Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MINUMAN KERAS ( KHAMR )

Disusun oleh:
Nada Alhaq Sabila
Siti Keysa Ayudhia Ningrum
Djuan Farel Adrian
Carlos Daniel Adrian
Guru mata pelajaran:
Aceng Salim Sholehuddin S.OS

MA DARUL AKHLAK SOCIOPRENEUR


Alamat: kp.patrol RT.01 RW.010 Ds.Harumansari Kec.Kadungora Kab. Garut Kode pos
44153
DAFTAR ISI

Kata pengantar
…………………………………………………………………………………… I
BAB I :
Pendahuluan
…………………………………………………………………………………… II
Daftar isi
………………………………………………………………………………………
……… III
BAB II :
 Pengertian mencuri
……………………………………………………………………... IV
 Penetapan Adanya Perbuatan Mencuri ………………………………………………… IV
 Dasar hukum mencuri …………………………………………………………………………… IV
 Had mencuri …………………………………………………………………………………………… IV
 Batasan Kadar (Nishab) Barang Yang Dicuri……………………………………………. V
 Hikmah hukuman bagi pencuri……………………………………………………………………………. V
 Menyamun Dan Merampok……………………………………………………………………… VI
 Pengertian Dan Hukum…………………………………………………………………………….. VI
 Had menyamun dan merampok…………………………………………………… VI
 Hikmah menyamun dan merampok……………………………………………….. VI
BAB III :
Kesimpulan………………………………………………………………………………….. VIII
Daftar pusaka……………………………………………………………………………….. IX
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah fikih tepat pada waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru
pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas fikih. Tak hanya itu,
kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah fikih ini bisa memberikan informasi dan
ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kami kepada para
pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir

Garut, 05 November 2023


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Islam mengajarkan kepada umat manusia khususnya umat muslim untuk


memakan dan meminum makanan yang halal lagi baik untuk kesehatan. Yaitu
sesuai dengan petunjuk Allah SWT. yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan penjelasan
Nabi Muhammad SAW. dalam hadis. Maka dari itu, dalam hukum islam seorang
muslim tidak diperkenankan memakan makanan dan minum secara bebas, namun
harus selektif yakni makan dan minum yang halal lagi baik (thayyib).1 Hukum islam
yang bersumber dari Al-Qur‟an dan hadis mempunyai tujuan yakni untuk
kemaslahatan bagi umat manusia. Maka terealisirnya kemaslahatan uamt manusia
salah satunya bertumpu pada terpeliharanya akal seseorang agar tidak menjadi
sumber kejahatan, dan menjadi beban masyarakat. 2 Pada dasarnya semua
mimunan yang dikonsumsi oleh manusia adalah halal namun dapat menjadi
haram hukumnya disebabkan karena suatu kondisi tertentu. Salah satunya adalah
minuman keras atau khamr. Minuman ini dilarang untuk dikonsumsi oleh islam
karena berkaitan dengan akal dan perbuatan manusia, serta dapat menimbulkan
masalah bagi yang peminumnya.3 Mengkonsumsi khamr merupakan suatu hal
yang diharamkan dalam agama islam. Syariat islam telah mengharamkan khamr
sejak empat belas abad yang lalu.4 Khamr terbukti memiliki banyak dampak
negatif. Bukan hanya membahayakan bagi kesehatan, namun juga bagi
kelangsungan hidup manusia serta pola perilaku diri akibat dampak negatif yang
ditimbulkan dari minuman haram ini. Di indonesia, para generasi penerus bangsa
dihantui oleh berbagai jenis obat-obatan dan minuman yang memabukkan yang
tentu dapat merusak masa depan para generasi penerus bangsa. korban
penyalahgunaan khamr di indonesia akhir akhir ini juga cenderung semakin
meningkat dan mencakup tidak hanya terbatas pada kelompok masyarakat
mampu, tetapi juga telah menambah pada kalangan masyarakat yang kurang
mampu baik di kota, pedesaan serta tidak hanya melibatkan kalangan non pelajar
saja, namun juga melibatkan kalangan pelajar, khusuusnya pelajar sekolah
Menengah Atas dan Perguruan Tinggi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Khamar

