Disusun oleh:
Nada Alhaq Sabila
Siti Keysa Ayudhia Ningrum
Djuan Farel Adrian
Carlos Daniel Adrian
Guru mata pelajaran:
Aceng Salim Sholehuddin S.OS
Kata pengantar
…………………………………………………………………………………… I
BAB I :
Pendahuluan
…………………………………………………………………………………… II
Daftar isi
………………………………………………………………………………………
……… III
BAB II :
Pengertian mencuri
……………………………………………………………………... IV
Penetapan Adanya Perbuatan Mencuri ………………………………………………… IV
Dasar hukum mencuri …………………………………………………………………………… IV
Had mencuri …………………………………………………………………………………………… IV
Batasan Kadar (Nishab) Barang Yang Dicuri……………………………………………. V
Hikmah hukuman bagi pencuri……………………………………………………………………………. V
Menyamun Dan Merampok……………………………………………………………………… VI
Pengertian Dan Hukum…………………………………………………………………………….. VI
Had menyamun dan merampok…………………………………………………… VI
Hikmah menyamun dan merampok……………………………………………….. VI
BAB III :
Kesimpulan………………………………………………………………………………….. VIII
Daftar pusaka……………………………………………………………………………….. IX
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah fikih tepat pada waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru
pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas fikih. Tak hanya itu,
kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah fikih ini bisa memberikan informasi dan
ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kami kepada para
pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Khamar
Khamar menurut bahasa ada 3 pengertian sebagaimana dinukil oleh Ibnu al-
Battal dalam al-Muhadhab:
1. Dinamakan khamar karena menutupi akal. Diambil dari kata khimari al mar’ah
(penutup kepala perempuan).
2. Dikatakan khamar karena perempuan menutupi dirinya (innaha takhmuru
nafsahᾱ) agar tidak mengenai dirinya sesuatu yang menjadikannya rusak.
3. Dikatakan khamar karena mencampuri akal (liannaha takhamuru al aqli).
Ulama‟ telah sepakat bahwasannya khamar adalah sumber dosa besar.
Sebagaimana telah dikatakan oleh Umar dan Utsman RA, bahwasannya minum
khamar itu termasuk haram. Umat islam meminumnya pada awal permulaan
islam. Ulama Syafi‟iyah berbeda pendapat dalam meminum khamar tersebut,
apakah diperbolehkan minum khamar pada awal islam itu dianggap baik oleh
mereka dengan hukum jahīliyah atau syara‟ yang memperbolehkannya.
Mawardi yang kuat adalah yang pertama yaitu dengan hukum jahiliyyah36.Adapun
diharamkannya adalah pada tahun kedua hijrah setelah perang uhud37.
Khamar adalah sumber yang memabukkan, adapun minuman memabukkan
selain khamar mengikuti khamar dalam hukumnya, khamar pada asalnya adalah
perasan anggur ketika jadi memabukkan karena adanya tekanan yang kuat dalam
perasan tersebut. Adapun abu Hanifah menambahkan syarat lagi yaitu busanya
harus di hilangkan38.
Adapun keharaman keduanya (khamar yang terbuat dari perasan anggur dan
minuman yang memabukkan selain dari perasan anggur), sebagaimana
diriwayatkan oleh Ibnu Abbas : Bahwa Pengharaman khamar turun mengenai dua
kabilah dari kabilah Anshᾱr. Mereka meminumnya hingga apabila mereka telah
mabuk, sebagian mereka bercanda dengan sebagian yang lain. Ketika mereka sadar,
salah seorang mereka melihat bekas di wajahnya dan jenggotnya, dan ia pun
berkata : “Saudaraku si Fulan ini telah melakukannya kepadaku”. Padahal dulunya
mereka saling bersaudara dan tidak ada dendam dalam hati mereka. (Orang itu
berkata) : “Demi Allah, seandainya ia menyayangiku, niscaya ia tidak akan berbuat
demikian terhadapku”. Sehingga terjadilah dendam di hati mereka. Maka, Allah
ta’ala menurunkan ayat :
36 . al- Nawawy, al-Majmu’, 446. 37 . Ibid. 38 . Ibid,.
25 ُ
َ اَبْص َْن اَال و ُ ِر ْس ي
ْن ُو ِح ْل ُف.َ والم ُ ْر َْم الَخ َّا نِم ا إ ْ ُو َن َم أ َ ْن ِي َّذ ا ال َ ُّه َي يآ أ ُ ْه ُو ِب َن ْت اَج ف ِاَنْط َّي الش ِ َل َم ع ْ ِن م ٌْسج ِ ُر َم ْال َْز اَْل و
ت ْ ُم َّك َل َع لArtinya : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan."39
Adapun hakikat Khamar menurut kebanyakan Syafi‟iyah adalah minuman
yang memabukkan dari perasan anggur walaupun tidak dibuang busanya, adapun
minuman lain yang memabukkan adalah diqiyaskan pada perasan anggur tersebut40.
