PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Khamar sudah lazim dikenal dengan minuman keras, minuman beralkohol, atau
minuman yang memabukkan. Minuman ini sudah dikenal dan dikonsumsi sejak sebelum
Alquran diturunkan. Meskipun begitu, tidak ada satu agamapun yang memberikan
penjelasan kedudukan yang jelas tentang khamar pada saat itu. hingga ada yang
menggunakannya sebagai obat, sebagai sebuah minuman adat/kebiasaan, sebagai
minuman dalam sebuah pesta, juga dalam ritual penyembahan. Untuk lebih mengenal
kata khamar, maka kata ini harus dikembalikan kepada kata aslinya. Kata khamar ini
adalah kata yang berasal dari bahasa arab, al-khamru, yang artinya satrusy syai’/penutup
sesuatu, sesuatu yang bersifat menutup dan menghalangi. Dalam Islam dikenal sebuah
istilah khima>r, yang berfungsi sebagai kain penutup bagian kepala wanita.
Sedangkan secara istilah syariat khamar diartikan langsung oleh Rasulullah saw dan
juga sahabat seperti Umar bin Khattab, sebagai segala sesuatu yang menghalangi atau
menutupi akal atau istilah yang biasa dipakai dan dipahami adalah yang memabukkan.
Dalam riwayat Muslim, dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah saw bersabda, “setiap
yang memabukkan itu khamar, dan setiap khamar itu haram, barang siapa yang
meminumnya di dunia dan dia belum bertaubat hingga mati dalam kebiasaan meminum
khamar, maka ia tidak akan.
meminumnya di akhirat”. Umar bin Khattab pernah menyampaikan dalam sebuah
khutbah, bahwa, “khamar adalah semua yang menutupi akal dan pikiran. Kemudian
dikarenakan setiap buah atau biji-bijian yang diolah untuk menjadi khamar pasti
menghasilkan alkohol, maka khamarjuga dikenal sebagai minuman beralkohol.
Kebiasaan meminum alkohol telah ada sejak zaman dahulu di semua Negara.
Dalam cerita jaman kuno juga banyak disebut-sebut kesukaan minum minuman yang
mengandung alkohol yang bersifat memabukkan. Yang dimaksud minuman beralkohol
adalah minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian
yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi
tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak,
menambah bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur
konsentrat dengan ethanol atau dengan cara pengenceran minuman mengandung
1
ethanol yang berasal dari fermentasi.1 Dalam jumlah yang sedikit, ethanol dapat
mempengaruhi otak sehingga dapat mengubah perasaan menjadi sedikit lebih baik, tetapi
dalam jumlah yang besar pengaruh ethanol pada otak menjadi berbahaya. Orang yang
minum banyak alkohol akan kehilangan kontrol diri dan bahkan bisa kehilangan
kesadaran.2 Alkohol termasuk zat adiktif, artinya zat tersebut dapat menimbulkan adiksi
(addiction) yaitu ketagihan dan despendensi (ketergantungan).
Alkohol merupakan zat psikoaktif yang dibuat oleh petani dengan memfermentasikan
tumbuhan atau hewan tertentu melalui proses yang panjang dengan menjadikan cairan.
Minuman berakohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan
psikoaktif yang akan menyebabkan penurunan kesadaran bagi seseorang yang
mengkonsumsinya (Wikipedia, 2014).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat dirumuskan dari latar belakang yang melatar
belakanginya adalah sebagai berikut.
a. Apa perbedaan alkohol dan khamar serta etanol ?
b. Apa manfaat alkohol ?
c. Apa bahaya alkohol ?
d. Jelaskan kadar alkohol yang dilegalkan MUI ?
e. Jelaskan hukum aqli dan naqli tentang alkohol ?
f. Jelaskan hukum fatma MUI tentang alkohol ?
g. Jlaskan UU yang mengatur izin menggunakan alkohol ?
2
BAB ll
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ALKOHOL
Kata alkohol berasal dari bahasa Arab, “al-ku-hul” dan al-‘kuhl’, yang artinya
mengacu pada bubuk antimony (bahan celak mata). Webster’s New World Dictionary
mendefinisakan alkohol sebagai, “suatu cairan yang tidak berwarna, mudah menguap,
pedas atau tajam, cairan(C2H5OH), yang dapat terbakar seperti bensin, digunakan di
industry dan dalam obat, elemen memabukkan dari minuman whisky, anggur, bir, dan
minuman keras berfermentasi atau sulingan lainnya.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon.
