Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Kata alkohol berasal dari bahasa Arab, yaitu (alkuhul), rumusnya


adalah C2 H5 - OH.= C= Carbonium, artinya zat arang; H berarti
Hidroginium, maksudnya zat cair. Dengan demikian, C2H50H artinya
persenyawaan antara 2 atom zat arang dengan 5 atom zat cair. Alkohol
semacam ini disebut "alkohol absolutus", yaitu alkohol 99 %., sedangkan l
%- nya adalah air.
Menurut Fatwa MUI alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apapun yang memiliki gugus fungsional yang disebut gugus
hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon. Rumus umum senyawa
alkohol tersebut adalah ROH atau ArOH di mana R adalah gugus alkil
dan Ar adalah gugus aril.
Hai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan panah
adalah rijs dan termasuk perbuatan syetan. Maka, jauhilah perbuatanperbuatan itu agar kamu mendapat keuntungan. (QS. AlMaidah [5]: 90)
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. (QS. Al-Baqarah[2] :
219) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang
kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu
ucapkan (QS. An-Nisa[4]: 43)
Hadis Rasulullah s.a.w.; antara lain: Allah melaknat (mengutuk) khamar,
peminumnya, penyajinya, pedagangnya, pembelinya, pemeras bahannya,
penahan atau penyimpannya, pembawanya, dan penerimanya. (HR.
Ahmad dan Thabrani dari Ibnu Umar, sebagaimana dalam Kitab Musnad
Ahmad, juz 2 halaman 97, hadis nomor 5716 dan kitab al-Mujam alAusath juz 8 halaman 16 hadis nomor 7816.
Sesuatu yang jika banyak memabukkan, maka meskipun sedikit adalah
haram.(HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai,Ibnu Majah, dan Ibnu
Hibban.
Perawi
dalamsanad
Hadis
ini
terpercaya,
dan
atTirmidzimenganggapnya hasan)
Alkohol itu belum dikenal orang pada masa dahulu, maka status
hukumnya pun tidak terdapat dalam kitab-kitab Fiqih dahulu, baik dalam
mazhab Syafii, Hanafi, Maliki, Hambali, Dawud Zhahiri ataupun lainnya.
Akan tetapi, masalah najis atau sucinya alkohol hanya dapat dilihat dalam
pembahasan-pembahasan para ulama masa sekarang.

Masalah alkohol dalam minuman telah lama menjadi persoalan


kaummuslimin. Persoalan tersebut menjadi semakin menghangat dengan
semakinluasnya pergaulan di mana manusia banyak bergaul dengan
bangsa
yang
tidakmempersoalkan
keberadaan
alkohol
dalam
minumannya. Kaum muslimintidak hanya mempersoalkan alkohol dalam
minuman, tetapi juga alkoholdalam obat, kosmetika, dan dalam makanan.
Hal tersebut mudah dipahamikarena pada kenyataannya alkohol banyak
terdapat pada ketiga jenis komodititersebut. Selain itu antusiasme kaum
muslimin membicarakan masalah alkohol merupakan indikasi yang
menggembirakan karena hal itu merupakan pertandameningkatnya
kesadaran keagamaan yang menuntut kehalalan apa saja yangdikonsumsi
dalam keseharian.
Dasar Hukum Alkohol
Islam dengan tegas dan jelas telah mengharamkan khamar dan
judibagi seluruh kaum Muslim berdasarkan nas Al-Qur'an al-Karim dan
hadis-hadis Nabi. Khamar ialah segala sesuatu yang memabukkan
yangmenghilangkan akal, dan menyebabkan manusia keluar dari
kesadarannyayang benar.
Tiap-tiap minuman yang memabukkan adalah haram dan dinamaikhamar.
Sesuatu yang dapat memabukkan apabila diminum sedikit apalagibanyak
maka hukumnya haram.Khamar adalah perasan anggur (dan sejenisnya)
yang diprosesmenjadi minuman keras yang memabukkan, dan segala
sesuatu yangmemabukkan adalah khamar. Umat Islam masih terus
meminum khamarhingga Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah.
Umat Islambertanya-tanya tentang minum khamar dan tentang berjudi
demi
melihatkejahatan-kejahatan
dan
kerusakan-kerusakan
yang
diakibatkan oleh keduaperbuatan itu. Oleh karena itulah Allah
menurunkan ayat :

Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi.


Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,
[136] Segala minuman yang memabukkan.
Maksudnya
ialah
bahwa
melakukan
kedua
perbuatan
itu
mengandungdosa besar, karena di dalamnya kemadaratan-kemadaratan
serta kerusakankerusakanmaterial dan keagamaan. Kedua hal itu
memang mempunyaimanfa'at yang bersifat material, yaitu keuntungan
bagi penjual khamar dankemungkinan memperoleh harta benda tanpa
susah payah bagi si penjudi.Akan tetapi dosanya jauh lebih banyak
daripada manfaat-manfaatnya itu.Lebih besar dosanya dari pada

manfaatnya itulah yang menyebabkankeduanya diharamkan. Hal ini


jugalah yang membuat keduanya lebihcenderung untuk diharamkan
walaupun belum diharamkan secara mutlak.Setelah ayat di atas turun
pula ayat yang mengharamkan khamar dalamkaitannya dengan shalat
terutama bagi mereka yang telah kecanduan khamar
dan telah menjadi bagian dari hidupnya, Allah berfirman:

43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu
dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu
ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan
junub[301], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika
kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air
atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat
air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha
Pengampun.
[301] Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat juga larangan
untuk bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi.
Dalam Tafsir Al-Azhar dijelaskan bahwa Asbab an-Nuzul ayat ini ialahkasus
seorang muslim yang mengerjakan shalat padahal dia sedang
dalamkeadaan mabuk, sehingga ia mengucapkan kata-kata yang salah
sehingga maknanyapun jadi salah.
Kasus ini merupakan pengantar bagi diharamkannya minum khamaritu
secara final dan setelah ini pulalah Allah mengharamkannya secara
tuntasmelalui ayat yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya meminumkhamar,
berjudi, berkorban untuk berhala dan mengundinasib dengan panah
adalah perbuatan-perbuatan keji yangtermasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah
perbuatanperbuatanitu
agar
kamu
mendapat
keberuntungan.Sesungguhnya
syaitan
itu
bermaksud
hendak
menimbulkanpermusuhan
dan
kehencian
di
antara
kamu
lantaranmeminum khamer dun berjudi itu dan menghalangi kamudari
mengingat Allah dan sembahyang. Maku berhentilahkamu mengerjakan
perbuatan ilu. (Surat Al-Maidah ayat 90-91)
Dari larangan di atas nyatalah, bahwa Allah Swt. mengkategorikan, judi,
berkorban untuk berhala dan bertenung (mengundi nasib) sama
dengankhamar. Oleh Allah Swt. semua hal ini dihukumkan sebagai
berikut:
1. Keji dan menjijikkan, sehingga harus dihindari oleh setiap orang
yang mempunyai pikiran waras
2. Perbuatan, godaan dan tipu daya syaitan.

