
‫صححه‬
Dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Minuman yang dalam
jumlah banyak memabukkan, maka sedikitpun juga haram”. [HR. Ahmad, Ibnu
Majah dan Daruquthni, dan dia menshahihkannya].

3. Ada segolongan orang yang merubah nama khamr dengan nama yang lain
sehingga mereka menganggap halal dan meminumnya.
‫ احمد‬.ُ‫ لَتَ ْست َِحلَّ َّن طَائِفَةٌ ِم ْن اُ َّمتِى ْالخَ ْم َر بِاس ٍْم يُ َس ُّموْ نَهَاـ اِيَّاه‬:‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللاِ ص‬:‫ال‬ َ َ‫ت ق‬ ِ ‫ع َْن ُعبَا َدةَ ْب ِن الصَّا ِم‬
Dari ‘Ubadah bin Shamit, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh
akan ada segolongan dari ummatku yang menghalalkan khamr dengan
menggunakan nama lain”. [HR. Ahmad]
Dari Ibnu Muhairiz dari salah seorang shahabat Nabi SAW beliau bersabda,
“(Akan) ada sekelompok manusia dari ummatku yang minum khamr, dan
mereka menamakannya dengan nama lain”. [HR. Nasai]
.‫ لَيَ ْش َربَ َّن اُنَاسٌ ِم ْن اُ َّمتِى ْالخَ ْم َر َو يُ َس ُّموْ نَهَاـ بِ َغي ِْر ا ْس ِمهَا‬:ُ‫ي ص يَقُوْ ل‬
َّ ِ‫ك ْاالَ ْش َع ِريِّ اَنَّهُ َس ِم َع النَّب‬
ٍ ِ‫ع َْن اَبِى َمال‬
‫احمد و ابو داود‬

xi
Dari Abu Malik Al-Asy’ariy, bahwa ia mendengar Nabi SAW bersabda,
“Sungguh akan ada sekelompok manusia dari ummatku yang minum khamr,
dan mereka menamakannya dengan nama lain”. [HR. Ahmad dan Abu Dawud]

4. Khamr yang telah diharamkan oleh Allah tidak boleh dijual ataupun
dihadiahkan.
Dari Ibnu ‘Abbas ia berkata : Rasulullah SAW pernah mempunyai
seorang kawan dari Tsaqif dan Daus, lalu ia menemui beliau pada hari
penaklukan kota Makkah dengan membawa satu angkatan atau seguci khamr
untuk dihadiahkan kepada beliau, lalu Nabi SAW bersabda, “Ya Fulan, apakah
engkau tidak tahu bahwa Allah telah mengharamkannya ?”. Lalu orang tersebut
memandang pelayannya sambil berkata, “Pergi dan juallah khamr itu”. Lalu
Rasulullah SAW pun bersabda, “Sesungguhnya minuman yang telah
diharamkan meminumnya, juga diharamkan menjualnya”. Lalu Rasulullah
SAW menyuruh (agar ia membuang)nya, lalu khamr itu pun dibuang dibathha’.
[HR. Ahmad, Muslim dan Nasai]
Dari Anas ia berkata, “Rasulullah SAW melaknat tentang khamr sepuluh
golongan : 1. yang memerasnya, 2. pemiliknya (produsennya), 3. yang
meminumnya, 4. yang membawanya (pengedar), 5. yang minta diantarinya, 6.
yang menuangkannya, 7. yang menjualnya, 8. yang makan harganya, 9. yang
membelinya, 10. yang minta dibelikannya”. [HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah -
dalam Nailul Authar juz 5 hal. 174]

5. Khamr tidak boleh dijadikan cuka.


Dari Anas, bahwa Abu Thalhah bertanya kepada Nabi SAW tentang
beberapa anak yatim yang mewarisi khamr, beliau SAW menjawab,
“Tuangkanlah !”. (Abu Thalhah) bertanya, “Apakah tidak boleh kami jadikan
cuka ?”. Jawab beliau, “Tidak”. [HR. Ahmad dan Abu Dawud]

