Anda di halaman 1dari 15

TAFSIR AYAT-AYAT KHAMR DAN MAYSIR

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ahkam Dosen Pengampu: Drs. Muhammad Yusuf, M.A

Disusun Oleh: Syahrul Mubarak 11530100 Rizky Dimas Pratama 11530127

JURUSAN TAFSIR DAN HADITS FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam al Quran dijelaskan bahwa segala jenis perbuatan keji tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Apalagi yang dapat menyakiti atau melukai dan mencederai orang lain terlebih lagi pada diri sendiri. Termasuklah di dalamnya seperti minum khamr dan maysir (judi) yang mudlaratnya biasanya lebih cenderung kepada yang mengonsumsinya. Namun, juga tidak menutup kemungkinan minum khamr yang membuat orang tidak berpikir normal juga dapat menjadi pangkal dari perbuatan-perbuatan keji lainnya. Sudah banyak perbuatan yang melanggar HAM seperti perzinaan, judi dan lainnya yang bermula dari minuman keras (khamr). Di sisi lain, khamr juga dapat difungsikan sebagai obat bagi sebagian penyakit tertentu. Dan juga terdapat berbagai pendapat para ulama tentang khamr, di antaranya ada yang mengemukakan bahwa khamr berasal dari perasan anggur yang memabukkan sehingga tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa khamr terbentuk dari anggur yang diperas dan belum tentu memabukkan. Dengan demikian penetapan hokum tentang minum khamr harus dilihat dari berbagai sudut atau kaca mata yang berimplikasi pada ruang kepentingannya. Dengan berbagai pemaparan di atas, pemakalah mencoba untuk meletakkan posisi tentang minum khamr ini dipandang dari berbagai sisi yang tentunya sesuai dengan kebutuhan para pengguna hukum tersebut. Jika khamr dapat merusak daya ingat seseorang sehingga ia dapat melakukan perbuatan keji seperti judi, membunuh dan berzina tentunya khamr menjadi haram. Namun, jika diterawang dengan sudut pandang yang lain khamr (saat ini dikenal dengan MIRAS) juga berperan positif dalam penyembuhan penyakit dan dapat meningkatkan ekonomi rakyat bawah untuk bertahan hidup. Maka. Di sini pemakalah akan mencoba untuk mengkontekstualisasikan pesan moral yang tersirat dari beberapa ayat tentang khamr disesuaikan dengan kepentingan masyarakat.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penafsiran ayat-ayat tentang khamr dan maysir ? 2. Bagaimana kontekstualisasi ayat-ayat tentang khamr dan maysir ?

C. Tujuan Makalah ini mencoba untuk menjelaskan ayat-ayat tentang khamr dan maysir (judi) beserta penafsiran para mufasir tentang ayat-ayat tersebut. Begitu juga pemakalah mencoba untuk mengkontekstualisasikan pesan moral yang tersirat dalam ayat-ayat ini.

BAB II PEMBAHASAN A. Ayat-ayat al Quran Tentang Khamr dan Maysir

1. Surah Al- Maidah Ayat 90 91

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran

(meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).1 a. Tafsir Mufradat

= Secara harfiah berasal dari kata , yang semakna dengan satara atau
ghatha (menutup). Secara istilah, khamr dapat didefinisikan kepada minuman yang dapat menutup akal atau memabukkan, baik orang yang meminumnya itu mabuk atau tidak. Jadi, minuman yang memabukkan itu disebut dengan khamr karena ia dapat menutup akal manusia.

= Kata ini berasal dari yasara, yang berarti mudah. Dan al- Maisir diartikan judi
karena ia merupakan usaha yang mudah untuk mendapatkan harta. Secara istilah, al- Maysir sama dengan qimar, yaitu suatu permainan atau taruhan yang membuat ketentuan bahwa yang kalah harus memberikan sesuatu kepada yang menang, baik berupa uang ataupun lainnya.