Paparan singkat ini menjelaskan bahwa minuman ini tidak baik untuk dikonsumsi,
karena membahayakan bagi yang meminumnya yaitu membuat sipeminum mabuk, atau
hilang akal, tidak dapat berpikir dengan normal.
Kata khamar ini adalah kata yang berasal dari bahasa arab, al-khamru, yang artinya
satrusy syai’/penutup sesuatu, sesuatu yang bersifat menutup dan menghalangi. Dalam
Islam dikenal sebuah istilah khima>r, yang berfungsi sebagai kain penutup bagian kepala
wanita. Sedangkan secara istilah syariat khamar diartikan langsung oleh Rasulullah saw
dan juga sahabat seperti Umar bin Khattab, sebagai segala sesuatu yang menghalangi
atau menutupi akal atau istilah yang biasa dipakai dan dipahami adalah yang
memabukkan. Dalam riwayat Muslim, dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah saw
bersabda, “setiap yang memabukkan itu khamar, dan setiap khamar itu haram, barang
siapa yang meminumnya di dunia dan dia belum bertaubat hingga mati dalam kebiasaan
meminum khamar, maka ia tidak akan meminumnya di akhirat”
Umar bin Khattab pernah menyampaikan dalam sebuah khutbah, bahwa, “khamar
adalah semua yang menutupi akal dan pikiran. Kemudian dikarenakan setiap buah atau
biji-bijian yang diolah untuk menjadi khamar pasti menghasilkan alkohol, maka khamar
juga dikenal sebagai minuman beralkohol. Apa perbedaan alkohol dengan khamar ?
Hamr telah disepakati keharamannya dalam Islam, dan hukum ini adalah konsensus
(Ijma’) Ulama yang tidak boleh sama sekali diusik dan diganggu. Ijma’ Ulama atas
haramnya Khamr didukung oleh banyak dalil dari Al-Qur’an, seperti dalam Surat Al-
3
Ma’idah Ayat 90 – 91, Al - A’raf Ayat 33, Al-Baqarah Ayat 219. Dan juga dalil dari hadits
seperti:
“Sesungguhnya pengharamannya Khamr telah turun dan dia terdapat dalam lima
sesuatu : Anggur, Kurma, Gandum, (Gandum) Sya’ir, dan madu. dan Khamr adalah setiap
yang menutup akal.” (HR; Bukhari Muslim dari khuthbahnya Umar bin Khathhab
Radhiyallahu ‘Anhu)
Lalu bagaimana dengan Alkohol ? apakah dikategorikan secara umum ke dalam
Khamr sehingga penggunaannya pun menjadi haram secara umum ? untuk menemukan
kejelasan dari pertanyaan tersebut, alangkah manfaatnya apabila kita luangkan sedikit
waktu untuk menelaah fatwa berikut ini:
1. Khamar adalah setiap minuman yang memabukkan, baik dari anggur atau yang
lainnya, baik dimasak ataupun tidak.
2. Alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apapun yang memiliki
gugus fungsional yang disebut gugus hidrosil (-OH) yang terikat pada atom karbon.
Rumus umum senyawa alkohol tersebut adalah R-OH atau R adalah gugus alkil dan
Ar adalah gugus aril.
3. Minuman beralkohol adalah :
Minuman yang mengandung etanol dan senyawa lain di antaranya metanol,
asetaldehida, dan etilasetat yang dibuat secara fermentasi dengan rekayasa
dari berbagai jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat; atau
minuman yang mengandung etanol dan/atau metanol yang ditambahkan
dengan sengaja.
4
4. Meminum beralkohol adalah najis jika alkohol/etanolnya berasal dari khamar, dan
minuman beralkohol adalah tidak najis jika alkohol/etanolnya berasal dari bukan
khamar
5. Penggunaan akohol/etanol hasil industri khamar untuk produk makanan,
minuman,kosmetika, dan obat obatan, hukumnya haram
6. Penggunaaan alkohol/etanol hasil industry non khamar (baik merupakan hasil
sintesis kimiawi [dari petrokimia] ataupun hasil industry fermentasi non khamar)
untuk proses produksi produk makanan, minuman, kosmetika, dan obat-obatan,
hukumnya : mubah, apabila secara medis tidak membahayakan.