6. Boleh minum perasan kurma atau anggur selama tidak menjadi khamr
(belum rusak).
‫ َكانَ َرسُوْ ُل هللاِ ص يُ ْنبَ ُذ لَهُ اَ َّو َل اللَّي ِْل فَيَ ْش َربُهُ اِ َذا اَصْ بَ َح يَوْ َمهُ ذلِكَ َو اللَّ ْيلَةَ الَّتِى‬:‫ال‬َ َ‫س رض ق‬ ٍ ‫َع ِن اب ِْن َعبَّا‬
‫ احمد و‬. َّ‫صب‬ َ َ‫ فَاِ َذا بَقِ َي َش ْي ٌء َسقَاهُ الخَ َّدا َم اَوْ اَ َم َر بِ ِه ف‬،‫تَ ِج ْي ُء َو ْال َغ َد َو الل ْيلَةَ االخ َرى َو ال َغ َد اِلَى ال َعصْ ِر‬
ْ ْ ْ ْ ُ ْ َّ
‫مسلم‬
Dari Ibnu ‘Abbas RA, ia berkata, “Adalah Rasulullah SAW dibuatkan minuman
pada malam (hari yang) pertama, lalu beliau meminumnya ketika pagi harinya,
dan malam berikutnya dan pagi harinya (hari kedua), dan malam berikutnya lagi
serta pagi harinya sampai waktu ‘ashar (hari ketiga). Lalu apabila masih ada
sisanya diberikan kepada pelayan atau beliau menyuruh (membuangnya), lalu
dibuang”. [HR. Ahmad dan Muslim]
Dari hadist di atas dapat kita ambil penjelasan bahwa sungguh sangat merugilah
orang-orang yang dalam kesehariannya selalu mengkonsumsi minuman keras

xii
atau khamar.karena mereka termasuk pelaku dosa besar dan di laknat oleh Allah
SWT.

 Adapun hukuman – hukuman bagi peminum khamr


1. Sanksi Hukum dari Aspek Hukum Islam
Para ulama sepakat bahwa para konsumen khamr ditetapkan sanksi hokum had,
yaitu hukum dera sesuai dengan berat ringannya tindak pelanggaran yang
dilakukan oleh seseorang. Terhadap pelaku pidana yang mengonsumsi
minuman memabukkan dan/obat-obatan yang membahayakan, sampai batas
yang membuat gangguan kesadaran (teler), menurut pendapat Hanafi dan
Maliki akan dijatuhkan hukuman cambuk sebanyak 80 kali. Menurut syafi’I
hukumannya hanya 40 kali. Namun ada riwayat yang menegaskan bahwa jika
pemakai setelah dikenai sanksi hukum masih dan terus melakukan beberapa kali
(empat kali) hukumannya adalah hukuman mati. Sanksi tersebut dikenakan
kepada para pemakai yang telah mencapai usia dewasa dan berakal sehat, bukan
atas keterpaksaan, dan mengetahui kalau benda yang dikonsumsinya itu
memabukkan. Dalam islam selain ditetapkan hukumnya minuman keras
(khamr) juga ditetapkan hukumannya terhadap seseorang yang
mengonsumsinya.

2. Sanksi Hukum dari Aspek Peraturan Perundang-undangan


Minuman khamr dan obat-obatan terlarang lainnya sudah menjadi masalah
nasional yang perlu mendapat perhatiankhusus dari pemerintah dan masyarakat.
Akhir-akhir ini minuman memabukkan dan atau obat-obat terlarng lainnya
tampak semakin marak dikonsumsi oleh orang tertentu sehingga sudah
meresahkan masyarakat dan menimbulkan gangguan kesehatan. Untuk itu,
upaya meningkatkan npengawasan pengamanan terhadap minum-minuman
memabukkan dalam masyarakta, pihak pemerintah telahmengeluarkan
peraturan Menteri Kesehatan No. 86/Men.Kes/IV/1997 tentang Minuman
Memabukkan. Selain itu di dalam KUHP memberikan sanksi atas pelaku
(penggunaan khamr) hanya jika sampai mabuk dan mengganggu ketertiban
umum, yakni kurungan paling lama tiga hari hingga paling lam tiga bulan (pasal
536). KUHP juga memberikan sanksi atas orang yang menyiapkan atau menjual
khamr, sanksi hukuman kurungan dimaksud, paling lama tiga minggu (pasal
537), apalagi jika yang diberi minuman adalah anak dibawah umur 16 tahun
(pasal 538 dan 539). Adapun hukum orang yang menganggap minuman khamr
halal adalah kafir berdasarkan kesepakatan umat Islam. Menurut Umar .a dan
Ali r.a apabila seorang non muslim menjual khamr, maka tempat dan hasil
penjualannya harus dirusak dan resikonya ditanggung sendiri oleh pemiliknya.
Apabila khamr berubah dengan sendirninya menjadi cuka maka hukumnya
adalah halal menurut ijma’ sahabat. Akan tetapi apabila berubah kembali rasa,
warna, baunya seperti khmar kembali maka hukumya menjadi haram.

