1.1 LatarBelakang
Narkoba memang tidak di jelaskan secara rinci di dalam Al – Qur’an namun barang ini
dapat di kiaskan kedalam kategori khamr yang efek sampingny asama yaitu memambukan,
membuat ketagihan dan menimbulkan kerusakan terhadap kesehatan manusia bila
pemakaiannya tidak sesuai dengan faedah/ketentuannya.
NamunNarkoba pun bias sangat berguna dalam ilmu kedokteran dan pengobatan
seperti contohnya :
Kokain digunakan sebagai penekan rasa sakit dikulit, digunakan untuk anestesi (bius)
khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan.
Kodein merupakan analgesic lemah. Kekuatannya sekitar 1/12 dari morfin. Oleh karena
itu, kodein tidak digunakan sebagai analgesik, tetapi sebagai anti batuk yang kuat
Morfin adalah hasil olahan dari opium atau candu mentah. Morfin mempunyai rasa pahit,
berbentuk tepung halus berwarna putih atau cairan berwarna putih. Morfin, terutama
digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang tidak dapat diobati dengan
analgetik non narkotika. Apabila rasa nyerimakin hebat makadosis yang digunakan juga
makin tinggi. Semua analgetik narkotika dapat menimbulkan adiksi (ketagihan). Morfin
juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang akandioperasi.Dan
masih banyak lagi bentuk-bentuk narkoba yang berguna bagi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Narkotika atau obat bius yang bahasa inggrisnya dixebut Narcotic adalah sebuah
bahan obat yang mempunyaiefek kerja pada umumnya bersifat membius (menurunkan
kesadaran), merangsang (meninngkatkan semangat kegiatan atau aktifitas), ketagihan
(ketergantungan, mengikat) menimbulkan daya hayal (halusinasi). Zat ini digolongkan
menjadi dua macam :
1. Narkotika dalam arti sempit bersifat alami yaitu sebuah bahan obat opiaten, kokain,
ganja.
2. Narkotika dalam arti luas bersifat alami dan synthesis yaitu semua bahan obat obatan
yang berasal dari papaver Somniferum (opium/candu, morphine, heroine, dsb) Eryth
Roxylon Coca (Cocaine), cannabisa sativa (ganja), golongan obat-obatan depressants
(obat-obat penenang), golongan obat-obatan stimulants (obat-obat perangsang), dan
golongan obat-obat hallucinogen (obat pemicu hayal).
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang narkotika, pasal 1 ayat 1 yang berbunyi
“Narkotika dalah zat/obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketrgantungan yang dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan keputusan mentri kesehatan.
2.2 Kesamaan Khamr dengan Narkotika
Meminum minuman keras yang memabukkan, misalnya arak dan sebagainya,
hukumnya haram dan merupakan sebagian dari dosa besar karena menghilangkan akal
adalah suatu larangan yang keras sekali. Betapa tidak, karena akal itu sungguh penting dan
berguna. Maka wajib dipelihara dengan sebaik-baiknya.
Tiap-tiap minuman yang memabukkan, diminum banyak ataupun sedikit tetap haram,
walaupun yang sedikit itu tidak sampai memabukkan.
Sabda Rasulullah saw:
“Sesuatu yang memabukkan, banyak atau sedikitnya pun haram.” (Riwayat Nasai
dan Abu Daud)
Firman Allah swt:
Al Maidah ayat 90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah [434], adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
[434] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah
yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak.
Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing
yaitu dengan: lakukanlah, Jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam
sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka
meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti apakah mereka
akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau
yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.
BAB III
KESIMPULAN
Narkoba merupakan barang yang masuk dalam kategori Haram Lidzatihi apabila dalam
penggunaanya berlebihan, karena dalam penggunaan yang berlebihan akan menyebabkan tidak
sadarnya diri atau mabuk dan Narkoba itu sendiri dikiaskan dengan khamr dalam hukum Islam,
akan tetapi Narkoba diperbolehkan dalam dunia kesehatan.
