MAKALAH
(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tafsir Tahlili)
Disusun oleh :
Abdul Rahman
Abdurrasyid
Firman Nurahim
Ramdhanil Mubarokah
Kp. Cakung RT01/05 Jatiasari Jatiasih, Jl. Wibawa Mukti II, RT.001/RW.005,
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah ﷻ, atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran.
Alhamdulillah penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Tafsir Surat
An-Nuur Ayat 4-6”. Tujuan penulisan makalah adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah tafsir tahlili.
Di akhir penulis berharap makalah ini dapat dipahami oleh setiap pihak
yang membaca. Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila penulisan
makalah ini masih jauh dari sempurna.
Bekasi, 8 Oktober
2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
A. Latar Belakang
Islam adalah agama samawi dengan sistem hidup yang selaras dengan
perintah Allah ﷻdalam Wahyu-Nya dan sejalan pula dengan tuntutan
Rasulullah ﷺdalam sunnah. Setiap muslim diwajibkan untuk
menempuh pola kehidupan yang integral islamis, sinkron dengan ketentuan al-
Qur’an dan Sunnah tersebut. Untuk itu, semua muslim wajib mempertimbangkan
dengan akal sehat setiap langkah dan perilakunya, sehingga mampu memisahkan
antara perilaku yang dibenarkan dengan perbuatan yang disalahkan.
Syariat Islam diturunkan untuk melindungi harkat dan martabat manusia.
Setiap perilaku yang merendahkan harkat dan martabat manusia, baik secara
pribadi maupun sebagai anggota masyarakat tentu dilarang oleh Allah ﷻ.
Allah ﷻmengabarkan dalam surat An-Nuur ayat 4-5 bawasanya orang-
orang yang merendahkan kehormatan orang-orang mukmin, mereka adalah orang
yang paling buruk disisi Allah ﷻdan yang paling pedih azabnya karena
tidak menjaga kehormatan seorang mukmin.
Selain harus menjaga kehormatan seorang mukmin, Allah ﷻjuga
memerintahkan untuk saling menjaga kehormatan pasangan. Allah ﷻ
menjelaskan dalam surat An-Nuur ayat 6 bahwasanya seorang suami yang
menuduh istrinya berzina dan tidak bisa mendatangkan saksi, maka dia harus
bersumpah empat kali atas nama Allah ﷻterkait kebenaran tuduhan kepada
istrinya. Selain itu agar terhindar dari had dan dia juga harus bersumpah sekali
lagi atas nama Allah ﷻbahwasanya dia akan mendapat laknat Allah ﷻ
jika dia berbohong.
Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk menggali informasi tentang
tafsir surat An-Nuur ayar 4-6.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang dapat penulis
rumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apa makna mufrodat surat An-Nuur ayat 4-6?
2. Apa makna secara global surat An-Nuur ayat 4-6?
3. Bagaimana asbabun nuzul surat An-Nuur ayat 4-6?
4. Bagaimana perincian tafsir surat An-Nuur ayat 4-6?
5. Hukum apa saja yang terdapat dalam surat An-Nuur ayar 4-6?
C. Tujuan Penelitian
PEMBAHASAN
اجلِدُو ُه ْم ثَ َمانِينَ َج ْل َدةً َواَل تَ ْقبَلُوا ُ ت ثُ َّم لَ ْم يَأْتُوا بِأ َ ْربَ َع ِة
ْ َش َهدَا َء ف َ َوالَّ ِذينَ يَ ْر ُمونَ ا ْل ُم ْح
ِ صنَا
اسقُون ِ َش َها َدةً أَبَدًا ۚ َوأُو ٰلَئِ َك ُه ُم ا ْلف
َ لَ ُه ْم
ٰ
ْ َإِاَّل الَّ ِذينَ تَابُوا ِمنْ بَ ْع ِد َذلِ َك َوأ
صلَ ُحوا فَإِنَّ هَّللا َ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم
a. َونnn يَ ْر ُم: Kata yarmuna bermkana menuduh zina dan berasal dari kata
الرميyaitu melempar dengan batu atau sesuatu yang keras kemudian di
isytia’rahkan atau diserupakan dengan makna melempar dengan lisan,
karena melempar atau menuduh itu sama dengan menyakiti secara fisik
sebagaimana An-Nabighoh berkata “Melukai dengan lisan sama dengan
melukai dengan tangan”.
b. ت َ ا ْل ُم ْح: Kata al- muhsonat bermakna wanita yang terhormat atau
ِ نَاnnص
wanita yang terjaga dan asal dari kata ihshon yaitu mencegah dan makna
lain dari ihshon itu setiap wanita yang sudah menikah.