Khamar menurut bahasa ada 3 pengertian sebagaimana dinukil oleh Ibnu al-
Battal dalam al-Muhadhab:
1. Dinamakan khamar karena menutupi akal. Diambil dari kata khimari al mar’ah
(penutup kepala perempuan).
2. Dikatakan khamar karena perempuan menutupi dirinya (innaha takhmuru
nafsahᾱ) agar tidak mengenai dirinya sesuatu yang menjadikannya rusak.
3. Dikatakan khamar karena mencampuri akal (liannaha takhamuru al aqli).
Ulama‟ telah sepakat bahwasannya khamar adalah sumber dosa besar.
Sebagaimana telah dikatakan oleh Umar dan Utsman RA, bahwasannya minum
khamar itu termasuk haram. Umat islam meminumnya pada awal permulaan
islam. Ulama Syafi‟iyah berbeda pendapat dalam meminum khamar tersebut,
apakah diperbolehkan minum khamar pada awal islam itu dianggap baik oleh
mereka dengan hukum jahīliyah atau syara‟ yang memperbolehkannya.

Mawardi yang kuat adalah yang pertama yaitu dengan hukum jahiliyyah36.Adapun
diharamkannya adalah pada tahun kedua hijrah setelah perang uhud37.
Khamar adalah sumber yang memabukkan, adapun minuman memabukkan
selain khamar mengikuti khamar dalam hukumnya, khamar pada asalnya adalah
perasan anggur ketika jadi memabukkan karena adanya tekanan yang kuat dalam
perasan tersebut. Adapun abu Hanifah menambahkan syarat lagi yaitu busanya
harus di hilangkan38.
Adapun keharaman keduanya (khamar yang terbuat dari perasan anggur dan
minuman yang memabukkan selain dari perasan anggur), sebagaimana
diriwayatkan oleh Ibnu Abbas : Bahwa Pengharaman khamar turun mengenai dua
kabilah dari kabilah Anshᾱr. Mereka meminumnya hingga apabila mereka telah
mabuk, sebagian mereka bercanda dengan sebagian yang lain. Ketika mereka sadar,
salah seorang mereka melihat bekas di wajahnya dan jenggotnya, dan ia pun
berkata : “Saudaraku si Fulan ini telah melakukannya kepadaku”. Padahal dulunya
mereka saling bersaudara dan tidak ada dendam dalam hati mereka. (Orang itu
berkata) : “Demi Allah, seandainya ia menyayangiku, niscaya ia tidak akan berbuat
demikian terhadapku”. Sehingga terjadilah dendam di hati mereka. Maka, Allah
ta’ala menurunkan ayat :
36 . al- Nawawy, al-Majmu’, 446. 37 . Ibid. 38 . Ibid,.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25 ُ
‫َ اَبْص َْن اَال و ُ ِر ْس ي‬
‫ ْن ُو ِح ْل ُف‬.َ ‫والم ُ ْر َْم الَخ َّا نِم ا إ ْ ُو َن َم أ َ ْن ِي َّذ ا ال َ ُّه َي يآ أ ُ ْه ُو ِب َن ْت اَج ف ِاَنْط َّي الش ِ َل َم ع ْ ِن م ٌْسج ِ ُر َم ْال َْز اَْل و‬
‫ ت ْ ُم َّك َل َع ل‬Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan."39
Adapun hakikat Khamar menurut kebanyakan Syafi‟iyah adalah minuman
yang memabukkan dari perasan anggur walaupun tidak dibuang busanya, adapun
minuman lain yang memabukkan adalah diqiyaskan pada perasan anggur tersebut40.
Nama Khamar digunakan untuk setiap yang memabukkan. Adapun dalil dari
pada itu adalah Hadits sebagaimana diriwatkan Ibnu Umar RA. Nabi bersabda : ٌ
‫ ك‬41 ‫ اَم َر ٍح َْر َُّخ ُل ك َ و ٌ َْر ٍَخ ِرْك ُس ُّم ُل‬Artinya : Setiap minuman yang memabukkan itu adalah
khamar dan setiap khamar haram hukumnya.
Dalam mengomentari hadits diatas al-Nawawi berkata: Dalam hadits tersebut
telah jelas bahwa semua minuman yang memabukkan adalah haram hukumnya dan
semuanya dinamakan khamar42.
Menurut Abi Hanīfah: Haram hukumnya perasan buah korma dan anggur,
adapun minuman dari rendaman kurma kering halal hukumnya apabila dimasak,
walaupun dimasak sebentar. Sedangkan apabila perasan itu masih mentah (tidak
39 . al-Qur‟an, 5: 90. 40 . Abdul Hamīd al-Sharwani, Hawashī, (Beirut: Dᾱr al-Fikr, 2009),
Jilid. 9, Hal. 195. 41 . Abi Dᾱwud, Sunan Abi Dᾱwud , (Beirut: Dᾱr al-Hazm, 1997), Cet.
1,juz. 4, Hal. 5 (3679). 42 . al- Nawawy, al-Majmu’, 448.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26
dimasak) maka haram hukumnya, hanya saja tidak dikenakan had bagi
peminumnya. Ini semua selagi tidak di minum dan selagi tidak memabukkan,
apabila memabukkan maka haram hukumnya menurut ijma‟ umat Islam.
Apabila illah (sebab hukum) keharaman khamar karena mencegah untuk
ingat Allah dan shalat, maka illah ini semuanya ada pada semua minuman yang
memabukkan, maka wajib disamakan hukumnya pada yang lainnya, karena
minuman yang memabukkan selain khamar itu dalam satu makna43. Sebagaimana firman
Allah ta’ala berikut:
ِ ‫َل َم ع ْ ِن م ٌْسج ِ ُر َم ْال َْز اَْل و ُاَبْص َْن اَْل و ُ ِر ْس َي ْم اَل و ُ ْر َْم ا الخ ََّ نِم وا إ ُ َن َم آ َيِن َّذ ا ال َ ُّه َي ا أ َ ي ْ ُم َّك َل َع ُلوُه ِب َن‬
‫ْت اَج ف ِاَنْط َّي الش َ وُنِح ْل ُف ت َ ع ْ ُم َّك ُد َص َي ِو ِر ْس َي ْم اَل ِو ْر َْم الخ ِ َِفاَء ْض َغ ْباَل َو َة اَو َد ْع اُل ُم َك ْن َي َب‬
‫ِع وُق ي ْ َن ُأاَنْط َّي الش ُيِد ُر ا ي ََّ نِم إ ِ َن َع ِو َّو الِل ْر ِِك ْ ن َ وُن َه ْت ُن م ْ ُم ْت َن ْأَل َه ِف َة َّال الص‬
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu)”.44
43 . Ibid., 44 . al-Qur‟an, 5: 90-91