Islam tidak mengharamkan perdagangan kecuali perdagangan yang mengandung unsur
kezhaliman, penipuan, eksploitasi, atau mempromosikan hal-hal yang dilarang. Perdagangan
Khamr, Ganja, babi, patung, dan barang-barang sejenis, yang dikonsumsi, distribusi, atau pun
pemanfaatannya diharamkan, perdagangannya pun diharamkan atau tidak di Ridhai Islam. Setiap
penghasilan yang didapat melalui praktek itu adalah haram dan Kotor. Narkotika, psitrofika dan
obat-obatan atau yang sering disebut NARKOBA adalah sebuah zat yang dapat di kiaskan
sebagai khamr modern, oleh karena itu sama dengan pendahulunya, Narkoba sangat di larang di
jual belikan secara bebas.
DAFTAR PUSTAKA
Al Faruk, Asadullah, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam. Bogor : Gharia Indonesia,
2009.
Fauzan, Saleh bin, Fiqh Sehari-hari, Jakarta : Gema Insani Press, 2005.
http://lifestyle.okezone.com/read/2012/01/12/482/555889/narkotika-dalam-dunia-kesehatan
http://muslim.or.id/bahasan-utama-2/narkoba-dalam-pandangan-kesehatan.html
http://putera-bungsu.blogspot.com/2012/12/tinjauan-hukum-islam-tentang-jual-beli.htm
BAB I
1. Pendahuluan
Dewasa ini kasus narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) telah merebak di negara kita, baik
sebagai pengedar, pemakai, penjual, bahkan sebagai bandar. Kalangan pengonsumsi narkoba
mulai dari orang-orang tua sampai pada generasi muda dan anak-anak. Jenisnya macam-macam,
antara lain: ganja, morfin, ekstasi (ineks), lem aibon, atau shabu-shabu.
Pemakaian narkoba sangat dilarang di Indonesia (kecuali untuk kepentingan dunia kedokteran
atau pengobatan). Bagi yang kedapatan membawa, menjual, memakai, bahkan memperjualbelikan
narkoba akan dikenakan sanksi pidana karena telah melanggar Undang-Undang Psikotropika.
Meskipun orang yang terlibat dalam narkoba diberi sanksi hukum, tapi tidak membuat peredaran
dan pemakainya jera dan terhenti. Secara nasional hampir setiap tahun kasus ini meningkat
jumlahnya. Tahun 1998 pihak kepolisian mencatat 958 kasus, tahun 1999 meningkat menjadi
1.833, tahun 2000 menjadi 3.478, dan tahun 2001 bertambah lagi menjadi 3.617 (Data Polri tahun
1998-2001).
Menyikapi banyaknya kasus yang tercatat di pihak kepolisian di atas, kita sebagai generasi muda
harus mawas diri jangan sampai ikut terlibat di dalamnya. Untuk itu diperlukan berbagai upaya
pencegahannya. Dalam makalah ini akan dijelaskan upaya pencegahan narkoba yang barangkali
bermanfaat sekali bagi generasi muda.
BAB II
2. Pembahasan
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pepatah ini masih berlaku bagi kita generasi muda yang
belum terjamah narkoba. Pencegahan terhadap keterlibatan narkoba dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yaitu: (1) melalui pendidikan agama; (2) organisasi.
Menurut Purwanto (2000:158), “Pendidikan agama harus dimulai sedini mungkin sejak masih
kecil”. Pendidikan agama ini harus dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua atau ayah sebagai
kepala keluarga merupakan orang yang bertanggung jawab dalam menanamkan nilai-nilai dan
norma-norma Agama Islam kepada anaknya. Penanaman nilai-nilai agama Islam dapat berguna bagi
anak dalam mempertebal iman dan taqwa. Dengan bekal iman dan taqwa ini akan membentengi
anak dalam menghadapi pengaruh-pengaruhi negatif yang berkembang di masyarakat.