3. Lantaran perbuatan itu merupakan perbuatan syaitan, maka


haruslahdihindari. Dengan menjauhkan diri dari perbuatan itu, maka
berarti yangbersangkutan telah bersiap sedia untuk meraih
kebahagiaan dankeberuntungan.
4. Tujuan syaitan menggoda manusia agar meminum khamar dan
berjuditidak lain untuk merangsang timbulnya permusuhan dan
persengketaan.Permusuhan dan persengketaan ini merupakan dua
bentuk kerusakanduniawi.
5. Tujuan lain dari godaan itu ialah untuk menghalangi orang dari
mengingatAllah dan melalaikan shalat. Hal ini jelas merupakan
kerusakan keagamaan.
Atas
dasar
itulah
manusia
diwajibkan
menghentikan
perbuatanperbuatantersebut. Ayat di atas merupakan ayat terakhir yang
menghukumiminum
khamar
dengan
hukum
"haram
mutlak"
(Qath'i).Minuman khamar diharamkan atas dasar ayat Al-Qur'an, Hadits
danIjma'ul Muslimin. Berdasarkan Firman Allah SWT bahwa haramnya
khamarterdapat dalam al-Qur'an surat al-Maidah ayat 90-91 sebagaimana
telahdisebutkan di atas. Pada ayat tersebut terdapat 10 (sepuluh) hal
yangmenunjukkan haramnya khamar.
Pertama, khamar dirangkai seiring dengan judi, berkorban untukberhala,
dan mengundi nasib dengan panah adalah mengisyaratkan bahwakhamar
sama dengan yang mengiringi dalam haramnya. Kedua, khamardinamai
dengan yang artinya yang dilarang (diharamkan). Ketiga,khamar
termasuk
perbuatan
syaitan.
Keempat,
manusia
disuruh
menjauhinya.Kelima, tercapainya kebahagiaan dikaitkan dengan jika
menjauhinya.Keenam, khamar merupakan kehendak syaitan untuk
menimbulkanpermusuhan. Ketujuh, Adanya kehendak dari syaitan untuk
menimbulkankebencian. Kedelapan, adanya kehendak syaitan untuk
menghalangi darimengingati Allah. Kesembilan, adanya maksud dari
syaitan untukmenghalangi dari shalat. Kesepuluh, bentuk larangannya
fashih dengan bentukistifham dalam kata-kata yang sekaligus
mengisyaratkanadanya suatu ancaman.
Adapun Hadits yang menjadi dasar bahwa khamer itu haram antaralain:
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw. Bersabda:barangsiapa minum
arak (khamer) di dunia kemudian tidakbertaubat, maka ia cegah
mendapatkannya di akherat. (HR.
Jamaah kecuali Turmudzi)
Dari Ibnu Umar ra. mengatakan Nabi saw bersabda: tiap-tiapyang
memabukkan, maka itu khamr dan tiap-tiap yangmemabukkan haram.
(HR. Muslim).
Dari Jabir ra. mengatakan Rasulullah saw bersabda:minuman yang
memabukkan jika diminum agak banyak,maka sedikitnya juga haram.
(HR. Ahmad, Abu Dawud,Tirmidzi, Nasa'i Ibnu Majah dan disahkan oleh
Ibnu Hibban)

Berdasarkan ijma, para ulama' dan kaum muslimin sepakat bahwa


minuman khamar itu dilarang dan sesungguhnya minuman khamer
itutermasuk dosa-dosa besar yang paling keji dan pelanggaran yang
kejam.

BAB II
ISI

Manfaat Alkohol Dalam Kehidupan Manusia


Berdasarkan kemampuan alkohol melarutkan berbagai bahan organik(juga
obat), alkohol banyak digunakan dalam pembuatan obat minum.
Secaraumum ada 3 fungsi alkohol dalam obat minum, yaitu (1) pelarut,
(2)preservatif, (3) penyegar, dan (4) zat aktif dalam obat.Pada sediaan
obat luar, alkohol sering merupakan zat aktif (kompres,lotion, desinfektan
dan sebagainya) disamping sebagai zat pembawa (pelarut).Sedangkan
pada sediaan obat dalam (obat minum) fungsi alkohol yangmenonjol
adalah sebagai penyegar. Dengan demikian pada dasarnyapenggunaan
alkohol dapat dihindari. Satu hal yang patut dicatat ialah kenyataan
bahwa alkohol yangdigunakan dalam obat diperoleh dari alkohol murni
atau alkohol 90% dan 95%yang menurut pemahaman di atas dapat
dikategorikan haram. Selain itualkohol yang bekerja menekan saraf pusat,
akan berinteraksi dengan berbagai
senyawa obat, utamanya yang bekerja pada susunan saraf pusat
(anthistamin,psikotropika,
sedativa,
narkotika).
Data
farmakologi
menunjukkan bahwaalkohol juga berpengaruh buruk pada beberapa
sistem organ tubuh (sistemsaraf pusat, jantung, pembuluh darah,
pencernaan, sistem metabolisme,ekskresi, fungsi hati, dan pertumbuhan
janin). Perlu pula dicatat bahwa balitalebih peka terhadap efek tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwaalkohol bukanlah obat (kalau