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27
Sebagaimana hadits yang di ceritakan oleh Aisyah, Ia berkata, Nabi bersabda:
45‫كل شراب أسكر فهو حرام‬
Artinya : setiap minuman yang memabukkan maka haram hukumnya.
Dalam hadits yang diceritakan Jabir dari Nabi SAW. Ia berkata:
46‫ما أسكر كثيره فقليلو حرام‬
Artinya: Minuman yang banyaknya memabukkan maka minum sedikit darinya adalah haram.
Hadits ini menunjukkan bahwa keharaman pada jenis minuman
memabukkan, keharamannya tidak hanya ketika mabuk, tetapi ketik tegukan
pertama itu juga haram, dan wajib dikenakan hukum had pada minuman terakhir
ketika di dapati Ia mabuk. Karena seluruh bagian-bagiannya saling membantu
dalam berbuat mabuk sama47.
Diriwayatkan dari Nu‟man bin Bashir RA bahwasannya Nabi SAW bersabda :
" ‫و ًرْا ََم لخ ّ ُر ْب ال َ ِن َّم ِن َإ و ٌ ْر ََم لِخ ْر َّم الت َ ِن م رواه البيهاقي َّإن‬, ‫وإن ً ْر ََم لِْخ يِر َّع الش َ ِن َّم ِن َإ‬, ‫ًا َْر ل َخ ََس الع َ ِن َّم ا‬
‫ وإن من البر َخرا‬،‫ وإن من الزبيب َخرا‬:‫"وزاد‬.
Artinya : bahwa kurma itu dapat dijadikan khamar, gandum dapat dijadikan khamar, sha‟ir
(jewawut) dapat dijadikan khamar, dan madu dapat
45 .Jalaluddin al- Suyuty, Sunan an-Nasa’i, (Beirut: Dᾱr al -Ma‟rifah, t.th ), Juz:8, Hal. 696
( 5607) dan Muslim al- Naisaburi, Shoheh Muslim, (Riyaḍ : Dᾱr Thoyibah, 2006) Cet. 1,
Juz. 2, Hal.963 (67). 46 Ibid., 700 (5623). 47 . al-Nawawi, al- Majmu’, 450.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28
dijadikan khamar. (H.R. al Baihaqy).48 Al-Baihaqy menambahkan dalam hadits lain: “ Bahwa
setiap dari anggur dapat dijadikan khamar, setiap gandum dapat di jadikan khamar”.
Dalam hadits Nu‟man ini bahwa kekhususan menyebutkan al ‘Inab, al Tamr, al
asl, al Bur, Al Sha’ir dan al zabīb, bukan berarti bahwa khamar itu hanya terbuat
dari lima macam ini, tetapi terbuat dari jenisnya yaitu berupa dharrah (bijian) dan
perasan pohon, maka hukumnya hukum khamar. Adapun kekhususan menyebut
lima macam ini karena kelimanya di kenal pada masa itu49.
Dari sini, maka semua minuman memabukkan apabila telah mengeras dan
memabukkan maka hukumnya satu yaitu haram. Tidak ada perbedaan hukum
dengan berbeda-beda jenisnya. Tetkala tidak halal sedikit dari khamar maka haram
minum banyak maupun sedikit darinya. Apabila terjadi perbedaan nama khamar,
maka tidak ada perbedaan dalam hukumnya2. Penetapan Adanya Perbuatan Mencuri
Seseorang dianggap telah melakukan pencurian jika memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
· Mukallaf, yaitu baligh dan berakal
· Adanya pengakuan dari pelaku pencurian
· Dilakukan secara sembunyi-sembunyi
· Pelaku pencurian tidak memiliki saham terhadap barang yang dicurinya
· Barang yang dicuri adalah benar milik orang lain
· Barang yang dicuri mencapai jumlah nishab
· Barang yang dicuri berada ditempat penyimpanan yang layak
3. Dasar Hukum Mencuri
Mencuri hukumnya haram secara qhot’iy, karena mengambil harta orang lain
secara bathil. Firman Allah :
‫َو اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل َو ُتْد ُلْو ا ِبَهٓا ِاَلى اْلُح َّك اِم ِلَتْأُك ُلْو ا َفِر ْيًقا ِّم ْن َاْم َو اِل الَّناِس ِباِاْل ْثِم َو َاْنُتْم‬
‫۝‬١٨ ࣖ ‫َتْع َلُم ْو َن‬

janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud
agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal
kamu mengetahui ( Q.S Al Baqarah:188).
4. Had (Hukuman) Mencuri
Secara umum, orang yang melakukan pencurian dikenakan had berupa
potong tangan.

IV

Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan secara rinci perihal tingkatan potong


tangan kepada pelaku pencurian yang lebih dari satu kali, sebagaimana sabdanya
yang diriwayatkan oleh Syafi’i, sebagai berikut urutannya :
a. Jika mencuri untuk pertama kali, dipotong tangan kanannya
b. Jika mencuri untuk kedua kalinya, dipotong kaki kirinya
c. Jika mencuri untuk ketiga kalinya, dipotong tangan kirinya
d. Jika mencuri untuk keempat kalinya, dipotong kaki kanannya
e. Jika mencuri untuk kelima kalinya dan seterusnya, dihukum ta’zir dan dipenjara
sampai bertaubat, menurut ijma ulama dibunuh
Bagian tubuh yang dipotong adalah pergelangan tangan atau kaki. Hukuman
had bagi pencuri laki-laki sama dengan pencuri perempuan. Had pencuri hamba
sahaya dan budak wanita sama seperti had orang merdeka. Had tersebut
diterapkan ketika mencuri harta kaum muslim atau non muslim.
Disamping dihukum, pencuri tersebut berkewajiban mengembalikan barang
yang dicurinya. Jika barang telah tiada maka harus diganti dengan barang serupa
atau seharga dengan barang tersebut.
Hukum potong tangan batasnya yaitu sampai pergelangan tangan. Firman
Allah
‫َو ٱلَّساِر ُق َو ٱلَّساِر َق ُة َف ٱْقَط ُع ٓو ۟ا َأْي ِدَي ُهَم ا َج َز ٓاًۢء ِبَم ا َك َس َب ا َن َٰك اًل ِّم َن ٱِهَّلل ۗ َو ٱُهَّلل َع ِز يٌز َح ِكيٌم‬