= Istilah rijs berarti sesuatu yang kotor, baik secara konkret ataupun abstrak.
b. Asbabun Nuzul Diriwayatkan dari Mashab bin Saad bin Abi Waqash yang diterima dari ayahnya, dia berkata : Aku datang kepada sekelompok orang Muhajirin. Mereka berkata, ke sinilah ! Kami memberi Anda makanan dan minuman khamr (pada masa itu khamr belum diharamkan). Maka aku datang kepada mereka, rupanya ditengah tengah mereka telah tersedia kambing bakar dan sebuah tempaya berisi khamr. Aku makan dan minum bersama mereka. Aku berbicara tentang orang Anshar dan Muhajirin, aku berkata orang Muhajirin itu lebih baik dari orang Anshar. Maka seseorang mengambil tulang dagu unta seraya memukulku dengan tulang itu sehingga hidungku terluka. Kemudian aku datang kepada Rasulullah menceritakan kejadian itu, maka turunlah ayat berikut :

Al Quran in Word 4

Abu Maysarah mengatakan pula, ayat ini turun disebabkan oleh Umar bin Khattab ; dia menyebutkan kepada Nabi SAW kejelekan khamr dan kejahatan kejahatan yang disebabkan olehnya. Umar bedoa kepada Allah agar khamr itu diharamkan. c. Tafsir Ayat Ada empat hal yang dilarang Allah dalam ayat ini, yaitu meminum khamr, berjudi, berkurban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah. Perbuatan ini tidak hanya sebagai perbuatan dosa, yang berakibat buruk kepada pelakunya, terutama khamr dan judi. Perbuatan ini juga sumber maksiat dan pangkal tindak kejahatan lainnya. Orang yang sudah terbiasa minum khamr dan berjudi akan selalu melakukan perbuatan tersebut, dia tidak akan segan mencuri, merampok, dan tindak kejahatan lainnya untuk melampiaskan ketagihannya. Selain itu, minum khamr dapat pula menghilangkan perasaan kasih sayang dan penghargaan terhadap orang lain sehingga manusia menjadi beringas buas dan jahat. Maka umat Islam dilarang melakukan perbuatan itu, ia harus dianggap sebagai musuh yang dapat menghancurkan keharmonisan dalam kehidupan ini. Pada awalnya, khamr itu merupakan minuman memabukkan yang diperas dari anggur. Akan tetapi, selanjutnya ia mencakup seluruh jenis minuman yang khusus diproduksi untuk memabukkan. Oleh karena itu, termasuk dalam kategori khamr, semua jenis minuman memabukkan yang terbuat dari benda apa pun, baik benda itu suci ataupun najis. Nabi bersabda : Artinya : diterima dari Ibnu Umar, bahwa Nabi SAW bersabda : Setiap benda yang memabukkan itu adalah khamr dan setiap benda yang memabukkan itu haram.2 Pada zaman jahiliah, minuman khamr adalah suatu hal yang sangat disenangi, karena itu Al- Quran melarangnya tidak sekaligus. Ada beberapa tahap perbincangan Al- Quran mengenai khamr, yaitu sebagai berikut : Tahap pertama : Khamr digambarkan sebagai sesuatu yang menyenangkan yang disejajarkan dengan rezeki lainnya. Ia disebut sebagai minuman memabukkan yang terbuat dari anggur. Tahap kedua : Meminum khamr digambarkan sebagai suatu perbuatan dosa, tetapi mempunyai manfaat yang banyak. Ayat itu menegaskan :
2

HR. Muslim. Al- Kahlani, Subul as- Salam, Jilid III. Hlm 33 5


Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. Setelah turunnya ayat ini, sebagian sahabat meninggalkannya dan sebagian yang lain masih meminumnya. Mereka yang masih meminumnya mengatakan, kita ambil manfaatnya dan kita tinggalkan dosanya. Tahap ketiga : Umat Islam dilarang shalat dalam keadaan mabuk. Al- Quran menegaskan :


Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk. Sebagian sahabat meninggalkan khamr dengan sebab turunnya ayat ini. Mereka mengatakan, kita tidak butuh kepada sesuatu yang dapat melalaikan kita dari shalat. Dan sebagian yang lain masih meminumnya selain waktu shalat. Artinya, mereka masih punya kesempatan meminum khamr setelah Isya dan setelah Subuh. Sebab jarak antara Isya dan Subuh serta Subuh dan Dzuhur sangat panjang, maka jika mereka minum antara kedua shalat tersebut, mereka dapat sembuh dari mabuknya sebelum masuknya waktu shalat. Tahap keempat : Umat Islam dilarang meminum khamr secara total, kapan dan dimana saja. Hal itu dinyatakan dalam ayat 90 surah Al- Maidah diatas. Firman Allah :


Artinya : Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Karena minuman khamr, judi, berhala, dan azlam merupakan dosa besar dan perbuatan syaitan, maka orang orang mukmin diperintahkan agar menjauhkan perbuatan tersebut.
6

