S Ad-Dhuha
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Disusun oleh :
Nadya Nur Aulia Pertiwi 11150183000008
Nurhasanah 11150183000028
Dessyana Rachmatini 11150183000048
Amelya Razak 11150183000076
Kelas : PGMI 4A
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Qur’an Surat Al- Bayinah
1. Surat Al-Bayinah dan arti ............................................................................... 3
2. Pengelanan terhadap Q.S Al-Bayinah ......................................................... 4
3. Tafsir Q.S Al-Bayinah ................................................................................... 5
2.2 Qur’an Surat Ad-Dhuha
4. Surat Ad-Dhuha dan arti ................................................................................. 8
5. Asbabul Nuzul Q.S Ad-Dhuha ..................................................................... 9
6. Tafsir Q.S Ad-Dhuha ................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bunyi bacaan Q.S Al-Bayinah dan artinya?
2. Bagaimana pengenalan terhadap Q.S Al-Bayinah?
3. Bagaimana tafsir dari Q.S Al-Bayinah?
4. Bagaimana bunyi bacaan Q.S Ad-Dhuha dan artinya?
5. Bagaimana asbabul nuzul Q.S Ad-Dhuha?
6. Bagiamana tafsir dari Q.S Ad-Dhuha?
2
BAB II
PEMBAHASAN
سورة البينة
بسم هللا الرحمن الرحيم
)1( ُب َو ْال ُم ْش ِركِينَ ُم ْنفَكِينَ َحتَّى ت َأْتِ َي ُه ُم ْال َبيِنَة
ِ لَ ْم َي ُك ِن الَّذِينَ َكفَ ُروا ِم ْن أ َ ْه ِل ْال ِكت َا
َ) َو َما تَفَ َّرقَ الَّذِين3( ٌب قَيِ َمة ٌ ُ ) فِي َها ُكت2( ً ط َّه َرة َ ص ُحفًا ُم ُ َّللاِ يَتْلُو
َّ َسو ٌل ِمن ُ َر
َّ ) َو َما أ ُ ِم ُروا ِإ ََّّل ِل َي ْعبُدُوا4( َُاب ِإ ََّّل ِم ْن َب ْع ِد َما َجا َءتْ ُه ُم ْال َبيِنَة
ََّللا َ أُوتُوا ْال ِكت
) إِ َّن5( ِين ْالقَيِ َم ِة
ُ الز َكاة َ َوذَ ِل َك د َّ صينَ لَهُ الدِينَ ُحنَفَا َء َويُ ِقي ُموا ال
َّ ص ََلة َ َويُؤْ تُوا ِ ُم ْخ ِل
َار َج َهنَّ َم خَا ِلدِينَ فِي َها أُو َلئِ َك ُه ْمِ ب َو ْال ُم ْش ِركِينَ فِي نِ الَّذِينَ َكفَ ُروا ِم ْن أ َ ْه ِل ْال ِكت َا
ت أُولَئِ َك ُه ْم َخي ُْر ْالبَ ِريَّ ِة ِ صا ِل َحاَّ ع ِملُوا ال َ ) إِ َّن الَّذِينَ آ َمنُوا َو6( ش َُّر ْالبَ ِريَّ ِة
ار خَا ِلدِينَ فِي َها أَبَدًاُ عد ٍْن تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِ َها ْاْل َ ْن َه َ ُ) َجزَ اؤُ ُه ْم ِع ْندَ َر ِب ِه ْم َجنَّات7(
)8( ُِي َربَّه َ ع ْنهُ ذَ ِل َك ِل َم ْن َخش
َ ضوا ُ ع ْن ُه ْم َو َر َّ ي
َ َُّللا َ ض
ِ َر
Artinya:
3
6) Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-
orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal
di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
7) Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk.
8) Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha
kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang
takut kepada Tuhannya.
1
M. Quraish Shihab, Al-Lubaab,(Tangerang: Lentera Hati, 2012), h. 703.
4
Artinya:”Dari Anas ibn Malik ra. Beliau berrkata bahwasannya
Nabi Muhammad saw. bersabda kepada Ubai ibn Ka’b: sesungguhnya
Allah memerinthkan kepadaku untuk membacakan kepadamu Lam
Yakunilladziina Kafaruu. Lalu Ubai bertanya: apakah Dia menamainya
kepadamu Rasul? Lalu nabi mnejawab: ya. Kemudian Ubaipun menangis.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Ayat 1-5
5
Nasrani. Demikian juga orang musyrik yang mengatakan bahwa mereka
tidak akan meninggalkan agama dan kepercayaan mereka sebelum datang
kepada mereka bukti yang nyata, yaitu rasul yang dijanjikan Allah swt.
dan yang tercantum sifat-sifatnya dalam kitab suci kaum Yahudi dan
Nasrani.