Artinya: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah


tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Q.S Al
Maidah:38).

Hukum potong tangan akan dijatuhkan apabila memenuhi 7 syarat utama :


1) Menepati definisi mencuri : makna mencuri disini adalah mengambil harta secara
sembunyi-sembunyi dan sorok-sorok. Tidak dikatakan mencuri jika merompak,
menggelap uang (pecah amanat), merampas dan meragut.
2) Barang yang dicuri mencukupi nisab : cukup nisab adalah syarat minimal nilai
harta yang dicuri. Nisab pencurian itu adalah seperempat dinar atau 3 dirham. Satu
dinar adalah setara dengan 4,25 gram emas. Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW,
dari Aisyah ra “Tangan pencuri dipotong untuk seperempat dinar atau lebih” (HR
Bukhari & Muslim).
3) Harta yang dicuri adalah harta yang layak dimiliki : Layak (ihtiram) adalah di sisi
hukum syarak.
4) Harat dicuri dari tempat penjagaan: maksudnya barang yang dicuri itu mesti
berada di dalam penjagaan, penyimpanan atau pengawasan pemiliknya.

IV

5) Bukan harta syubahat : dalam harta yang dicuri tidak ada bahagian hak pencuri
atau yang membolehkan pencuri itu memakannya. Ini bermakna tidak dikenakan
hukuman potong tangan sekiranya si ayah mencuri harta anaknya atau sebaliknya
karena Rasulullah SAW bersabda “kamu dan harta kamu adalah milik bapak kamu”.
6) Pencuri itu akil baligh dan terikat hukuman dalam islam. Taklif ini terkena kepada
semua orang termasuk kafir zimmi. Ini karena hadits Nabi SAW menyebut dengan
jelas bahwa “diangkat pena dari 3 pihak, orang yang tidur sehingga dia bangun,
kanak-kanak sehingga dia baligh, dan orang yang gila sehingga dia berakal’. (HR
Muslim). Ini bermakna taklif hukum terkena kepada orang yang berakal dan baligh.
Pencuri anak-anak atau orang gila tidak akan dipotong tangan.
7) Sabit kesalahan mencuri dengan pengakuan atau disaksikan oleh saksi yang adil :
pengakuan mencuri dalam sidang penghakiman akan menyebabkan seseorang itu
boleh disabit dengan pencurian.

5. Batasan Kadar (Nishab) Barang Yang Dicuri


Terdapat beberapa pendapat ulama, yaitu :
a. Mazhab Hanafi berpendapat bahwa nisab barang curian adalah sepuluh dirham
b. Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa nisab barang curian adalah ¼ dinar atau
sekitar 3,34 gram emas.
c. Mazhab Maliki dan Hambali berpendapat bahwa nisab barang curian adalah ¼
dinar atau 3 dirham atau sekitar 3,34 – 3,36 gram emas.
Catatan :
Nisab adalah batas minimal niali suatu harta.
Nilai 1 dinar sekitar 10 -12 dirham atau sekitar 13,36 gram emas.
6. Hikmah Hukuman (Uqubah) Bagi Pencuri
1) Membuat orang yang mau berbuat pencurian mempertimbangkan seribu kali
pertimbangan, sebab hukumannya sangat menyakitkan memalukan dan
memberatkan kehidupannya dimasa depan.
2) Orang jera untuk melakuakn pencurian kembali.
3) Terpeliharanya harta masyarakat dari gangguan orang lain.
4) Terciptanya kehidupan kondusif, aman, tentram, bahagia.
5) Mengurangi atau bahkan menghapus beban siksaan di akhirat bagi pelaku
pencurian.
6) Menimbulkan kesadaran kepada setiap orang agar menghargai dan menghormati
hasil jeri payah orang lain.