7. Penggunaan alkohol/etanol hasil industry non khamar (baik merupakan hasis
sintesis kimiawi [dari petrokimia] ataupun hasil industry fermentasi non khamar)
untuk proses produksi produk makana, minuman,kosmetik dan obat-obatan,
hikumnya :haram, apabila secara medis membahayakan.
Sumber : Fatwa Majelis Ulama Indonesia No 11 Tahun 2009
a. Firman Allah SWT yang memerintahkan untuk mengonsumsi pangan halal, antara
lain:
“ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi…” (QS Al-Baqarah: 168)
b. Firman Allah SWT yang menjelaskan bahaya dan keharaman khamr, antara lain :
“ Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi
dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". (QS. Al-Baqarah[2] :219)
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan” (QS. An-Nisa[4]:
43)
5
c. Pendapat Ulama mengenai alkohol/etanol:
“... Bahwa status najis tidaknya khamr terdapat perbedaan di antara ulama. Dan
nabiz menurut Imam Abu Hanifah adalah suci, demikian pula alkohol. Alkohol
tidaklah sama dengan khamr. Parfume Eropa tidak (hanya) berbahan alkohol saja,
tapi di dalamnya terdapat alkohol dan juga beberapa bahan lainnya yang suci.
Sehingga tidak ada alasan bagi pendapat yang menyatakan alkohol adalah najis,
bahkan bagi orang yang menyatakan najisnya khamr” ( Fatawa Dar al-Ifta’ al-
Mishriyyah, juz VIII, hlm. 413)
“Alkohol terdapat di banyak bahan makanan dan minuman dengan kadar yang
berbeda-beda. Alkohol itu bukanlah zat yang kotor, karena ia dipergunakan untuk
bahan pembersih.. dan seringnya alkohol dipakai untuk kepentingan medis,
kebersihan dan lainnya menjadikan pendapat yang menajiskan alkohol sebagai
sesuatu yang berat, dan itu bertentangan dengan nash al-Quran” (Fatawa Dar alIfta’
al-Mishriyyah, juz VIII, hlm. 413)
Definisi “sedikit” disini memang bisa berbeda tiap orangnya. Bagi orang yang
terbiasa mengonsumsi alkohol, volume yang termasuk dalam batas aman adalah satu
gelas sehari untuk perempuan dan dua gelas sehari untuk laki-laki. Untuk ukuran lebih
pastinya, satu gelas bir biasanya berisi sekitar 350 ml dan satu gelas anggur atau wine
berisi sekitar 150 ml.Sementara untuk Anda yang tidak terbiasa mengonsumsi alkohol,
tetaplah pertahankan kebiasaan baik ini. Sebab meski dalam kadar tertentu alkohol bisa
memberikan manfaat untuk tubuh, masih banyak cara lain yang jauh lebih aman dan
sehat untuk mendapatkan kelebihan yang serupa.
6
1. Meningkatkan kolesterol baik di tubuh
Jika Anda sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit lainnya, maka minum
alkohol dapat meningkatkan kadar HDL atau kolesterol baik di tubuh. Ingat, ini hanya
berlaku jika Anda tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Dengan naiknya HDL,
maka risiko Anda terkena penyakit seperti serangan jantung dan stroke akan
berkurang.Namun ingat, manfaat alkohol ini tidak akan berlaku apabila Anda
mengonsumsinya secara berlebihan. Malahan, risiko Anda terkena berbagai penyakit
yang telah disebutkan di atas akan meningkat.
2. Mengurangi lemak
Anggur merah atau red wine, dianggap dapat membantu menurunkan berat
badan dan menyingkirkan lemak di tubuh. Sebab, minuman ini mengandung
polifenol, sebuah senyawa yang memang baik untuk mendukung penurunan berat
badan. Kalori red wine juga tidak terlalu besar, terutama jika dibandingkan dengan
soda.