6
(tentangnya).2 Jika mereka masih berbeda pendapat, perbedaan pendapat
inilah yang dicela oleh Allah swt. maka, jika seseorang bertanya, “mana
َ ْال ِكت
dalilnya?” katakanlah bahwa Allah berfirman: ( َاب َو َما تَفَ َّرقَ الَّذِينَ أُوتُوا
4( ُ) ِإ ََّّل ِم ْن بَ ْع ِد َما َجا َءتْ ُه ُم ْالبَ ِينَة yang artinya “dan tidaklah berpecah belah
orang-orang yang didatangkan Al kitab (kepada mereka) melainkan
sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.”
Ayat 6-8
2
Ahmad Musthafa al farran, Tafsir Imam Syafi’i,(Jakarta: Almahira, 2008), h. 675.
7
2.2 Qur’an Surat Ad-Dhuha
1. Surat Ad-Dhuha dan Artinya
Artinya :
1) Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah)
2) Dan demi malam apabila telah sunyi.
3) Tuhan-mu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula)
membencimu.
4) Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimudaripada yang
permulaan.
5) Dan sungguh kelak Tuhan-mu pasti memberikan karunia-Nya
kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.
6) Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia
melindungi(mu).
7) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia
memberikan petunjuk.
8) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia
memberikan kecukupan.
9) Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-
wenang.
8
10) Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau
menghardiknya.
11) Dan terhadap nimat Tuhan-mu, hendaklah engkau nyatakan (dengan
bersyukur).
9
merupakan tipe atau jenis yang biasanya terjadi di Madinah, bukan di
Mekkah).
Sedangkan mengenai beberapa lama masa Nabi Saw menunggu
wahyu itu, tidak ada kesepakatan. Hadis-hadis yang menuturkan peristiwa
ini berbeda-beda menyebutkan waktunya. Sebagian menyebutkan 12 hari,
sebagian lagi 15 hari, 19 hari, 25 hari dan sebagian lain 40 hari. Sejumlah
hadis lain mengatakan, bahwa selang terhentnya wahyi itu hanya terjadi
sekitar 2-3 hari.
10
Ayat berikutnya, menyusul dua sumpah besar ini, mengacu pada
kesimpulan dan respon dari sumpah-sumpah tersebut, yang berbunyi
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada pula benci kepadamu...
Istilah wadda’a adalah turunan dari taudi’ yang bermakna
“meninggalkan”. Sedangkan istilah qala, yang didasarkan pada kata qila,
berarti “membenci dan memusuhi” Sementara turunan dari akar katanya
qalw, istilah ini berarti “melempar”.
Ar-Raghib percaya bahwa ayat-ayat ini merujuk pada satu hal,
sebab ketika seseorang membenci sesuatu itu artinya seolah-olah ia
membuang hatinya dan tidak mau menerimanya kembali.4
Bagaimanapun juga ayat ini memberikan gagasan, bahwa ada
jaminan khusus yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw. Artinya,
jika suatu masa ada saat-saat penantian, pastilah hal itu disebabkan oleh
alasan-alasan benar dimana hanya Allah yang mengetahuinya, dan tentu
saja Allah tidak akan pernah marah kepada utusanNya apalagi
meninggalkannya menghadapi hinaan-hinaan musuh-musuhnya.
Sebenarnyalah perhatian, kasih sayang dan perlindungan Allah senantiasa
menaungi dan mendukung setiap pesuruhNya.
Ayat selanjutnya mengatakan, Dan sesungguhnya akhir itu lebih
baik bagimu daripada permulaan.
Wahai Nabi! Engkau berada di bawah perhatian dan kasih
sayangNya di dunia ini dan engkau akan berada dalam kondisi yang lebih
baik di akhirat. Pendek kata, dihadapan Allah, engkau, wahai Nabi,
adalah kecintaan di dunia kini dan kesayangan di akhirat kelak.
Sebagian mufasir berpendapat bahwa kata-kata akhirat dan ula
merujuk pada paruh pertama dan terakhir kehidupan Nabi saw. Mereka
percaya ayat tersebut bermakna demikian: “wahai Nabi, engkau akan
lebih berhasil di paruh terakhir hayatmu ketimbang yang pertama”. Hal
ini merujuk pada perluasan dan pertumbuhan Islam ketika kaum muslim
setiap kali berhasil mememrangi musuh-musuh mereka, yang terjadi
4
Ibid, h, 133
11
susul-menyusul , dan kemudian cahaya Islam memupus gelap kekafiran
dan kemusyrikan di banyak tempat.
Menyatukan kedua tafsiran diatas adalah tidak mustahil.
Adapun pada ayat terakhir bagian pertama surah ini menyatakan bahwa
Allah menyampaikan kabar gembira yang sangat tinggi nilainya dengan
mengatakan, Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya
kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi ridha. Maknanya, Muhammad saw,
akan mengalahkan musuh-musuhnya di dunia ini dan Islam akan
berkembang luas keseluruh dunia. Sementara di akhirat beliau akan
diganjar dengan sebaik-baiknya ganjaran.