c. ش َهدَا َء
ُ : Kata syuhada bermakna jama’ dari kata syahid maksudnya yaitu
meraka bersaksi keatas perempuan yang melakukan zina dan yang
dikehendaki dengan para saksi yaitu para laki-laki karena ayat tersebut
menyebutkan jumlah secara muannats ) )بأربعةsebagaimana yang kita
ketahui bawasnya jika bilangan tesebut berupa mudzakar maka di
muannatskan dan jika bilangan berupa muannats maka di mudzakarkan.
d. ْ َ ف: Imam Qurtubi mengatakan “ kata al- jildu adalah ad -dhorbu
اجلِدُو ُه ْم
dan yang orang dicambuk itu adalah orang yang dipukul dengan cambuk.
e. ِ ا ْلفَا: Kata al fasiqun adalah jama’ dari kata fasiq yang artinya keluar
سقُون
dari ketaatan dan melampaui batas dalam mengerjakan kemaksiatan dan
setiap orang yang keluar dari ketaan kepada Allah ﷻdisebut orang
yang fasiq dan setiap orang yang mengingkari atau mendustakan ayat
ayat Allah ﷻmaka disebut orang kafir.
2. Makna Mufrodat Surat An-Nuur Ayat 6
Dan bagi istrinya yang dituduh zina jika dia tidak mau mengakui
dosanya, dan menginginkan terbebas dari had zina maka wajib baginya untuk
bersumpah empat kali atas nama Allah ﷻ. Bahwasanya suaminya
adalah seorang pendusta dengan apa yang dituduhkan suaminya kepadanya
maka sumpah tersebut mencukupi sebagaimana kesaksian empat orang saksi.
Kemudian dia harus bersumpah sekali lagi atas nama Allah ﷻbahwa dia
akan mendapatkan kemurkaan Allah ﷻapabila suaminya benar atas
tuduhannya.
Makna ishon terwarid dalah hukum syariat islam yaitu ada empat perkara :
a) Berakal,
b) Baligh,
c) Ikhtiar.
Maka syarat diatas disebut juga taklif karena apabila orang yang
tidak berakal/ gila, anak kecil, atau orang yang di paksa apabila
mereka melakukan qodzaf maka tidak ada had atas mereka. Sabda
rasulullah ﷺkewajiban di angkat dari 3 orang, pertama
dari orang yang tidur sampai dia terbangun, kedua dari anak kecil
sampai dia baligh, dan ketiga dari orang yang gila sampai dia sadar.
2) Berakal
3) Baligh
Pada dasarnya anak kecil itu tidak terbayang untuk berzina maka
tidak di had bagi orang yang mengqodzaf anak perempuan atau pun
laki-laki. Sedangkan Imam Malik r.ha mengatakan “apabila seseorang
menuduh zina keatas anak perempuan yang di mungkinkan untuk di
wati’ sebelum ia baligh maka itu termasuk qodzaf” dan Imam Ahmad
juga mengatakan ”apabila menuduh anak perempuan yang sudah
berusia sembilan tahun maka di had orang yang mengqodzafnya”.
4) Merdeka
Maka para fuqoha berbeda pendapat dan terbagi ke atas tiga mahdzab:
Di dalam al-quran tidak di sebut kan sifat para saksi harus adil akan
tetapi para ulama berbeda pendapat dalam menanggapainya, menurut
syafi’iyah saksi harus adil dan orang fasiq apabila bersaksi maka harus di
had juga sama sperti qodzif. Sedangkan menurut hanafiyyah saksi tidak
harus orang adil, orang fasik pun boleh asalkan empat orang karena akan
menjadi syubhat zina sehingga tidak ada had .
B. Saran
Sebagai seorang muslim hendaknya kita saling melindungi harkat dan
martabat manusia baik secara pribadi maupun kelompok. Kemudian tidak terburu-
buru dalam mengambil tindakan ketika mendengar kabar yang belum tentu jelas
kebenarannya. Apalagi kabar yang menyangkut tentang kehormatan saudara
muslim.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asqalany, Imam Ibnu Hajar. (2008). Bulugul Maram Min Adillatil Ahkam.
Tasikmalaya: Pustaka al-Hidayah.
Ashobuni, Muhammad Ali. (2004). Tafsir Ayatul Ahkam. Libanon: Daru Ibnu
Ubait.
Jabir al-Jazari, Abu Bakar. (2008). Tafsir Al-Aisar. Jakarta: Darus Sunnah Pres.