dimaksudkan sebagai obat dalam). Ini sejalandengan sabda Nabi: "Khamr
itu bukan obat, tetapi penyakit".
Fungsi alkohol dalam sediaan kosmetika (juga parfum) pada
umumnyaadalah sebagai pelarut dan digunakan untuk di luar badan.
Sesuai dengan apayang telah dikemukakan sebelumnya, penggunaan
alkohol untuk obat luar,menurut hemat saya tidak ada keberatannya.
Adapun bagi mereka yangberpendapat alkohol itu najis, perlu diketahui
bahwa alkohol pada dasarnyaadalah benda cair yang mudah menguap.
Beberapa saat setelah kosmetika(juga parfum) diaplikasikan, maka
alkohol akan segera menguap sehinggaorang tidak lagi mengenal adanya
alkohol (undetec- table). Adanya bau dariparfum yang diaplikasikan pada
pakaian, adalah zat wanginya, bukanalkoholnya.
Adapun meminum khamar (arak) itu termasuk dosa besar, kecuali
jikasekedar untuk obat sedangkan tidak ada lagi obatnya selain dengan
khomar ituatau jika khomar itu karena lama disimpan sehingga menjadi
cuka dengansendirinya (tak dicampurinya apa-apa), maka khomar itu
menjadi suci danhalal diminum, karena tidak memabokkan lagi.
Sesungguhnya
Islam
telahmengharamkan
khamar
karena
ia
menghancurkan harta dan kesehatan,menghilangkan akal, menyebabkan
terjadinya berbagai penyakit di hati,menyebabkan terjadinya penyakit
TBC, menyebabkan pecandunya cepat tua,serta melemahkan akal dan
syaraf. Seorang dokter berkebangsaan Jermanberkata, Tutuplah setengah
jumlah warung minuman keras yang ada, makasaya jamin kita tidak akan
memerlukan lagi setengah jumlah rumah sakit,panti jompo, dan penjara
yang ada.
Adapun 'illat (sebab-sebab) haramnya khomar (arak) itu ialah
karenamemabokkan bagi umumnya manusia yang meminumnya. Maka
oleh karenaitu bagi orang yang tidak mabokpun karena meminumnya,
hukumannya tetapharam, sebab hukum itu berdasarkan keadaan umum.
Hukum ini disyariatkanoleh Allah justru untuk memelihara kesehatan
manusia pada umumnya danmenjaga terganggunya keamanan umum,
sebab kalau dibiarkan orang-orangitu meminum arak, betapa besarnya
bahaya karenanya.
Menurut nash Al Qur'an, pada khamar itu terdapat dosa besar
danbeberapa manfaat. Adapun yang dimaksud dengan manfaat di sini
ialahmanfaat ekonomi, dari segi perdagangan dan produktivitas. Ada
beberapanegara yang penduduknya menanam anggur dan karm untuk
dijual dan dibuatkhamar demi mendapatkan uang berjuta-juta.
Keuntungan-keuntungan inilahyang mendorong banyak orang pada masa
sekarang memperdagangkankhamar, dan mereka beranggapan bahwa hal
ini dapat menarik wisatawan.Syara' yang lurus ini tidak memperhitungkan
manfaat ataukeuntungan-keuntungan tersebut. Sebab dosa dan mudharat
yangditimbulkannya baik mudharat terhadap pribadi, keluarga, maupun
masyarakatjauh lebih besar. Bahaya khamar terhadap seseorang di
antaranya dapatmerusak badan, akal, dan jiwanya, dan hal ini telah