Penggalan

ayat

ini

menggambarkan

bahwa

keberuntungkan

akan

diperoeh

dengan

menjauhkannya. Sebaliknya, melakukan perbuatan perbuatan tersebut dapat mendatangkan kecelakaan dan kesengsaraan. Apabila, suatu masyarakat ingin beroleh kebahagiaaan, keberuntungan, dan ketenangan maka perbuatan tersebut harus diperangi. Selama masyarakat tidak mau memerangi perbuatan perbuatan yang dilarang dalam ayat diatas, maka selama itu pula masyarakat tersebut tidak akan memperoleh kebahagiaan dan ketentraman. Allah sangat murka kepada orang oramg yang meminum khamr. Oleh sebab itu, Rasulullah menghukum mereka dengan didera 40 kali. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim ditegaskan bahwa Rasulullah dan Abu Bakar mencambuk peminum khamr 40 kali bahkan Umar mencambuknya 80 kali.3 Khamr dan judi merupakan sarana bagi setan untuk menebarkan permusuhan dan kebencian antar sesama manusia. Khamr dan judi sumber perpecahan. Sifat kasih sayang yang dibawa sejak lahir akan hilang oleh khamr dan judi. Jadi, khamr dan judi sumber kekacuan pada masyarakat. Selama khamr dilegalkan beredar ditengah masyarakat, maka selama itu pula kedamaian yang sesungguhnya tidak akan pernah terwujud. Kedua perbuatan ini dapat menutup hati atau akal manusia sehingga kebenaran yang merupakan sumber kedamaian dan kesejahteraan akan sukar diterima oleh para peminum dan pejudi ini. Selain dari sumber permusuhan, kebencian dan kekacauan, khamr dan judi juga menjadi penghalang manusia dari mengingat Allah dan mendirikan shalat. Sebab, mengingat Allah dan mendirikan shalat adalah suatu kebenaran, sedangkan hati para peminum khamr dan pejudi itu tertutup dari kebenaran tersebut. Oleh karena itu, khamr dan judi harus ditinggalkan bahkan harus dimusuhi dan diperangi sebagaimana memusuhi dan memerangi permusuhan dan kebencian itu. 2. Surat al Anam ayat 151

HR. Muslim, Al- Kahlani, Subul As- Salam, Jilid III, hlm. 30 7


Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatanperbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). a. Tafsir Mufradat

: Katakanlah, Marilah aku bacaan maksudnya adalah maju dan

bacalah dengan benar dan yakin, sebagaimana Tuhanku mewahyukan kepadaku

: Seluruh jenis perbuatan keji : Perbuatan keji yang nampak, seperti maksiat. : Yang terdetik di dalam hati, berupa niat untuk melakukan perbuatan

yang melanggar syariat.4 b. Asbabun Nuzul Kami belum menemukan literatur yang menerangkan asbabun nuzul ayat ini c. Tafsir Ayat Pada permulaan ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya Muhammad saw. supaya mengatakan kepada kaum musyrikin, bahwa dia akan membacakan kepada mereka wahyu yang diturunkan oleh Allah kepadanya tentang apa yang diharamkan-Nya kepada mereka. Dia sendirilah yang mempunyai syariat yang berhak menentukan hukum dan aku adalah sebagai rasul-Nya untuk menyampaikannya. Apa yang dikatakan oleh Rasulullah kepada mereka itu

Syaikh Imam al Qurthubi, Tafsir al Qurthubi, jilid 7 (Jakarta :Pustaka Azzam, 2008) hlm. 326. 8

yang terkandung dalam ayat 151, 152, dan 153 ini berintikan sepuluh pokok ajaran yang sangat penting dalam Islam dan semua agama yang diturunkan Tuhan ke dunia ini.5 Sepuluh ajaran pokok itu para ulama tafsir menamakannya "Al-Washaya Al-Asyrah" (sepuluh perintah) yang mana dalam ayat 151 ini disebutkan lima di antaranya, dan lima lainnya disebutkan dalam dua ayat berikutnya (152 dan 153). Lima yang disebutkan pada ayat ini adalah: (1) Jangan mempersekutukan Allah. (2) Berbuat baik terhadap dua orang ibu bapak. (3) Jangan membunuh anak karena takut kemiskinan. (4) Jangan mendekati (berbuat) kejahatan secara lahir maupun secara tersembunyi. (5) Jangan membunuh jiwa yang diharamkan membunuhnya oleh Tuhan.6 Menurut Quraish Shihab, dalam ayat ini Allah Swt memerintahkan hamba-hamba Nya untuk menyekutukan Allah dengan meminta pertolongan kepada selain Dia. Dan seruan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua dengan memberikan pembaktian hingga hembusan nafas terakhir serta larangan membunuh anak karena dilanda kemiskinan atau kesusahan. Dan juga yang terkait dengan makalah ini adalah tentang seruan untuk menjauhi segala jenis perbuatan keji, baik yang nampak di antaranya minum minuman memabukkan yang dapat merusak daya tahan tubuh serta pikiran. Begitu juga halnya dengan perbuatan keji memiliki simpanan tanpa diikat oleh akad nikah yang sah.7 3. Surat an Nahl ayat 67 lainnya yang memberikanMudharat bagi pelakunya, seperti judi dan zina. Dan yang tersembunyi, di antaranya