xiii
 Adapun cara pembuktian untuk peminum khamr(minuman kera),
yaitu:
1. Dengan saksi
2. Dengan pengakuan
3. Dengan Qarinah

2.5 Had Meminum Minuman Keras


Bagi orang yang suka meminum atau mengkonsumsi minuman keras
maka akan mendapatkan had atau hukuman yaitu di jilid atau didera sebanyak
40 sampai 80 kali seperti dalam sabda nabi SAW:
َ َ‫ ق‬، َ‫ب ْال َخ ْم َر فَ ُجلِ َد بِ َج ِر ْي َدتَي ِْن نَحْ َو اَرْ بَ ِع ْين‬
‫ فَلَ َّما‬.‫ َو فَ َعلَهُ اَبُوْ بَ ْك ٍر‬:‫ال‬ َ ‫ي ص اُتِ َي بِ َر ُج ٍل قَ ْد َش ِر‬ َّ ِ‫س اَ َّن النَّب‬
ٍ َ‫ع َْن اَن‬
‫ احمد و مسلم و‬.ُ‫خَف ال ُح ُدوْ ِد ثَ َمانِ ْينَ فَا َ َم َر بِ ِه ُع َمر‬ ْ ُّ َ‫ ا‬:‫ف‬ ٍ ْ‫ال َع ْب ُد الرَّحْ م ِن بْنُ عَو‬ َ َ‫اس فَق‬َ َّ‫َكانَ ُع َم ُر ا ْستَ َشا َر الن‬
‫ابو داود و الترمذى و صححه‬
Dari Anas RA, sesungguhnya Nabi SAW pernah dihadapkan kepada beliau
seorang laki-laki yang telah minum khamr. Lalu orang tersebut dipukul dengan
dua pelepah kurma (pemukul) sebanyak 40 kali. Anas berkata, “Cara seperti itu
dilakukan juga oleh Abu Bakar”. Tetapi (di zaman ‘Umar) setelah ‘Umar minta
pendapat para shahabat yang lain, maka ‘Abdur Rahman bin ‘Auf berkata,
“Hukuman yang paling ringan ialah 80 kali. Lalu ‘Umar pun menyuruh supaya
didera 80 kali”. [HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi. Dan Tirmidzi
menshahihkannya]

Sementara imam syafi’I dan abu dawud dan para ulama-ulama dzariyah
berpendapat bahwahad bagi peminum minuman keras ialah 40 kali pukulan
dera. Tetapi imam atau hakim dapat menambah 40 kali, sehingga menjadi 80
kali pukulan dera. Karena tmbahan 40 kali merupakan tazkir hak imam. Jika
perlu bias di tambah jika tdak maka cukup 40 kali dera.Alat yang digunakan
untuk mendera adalah pelepah kurma, sandal, atau dengan keduanya, sekali
tempo dengan tangan. Disepakati bahwa dua orang saksi lelaki yang tidak fasik
diterima sebagai saksi dalam peristiwa pelanggaran minum khamr, dan jarak
antara persaksian mereka dan minumnya orang tadi tidak lebih dari satu bulan.
Bila seorang saksi memberi kesaksian atas minumanya, sedangkan yang lain
memberi kasaksian bahwa ia melihatnya muntah khamr, mka dikenai had.
Demikian keputusan sahabat Umar di hadapan para sahabat. Ulama sepakat
bahwa peminum khamr, bila ia mengulang-ulang minum khamr, dijatuhi
hukuman setiap kali minum tapi tidak dibunuh.