banyak ditulis dandibicarakan oleh para dokter.Tetapi anehnya, manusia


dengan ikhtiarnya nekat melakukan hal-halyang merusak akalnya dan
menjadikannya asyik mabuk serta tenggelam dalamnlembah khayalan
yang merusak iradahnya, sehingga menjadi budak dantawanan gelas
arak. Bahkan setelah mati pun ia tidak mau jauh dari barangyang
menjijikkan ini, sebagaimana dilukiskan penyair masa lalu:"Kalau aku
matitanamlah aku di samping arakyang akan menyirami tulang dan uratku
setelah kematianku.
Arak yang diminum seseorang dapat merusak kesehatan secara bertahap
sehingga tubuhnya menjadi sarang berbagai macam penyakit.
Makameminum minuman yang memabukkan ini hanyalah menimbulkan
penyakitbagi jiwa dan saraf. Di samping itu, minuman keras dapat
merusak keluargadan rumah tangga, karena orang yang suka mabuk akan
mengabaikan istri dananak-anaknya, padahal mereka memerlukan makan
dan sebagainya. Diamenggunakan uangnya hanya untuk membeli
minuman yang memabukkandan membahayakan. Minuman ini
menjauhkan seseorang dari rumahnya,karena peminumnya cenderung
menyukai kedai-kedai dan tempat-tempat"gelap". Mereka mengabaikan
kewajibannya untuk menciptakan kehidupankeluarga yang tenang, lalai
akan tugasnya mendidik anak-anaknya, tidak maulagi. mengunjungi
sanak keluarga dan handai taulannya, serta tidak mau lagi melakukan
sesuatu yang berguna untuk agama dan dunianya.
Apabila "wabah" ini menyerang suatu umat, maka jadilah merekasebagai
umat pemabuk yang tidak ada nilainya, yang tidak memiliki kekuatandan
keperkasaan
untuk
menghadapi
musuh
di
medan
perang,
tidakmempunyai semangat untuk mengibarkan panji-panji Ad Din.
Dengandemikian bahaya khamar terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat sudahtidak diragukan lagi. Islam hanya menghalalkan sesuatu
yang bermanfaat atauyang kemanfaatannya lebih besar daripada
mudharatnya;
dan
mengharamkansegala
sesuatu
yang
hanya
menimbulkan mudharat atau sesuatu yangmudharatnya lebih besar
daripada manfaatnya. Menarik dicatat apa yangdikemukakan Su'dan: Di
dalam al-Qur'an disebutkan bahwa meskipun alkohol merupakandosa tapi
ada pula manfaatnya. Dosanya jauh lebih besar darimanfaatnya, kecuali
kalau dapat mengambil semata-mata manfaatnya.
Misalnya dalam dunia kedokteran untuk membasmi kuman(desinfeksi).
Juga alkohol bermanfaat sebagai penyari tanaman obat,pemati rasa,
kompres, antidotum (penawar) kalau terbakar fenol danlain sebagainya.
Dari uraian keseluruhan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Alkohol sama dengan khamar, haram meminumnya.
2. Alkohol dalam obat, kalau ia diambil dari alkohol 90% atau 95%
yangharam untuk meminumnya, semestinya dihindari, karena
dapatdikategorikan haram.
3.
Apoteker muslim berkewajiban berusaha dengan sungguhsungguh(berjihad) mencari pengganti alkohol dan membuat formula
obat bebasalkohol, utamanya "obat dalam". Apoteker muslim, juga