Imam asy- Syaukani, Tafsir Fathul Qadir, (Jak-Sel : 2009) Pustaka Azzam. Hlm. 930 934. alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=8&SuratKe=6#Top Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al Misbah, volume 4 (Jakarta : Lentera Hati, 2005) hlm. 339. 9

6 7

Dan dari buah kurma dan anggur, kamu membuat darinya minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang-orang yang berakal. a. Tafsir Mufradat

: Kurma yang basah : Anggur yang diperas

b. Asbabun Nuzul Kami belum menemukan literatur yang menerangkan asbabun nuzul ayat ini. c. Tafsir Ayat Dalam Tafsir al Misbah dijelaskan bahwa buah-buahan yang dimaksud adalah yang dapat dimakan sekaligus menghasilkan minuman. Hanya saja, minuman tersebut dapat beralih menjadi sesuatu yang buruk karena memabukkan. Dari sisi lain, karena untuk wujudnya minuman tersebut diperlukan upaya manusia, ayat ini menegaskan upaya manusia membuatnya dengan menyatakan : Dan, di samping susu yang merupakan minuman lezat, dari buah kurma dan anggur, kamu juga dapat membuat sesuatu yang darinya, yakni dari hasil perasannya, sejenis minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik yang tidak memabukkan, seperti perasaan anggur atau kurma yang segar atau cuka dan selai. Kata sakaran diambil dari kata sakara-yaskuru, yakni menutup. Minuman keras dapat menutup akal sehingga yang meminumnya tidak dapat berpikir secara normal, lagi tidak menyadari apa yang dia ucapkan dan dilakukan. Di sini kata sakaran dipahami dalam arti memabukkan. Ada juga yang berpendapat bahwa kata ini merupakan salah satu nama minuman keras yang memabukkan. Ada lagi yang berpendapat bahwa kata tersebut memiliki arti cuka atau perasan anggur sebelum sampai pada tahap memabukkan. Para ulama yang bermazhab hanafi memahami kata sakaran menjadi apa yang tidak memabukkan dari perasan anggur. Dengan kata lain, Ulama mazhab Hanafiyah menghalalkan minum perasan anggur selama belum memabukkan. Dan pendapat ini tidak didukung oleh banyak Ulama, karena menurut sebagian mereka ayat ini belum menjelaskan keharaman

10

minuman keras, namun mengisyaratkan melalui pemisahan dengan kata wa antara sakaran dan rizqan hasanan/ rezeki yang baik. Kata dan berfungsi menggabungkan dua hal yang berbeda. Ini berarti bahwa antara kata yang berada di antara dan, satunya dinyatakan baik dan satunya lagi adalah sesuatu yang tidak baik.8 Ayat ini menjelaskan bahwa kurma dan anggur dapat menghasilkan dua hal yang berbeda, yaitu minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Ayat ini adalah isyarat pertama lagi sepintas tentang keburukan minuman keras yang kemudian mengundang umat islam ketika itu menjauhi minuman keras, walaupun dalam ayat ini belum jelas diharamkan. Di dalam surat al Baqarah dijelaskan tentang keharaman minuman keras yang merupakan jawaban dari Allah kepada para sahabat yang bertanya kepada Nabi. Allah berfirman ,