Sebuah hadis dari Imam Muhammad Baqir as, dari ayahnya,
Imam Ali Zain Al- Abidin as, dari pamannya, Muhammad bin Hanafiyah
dan dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as mengatakan, bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari perhitungan nanti aku akan tinggal
untuk memberi syafaat kepada para pendosa dari umatku sehingga Allah
akan berkata “Apakah engkau ridha, wahai Muhammad? dan aku akan
mengiyakannya dua kali”.5
Selanjutnya Amirul Mukminin Ali as berkata kepada sekelompok
penduduk Kufah (sebuah kota di Irak) dan mengimbuhkan “Apakah
engkau percaya bahwa ayat yang paling mengandung harapan dari Al-
Quran suci adalah ayat “Katakanlah (olehmu hai Muhammad!),’Hai
hamba-hambaku! Yang telah melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia Maha
Pengampun, Maha Penyayang.” (QS.az-Zumar 53) Mereka
mengiakannya bahwa mereka mengimaninya.
Kemudian beliau berkata lagi “Akan tetapi kami, Ahlulbait,
mengatakan bahwa ayat Al-Quran yang paling mengandung harapan
adalah , “Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu,
lalu (hati) kamu menjadi ridha.”.
5
Ibid, h.134
12
Tiada gunanya mengatakan bahwa syafaat Nabi Muhammad saw.
menuntut banyak syarat. Sebab, tentu saja beliau tidak akan memberikan
syafaat kepada sembarang orang dan tidak pula setiap pendosa dapat
memilki pengharapan terhadap syafaat tersebut. Setipa upaya yang
dilakukan oleh Rasulullah saw pastilah mengandung hikmah yakni
menjadikan umatnya senantiasa berjuang mengokohkan iman dan
beramal shaleh, bukan bermalasan dan terlena dalam kesesatan lantaran
iming-iming syafaat. Artinya, janji syafaat Rasulullah saw. itu semestinya
justru membawa manusia ke dalam kebaikan bukan sebaliknya.6
Ayat 6-11
13
bintu Wahb meninggal, dan Rasulullah berada dalam penjagaan ibu yang
menyusukan beliau di desa Bani Sa’ad, yang bernama Halimatus-
Sa’diyah, sampai pulangnya ke Makkah dalam usia 4 tahun. Kemudian
ketika beliau berusia 6 tahun, beliau diasuh oleh kakeknya Abdul
Muthalib, dan akhirnya meninggal pula pada saat usia beliau delapan
tahun. Lalu beliau diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.
14
kebingungan beliau dan dapatlah beliau memimpin kaumnya dan bangsa
dunia seluruhnya.
15
Ayat ke- 9: Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu
berlaku sewenang-wenang
16
Ayat ke- 11: Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah
kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesmpulan
Surat Al Bayyinah merupakan surat yang ke 98 dalam Al Quran.
Diturunkan sesudah surat At Talaq. Surat ini termasuk dalam golongan
surat Madaniyyah, yaitu turun setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
Terdiri dari 8 ayat. Kata Al Bayyinah diambil dari ayat pertama dalam
surat ini, artinya bukti yang nyata. Tema utama surah ini adalah uraian
tentang risalah Nabi Muhammad saw kepada seluruh ahlul kitab, kaum
musyrik bahkan seluruh manusia. Dengan kata lain surah ini menegaskan
keumuman atau universal risalah atau ajaran yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad saw.
Surah Ad-Duha adalah surah ke-93 dalam al-Qur'an dan terdiri
atas 11 ayat. Surah ini termasuk golongan surah Makkiyah dan diturunkan
sesudah surah Al-Fajr. Nama Adh Dhuhaa diambil dari kata yang terdapat
pada ayat pertama, yang artinya "waktu matahari sepenggalahan naik".
Surat Adh Dhuhaa, menerangkan tentang pemeliharaan Allah SWT
terhadap Nabi Muhammad SAW dengan cara yang tak putus-putusnya,
selain itu berisi 3 perintah, yakni larangan berbuat buruk terhadap anak
yatim, menolong orang yang meminta-minta dan mensyukuri segala
nikmat yang diterima.
B. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini berharap agar seluruh
pembaca mampu mengkaji makalah ini secara utuh dan menerapkan
maksud kandungan dari kedua surat di atas dalam kehidupan sehari-hari.
Selain memahmi dan mengaplikasikan dalam kehidupan pribadi, kami
berharap kita semua dapat membagikan ilmu yang ada di dalam makalah
ini kepada yang lain, sehingga makalah ini menjadi bermanfaat.
18
DAFTAR PUSTAKA
19