dokter
muslimmempunyai
tanggung
jawab
moral,
untuk
menggantikan obat bebasalkohol, selama upaya di atas belum
berhasil.
4. Untuk memudahkan konsumen/pasien memilih sediaan obat
dankosmetika bebas alkohol, adanya alkohol dalam sediaan obat
dankosmetika harus dicantumkan dalam daftar bahan.
5. Pemakaian alkohol untuk obat luar dan kosmetika dapat diterima,
karenaia segera lenyap/menguap setelah diaplikasikan.
HUKUM ALKOHOL DALAM MAKANAN DAN MINUMAN
Hukum pemanfaatan alkohol dalam makanan
Jika dilihat dari penggunaannya, dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kriteria sebagai berikut;
a) Jika makanan atau buah-buahan mengandung alkohol alami, maka
hukumnya boleh diminum. Seperti dalam buah duren, jeruk, nangka,
dsb. Akan tetapi jika difermentasikan dengan membiarkan sehingga
alkoholnya
meningkat
dan
memabukkan,
maka
hukum
meminumnya haram.
Syaikh Yusuf Qardhawi menerangkan: Makanan-makanan yang
disebutkan dalam hadits seperti anggur, korma, madu, jagung, serta
gandum bukanlah benda-benda haram. Kemubahan benda-benda
semacam ini juga berdasarkan keumuman nash-nash al-Quran
yang membolehkan manusia menikmati apa saja yang ada di muka
bumi ini, kecuali makanan-makanan yang diharamkan untuk
dikonsumsi. Sehingga lahir kaedah ushul fiqh, Asal segala sesuatu
adalah mubah, selama tidak ada dalil yang mengharamkannya.
Akan tetapi ketika makanan-makanan yang mubah ini (jagung,
korma, jagung, dan lain-lain) diproses dengan proses tertentu, ia
menghasilkan benda lain yang memabukkan (khamer). Maka Allah
mengharamkannya karena sudah berubah menjadi dzat yang
memabukkan.
b) Makanan yang mengandung alkohol tinggi (khamr). Maka Hal ini
jelas kedudukan hukumnya haram, karena termasuk dalam kategori
khamr. Seperti roti yang dibuat dari adonan yang dicampur dengan
rhum dengan kandungan alkohol 30%. Contohnya di kue-kue ultah
impor semisal Butter Rhum Cake.
c) Alkohol yang termasuk dalam kategori khamr jika digunakan
sebagai campuran berbagai macam aneka makanan olahan, maka

hukumnya diharamkan. Hal ini karena memanfaatkan benda yang


haram maka hukumnya haram pula. Dengan demikian dapat
disimpulkan tentang kedudukan hukumnya dengan melihat kepada
unsur alkohol yang dicampurkan ke dalam makanan tersebut. Jika
termasuk unsur yang memabukkan maka mengkomsumsinya
hukumnya
haram,
baik
kadarnya
sedikit
maupun
banyak.Diharamkan menurut kesepakatan para ulama meminum air
yang dicampur dengan khamer. Karena unsur khamer hakekatnya
tidak akan hilang dengan dicampur pada benda lain. Maka
peminumnya harus ditazir (diberi peringatan) dan mendapat
hukuman had apabila kandungan khamer lebih banyak dari air. Hal
ini serupa dengan pendapat madzhab Hanafi yang mengharamkan
memakan roti yang diadon dengan khamer. (DR. Wahbah Zuhaili,
Alfiqh Al-Islami wa Adilatuhu)
d) Makanan hasil peragian yang mengandung alkohol seperti dalam
pembuatan tape, maka kedudukan hukumnya didasarkan kapada
penelitian. Jika ternyata makanan tersebut termasuk jenis yang
memabukkan maka dihukumi haram, akan tetapi jika tidak
memabukkan maka diperbolehkan untuk mengkomsumsinya.
Sedangkan jika membiarkan makanan hasil peragian tersebut
hingga beberapa hari sehingga alkoholnya meningkat dan
memabukkan, maka hukumnya haram dikonsumsi. Sebagaimana
hukum yang berlaku dalam perasaan buah yang dibiarkan selama
beberapa hari. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Minumlah itu (juice) selagi ia belum keras. Sahabat-sahabat
bertanya: Berapa lama ia menjadi keras? Ia menjadi keras dalam
tiga hari, jawab Nabi. (H.R. Ahmad diriwayatkan dari Abdullah bin
Umar).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al-Fatawa Al-Kubro
menyimpulkan dari hadits di atas bahwa Rasulullah Shalallahu
alaihi wa Sallam dan Para Sahabatnya Radhiyallahu anhum biasa
meminum perasan anggur sebelum menjadi keras, yaitu sebelum
berlalu tiga hari. Akan tetapi ketika berlalu tiga hari dan perasan
tersebut telah mengeras, maka beliau tidak lagi meminumnya
karena akan menyebabkan mabuk.
e) Syubhat (samar-samar) tentang keberadaannya. Perkara yang
syubhat
sebaiknya
ditinggalkan
karena
ketidakjelasan
hukumnya.Imam An Nawawi Rahimahullah berkata: Syubhat artinya
ketidakjelasan atau kesamaran, sehingga tidak bisa diketahui halal
haramnya sesuatu secara jelas. Karena ketidakjelasan, maka