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah! : Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. B. HUKUM KHAMR DAN MAYSIR Al-quran tidak menegaskan hukuman apa bagi peminum khamr, namun sanksi dalam kasus ini didasarkan pada hadits Rasulullah saw yakni sunah filiyahnya, bahwa hukuman terhadap jarimah ini adalah didera sebanyak 40 kali. Abu Bakar as-Sidiq ra mengikuti jejak ini, Umar bin Khatab ra 80 kali dera sedang Ali bin Abu Thalib ra 40 kali dera.9 Semua ulama fiqih sependapat bahwa hukuman bagi orang yang peminum khamar ialah dicambuk atau disebat. Namun, mereka berbeda pendapat tentang kadarnya. Ada yang mengatakan bahwa hukumannya ialah sebanyak delapan puluh kali cambuk menurut pendapat Imam Malik, Abu Hanifah dan satu riwayat dari pada Imam Ahmad. Tetapi Imam Syafii dan satu pendapat daripada Imam Ahmad mengatakan hukuman bagi kesalahan tersebut ialah sebanyak empat puluh kali cambuk. Walaupun demikian, bisa juga perkara itu dikenakan cambuk sebanyak delapan puluh kali jika pada pendapat pemerintah
9

Ibid, hal. 642. Nasirudin al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim (Kitab Hukuman Minum Khamr), hlm. 503. 11

perkara itu patut dicambuk sebanyak itu. Jadi hukuman hadnya ialah empat puluh kali, manakala yang selebihnya adalah sebagai hukuman tazir. Diriwayatkan dari Husain bin al-Munzir bahwa ketika Sayyidina Ali ditugaskan oleh Sayyidina Utsman untuk menghukum cambuk al-Walid bin Uqbah, beliau berkata : Rasulullah SAW telah menghukum sebanyak 40 kali cambuk, begitu juga Sayyidina Abu Bakar tetapi Sayyidina Umar menghukum sebanyak delapan puluh kali semuanya adalah sunnah, yang ini aku lebih sukai. (H.R Muslim ) Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam at Thabrani, Ibnu Abbas r.a berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang minum Khamr seteguk, maka Allah SWT tidak menerima amal fardhu dan sunnatnya selama tiga hari. Dan siapa yang minum Khamr segelas maka Allah SWT tidak menerima sholatnya selama empat puluh hari. Dan orang yang tetap minum Khamr maka selayaknya Allah SWT memberinya minum dari Nahrul Khabaal. Ketika ditanya : Ya Rasulullah apakah Nahrul Khabaal itu?, jawabnya : Darah bercampur nanah orang ahli neraka. Dari Jabir anhu katanya :Seorang laki-laki dari Jaisyah, sebuah negeri di wilayah Yaman, datang kepada Nabi SAW. lalu dia bertanya tentang jenis minuman yang dibuat orang dinegerinya yang disebut mizr terbuat dari jagung. Tanya Nabi SAW apakah minuman itu memabukkan? jawabnya, ya,memabukkan sabda Nabi SAW., setiap minum yang memabukkan haram. Sesungguhnya Allah Azza wa jalla telah menjanjikan bagi orang yang meminum minuman memabukkan akan diberi-Nya (kelak di akhirat) sejenis minuman terbuat dari thinatil khabal. Lalu para sahabat bertanya.Ya Rasululah! Apa itu thinatil khabal? jawab beliau, keringat penduduk neraka.( Shahih Muslim ). Beberapa perbuatan haram yang berkaitan dengan khamr, dijelaskan oleh Nabi SAW dari Anas ra.: Sesungguhnya Rasulullah SAW melaknat dalam khamr sepuluh personel, yaitu: pemerasnya (pembuatnya), distributor, peminumnya, pembawanya, pengirimnya, penuangnya, penjualnya, pemakan uang hasilnya, pembayarnya, dan pemesannya (HR Ibnu Majah dan Tirmidzy).

12

Dari hadits tersebut menunjukkan bahwa semua pelaku yang terlibat dalam khamr termasuk yang diharamkan. Hukum haram disimpulkan karena ada celaan yang bersifat jazim dengan kata (melaknat). Berarti, itu merupakan sebuah sanksi yang diberikan kepada para pelaku yang terlibat dalam khamr. Mereka itu adalah:10 1. produsen, 2. distributor, 3. peminum, 4. pembawa, 5. pengirim, 6. penuang minuman, 7. penjual, 8. orang yang memetik hasil penjualan, 9. pembayar, 10. Pemesan. C. KONTEKSTUALISASI Selain khamr bisa menutup dan menghilang akal, khamr juga berpengaruh terhadap banyak hal, seperti : 1. Khamr merusak kesehatan. Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam Haditsnya yang bermaksud : Bahwasanya khamr itu bukan obat tetapi adalah sebagai pembawa penyakit. Mengikut kajian ilmiah bahwa khamr menjadi sebab datangnya bermacam-macam penyakit seperti sakit perut, hilang selera makan, perjalanan darah tidak teratur, sakit paru-paru, lemah syahwat, sesak nafas, kecacatan pada kandungan, mandul dan sebagainya. 2. Khamr adalah puncak kejahatan Ada suatu hikayat yang bisa menjadi ibrah bagi kita, yakni : Dahulu ada seorang raja Bani Israil menangkap seorang, lalu orang itu disuruh memilih, minum khamr, atau membunuh anak, atau berzina, atau makan daging babi, atau di bunuh. Maka dia memilih minum khamr, kemudian setelah dia mabuk maka tanpa disuruh semua perbuatan itu ia lakukan. 3. Khamr menyebabkan permusuhan Ini dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya Surat Al Maidah : 91 : Yang artinya: Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu Apabila seorang itu mabuk maka akalnya tidak dapat menghalang dirinya dari
10