4. Mencegah demensia
Ada beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa mengonsumsi alkohol dalam
batas tertentu bisa membantu mencegah terjadinya demensia dan gangguan kognitif
lainnya. Namun, hasil penelitian ini tidak sepenuhnya bisa dijadikan acuan. Sebab,
masih ada uji coba lain yang menghasilkan kesimpulan berbeda.
7
seks laki-laki . Namun jika sudah terlalu banyak, alkohol justru bisa membuat pria
mengalami masalah seksual, seperti impotensi.
7. Mencegah diabetes
Manfaat alkohol yang satu ini mungkin memang terlihat aneh. Namun nyatanya
berdasarkan penelitian, perempuan yang mengonsumsi alkohol satu atau dua gelas
per hari mengalami penurunan risiko terkena diabetes. Sebab, alkohol dalam batas
jumlah tertentu ternyata bisa meningkatkan sensitivitas insulin dan membuat
kerjanya jadi lebih maksimal.
Stroke
Tekanan darah tinggi atau hipertensi
Kerusakan hati
Gagal jantung
Peningkatan risiko kanker payudara, mulut, esofagus, dan hati
Pankreatitis atau radang pankreas
Kematian mendadak, terutama jika memiliki riwayat penyakit jantung
Peningkatan risiko kecelakaan dan keinginan bunuh diri
Kerusakan otak dan kecacatan lahir pada bayi di dalam kandungan
Gejala putus alkohol
C. BAHAYA ALKOHOL
Berikut adalah beberapa bahaya alkohol jika di konsumsi secara berlebihan, yaitu:
Merusak hati
Hati merupakan organ terbesar di tubuh manusia yang berfungsi untuk menetralisir
racun dari dalam darah. Selain itu, hati juga berperan dalam metabolisme kolesterol,
8
dan memproduksi protein yang berguna untuk proses pembekuan darah. Akan
tetapi, fungsi hati dapat terganggu atau bahkan rusak jika Anda terlalu banyak
mengonsumsi minuman beralkohol. Saat minuman beralkohol masuk ke dalam
tubuh, hati akan berkerja lebih keras untuk memroses alkohol. Bahaya alkohol ini
dapat membuat hati mengalami peradangan dan memicu munculnya gangguan,
seperti penumpukan lemak di hati, sirosis, hepatitis alkoholik, hingga kanker hati.
9
Meningkatkan risiko kanker
Sebuah penelitian mengungkapkan, kebiasaan mengonsumsi alkohol dapat
meningkatkan risiko terkena berbagai jenis kanker. Ini dikarenakan alkohol diketahui
memiliki sifat karsinogen yang bisa merusak sel-sel di tubuh dan memicu munculnya
penyakit kanker. Beberapa jenis kanker yang bisa muncul, seperti kanker mulut dan
tenggorokan, leher, hati, payudara, dan kanker kolorektal.
Meski alkohol dipercaya memiliki dampak positif bagi tubuh, namun dampak positif ini
tidak sebanding dengan bahaya alkohol yang bisa ditimbulkan. Ditambah lagi, perilaku
konsumsi alkohol yang tidak bertanggung jawab, misalnya sambil mengemudi, dapat
menyebabkan kecelakaan yang membahayakan nyawa.
Disebutkan juga dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 tahun 2003 tentang
standardisasi fatwa halal bahwa minuman yang termasuk dalam kategori khamr adalah
minuman yang mengandung ethanol (C2H5OH) minimal 1% (satu persen) dan hukumnya
adalah haram.13 Masalah minuman beralkohol ini adalah masalah yang serius
10
masyarakat Islam di Indonesia yang harus dihadapi dan ditangani oleh pemerintah
khususnya pemerintah surabaya dalam menerapkan jual beli dan peredaran minuman
beralkohol serta mensosialisasikan tentang bahaya minuman beralkohol tersebut. Karena
jika hal ini tidak segera ditangani maka akan berdampak buruk bagi masyarakat
khususnya para remaja, dampak yang ditimbulkan salah satunya adalah masalah
kenakalan remaja yang akan meresahkan masyarakat dan mengganggu keamanan dan
ketentraman masyarakat.