Pendidikan Agama Islam termasuk salah satu mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh
pemerintah dan memiliki fungsi bagi siswa. Fungsi Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu
mata pelajaran yang diberikan di sekolah adalah sebagai pengembangan, penyaluran, perbaikan,
pencegahan, penyesuaian, sumber nilai, dan pengajaran (Depdikbud, 1993:1-2). Berikut ini
diuraikan satu persatu fungsi Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran wajib yang diberikan
di sekolah adalah:
a. Pengembangan
Pendidikan Agama Islam berfungsi sebagai pengembangan yaitu mampu meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Menanamkan
keimanan dan ketaqwaan ini merupakan kewajiban bagi orang tua dalam keluarga, sedangkan
sekolah hanya berfungsi untuk menumbuhkembangkan diri siswa dengan melalui bimbingan.
Pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Penyaluran
Pendidikan Agama Islam berfungsi sebagai penyaluran artinya menyalurkan siswa yang ingin
mendalami bidang agama agar mereka dapat berkembang secara optimal.
c. Perbaikan
Pendidikan Agama Islam berfungsi sebagai perbaikan artinya dengan Pendidikan Agama, siswa
dapat memperbaiki kesalahannya, kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan yang terjadi
dalam meyakini dan memahami ajaran Islam pada kehidupan sehari-hari.
d. Pencegahan
Pendidikan Agama Islam dapat mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif dari lingkungannya
atau dari budaya asing yang dapat membahayakan dan menghambat perkembangan diri siswa
menuju manusia Indonesia seutuhnya.
e. Penyesuaian
Pendidikan Agama Islam memberikan penyesuaian dalam membentuk siswa agar mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan fisikmaupun lingkungan sosial dan dapat
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Agama Islam.
f. Sumber Nilai
Pendidikan Agama Islam dapat memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
g. Pengajaran
Pendidikan Agama Islam dapat berfungsi menyampaikan pengetahuan dan pengajaran secara
fungsional di lembaga-lembaga pendidikan formal, mulai dari SD, SLTP, SMU/SMK, sampai dengan
Perguruan Tinggi. Tujuannya adalah untuk memberikan bekal tentang pengetahuan keagamaan.
Dengan harapan siswa dapat mengkaji lebih mendalam hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai
keagamaan.
Dalam praktik sehari-hari terdapat hal-hal yang turut serta mempengaruhi Pendidikan Agama Islam
terhadap siswa. Hal-hal yang mempengaruhi Pendidikan Agama Islam terhadap perkembangan
siswa menyangkut tiga aspek (Depag RI, 2001:42-43). Ketiga aspek itu antara lain:
a. Aspek keyakinan (Aqidah)
Yang disebut keyakinan (aqidah) adalah sesuatu yang berkenaan dengan keimanan terhadap Allah
SWT dan semua yang telah difirmankan untuk diyakini. Keyakinan seseorang mudah sekali goyah
dan terpengaruh. Hal tersebut sebagai akibat dari lemahnya nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
yang ada dalam diri seseorang.
b. Aspek norma atau hukum (syari’ah)
Yang dimaksud norma atau hukum (syari’ah) adalah aturan-aturan atau ketentuan yang telah
ditentukan oleh Allah SWT yang mengatur tentang hubungan manusia dengan Allah, manusia
dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta. Aspek ini sering disalahgunakan dalam
praktik sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman seseorang terhadap norma atau
hukum yang mengatur tentang tata hubungan seseorang berdasarkan nilai-nilai keagamaan.
Upaya pencegahan narkoba melalui pendidikan agama dapat dilakukan dengan jalan mendekatkan
diri kepada Allah SWT, yaitu dengan jalan salat. Dalam Al-quran dijelaskan bahwa “Inna sholata
tanha Anil fasyai wal munkar”. Artinya: sesungguhnya salat itu mencegah perbuatan keji dan
munkar. Dengan salat kita akan terhindar dari segala perbuatan yang akan merusak kehidupan
kita.