kebanyakan manusia tidak mengenalnya dan tidak mengetahui


hukumnya.

Hukum pemanfaatan alkohol dalam minuman


a) Alkohol dalam minuman keras hukumnya haram untuk dikomsumsi
karena rata-rata kadarnya di atas 1%. Keputusan ini merupakan
ketetapan yang merupakan hasil ijtihad Komisi Fatwa MUI yang
memandang bahwa kadar alkohol 1 % lebih mempunyai potensi
memabukkan. Jika memabukkan maka jelas hukumnya haram
karena termasuk dalam kategori khamr.Syaikh Salman Majid
Rahimahullah ditanya tentang hukum membeli bir yang
mengandung alkohol 0,05%. Beliau menjawab, Jika minuman yang
mengandung alkohol tersebut diminum dalam jumlah yang banyak
tidak memabukkan dalam arti jika seseorang meminum bir
tersebut 2 botol atau tiga botol dan tidak mabuk , maka tidak
mengapa mengkomsumsi minuman tersebut. Karena Rasulullah
Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda, Jika banyaknya
memabukkan, maka sedikitnya haram. (H.R. Ahmad) Dari hadits ini
bisa dipahami bahwa jika minuman tersebut dalam jumlah yang
banyak diminum dan tidak memabukkan, maka sedikitnya halal.
b) Alkohol dalam minuman jus hukumnya adalah boleh jika umur
perasannya belum lebih dari tiga hari, karena ketika itu minuman
tersebut tidak memabukkan. Jika umur perasan melebihi 3 hari
maka hukumnya diharamkan karena memabukkan. Sebagaimana
hadits dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam:Minumlah itu (juice)
selagi ia belum keras. Sahabat-sahabat bertanya: Berapa lama ia
menjadi keras? Ia menjadi keras dalam tiga hari, jawab Nabi. (H.R.
Ahmad diriwayatkan dari Abdullah bin Umar).Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah Rahimahullah dalam Al Fatawa Al Kubra menyimpulkan
dari hadits di atas bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam
dan Para Sahabat Radhiyallahu anhum biasa meminum perasan
anggur sebelum menjadi keras, yaitu sebelum berlalu tiga hari.
Akan tetapi ketika berlalu tiga hari dan perasan tersebut telah
mengeras, maka beliau tidak lagi meminumnya karena akan
menyebabkan mabuk. (Ibnu taimiyah 1987: 3/417)

c) Alkohol dalam minuman bir dengan kadar alkohol 0% hukumnya


haram, karena secara proses pembuatannya sama sebagaimana
produk bir yang lainnya. Alasan yang lain adalah sebagai tindakan
preventif (pencegahan) supaya tidak terjerumus kepada minuman
bir lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://mui.or.id/wp-content/uploads/2014/11/29.-Hukum-Alkohol.pdf
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1-2006rojafaozan-1272-bab2_210-4.pdf
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1-2006rojafaozan-1272-bab2_210-4.pdf
http://www.kiblat.net/2014/03/27/hukum-alkohol-dalam-makanan-danminuman/
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/198111092005011SAEPUL_ANWAR/Artikel,_dll/MAKANAN_DAN_MINUMAN_DALAM_ISLAM.pdf
Fatwa MUI no 4 tahun 2003. MUI menggunakan dasar dengan sandaran
kaedah: Al washilatu ilal haram haramun (segala sesuatu jalan menuju
haram adalah haram)

Anda mungkin juga menyukai