Nama Khamar digunakan untuk setiap yang memabukkan. Adapun dalil dari
pada itu adalah Hadits sebagaimana diriwatkan Ibnu Umar RA. Nabi bersabda : ٌ
ك41 اَم َر ٍح َْر َُّخ ُل ك َ و ٌ َْر ٍَخ ِرْك ُس ُّم ُلArtinya : Setiap minuman yang memabukkan itu adalah
khamar dan setiap khamar haram hukumnya.
Dalam mengomentari hadits diatas al-Nawawi berkata: Dalam hadits tersebut
telah jelas bahwa semua minuman yang memabukkan adalah haram hukumnya dan
semuanya dinamakan khamar42.
Menurut Abi Hanīfah: Haram hukumnya perasan buah korma dan anggur,
adapun minuman dari rendaman kurma kering halal hukumnya apabila dimasak,
walaupun dimasak sebentar. Sedangkan apabila perasan itu masih mentah (tidak
39 . al-Qur‟an, 5: 90. 40 . Abdul Hamīd al-Sharwani, Hawashī, (Beirut: Dᾱr al-Fikr, 2009),
Jilid. 9, Hal. 195. 41 . Abi Dᾱwud, Sunan Abi Dᾱwud , (Beirut: Dᾱr al-Hazm, 1997), Cet.
1,juz. 4, Hal. 5 (3679). 42 . al- Nawawy, al-Majmu’, 448.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
dimasak) maka haram hukumnya, hanya saja tidak dikenakan had bagi
peminumnya. Ini semua selagi tidak di minum dan selagi tidak memabukkan,
apabila memabukkan maka haram hukumnya menurut ijma‟ umat Islam.
Apabila illah (sebab hukum) keharaman khamar karena mencegah untuk
ingat Allah dan shalat, maka illah ini semuanya ada pada semua minuman yang
memabukkan, maka wajib disamakan hukumnya pada yang lainnya, karena
minuman yang memabukkan selain khamar itu dalam satu makna43. Sebagaimana firman
Allah ta’ala berikut:
ِ َل َم ع ْ ِن م ٌْسج ِ ُر َم ْال َْز اَْل و ُاَبْص َْن اَْل و ُ ِر ْس َي ْم اَل و ُ ْر َْم ا الخ ََّ نِم وا إ ُ َن َم آ َيِن َّذ ا ال َ ُّه َي ا أ َ ي ْ ُم َّك َل َع ُلوُه ِب َن
ْت اَج ف ِاَنْط َّي الش َ وُنِح ْل ُف ت َ ع ْ ُم َّك ُد َص َي ِو ِر ْس َي ْم اَل ِو ْر َْم الخ ِ َِفاَء ْض َغ ْباَل َو َة اَو َد ْع اُل ُم َك ْن َي َب
ِع وُق ي ْ َن ُأاَنْط َّي الش ُيِد ُر ا ي ََّ نِم إ ِ َن َع ِو َّو الِل ْر ِِك ْ ن َ وُن َه ْت ُن م ْ ُم ْت َن ْأَل َه ِف َة َّال الص
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu)”.44
43 . Ibid., 44 . al-Qur‟an, 5: 90-91
27
Sebagaimana hadits yang di ceritakan oleh Aisyah, Ia berkata, Nabi bersabda:
45كل شراب أسكر فهو حرام
Artinya : setiap minuman yang memabukkan maka haram hukumnya.
Dalam hadits yang diceritakan Jabir dari Nabi SAW. Ia berkata:
46ما أسكر كثيره فقليلو حرام
Artinya: Minuman yang banyaknya memabukkan maka minum sedikit darinya adalah haram.
Hadits ini menunjukkan bahwa keharaman pada jenis minuman
memabukkan, keharamannya tidak hanya ketika mabuk, tetapi ketik tegukan
pertama itu juga haram, dan wajib dikenakan hukum had pada minuman terakhir
ketika di dapati Ia mabuk. Karena seluruh bagian-bagiannya saling membantu
dalam berbuat mabuk sama47.
Diriwayatkan dari Nu‟man bin Bashir RA bahwasannya Nabi SAW bersabda :
" و ًرْا ََم لخ ّ ُر ْب ال َ ِن َّم ِن َإ و ٌ ْر ََم لِخ ْر َّم الت َ ِن م رواه البيهاقي َّإن, وإن ً ْر ََم لِْخ يِر َّع الش َ ِن َّم ِن َإ, ًا َْر ل َخ ََس الع َ ِن َّم ا
وإن من البر َخرا، وإن من الزبيب َخرا:"وزاد.
Artinya : bahwa kurma itu dapat dijadikan khamar, gandum dapat dijadikan khamar, sha‟ir
(jewawut) dapat dijadikan khamar, dan madu dapat
45 .Jalaluddin al- Suyuty, Sunan an-Nasa’i, (Beirut: Dᾱr al -Ma‟rifah, t.th ), Juz:8, Hal. 696
( 5607) dan Muslim al- Naisaburi, Shoheh Muslim, (Riyaḍ : Dᾱr Thoyibah, 2006) Cet. 1,
Juz. 2, Hal.963 (67). 46 Ibid., 700 (5623). 47 . al-Nawawi, al- Majmu’, 450.