2.6 Cara Pengendalian Minuman Keras dan Hikmahnya


Minuman keras sudah selayaknya diberantas karena dampak negatif yang
dapat ditimbulkan selain kerena dalam ajaran agama tertentu minum minuman
keras adalah perbuatan yang dilarang. Cara yang paling tepat dalam
memberantas suatu masalah adalah dengan cara mencari sumber permasalahan
tersebut. Sehingga apabila sumber permasalahan tersebut terselesaikan maka

xiv
masalah-masalah lain tidak akan timbul atau muncul kembali. Begitu pula
dengan pemberantasan minum minuman keras di Sidemen. Motif seseorang
menjadi alcoholic tentu berbeda-beda, sehingga untuk mencari tahu sumber
permasalahnnya diperlukan suatu konseling. Namun perkembangan konseling
sebenarnya sangat lambat sampai peminum itu sendiri benar-benar menganbil
keputusan untuk berhenti minum.
Salah satu faktor yang menghambat adalah kerena alkohol bersifat aditif
sehingga peminum yang berusaha untuk berhenti akan mengalami sindrom
putus obat yaitu keadaan yang sangat tidak menyanangkan dari tubuh akubat
kekurangan zat aditif. Biasanya cairan infus, magnesium dan glukosa sering
diberikan untuk mencegah beberapa gejala putus obat dan untuk menghindari
dehidrasi atau bisa juga dengan pembarian benzodiazepin selama beberapa hari
untuk menenangkan dan membantu mencegah gejala putus obat. Obat-obatan
anti-psikosa umumnya diberikan untuk sejumlah kecil pecandu dengan
halusinasi alkoholik. Setelah masalah medis darurat berhasil diatasi, program
detoksikasi dan rehabilitasi harus dimulai. Pada tahap pertama pengobatan,
alkohol sama sekali tidak digunakan. Kemudian seorang pecandu harus
mengubah perilakunya. Tanpa bantuan, sebagian besar pecandu akan kambuh
dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Seorang alcoholic dapat dikatakan
sembuh dari pengaruh minuman keras tidak hanya dilihat dari berhentinya ia
minum minuman keras, namun juga dari kesembuhan tubuhnya yang telah
rusak akibat minum minuman keras, caranya mengatasi tekanan hidup, serta
cara mengatasi rasa percaya diri dan rasa bersalah.

Adapun hikmah di haramkan meminum minuman keras ialah sbb:


a. Menjaga kesehatan badan dan mental. Karena minuman keras sangat
berbahaya bagi peminumnya mapun akibatny pada orang lain. Minuman keras
juga bias merusak jaringan syaraf pada tubuh manusia terutama syarf otak. Dan
dengan di haramkannya minuman keras maka manusia akan menghindarinya.
Sehingga akan terhindar dari bahaya yang di atas.
b. Menghindari dari lahirnya kejahatan social. Karena orang mabuk sering
melakukan kejahatan. Dan dengan menjauhi minuman keras maka kehidupan
masyarakat akan tentram dan damai.
c. Menjaga generasi penerus agar lebih baik.
d. Melindungi kehormatan, banyak bukti akibat minum minuman keras terjadi
tindakan kekerasan dan pemerkosaan terhadap wanita

xv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan penjelasan diatas kita dapat menarik beberapa kesimpulan


yaitu:
1. Yang dimaksud dengan minuman keras ialah segala jenis minuman yang
memabukan, sehingga dengan meminumnya menjadi hilang kesadaran bagi
yang meminumnya.
2. Hukum minum minuman keras atau khamar ialah haram, dan bagi orang yang
menkonsumsinya, penjual, pengedar yang masi dalam golongan minuman keras
adalah termasuk pelaku dosa besar.
3. Bagi orang yang suka meminum atau mengkonsumsi minuman keras maka
akan mendapatkan had atau hukuman yaitu di jilid atau didera sebanyak 40
sampai 80 kali
4. Tubuh kita selalu sehat jasmani dan rohani.

3.2 Saran
Kita sebagai genari penerus marilah kita cegah dari Minum minuman
keras karena dampak negatif yang ditimbulkannya, baik itu kemiskinan,
kebodohan dan penyakit yang ditimbulkan. Sayangi tubuh Anda dengan
menjaganya dari pengaruh negatif zat-zat aditif.

xvi

Anda mungkin juga menyukai