B. Menyamun Dan Merampok


1. Pengertian Dan Hukum
Dalam istilah syara’ merampok di sebut qhat’utthariq yang artinya “memotong
jalan” atau “menjegal” atau di sebut hirabah yang artinya “peperangan”. Adapun
secara istilah adalah mengambil harta orang lain dengan cara paksa, kekerasan,
ancaman senjata, penganiayaan bahkan kadang kala dengan membunuh pemilik
barang.
Menyamun adalah mengambil harta milik orang lain secara paksa dengan
menggunakan kekerasan, ancaman senjata dan terkadang disertai penganiayaan
dan pembunuhan yang dilakukan di tempat-tempat sunyi. Perbuatan ini termasuk
dosa besar karena merupakan suatu kejahatan merampas harta orang lain yang
disertai ancaman jiwa, oleh karena hukumnya adalah haram.
Merampok adalah mengambil harta milik orang lain secara paksa dengan
menggunakan kekerasan, ancaman senjata dan terkadang disertai penganiayaan
dan pembunuhan yang dilakukan di tempat-tempat yang ramai. Sama dengan
menyamun hal ini termasuk dosa besar karena merupakan suatu kejahatan
merampas harta orang lain yang disertai ancaman jiwa, oleh karena hukumnya
adalah haram.
2. Had (Hukuman) Menyamun Dan Merampok
a. jika si pelaku merampas dan membunuh si korban, hadnya dihukum mati.
b. Jika hanya merampas harta korban, hadnya di potong tangan dan kaki secara
silang.
c. Jika hanya membunuh korban tanpa mengambil hartanya, had nya di hukum mati
seperti hukum qishas.
d. Jika belum sempat merampas harta atau membunuh korban, hadnya dihukum
penjara atau di buang di suatu tempat asing sampai dia insaf.
3. Hikmah Bagi Penyamun Dan Perampok
a. Membuat orang yang mau berbuat pencurian mempertimbangkan seribu kali
pertimbangan, sebab hukumannya sangat menyakitkan memalukan dan
memberatkan kehidupannya dimasa depan.
b. Orang jera untuk melakuakn pencurian kembali.
c. Terpeliharanya harta masyarakat dari gangguan orang lain.
d. Terciptanya kehidupan kondusif, aman, tentram, bahagia.
e. Mengurangi atau bahkan menghapus beban siksaan di akhirat bagi pelaku
pencurian.
f. Menimbulkan kesadaran kepada setiap orang agar menghargai dan menghormati
hasil jeri payah orang lain.

VI

BAB III
KESIMPULAN

Mencuri adalah mengambil harta milik orang lain yang tidak ada
hak untuk memilikinya, yang dilakukan tanpa sepengetahuan
pemiliknya, dan secara sembunyi-sembunyi.
Menyamun adalah mengambil harta milik orang lain secara
paksa dengan menggunakan kekerasan, ancaman senjata dan
terkadang disertai penganiayaan dan pembunuhan yang dilakukan di
tempat-tempat sunyi.
Merampok adalah mengambil harta milik orang lain secara
paksa dengan menggunakan kekerasan, ancaman senjata dan
terkadang disertai penganiayaan dan pembunuhan yang dilakukan di
tempat-tempat yang ramai.
Ketiga perbuatan itu dilarang dan haram hukumnya, dan juga
sangat mengganggu orang lain, dan sebaiknya dihindari agar
kehidupan bermasyarakat tentram, aman dan damai.

VII

Daftar Pustaka

Internet
http://kumala-ayu.blogspot.com/2012/11/pengertian-mencuri.html
http://ndriistoryelf.blogspot.com/2012/03/fiqih-bab-mencuri-dan-menyamun.html
VIII

Anda mungkin juga menyukai