28
dijadikan khamar. (H.R. al Baihaqy).48 Al-Baihaqy menambahkan dalam hadits lain: “ Bahwa
setiap dari anggur dapat dijadikan khamar, setiap gandum dapat di jadikan khamar”.
Dalam hadits Nu‟man ini bahwa kekhususan menyebutkan al ‘Inab, al Tamr, al
asl, al Bur, Al Sha’ir dan al zabīb, bukan berarti bahwa khamar itu hanya terbuat
dari lima macam ini, tetapi terbuat dari jenisnya yaitu berupa dharrah (bijian) dan
perasan pohon, maka hukumnya hukum khamar. Adapun kekhususan menyebut
lima macam ini karena kelimanya di kenal pada masa itu49.
Dari sini, maka semua minuman memabukkan apabila telah mengeras dan
memabukkan maka hukumnya satu yaitu haram. Tidak ada perbedaan hukum
dengan berbeda-beda jenisnya. Tetkala tidak halal sedikit dari khamar maka haram
minum banyak maupun sedikit darinya. Apabila terjadi perbedaan nama khamar,
maka tidak ada perbedaan dalam hukumnya2. Penetapan Adanya Perbuatan Mencuri
Seseorang dianggap telah melakukan pencurian jika memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
· Mukallaf, yaitu baligh dan berakal
· Adanya pengakuan dari pelaku pencurian
· Dilakukan secara sembunyi-sembunyi
· Pelaku pencurian tidak memiliki saham terhadap barang yang dicurinya
· Barang yang dicuri adalah benar milik orang lain
· Barang yang dicuri mencapai jumlah nishab
· Barang yang dicuri berada ditempat penyimpanan yang layak
3. Dasar Hukum Mencuri
Mencuri hukumnya haram secara qhot’iy, karena mengambil harta orang lain
secara bathil. Firman Allah :
َو اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل َو ُتْد ُلْو ا ِبَهٓا ِاَلى اْلُح َّك اِم ِلَتْأُك ُلْو ا َفِر ْيًقا ِّم ْن َاْم َو اِل الَّناِس ِباِاْل ْثِم َو َاْنُتْم
١٨ ࣖ َتْع َلُم ْو َن
janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud
agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal
kamu mengetahui ( Q.S Al Baqarah:188).
4. Had (Hukuman) Mencuri
Secara umum, orang yang melakukan pencurian dikenakan had berupa
potong tangan.
IV
IV
5) Bukan harta syubahat : dalam harta yang dicuri tidak ada bahagian hak pencuri
atau yang membolehkan pencuri itu memakannya. Ini bermakna tidak dikenakan
hukuman potong tangan sekiranya si ayah mencuri harta anaknya atau sebaliknya
karena Rasulullah SAW bersabda “kamu dan harta kamu adalah milik bapak kamu”.
6) Pencuri itu akil baligh dan terikat hukuman dalam islam. Taklif ini terkena kepada
semua orang termasuk kafir zimmi. Ini karena hadits Nabi SAW menyebut dengan
jelas bahwa “diangkat pena dari 3 pihak, orang yang tidur sehingga dia bangun,
kanak-kanak sehingga dia baligh, dan orang yang gila sehingga dia berakal’. (HR
Muslim). Ini bermakna taklif hukum terkena kepada orang yang berakal dan baligh.
Pencuri anak-anak atau orang gila tidak akan dipotong tangan.
7) Sabit kesalahan mencuri dengan pengakuan atau disaksikan oleh saksi yang adil :
pengakuan mencuri dalam sidang penghakiman akan menyebabkan seseorang itu
boleh disabit dengan pencurian.
VI
BAB III
KESIMPULAN
Mencuri adalah mengambil harta milik orang lain yang tidak ada
hak untuk memilikinya, yang dilakukan tanpa sepengetahuan
pemiliknya, dan secara sembunyi-sembunyi.
Menyamun adalah mengambil harta milik orang lain secara
paksa dengan menggunakan kekerasan, ancaman senjata dan
terkadang disertai penganiayaan dan pembunuhan yang dilakukan di
tempat-tempat sunyi.
Merampok adalah mengambil harta milik orang lain secara
paksa dengan menggunakan kekerasan, ancaman senjata dan
terkadang disertai penganiayaan dan pembunuhan yang dilakukan di
tempat-tempat yang ramai.
Ketiga perbuatan itu dilarang dan haram hukumnya, dan juga
sangat mengganggu orang lain, dan sebaiknya dihindari agar
kehidupan bermasyarakat tentram, aman dan damai.
VII
Daftar Pustaka
Internet
http://kumala-ayu.blogspot.com/2012/11/pengertian-mencuri.html
http://ndriistoryelf.blogspot.com/2012/03/fiqih-bab-mencuri-dan-menyamun.html
VIII