Gunawan (2000:98) menambahkan bahwa meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dengan mengikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan keagamaan atau pengajian,
agar tidak mudah goyah terhadap berbagai godaan serta cobaan hidup. Meningkatkan toleransi,
bertepa diri, asih terhadap sesama, sadar hukum, dan meyakini kebenaran hukum karma (barang
siapa yang menanam jagung pasti akan menuainya secara berlipat ganda).
2.2 Organisasi
Pada dasarnya atau sesuai kodratnya, manusia adalah makhluk sosial/bermasyarakat, yang
menurut Aristoteles disebut “Zoon Politicon”, sehingga pada dasarnya pula manusia itu tidak
dapat hidup wajar dengan menyendiri. Hampir sebagian besar tujuannya ternyata dapat
terpenuhi, apabila manusia itu berhubungan dengan keterbatasan sifat kodrat manusia sendiri,
serta adanya pembatasan-pembatasan yang dihadapi manusia di dunia dalam usaha mencapai
tujuannya.
Dalam usahanya untuk bermasyarakat itu, maka manusia berkelompok atau memasuki sesuatu
kelompok atau organisasi, juga demi mencapai sesuatu kepuasan lahir/batin serta peningkatan
diri. Kelompok atau organisasi itu kemudian menjadi himpunan manusia dengan berbagai
kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Organisasi menurut pengertiannya adalah suatu perkumpulan yang terdiri dari orang-orang yang
memiliki satu tujuan (Moeliono, 1999:2335). Gunawan (2000:123) menambahkan bahwa dalam
organisasi terdapat kerja sama kelompok demi mencapai tujuan bersama.
Seseorang memasuki organisasi karena terdorong untuk mencari suatu kepuasan, baik kepuasan
fisik, maupun kepuasan non fisik. Kepuasan fisik menyangkut unsur kebendaan, seperti ingin
mendapatkan uang/imbalan, barang, makanan, dan perumaham. Sedangkan kepuasan batin
berkiatan dengan kepuasan rohani, seperti ingin mendapatkan pujian, kepuasan, penghargaan,
status sosial, dll.
Seseorang yang bergabung dalam organisasi memiliki fungsi dan tujuan. Menurut Gunawan
(2000:124), fungsi dan tujuan orang yang bergabung dalam organisasi antara lain sebagai berikut:
1. Untuk memecahkan masalah kesepian/kebingunan jiwanya. Orang tersebut sebaiknya
memasuki organisasi, seperti pengajian yang bersifat spritual.
2. Untuk memecahkan masalah kesulitan belajar misalnya kesulitan belajar matematika/Bahasa
Inggris, maka ia memakai organisasi/kelompok belajar Matematika/Bahasa Inggris.
Sesungguhnya organisasi itu ada yang bersifat positif dan negatif. Organisasi bersifat negatif
muncul dengan sendiri tanpa ada perintah atau komando yang tidak jelas arah dan tujuannya,
seperti; ganster, kelompok anak mabuk-mabukan, dan kelompok narkoba, sedangkan organisasi
yang bersifat positif memiliki arah dan tujuan yang jelas dan positif, yaitu untuk mengembangkan
dan menyalurkan bakat dan minat. Pada organisasi yangbersifat positif memiliki Anggaran Dasar
dan Rumah Tangga dan aturan-aturan organisasi yang harus diikuti.
Banyak organisasi yang bersifat positif yang dapat diikuti kalangan siswa, seperti OSIS (Organisasi
Siswa Intra Sekolah), Sanggar Seni, Pramuka, Kelompok Pencinta Alam, PMR (Palang Merah
Remaja), dll. Semua organisasi yang disediakan itu dapat diikuti oleh siswa sesuai dengan bakat
dan minatnya. Bagi siswa sepatutnya dapat memilih organisasi yang bertujuan positif agar
terhindar dari keterlibatannya terhadap narkoba sehingga mereka akan lebih mudah merencakan
kehidupan yang lebih baik.