Dikutip dari http://jamilkusuka.wordpress.com/2010/05/21/delik-mabuk-mabukan-khamr-dalam-islam/ diakses pada tanggal 4 April 2013 13

mengeluarkan kata-kata atau perbuatan yang menyakiti orang lain. Sehingga dapat mangakibatkan pergaduhan, permusuhan, penganiayaaan, pertikaian, kekerasan dan pembunuhan. 4. Khamr Menghabiskan harta. Jika seorang itu asyik minum khamr yang menjadi puncak kejahatan maka sudah tentu dia melakukan kejahatan-kejahatan yang lain seperti berjudi, berpoya-poya, pergi ke tempat-tempat maksiat dengan menghabiskan uang dan harta. Jadi, oleh karena begitu hebatnya bahaya daripada minuman khamr itu maka memang tepat sekali Islam mengharamkan arak atau khamr serta menetapkan hukuman yang berat kepada peminum-peminum khamr itu.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Islam melarang minum minuman keras (khamar) dan peraturan ini berlaku untuk seluruh umat Islam serta tidak ada perkecualian untuk individu tertentu. Yang dilarang dalam Islam adalah tindakan meminum khamar itu sendiri, terlepas apakah si peminum tersebut mabuk atau tidak. Minuman keras dan alcohol, keduanya identik. Namun sesungguhnya yang dimaksud dengan khamar di dalam Islam itu tidak selalu merujuk pada alkohol. Yang disebut khamar adalah segala sesuatu minuman dan makanan yang bisa menyebabkan mabuk. Perlu diingat bahwa alkohol hanyalah salah satu bentuk zat kimia. Zat ini juga digunakan untuk berbagai keperluan lain seperti dalam desinfektans, pembersih, pelarut, bahan bakar dan sebagai campuran produk-produk kimia lainnya. Untuk contoh-contoh pemakaian tersebut, maka alkohol tidak bisa dianggap sebagai khamar, oleh karenanya pemakaiannya tidak dilarang dalam Islam. Khamar adalah bahan yang mengandung alkohol yang memabukkan. Meminum arak atau apasaja yang memabukkan, maka wajib dihukum had berupa 40 kali cambuk. Hukuman ini
14

boleh ditambahsampai 80 kali cambuk dengan jalan di karenakan tazir. Hukum had dalam kasus ini harus dilakukan karena dua hal, yaitu adanya saksi atau pengakuannya sendiri. Dan tidak boleh had, hanya sebab muntah dan adanya bau arak dari mulut.

B. DAFTAR PUSTAKA Yusuf, M, Kadar , Tafsir Ayat Ahkam Tafsir tematik ayat ayat Hukum , (Jakarta : Hamzah, 2011) asy- Syaukani, Imam , Tafsir Fathul Qadir, (Jak-Sel : Pustaka Azzam, 2009) al Qurthubi, Imam, Tafsir al Qurthubi, jilid 7 (Jakarta :Pustaka Azzam, 2008) Shihab, Quraish, Muhammad, Tafsir al Misbah, volume 4 (Jakarta : Lentera Hati, 2005) al-Albani , Muhammad Nasirudin, Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: Gema Insani Press, 2005 Qardhawi , Syekh Muhammad Yusuf, Alih bahasa: H. Mu'ammal Hamidy, Halal dan Haram dalam Islam, PT. Bina Ilmu, 1993 Munajat , Makhrus, Hukum Pidana Islam di Indonesia. Yogyakarta: Sukses Offset, 2009

15

Anda mungkin juga menyukai