Fatwa MUI terbaru No. 10 Tahun 2018 tentang Produk Makanan dan Minuman yang
Mengandung Alkohol/Etanol menyebutkan bahwa hanya etanol yang berasal
dari khamr yang tidak bisa digunakan untuk produk halal karena bersifat haram dan
najis. Jika tidak berasal dari industri khamr, etanol jenis lain boleh digunakan dengan
batasan yang sudah diatur pada fatwa tersebut. Misalnya, etanol sintetik ataupun hasil
industri fermentasi non- khamr.
Selain hal di atas, setidaknya ada beberapa hal baru yang tertuang dalam fatwa ini.
Pertama, kandungan etanol pada produk akhir makanan tidak dibatasi selama secara
medis tidak membahayakan. Kedua, kadar etanol pada produk akhir minuman
ditoleransi kurang dari 0,5% asalkan secara medis tidak membahayakan. Ketiga, kadar
etanol untuk produk antara ( intermediate product ) seperti flavor dan bumbu tidak
dibatasi, selama penggunaannya pada produk akhir sesuai dengan ketentuan pertama
dan kedua. Tentunya persyaratan tidak membahayakan ini untuk produk retail sudah
dievaluasi oleh BPOM pemberian izin edar produk. Aturan terbaru ini merubah arahan
fatwa MUI sebelumnya yang tidak mentolerir kandungan etanol pada makanan dan
minuman siap konsumsi.
Lantas hal apa yang mendasari Fatwa MUI dalam memberikan batasan kandungan
etanol dalam minuman? Ternyata, jawabannya adalah riset. Setiap sertifikasi halal
yang dikeluarkan MUI didasarkan atas fatwa yang dapat dipertanggungjawabkan
secara syar’i dan ilmiah.
11
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana menyatakan bahwa tindak pidana minuman
keras diatur dalam Pasal 300 dan Pasal 536 antara lain bahwa :
Pasal 300 KUHP Dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun atau denda
sebanyak banyaknya Rp. 4.500 di hukum :
2. Kalau perbuatan itu menyebabkan luka berat pada tubuh, si tersalah di hukum
penjara selama-lamanya tujuh tahun.
3. Kalau si tersalah melakukan kejahatan itu dalam jabatannya ia dapat dipecat dari
pekerjaannya itu.
Barang siapa yang nyata mabuk berada dijalan umum dihukum denda sebanyak-
banyaknya Rp. 225.
Jika pada waktu melakukan pelanggaran itu belum lalu satu tahun, sejak ketetapan
hukuman yang dahulu bagi sitersalah lantaran pelanggaran berupa itu juga atau
pelanggaran yang diterangkan dalam Pasal 492, maka hukuman denda itu dapat diganti
dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga hari.
Kalau pelanggaran itu diulang untuk kedua kalinya dalam 1 tahun sesudah ketetapan
putusan hukuman yang pertama karena ulangan pelanggaran itu maka, dijatuhkan
hukuman kurungan selama-lamanya dua Minggu
Kalau pelanggaran itu diulang untuk ketiga kalinya atau selanjutnya di dalam 1 tahun
sesudah ketetapan putusan hukuman yang kemudian sekali lantaran ulangan
pelanggaran untuk kedua kalinya atau selanjutnya, maka dijatuhkan hukuman kurungan
selama-lamanya tiga bulan.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Etanol disebut juga alkohol, alkohol murni, alkohol absolute, atau alkohol saja, adalah
sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar,tak berwarna.
Kebiasaan meminum alkohol telah ada sejak zaman dahulu di semua Negara. Dalam
cerita jaman kuno juga banyak disebut-sebut kesukaan minum minuman yang
mengandung alkohol yang bersifat memabukkan.
Dalam sejarahnya etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai
pemabuk dsalam minuman beralkohol. Minuman dalam akohol terdapat sifat-sifat fisik dan
sifat-sifst kimia. Etanol telah digunakan sebagai bahan bakar lampu amerika serikat sejak
tahun 1840.
B. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/BAB%20I.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/04.%20BAB%20I.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/Fatwa%20Makanan%20dan%20Minuman
%20Mengandung%20Alkohol%20(INA).pdf komisi fatwa majelis ulama Indonesia
https://ntmcpolri.info/bahaya-dan-undang-undang-yang-mengatur-tentang-miras/
file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/Bab%201.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/0510127_Conclusion.pdf
14