BAB III
Akibat/Dampak Langsung Dan Tidak Langsung Penyalahgunaan Narkoba Pada Kehidupan &
Kesehatan Manusia
Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat menyebabkan efek, dan
dampak negatif bagi pemakainya. Danmpak yang negatif itu sudah pasti merugikan, dan sangat
buruk efeknya bagi kesehatan mental, dan fisik.
Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia kedokteran,, namun
hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum, dan bebas
oleh masyarakat. Oleh karena itu obat, dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan
berbagai akibat yang beraneka ragam.
DAMPAK MENTAL
Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental. Ketergantungan mental ini lebih
susah untuk dipulihkan dari pada ketergantungan fisik. Ketergantungan yang dialami secara fisik
akan lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul ketergantungan mental, dalam
bentuk yang dikenal dengan istilah ‘sugesti’. Orang seringkali menganggap bahwa sakaw, dan
sugesti adalah hal yang sama, ini adalah anggapan yang salah. Sakaw bersifat fisik, dan merupakan
istilah lain. Untuk Gejala Putus Obat, sedangkan sugesti adalah ketergantungan mental, berupa
munculnya keinginan untuk kembali menggunakan narkoba. Sugesti ini tidak akan hilang saat
tubuh sudah kembali berfungsi secara normal.
Sugesti ini bisa digambar kan, sebagai suara-suara yang menggema di dalam kepala seorang
pecandu yang menyuruh-Nya untuk menggunakan narkoba. Sugesti seringkali menyebab kan
terjadinya ‘perang’ dalam diri seorang pecandu, karena di satu sisi ada bagian dirinya yang sangat
ingin menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam dirinya yang mencegah-nya.
Peperangan ini sangat melelah kan… Bayangkan saja bila Anda harus berperang melawan diri Anda
sendiri, dan Anda sama sekali tidak bisa sembunyi dari suara-suara itu, karena tidak ada tempat
dimana Anda bisa sembunyi dari diri Anda sendiri… dan tak jarang bagian dirinya yang ingin
menggunakan narkoba-lah yang menang dalam peperangan ini. Suara-suara ini seringkali begitu
kencang sehingga ia tidak lagi menggunakan akal sehat karena pikiran-Nya, sudah terobsesi
dengan narkoba, dan nikmat-nya efek dari menggunakan narkoba. Sugesti inilah yang seringkali
menyebab kan pecandu relapse. Sugesti ini tidak bisa hilang, dan tidak bisa disembuh kan, karena
ini lah yang membedakan seorang pecandu dengan orang-orang yang bukan pecandu. Orang-orang
yang bukan pecandu dapat menghentikan penggunaan-Nya kapan saja, tanpa ada sugesti, tetapi
para pecandu akan tetap memiliki sugesti bahkan saat hidup-nya sudah bisa dibilang normal
kembali. Sugesti memang tidak bisa disembuh kan, tetapi kita dapat merubah cara kita bereaksi
atau merespon terhadap sugesti itu.
Dampak mental yang lain adalah pikiran, dan perilaku obsesif kompulsif, serta tindakan impulsive.
Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba, dan penggunaan narkoba. Narkoba
adalah satu-satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan menggunakan semua daya pikiran-
nya, untuk memikirkan cara yang tercepat untuk mendapat kan uang untuk membeli narkoba.
Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak dari tindakan yang dilakukan-nya, seperti mencuri,
berbohong, atau sharing needle karena perilaku-nya selalu impulsive, tanpa pernah dipikirkan
terlebih dahulu.
Ia juga selalu berpikir, dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia selalu mengulangi kesalahan-
kesalahan yang sama. Misalnya, seorang pecandu yang sudah keluar dari sebuah tempat
pemulihan sudah mengetahui bahwa ia tidak bisa mengendali kan penggunaan narkoba-Nya, tetapi
saat sugest-inya muncul, ia akan berpikir bahwa mungkin sekarang ia sudah bisa mengendalikan
penggunaan-nya, dan akhirnya kembali menggunakan narkoba hanya untuk menemu kan, bahwa ia
memang tidak bisa mengendalikan penggunaan-nya! Bisa dikatakan bahwa dampak mental dari
narkoba adalah mematikan akal sehat para penggunanya, terutama yang sudah dalam tahap
kecanduan. Ini semua membuktikan bahwa penyakit adiksi adalah penyakit yang licik, dan sangat
berbahaya.
DAMPAK EMOSIONAL
Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood altering substance). Saat
menggunakan narkoba, mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek
yang diciptakan oleh narkoba adalah perubahan mood. Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya
perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis narkoba tertentu, terutama alcohol, dan
jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok uppers seperti Shabu-shabu, dapat
memunculkan perilaku agresif yang berlebihan dari si pengguna, dan seringkali mengakibatkan-nya
melakukan perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut pada dasarnya
memang orang yang emosional, dan bertemperamen panas.
Ini mengakibatkan tinggi nya domestic violence, dan perilaku abusive dalam keluarga seorang
alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Karena pikiran yang terobsesi oleh narkoba, dan
penggunaan narkoba, maka ia tidak akan takut untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap
orang-orang yang mencoba menghalaginya untuk menggunakan narkoba. Emosi seorang pecandu
narkoba sangat labil, dan bisa berubah kapan saja. Satu saat tampaknya ia baik-baik saja, tetapi
di bawah pengaruh narkoba semenit kemudian ia bisa berubah menjadi orang yang seperti
kesetanan, mengamuk, melempar barang-barang, dan bahkan memukuli siapa pun yang ada di
dekatnya. Hal ini sangat umum terjadi di keluarga seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu.
Mereka tidak segan-segan memukul istri atau anak-anak bahkan orang tua mereka sendiri. Karena
melakukan semua tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh narkoba, maka terkadang ia tidak
ingat apa yang telah dilakukan-nya.
Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul dalam dirinya, yaitu
kepribadian pecandu atau kepribadian si junkie. Kepribadian yang baru ini tidak peduli terhadap
orang lain, satu-satunya hal yang penting baginya adalah bagaimana cara agar ia tetap bisa terus
mengguna kan narkoba. Ini sebab-Nya, mengapa ada perubahan emosional yang tampak jelas
dalam diri seorang pecandu. Seorang anak yang tadinya selalu bersikap manis, sopan, riang, dan
jujur berubah total mejadi seorang pecandu yang brengsek, pemurung, penyendiri, dan jago
berbohong dan mencuri.
Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali terhadap emosinya. Seorang
pecandu acapkali bertindak secara impuls, mengikuti dorongan emosi apapun yang muncul dalam
dirinya. Dan perubahan yang muncul ini bukan perubahan ringan, karena pecandu adalah orang-
orang yang memiliki perasaan, dan emosi yang sangat mendalam. Para pecandu seringkali
diselimuti oleh perasaan bersalah, perasaan tidak berguna, dan depresi mendalam yang seringkali
membuatnya berpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Perasaan-perasaan ini pulalah yang membuatnya ingin terus menggunakan, karena salah satu efek
narkoba adalah mematikan perasaan dan emosi kita. Di bawah pengaruh narkoba, ia dapat merasa
senang dan nyaman, tanpa harus merasakan perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan. Tetapi…
perasaan-perasaan ini tidak hilang begitu saja, melainkan ‘terkubur hidup-hidup’ di dalam diri
kita. Dan saat si pecandu berhenti menggunakan narkoba, perasaan-perasaan yang selama ini
‘mati’ atau ‘terkubur’ dalam dirinya kembali bangkit, dan di saat-saat seperti inilah pecandu
membutuhkan suatu program pemulihan, untuk membantunya menghadapi dan mengatasi
perasaan-perasaan sulit itu.
Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk narkoba adalah
mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan emosional. Contoh seorang pecandu
berusia 16 tahun saat ia pertama kali menggunakan narkoba, dan saat ia berusia 26 tahun ia
berhenti menggunakan narkoba. Memang secara fisik ia berusia 26 tahun, tetapi sebenarnya usia
mental dan emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun yang ‘hilang’ saat ia menggunakan
narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia tidak memiliki pola piker, dan kestabilan emosi seperti
layaknya orang-orang lain seusia-nya.
DAMPAK SPIRITUAL
Adiksi terhadap narkoba membuat seorang pecandu menjadikan narkoba sebagai prioritas utama
didalam kehidupan-Nya. Narkoba adalah pusat kehidupan-nya, dan semua hal/aspek lain dalam
hidupnya berputar di sekitarnya. Tidak ada hal lain yang lebih penting daripada narkoba, dan ia
menaruh kepentingannya untuk menggunakan narkoba di atas segala-galanya. Narkoba menjadi
jauh lebih penting daripada istri, suami, pacar, anak, orangtua, sekolah, pekerjaan, dll.
Ia berhenti melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa ia lakukan sebelum ia tenggelam dalam
penggunaan narkobanya. Ia tidak lagi melakukan hobi-hobinya, menjalani aktivitas normal seperti
sekolah, kuliah, atau bekerja seperti biasa, bila sebelumnya ia termasuk rajin beribadah bisa
dipastikan ia akan menjauhi kegiatan yang satu ini, apalagi dengan khotbah agama yang selalu
didengar bahwa orang-orang yang menggunakan narkoba adalah orang-orang yang berdosa.
Ini menyebabkan pecandu seringkali hidup tersolir, ia hidup dalam dunianya sendiri, dan
mengisolasi dirinya dari dunia luar, yaitu dunia yang tidak ada hubungannya dengan narkoba. Ia
menjauhi keluarga, dan teman-teman lamanya, dan mencari teman-teman baru yang dianggap
sama dengan-Nya, yang dianggap dapat memahaminya dan tidak akan mengkuliahinya tentang
penggunaan narkoba.
Narkoba dianggap sebagai sahabat yang selalu setia menemaninya. Orang tua bisa memarahinya,
teman-teman mungkin menjauhinya, pacar mungkin memutuskannya, bahkan Tuhan mungkin
dianggap tidak ada, tetapi narkoba selalu setia dan selalu dapat memberikan efek yang
diinginkannya…
Secara spiritual, Narkoba adalah pusat hidupnya, dan bisa dikatakan menggantikan posisi Tuhan.
Adiksi terhadap narkoba membuat penggunaan narkoba menjadi jauh lebih penting daripada
keselamatan dirinya sendiri. Ia tidak lagi memikirkan soal makan, tertular penyakit bila sharing
needle, tertangkap polisi, dll.
Adiksi adalah penyakit yang mempengaruhi semua aspek hidup seorang manusia, dan karenanya
harus disadari bahwa pemulihan bagi seorang pecandu tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi juga
harus mencakup ketiga aspek lainnya sebelum pemulihan itu dapat dianggap sebagai suatu
pemulihan yang sebenarnya.
BAB IV
Penutup
Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa narkoba (narkotika dan obat-obatan
terlarang) telah melanda di lingkungan sekeliling kita. Jumlah pemakainya meningkat dari tahun
ke tahun. Pemakai narkoba tidak hanya terbatas pada generasai tua saja, tetapi juga dikonsumsi
oleh kalangan generasi muda. Narkoba dapat dihindari dan dicegah dengan dua pendekatan,
antara lain:
(1) melalui pendidikan agama;